Anda di halaman 1dari 18

STUDI TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENGUNJUNG

HUBUNGANNYA DENGAN CITRA DESTINASI


(STUDI KASUS GEMBIRA LOKA ZOO)

Suharto
Dosen Akademi Pariwisata “STIPARY” Yogyakarta
email : hartamas1970@gmail.com

ABSTRACT

Image is one of the essential elements for a tourist destination and a description
about the impression of a tourist destination. A good image will motivate tourist to visit a
destination. The research uses Gembira Loka Zoo as an object. The purpose from this
research was to identify the factors related with the image of a destination, especially in
the management of the security and safety of visitors conducted by travel managers
Gembira Loka Zoo.
The method use in this research related to the security and safety of visitors is
descriptive Research is Descriptive to investigate population and samples. Population is
tourists who visit Gembira Loka Zoo and the samples are 100 respondents. In addition
researchers also conduct observation, Questionnaires and documentation in the data
collection. The analysis technique used there are several steps that incude the instrument
of accession test, validity, reliability, hypothesis, coefficient of determination and F test
and T.
The result showed a Gembira Loka Zoo has a good image of tourist mind and the
result showed significant correlation between Gembira Loka Zoo Image and tourist
visiting motivation. With this reserach is expected that manager can improve all of the
aspect of Gembira Loka Zoo so it can be motivate tourist to visit.

Keywords : Gembira Loka Zoo Image, Visitor Safety and Security

PENDAHULUAN Definisi pengelolaan (manajemen) menurut


Leiper dalam I Gde Pitana (2009: 80)
Upaya peningkatan pengunjung merujuk kepada seperangkat peranan yang
dalam sebuah destinasi wisata perlu dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
dilakukan melalui peningkatan pengelolaan orang atau bisa juga merujuk kepada
agar para pengunjung merasa nyaman, fungsi-fungsi yang melekat pada peran
aman dan terjamin kesehatannya. Terlebih tersebut.
pada sektor pariwisata yang menye- Upaya menjamin keamanan dan
lenggarakan berbagai atraksi yang berkaitan keselamatan pariwisata khususnya para
dengan keselamatan pengunjung. Secara wisatawan merupakan bagian dari tuntutan
umum pengelolaan (manajemen) diartikan masyarakat agar sebuah destinasi wisata
sebagai suatu langkah-langkah yang dapat terus menarik wisatawan. Sehu-
sistematis yang mencakup planning bungan dengan hal tersebut pada tahun
(perencanaan), directing (mengarahkan), 1991 WTO telah merekomendasikan
organizing (mengorganisasi dan meng- upaya-upaya yang perlu diambil untuk
koordinasi) dan controlling (pengawasan). keamanan pariwisata yaitu bahwa “tiap-tiap

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 287


Negara hendaknya mengembangkan suatu terciptanya tanggung jawab sosial kepada
kebijakan nasional bidang keselamatan masyarakat (company sosial responsibility
pariwisata yang diselaraskan dengan upaya atau CSR).
pencegahan resiko-resiko bagi wisatawan” Berkaitan dengan pentingnya sebuah
(Frans Gromang, 2002: 12). keamanan dan keselamatan pengunjung
Berbagai kemungkinan yang akan pada sebuah kawasan atau destinasi wisata,
muncul sebagai resiko keberadaan wisa- maka perlu dilakukan sebuah penelitian.
tawan ketika berada di destinasi wisata Oleh karena itu penelitian ini akan dilaku-
dapat dikelompokkan menjadi beberapa hal kan di kawasan wisata Kebun Binatang
antara lain: Gembira Loka (Gembira Loka Zoo),
1. Lingkungan hidup manusia dan melalui judul “Analisis Pengelolaan
lembaga non pariwisata, seperti Keamanan dan Keselamatan Pengunjung
kejahatan karena pencurian, penco- Terhadap Citra Destinasi Wisata”. Gembira
petan, penganiayaan, penodongan, Loka Zoo dijadikan studi kasus penelitian
dan penculikan ini karena destinasi wisata ini diperkirakan
2. Sektor pariwisata dan sektor usaha banyak resiko keselamatan dan keamanan
jasa, seperti: terbatasnya standar pengunjung baik terhadap lingkungan
keselamatan pada gedung, fasilitas fisiknya (lingkungan alam) maupun
umum, fasilitas wisata, sanitasi lingkungan non fisik seperti keberadaan
lingkungan dari berbagai hal yang satwa sebagai point of interest utamanya.
menimbulkan risiko bagi wisatawan, Pengelolaan keamanan dan keselamatan
seperti: bahaya kebakaran, binatang pengunjung di tempat wisata sangat
buas, kecelakaan darat maupun air, berperan dalam memberikan rasa nyaman
dan sebagainya. dan aman bagi wisatawan untuk berkunjung
3. Risiko terhadap alam dan lingkungan yang pada gilirannya akan berdampak pada
seperti risiko karena flora dan fauna. citra suatu destinasi. Pengelolaan keamanan
dan keselamatan dalam suatu tempat wisata
Menyadari pentingnya faktor
keamanan dan keselamatan wisatawan akan dapat menciptakan rasa aman,
nyaman, terlindungi sehingga dengan
maka muncul gagasan World Tourism
keamanan dan keselamatan tersebut maka
Organization (WTO) untuk memberikan
akan tercipta citra positif dari suatu
tuntunan sebagai acuan bagi pengambil
destinasi. Berdasarkan uraian tersebut maka
kebijakan di berbagai industri pariwisata
rumusan masalah dalam penelitian ini
(Frans Gromang, 2002: 2). Keamanan dan
adalah: “Apakah ada pengaruh yang
keselamatan pengunjung bukan saja semata
menjadi tanggung jawab pemilik (owner) signifikan aspek pengelolaan keamanan
atau pengelola destinasi wisata tetapi juga dan keselamatan para pengunjung
bagian dari tanggung jawab Pemerintah terhadap citra destinasi di Gembira Loka
Daerah maupun pusat (stakeholder) dalam zoo?”
Citra sebuah destinasi wisata
memajukan pariwisata di tingkat daerah.
berhubungan dengan banyak faktor, seperti:
Keamanan dan keselamatan pengunjung
faktor pelayanan yang diberikan oleh
diprediksikan akan memberikan kontribusi
perusahaan, faktor lokasi, fasilitas, tang-
pada peningkatan pengunjung selanjutnya
gung jawab perusahaan atas keamanan dan
dan akan merupakan faktor pendorong
keselamatan pengunjung, faktor lingkungan

288 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


alam, tangggung jawab perusahaan terha- 3. Bagi peneliti.. Mendapatkan pengta-
dap berbagai resiko yang ditimbulkan atas huan tentang berbagai faktor yang
atraksi yang disediakan, dan lain-lain. berkaitan dengan pengelolaan kesela-
Beragamnya faktor yang berhubungan matan dan keamanan pengunjung di
dengan citra suatu destinasi, maka tujuan sektor pariwisata.
dalam penelitian ini penulis membatasi
pada persoalan pengelolaan keamanan dan LITERATUR REVIEW
keselamatan pengunjung yang dilakukan
oleh pengelola destinasi wisata, khususnya Pegertian dan Unsur Citra Destinasi
di Gembira Loka zoo. Menurut Philip Kotler, citra adalah
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang
bagi pihak-pihak yang terkait : dimiliki seseorang terhadap suatu obyek
1. Bagi Objek Wisata Gembira Loka (Kotler, 1997: 259). Sutisna mengemuka-
zoo. Merupakan salah satu bentuk kan “Citra adalah total persepsi terhadap
acuan untuk pengembangan pariwi- suatu obyek yang dibentuk dengan
sata bahwa pengelolaan keamanan memproses informasi dan berbagai sumber
dan keselamatan pengunjung harus setiap waktu (Sutisna, 2001: 83). Menurut
dipenuhi sebagai syarat mutlak yang Alma (2002: 317), “citra sebagai kesan
harus diperhitungkan dalam perenca- yang diperoleh dengan pengetahuan dan
naan pariwisata agar wisatawan pengalaman seseorang tentang sesuatu”.
merasakan keamanan dan kenyaman Rhenald Kasali mendefinisikan citra
dalam menikmati wisata. Bagi sebagai kesan timbul karena pemahaman
pengelola dapat meningkatkan citra akan suatu kenyataan (2003:28). Berdasar-
positif di lokasi wisata sehingga dapat kan pendapat-pendapat tersebut, citra
meningkatkan jumlah pengunjung. menunjukkan kesan suatu obyek terhadap
Bagi penyedia jasa dapat memberikan obyek lain yang terbentuk dengan
keuntungan yang sangat besar guna memproses informasi setiap waktu dari
mengangkat perekonomian masya- berbagai sumber terpercaya. Destinasi
rakat yang terlibat langsung di memiliki arti sebagai tempat tujuan; tempat
kawasan wisata. tujuan pengiriman (http://kbbi.web.id/
2. Bagi Lembaga Pendidikan Tinggi destinasi), sehingga destinasi wisata
Pariwisata dan Industri Pariwisata diartikan sebagai tempat tujuan wisata.
pada umumnya. Bagi lembaga Sebuah citra merupakan sesuatu yang
pendidikan pariwisata baik pada abstrak (intangibility) yang tidak bisa
program studi perhotelan maupun dicicipi, dilihat, didengar, dibaui, maupun
program studi pariwisata, penelitian dirasakan maka perusahaan penyelenggara
ini dapat melahirkan tenaga ahli jasa harus benar-benar dapat meyakinan
dalam bidang industri pariwisata yang kepada calon wisatawan dan memberikan
profesional. Hasil penelitian ini dapat bukti nyata terhadap wisatawan ketika
dijadikan acuan untuk penelitian berada di destinasi wisata. Salah satunya
selanjutnya bagi mahasiswa, khusus- dengan memberikan pelayanan yang prima
nya jurusan yang berkaitan dengan kepada wisatawan berupa jaminan terhadap
industri pariwisata maupun akomo- keamanan dan keselamatan para wisatawan
dasi perhotelan. tersebut.

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 289


Upaya mempertahankan dan me- produk atau pelayanan yang mereka
ngembangkan destinasi terkait dengan beli atau akan beli. Imej destinasi
berbagai unsur yang dapat dijabarkan tidak selalu berdasarkan pengalaman
sebagai berikut. atau fakta atau dapat dibentuk
1. Atraksi wisata, atraksi yang dimaksud sedemikian rupa sehingga menjadi
yaitu elemen-elemen yang terkandung faktor motivasi atau pendorong yang
dalam destinasi dan lingkungan kuat untuk melakukan perjalanan
secara individual atau kombinasinya, wisata ke destinasi tersebut.
memiliki peranan penting dalam 5. Harga, yaitu merupakan jumlah
memotivasi pengunjung/wisatawan keseluruhan dari biaya-biaya selama
untuk berkunjung ke destinasi perjalanan wisata yang mencakup
tersebut. Termasuk dalam atraksi akomodasi, makanan dan minuman,
wisata seperti landscape, pantai biaya perjalan, dan partisipasi dalam
pegunungan, iklim, lembah ataupun pelayanan yang dikonsumsi selama
atraksi buatan seperti kota bersejarah, berada destinasi yang dituju
tanaman dan resort, atraksi budaya (Gromang, 2002: 24).
seperti atraksi teatrikal, drama 6. Uraian di atas menunjukkan bahwa
festival, museum dan galeri, dan upaya peningkatan kualitas citra
atraksi sosial seperti kesempatan destinasi dapat dipengaruhi oleh
berbaur dengan masyarakat di daerah berbagai faktor salah satunya yaitu
tujuan wisata dan ikut mengalami menjaga imej destinasi itu sendiri.
cara hidup bersama mereka Menjaga imej destinasi dalam me-
2. Fasilitas destinasi, yanag dimaksud negakkan citra suatu destinasi dapat
yaitu elemen dalam suatu destinasi dilakukan dengan pendayagunaan
yang memungkinkan wisatawan sumber daya manusia dalam menjaga
tinggal di destinasi tersebut untuk me- keamanan dan keselamatan para
nikmati atau berpartisipasi dalam pengunjung atau wisatawan, sehingga
atraksi yang ditawarkan. Fasilitas mereka merasa dilindungi selama
dimaksud dapat mencakup: akomo- berada di destinasi wisata.
dasi, restoran, café dan bar, trans-
portasi termasuk penyewaan alat Manajemen Keamanan dan Keselamatan
transportasi dan taksi, serta pelayanan Pengunjung di Tempat Wisata
lain termasuk toko salon pelayanan
a. Pengertian manajemen
informasi dan sebagainya. Pengertian manajemen menurut
3. Aksesibilitas, yaitu mudah atau
Robbin dan Coulter (2007:8) (dalam
sulitnya wisatawan menjangkau desti- Subekhi dan Jauhar, 2012:17), “Manajemen
nasi yang diinginkannya. Hal ini yaitu proses pengkoordinasian kegiatan-
berkaitan dengan infrastruktur trans- kegiatan pekerjaan, sehingga pe-kerjaan ter-
portasi dan teknologi trasportasi yang sebut terealisasikan secara efisien dan
mampu menghemat waktu dan biaya efektif dengan dan melalui orang lain.
untuk menjangkau destinasi wisata Efisien berarti memperoleh output terbesar
tersebut. dengan input terkecil, digambarkan sebagai
4. Imej, yaitu merupakan kepercayaan „melakukan segala sesuatu secara benar‟.
yang dimiliki wisatawan tentang

290 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


Efektif yakni menyelesaikan kegiatan- e. Panduan bagi operator tempat kun-
kegiatan sasaran organisasi dapat dicapai, jungan apabila terjadi gangguan;
digambarkan sebagai „melakukan segala f. Manajemen kepada media;
sesuatu dengan benar‟. g. Informasi yang disediakan bagi per-
Menurut Hasibuan (2014: 9), dagangan internasional terhadap isu
“manajemen sebagai ilmu dan seni me- keamanan dan keselamatan;
ngatur proses pemanfaatan sumber daya h. Manajemen krisis;
manusia dan sumber-sumber daya lainnya i. Standar keselamatan dan praktek
secara efektif dan efisien untuk mencapai difasilitas dan lokasi pengunjung
suatu tujuan tertentu”. Perbedaan karakter termasuk perlindungan terhadap ke-
wisata akan membedakan potensi risiko bakaran, pencurian, sanitasi, dan
antara satu tempat dengan tempat lain persyaratan kesehatan;
sehingga menuntut pengelola wisata dapat j. Pengembangan peraturan dan sanksi
melakukan estimasi risiko secara men- di lokasi pengunjung;
dalam. Estimasi ini akan menghitung k. Aspek keamanan dan keselamatan
derajat risiko yang terbagai dalam tiga level bagian dari pemberian ijin lisensi bagi
yaitu tinggi, menengah dan rendah usaha akomodasi, restoran, usaha
(Siahaan, 2007:34-35). Dalam Undang- taksi, dan pemandu wisata;
Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang l. Dokumentasi dan informasi mengenai
Kepariwisataan pasal 26 (d), Keamanan dan keamanan pengunjung, untuk yang
Keselamatan wisatawan harus diperhatikan melakukan perjalanan keluar maupun
oleh pihak pengusaha pariwisata atau yang datang;
pengelola wisata. m. Kebijakan nasional mengenai kese-
Menurut Robertson et al. (2006), hatan pengunjung, termasuk sistem
Rencana Keamanan dan Keselamatan pelaporan maupun masalah kesehatan
Pariwisata Nasional, pariwisata sangat pengunjung;
kritis, artinya terhadap ekonomi nasional, n. Asuransi pengunjung dan asuransi
pembangunannya, serta manajemennya travel assistance; dan
adalah prioritas dan pembangunan tentang o. Penelitian statistik terhadap kejahatan
Keamanan Pariwisata Nasional direkomen- pada pelaku perjalanan
dasikan sebagai alat ukur untuk Meskipun sudah terdapat jaminan
mencapainya. Rencana tersebut mengikut- keselamatan pengunjung namun pemerintah
sertakan isu di area utama sebagai berikut. belum mengatur secara detail tentang
a. Potensi resiko terhadap pariwisata; jaminan tersebut dalam sebuah ketentuan
b. Deteksi dan pencegahan atas pelang-
sebagai pelaksana undang-undang yaitu
garan terhadap para pengunjung; Peraturan Pemerintah. Apabila kebijakan
c. Proteksi terhadap pengunjung dan yang tertuang dalam peraturan maka akan
penduduk dari perdagangan obat- mengikat semua pihak termasuk di da-
obatan terlarang; lamnya ialah pelaku usaha, pengunjung dan
d. Perlindungan terhadap tempat tempat pihak lain, sehingga semua stakeholder
kunjungan wisatawan dan fasilitas mentaati semua aturan main dalam
dari gangguan yang melanggar hu- mekanisme yang sudah berlaku. Pengaturan
kum; itu menjadi penting mengingat semakin

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 291


beragamnya obyek wisata yang memiliki khusunya pengelola obyek wisata aparat
risiko yang berbeda-beda yang dapat keamanan, maupun para pengunjung atau
dikategorikan rendah, sedang, tinggi, dan wisatawan pada umumnya. Keadaan obyek
ekstrim. Dalam peraturan tersebut harus wisata yang tidak aman berarti terjadi
secara transparan menjelaskan hal-hal berbagai hal yang merugikan keselamatan
penting terkait dengan jaminan keselamatan para wisatawan seperti terjadi pencurian,
pengunjung yang meliputi hak dan kewa- penjambretan, penodongan, dan tindak
jiban pengelola wisata, hak dan kewajiban kejahatan lain, sehingga para pengunjung
pengunjung, serta hak dan kewajiban menjadi tidak tenteram, dan ketakutan
pemerintah beserta organisasi independen. akibatnya obyek wisata atau daerah tujuan
Walaupun mendapatkan jaminan, pengun- wisata menjadi terkucilkan karena tidak
jung tempat wisata tidak dapat semena- pernah dikunjungi wisatawan. Sebagai
mena melanggar ketentuan yang berlaku, pengelola obyek wisata hendaknya harus
dan wajib mentaati semua petunjuk dan tegas terhadap berbagai tindak kejahatan
aturan main, melaksanakan kewajiban ataupun tindakan para wisatawan yang
seperti membeli karcis tanda masuk, dan mencurigakan dan mengarah pada tindakan
batas usia yang diperkenankan mengikuti kejahatan.
aktivitas tertentu (Yudhistira dan Susanto, Salah satu aspek dari perilaku konsu-
2012: 21-22). men (pengunjung) obyek wisata yang
berkaitan dengan keputusan untuk membeli
b. Pengertian Keamanan dan
produk pariwisata adalah faktor resiko dari
Keselamatan
produk itu sendiri. Dapat dipastikan bahwa
Keamanan berasal dari kata dasar
wisatawan akan batal membeli produk
aman yang artinya bebas dari bahaya, aman
wisata, jika konsumen sudah berasumsi
juga berarti bebas dari gangguan. (Kamus
bahwa keselamatan dan keamanannya tidak
Besar Bahasa Indonesia, 2012: 46). Se-
terjamin. Oleh sebab itu, pengelolaan ter-
dangkan Keselamatan berasal dari kata
hadap keselamatan dan keamanan pengun-
selamat yang artinya adalah terbebas dari
bahaya, malapetaka ataupun bencana, atau jung sangat diperlukan untuk men-ciptakan
kepercayaan kepada pengunjung atas
juga dapat diartikan tidak adanya gangguan
keselamatan dirinya.
dari pihak manapun. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2012: 1248).
Dari uraian di atas dapat dimaknai Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan
bahwa keamanan yaitu sebuah keadaan Pariwisata
Seorang manajer (pengelola) hendak-
aman atau ketenteraman seseorang atau
nya dapat mengelola tiga hal yaitu input,
sekelompok orang terhadap resiko bahaya
proses dan output dari sebuah organisasi,
yang timbul karena faktor lingkungan
namun demikian manajer tidak dapat
.Sedangkan keselamatan adalah perihal
mengontrol faktor-faktor yang terjadi di
keadaan selamat atau keadaan seseorang
luar organisasi sekalipun faktor-faktor itu
atau sekelompok orang untuk mendapatkan
juga sangat menentukan keberhasilan se-
kesejahteraan dan kebahagiaan. Dalam
orang manajer. Misalnya keadaan cuaca,
sebuah kawasan atau destinasi wisata
musim, bencana alam dan sebagainya. Ada
persoalan keamanan dan keselamatan
berbagai faktor di luar manajemen yang
menjadi tanggung jawab semua masyarakat
tidak bisa dikontrol. Oleh karena itu dalam

292 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


rangka menjaga keselamatan dan keamanan konservasi lingkungan kepada setiap
para pengunjung sebuah destinasi wisata pengunjung di sebuah destinasi wisata
dalam rangka meningkatkan citra maka hendaknya terus dikampanyekan demi
pengelola harus memilki berbagai prinsip keselamatan dan keamanan pengunjung itu
agar dapat menanggulangi resiko yang sendiri. Terlebih ketika obyek wisata dalam
dihadapi oleh pengunjung. sebuah destinasi wisata bersifat aktif maka
Menurut Cox dalam I Gde Pitana dan pengelolaan haruslah diarahkan kepada
I Ketut Surya Diarta (2009: 81), keselamatan dan keamanan pengunjung.
pengelolaan pariwisata hendaknya mem- Atas dasar uraian di atas maka untuk
perhatikan berbagai prinsip-prinsip sebagai menjamin keamanan dan keselamatan pe-
berikut: ngunjung hendaknya pengelola pariwisata
a. Pembangunan dan pengembangan selalu memberikan petunjuk (guidelines)
pariwisata didasarkan pada kearifan kepada setiap pengunjung melalui berbagai
lokal dan special local sense yang media informasi dan sarana komunikasi,
merefleksikan keunikan peninggalan memperbarui dan mengadakan perbaikan
budaya dan keunikan lingkungan. berbagai sarana atau atraksi wisata yang
b. Preservasi, proteksi, dan peningkatan disediakan untuk pengunjung, termasuk di
kualitas sumber daya yang menjadi dalamnya melakukan perawatan terhadap
basis pengembangan kawasan pari- obyek wisata yang berwujud benda hidup
wisata. agar terhindar dari penyakit menular (virus)
c. Pengembangan atraksi wisata tam- maupun upaya penjinakan jika obyeknya
bahan yang mengakar pada khasanah berupa binatang buas yang membayakan
budaya lokal. keselamatan.
d. Pelayanan kepada wisatawan yang Dalam pasal 2 UU No. 10 Tahun
berbasis keunikan budaya dan ling- 2009 tentang Kepariwisataan menyebutkan
kungan local. bahwa dalam pengelolaan pariwisata
e. Memberikan dukungan dan legitimasi sebagai sebuah bisnis, maka setiap usaha
pada pembangunan dan pengem- yang dilakukan harus mampu menerapkan
bangan pariwisata, jika terbukti mem- asas manfaat, kekeluargaan, adil dan
berikan manfaat positif, tetapi seba- merata, keseimbangan, kemandirian, keles-
liknya mengendalikan dan/atau meng- tarian, partisipatif, berkelanjutan, demo-
hentikan aktivitas pariwisata tersebut, kratis, kesetaraan dan kesatuan.
jika melampaui ambang batas
(carrying capacity) lingkungan alam Rumusan Hipotesis
atau aksesibilitas social, walaupun Ho: Tidak terdapat pengaruh yang
disisi lain mampu meningkatkan signifikan antara aspek pengelolaan ke-
pendapatan masyarakat. amanan dan keselamatan pengunjung de-
ngan citra sebuah destinasi wisata.
Dewasa ini tantangan pengelolaan
pariwisata adalah bagaimana menciptakan
keseimbangan keberadaan manusia ketika METODE PENELITIAN
berada di destinasi wisata dengan ling-
Penelitian yang berkaitan dengan
kungan atau obyek wisata yang ada di
Pengelolaan Keamanan dan Keselamatan
destinasi wisata itu sendiri. Kampanye
Pengunjung Terhadap Citra Destinasi

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 293


Wisata ini tergolong jenis riset studi kasus. Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta
Penelitian studi kasus dan lapangan (Case orang.
and Field Study) yaitu penelitian yang Sejak berlakunya Undang-undang
karakteristik masalahnya berkaitan dengan (UU) Nomor 16 Tahun 2001 tentang
latar belakang dan kondisi saat ini dari Yayasan dan UU Nomor 28 Tahun 2004
subyek yang diteliti. Tujuan penelitian jenis tentang perubahan atas UU Nomor 16
ini melakukan penelitian secara mendalam Tahun 2001, maka badan hukum berbentuk
atau memberikan ulasan obyek tertentu. yayasan dianggap tidak luwes lagi untuk
Jenis penelitian yang berkaitan dengan mengelola suatu usaha, termasuk di
keamanan dan keselamatan pengunjung ini dalamnya dalam mengelola dan upaya
bersifat deskriptif (Descriptive Reseacrh). pengembangan Kebun Raya dan Kebun
Binatang KRKB) Gembira Loka. Atas
Lokasi Penelitian saran Dewan Pembina, dalam hal ini
Ide awal pembangunan Kebun Raya Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku
dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal Buwono X dan Sri Padukan KPAA Paku
dari keingian Sri Sultan Hamengku Alam IX. Maka selanjutnya pada 18 Maret
Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah 2008 dibentuklah PT, yang dibidani YGL
tempat hiburan, yang dinamakan Kebun dinamai PT Buana Alam Tirta (BAT).
Rojo. Ide tersebut direlalisasi oleh Sri Kemudian pada 16 November 2009, YGL
Sultan Hamengku Buwono IX dengan menjalani kerjasama dengan PT BAT untuk
bantuan Ir Karsten, seorang arsitek mengelola KRKB Gembira Loka. Dalam
berkebangsaan Belanda. Ir Karsten kerjasama itu PT BAT ditunjuk dan
kemudian memilih lokasi di sebelah barat dipercaya menjadi mitra YGL untuk
sungai Winongo, karena dianggap sebagai mengelola KRKB Gembira Loka, yang
tempat paling ideal untuk pembangunan kemudian lebih dikenal dengan sebutan
Kebun Rojo tersebut. Namun akibat Gembira Loka Zoo atau disingkat GL Zoo.
dampak Perang Dunia ke II dan juga Perjanjian kerjasama antara YGL dengan
pendudukan oleh Jepang, pembangunan PT BAT ini berlaku untuk jangka waktu
Kebun Rojo berhenti. Selang beberapa selama 20 tahun, hingga 16 November
tahun kemudian, tepatnya tahun 1959, 2029.
KGPAA Paku Alam VIII menunjuk GL Zoo sendiri mempunyai visi
Tirtowinoto untuk melanjutkan pemba- melestarikan tumbuh-tumbuhan dan satwa
ngunan Gembira Loka. Dipilihnya sesuai dalam habitatnya, sehingga
Tirtowinoto karena yang bersangkutan di- bermanfaat bagi alam dan kehidupan
nilai memiliki kecintaan terhadap alam dan manusia. Sedangkan misinya, mengem-
minat yang besar terhadap perkembangan bangbiakkan dan melestarikan tumbuhan,
Gembira Loka. Ternyata sumbangsih mensejahterakan satwa dan memelihara
Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam (merawat) sesuai habitatnya menangkarkan
hal pemikiran maupun material, terbukti satwa dengan menjaga kemurnian genetic.
mampu membawa kemajuan yang pesat Selain itu, juga sebagai pusat penelitian
bagi Gembira Loka. Sehingga pada tahun satwa, mmberikan informasi dan sarana
1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki pendidikan tentang satwa serta penyadaran
semakin lengkap, sehingga pengunjung untuk mencintai dan melestrikannya.
Dengan misi tersebut diharapkan GL Zoo

294 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


tidak hanya menjadi tempat rekreasi yang terdapat di Gembira Loka Zoo,
berwawasan lingkungan yang kreatif, dan juga biasa melakukan interaksi
menarik, dan edukatif. Akan tetapi juga secara langsung dengan mereka
sebagai paru-paru kota dan sebagai cada- seperti halnya:
ngan resapan air di Kota Yogyakarta. 1) Gelar Satwa Terampil
Seperti diketahui, sejak pengelolaan Gelar Satwa terampil merupakan
PT BAT, pengunjung GL Zoo mengalami pertunjukan Satwa yang ada di
kemajuan pesat, setelah sempat terpuruk Gembira Loka Zoo, satwa yang
akibat gempa bumi 2006 lalu. Pada tahun ditampilkan pada pertunjukan
tersebut KRKB Gembira Loka hanya seperti burung Kakak Tua Jambul
didatangi 354 ribu pengunjung. Namun Kuning, Linsang, Beruang Madu,
pasca gempa, berkat pengembangan dan Burung Kangkareng serta Orang
image yang semakin baik, GL Zoo tidak Utan. Bagi pengunjung yang
lagi terkesan kotor, bau, kumuh dan ingin menyaksikan Gelar Satwa
gersang. Sejak dikelolan oleh PT BAT, Terampil ini sudah tidak
pengunjung GL Zoo terus meningkat dipungut biaya lagi alias gratis.
signifikan. Terbukti jumlah pengunjung Untuk jadwal pertunjukannya
tahu 2011, angka pengunjung nyaris pada hari Minggu/Libur : pada
menembus 1,2 juta orang. Terakhir, pada pukul 10.00 sampai dengan
tahun 2012 jumlah pengunjung meningkat 15.00. Pada hari Sabtu pukul
hingga 1,4 juta orang lebih. Gembira Loka 11.00 sampai dengan 14.00, dan
Zoo merupakan satu- satunya kebun pada hari Senin – Jumat: pukul
binatang yang berada di Provinsi Daerah 11.00 dan 13.00
Istimewa Yogyakarta. Gembira Loka Zoo 2) Feeding Time
berlokasi di Jl. Kebun Raya No. 2 Feeding time merupakan waktu
Yogyakarta 51721. Gembira Loka Zoo makan bagi para satwa yang
menempati area seluas 19.88 ha. Ada terdapat di Gembira Loka Zoo.
banyak fasilitas yang bisa dinikmati oleh Pengunjung juga bisa melihat dan
para pengunjung Gembira Loka Zoo, antara ikut memberi makanan secara
lain fasilitas objek, fasilitas sarana atraksi langsung, sesuai dengan jadwal
interaksi, fasilitas sarana rekreasi, fasilitas feeding time yang sudah ada.
pelayanan, dan fasilitas sarana penunjang. Setiap hari, feeding time
a. Fasilitas Objek Simpanse dimulai pukul 10.30
Fasilitas objek yang dapat dinikmati WIB, feeding time Arapaima
pengunjung adalah berupa melihat dimulai pukul 11.00 WIB,
koleksi flora dan fauna yang terdapat feeding time Ular dimulai pukul
di area Gembira Loka Zoo. Selain itu, 11.30 WIB, feeding time untuk
pengunjung juga dapat mengunjungi Pucuk Hitam pukul 10.00 WIB
Reptile and Amphibian Park (taman dan 13.00 WIB Setiap hari
reptile dan ampibi), dan Bird Park minggu atau hari libur nasional,
(taman burung). feeding time Harimau dimulai
b. Fasilitas Sarana Atraksi Interaksi pukul 12.00 WIB.
Pengunjung dapat melihat atraksi c. Fasilitas Sarana Rekreasi
yang dilakukan oleh beberapa satwa

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 295


Di Gembira Loka Zoo, pengunjung Sampel adalah bagian dari jumlah dan
bisa menikmati berbagai macam karakteristik yang dimiliki oleh populasi
sarana rekreasi yang dibuka mulai tersebut. Pengambilan sampel dilakukan
pukul 08.30 – 15.30 WIB, antara lain: dengan teknik purposive sampling.
Kapal Katamaran, Perahu Kayuh, Purposive sampling menurut Sugiyono
Banana Orea,Perahu Boat, Sepeda (2013: 46) adalah mengambil responden
Air, Perahu Senggol, Sekuter Air, dengan pertimbangan khusus. Dalam
Speed Boat, Terapi Ikan, Bumper penelitian ini yang dimaksud sampel oleh
Boat, Kolam Tangkap, Kolam penulis adalah pengunjung yang berusia
Sentuh, Onta Tunggang, Gajah dewasa sehingga dapat memberikan
Tunggang, Sirkuit ATV dan Taring jawaban terhadap data yang diperlukan
(transportasi keliling) berkaitan dengan pengelolaan keamanan
d. Fasilitas Pelayanan dan keselamatan pengunjung hubungannya
Terdapat berbagai macam pelayanan dengan citra destinasi kawasan wisata.
yang diberikan Gembira Loka Zoo Teknik penentuan jumlah sampel
kepada pengunjung, guna memberi- penelitian. (Zikmund : 2000 : Business
kan kenyamanan dan keamanan Research Methods, The Dryden Press
selama berwisata. Ada pelayanan Harcourt Brace College Publisher,
penjualan karcis masuk ke Gembira USA:389) memberikan formula tentang
Loka Zoo dan penjulan tiket untuk penentuan jumlah sampel penelitian sebagai
sarana rekreasi, pelayanan siaran dan berikut.
informasi, pelayanan pendidikan, juga
pelayanan keamanan.  ZS 
2

e. Fasilitas Sarana Penunjang  


N=  E 
Berbagai sarana penunjang juga
Di mana :
terdapat di Gembira Loka Zoo, seperti
N ; adalah jumlah sampel;
tempat ibadah (mushola) yang
Z ; adalah nilai yang sudah distandardisasi
terletak di area kebun raya dengan
sesuai derajat keyakinan;
konsep menyatu dengan alam dan
S ; adalah deviasi standar sampel atau
berada di tengah rerimbunan
estimasi deviasi standar populasi;
pepohonan. Lokasi tepat sebelum
E ; adalah tingkat kesalahan yang ditolelir,
tangga turun menuju area kebun
plus minus faktor kesalahan (rentang-
binatang. Ada juga mayang tirta,
nya antara setengah dari total derajat
ruang pertemuan, toilet, food court,
keyakinan)
gerai souvenir, tempat sampah, area
parkir dan free wifi zone. Dengan asumsi bahwa derajat
kepercayaan 95% (berarti nilai z = 1,96)
Populasi dan Sampel Penelitian perkiraan deviasi standar 10 (S) dan rentang
Menurut Sugiyono (2013: 119), kesalahan (E) kurang dari 2. Dengan demi-
populasi adalah wilayah generalisasi yang kian jumlah sampel yang sebaiknya diambil
terdiri atas: Obyek atau subyek yang menurut formula diatas adalah :
mempunyai kualitas dan karakteristik ter-
tentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

296 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


 (1,96)(10) 
2 (deskripsi) tentang Gembira Loka zoo,
   khusunya berkaitan dengan sejarah, penge-
N  2 96,04 (96 wisatawan)
lolaan, keorganisasian.

Adapun jumlah sampel diperkiraan Angket/Kuesioner


sebanyak 100 pengunjung (responden) Menurut Sugiyono (2013: 193),
dengan pertimbangan bahwa sampel dalam kuesioner merupakan teknik pengumpulan
penelitian ini lebih bersifat homogen, data yang dilakukan dengan cara memberi
sehingga sebanyak 100 responden dipan- seperangkat pertanyaan atau pernyataan
dang mewakili. tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket dalam penelitian ini menggunakan
Variabel penelitian
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
mengukur sikap, pendapat dan persepsi
dua (2) bagian, yaitu: variabel bebas
seseorang atau sekelompok orang tentang
(independent variable atau X) dan variabel
fenomena sosial (Sugiyono, 2013:136).
terikat (dependent variable atau Y) yaitu
Skala Likert dalam penelitian ini
citra destinasi wisata. Uraian tentang
menggunakan 4 skala yaitu :
masing-masing variabel selanjutnya
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
dijelaskan sebagai berikut.
S = Setuju diberi skor 4
Variabel independen RR = Ragu-Ragu diberi skor 3
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan KS = Kurang Setuju diberi skor 2
variabel bebas terdiri dari dua, yaitu: TS = Tidak Setuju diberi skor 1
keamanan (sebagai X1) dan keselamatan
Dokumentasi
(sebagai X2). Sedangkan variabel dependen
Menurut Riduwan (2010:58),
atau variabel terikat adalah variabel yang
dokumentasi ditujukan untuk memperoleh
dipengaruhi atau menjadi akibat karena
data langsung dari tempat penelitian,
adanya variabel independen. Dalam
meliputi: buku-buku yang relevan,
penelitian ini variabel dependen yaitu
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-
destinasi wisata (sebagai Y).
foto, film dokumenter, data yang relevan
dengan penelitian. Metode dokumentasi ini
Teknik pengumpulan data
di-gunakan untuk melengkapi data yang
Pengumpulan data dalam penelitian
tidak diperoleh dengan teknik sebelumnya,
ini dilakukan dengan berbagai metode,
yaitu dengan mencatat dan atau menyalin
antara lain sebagai berikut:
bahan-bahan berupa: peraturan-peraturan,
Observasi panduan-panduan, dan foto-foto destinasi
Menurut Hadi dalam (Sugiyono, wisata di Gembira Loka zoo.
2013: 196), observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang Metode analisis
tersusun dari berbagai proses biologis dan Prosedur analisis data penelitian atau
psikologis. Dua di antara yang terpenting pengujian hipotesis yang telah dike-
adalah proses pengamatan dan ingatan. mukakan dalam penelitian ini akan dila-
Dalam penelitian ini penulis ingin men- kukan melalui berbagai langkah-langkah
dapatkan fenomena yang diinginkan, ber- sebagai berikut.
kaitan dengan berbagai gambaran umum

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 297


Uji Instrumen instrument mencakup: Uji Validitas dan
Berdasarkan pada variabel penelitian uji reliabilitas.
dan definisi operasional di atas, alat
Analisis Regresi Linier Berganda
instrumen yang digunakan untuk mengum- Regresi linier berganda merupakan
pulkan data primer dalam penelitian ini model yang akan menjelaskan pengaruh
adalah angket atau kuesioner yang berupa variabel independen secara bersama-sama
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang (simultan) terhadap variabel dependen.
diajukan kepada pengujung Gembira Loka
Zoo. Adapun alat yang digunakan untuk Deskripsi Responden Penelitian
menentukan opsi jawaban pada kuesioner Deskripsi dari 100 responden penelitian
yaitu menggunakan skala Likert. Uji sebagai sumber data dideskripsikan me-
lalaui tabel-tabel berikut sebagai berikut.

Tabel 1 : Deskripsi responden berdasarkan umur


Kategori Jumlah %
< 15 tahun 38 38%
15 > 25 tahun 29 29%
< 25 tahun 33 33%
Jumlah 100 100%
Sumber : data primer

Tabel 2 : Deskripsi responden berdasarkan gender


Gender Jumlah %
Pria 56 56%
Wanita 44 44%
Jumlah 100 100%
Sumber : data primer

Tabel 3 : Deskripsi responden berdasarkan tujuan kunjungan


Tujuan Kunjungan Jumlah %
Rekreasi 78 78%
Kegiatan pendidikan 7 7%
Keperluan bisnis 11 11%
Keperluan penelitian 4 4%
Jumlah 100 100%
Sumber : data primer

Tabel 4 : Deskripsi responden berdasarkan frekuensi kunjungan


Frekuensi Kunjungani Jumlah %
1 kali 13 13 %
2 kali 23 23 %
3 kali 64 64 %
Lebih dari 3 kali
Jumlah 100 100%
Sumber : data primer

298 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


Tabel 5 : Deskripsi responden berdasarkan daerah asal
Asal Jumlah %
DIY 78 78 %
Luar DIY 22 22 %
Jumlah 100 100%
Sumber : data primer

Berdasarkan tabel-tabel di atas dapat Dari hasil uji korelasi Product


dijelaskan bahwa pengunjung Kebun Moment akan menghasilkan nilai atau
Binatang Gembira Loka sebagai responden harga r. Apabila koefisien korelasi
penelitian tertinggi, yaitu: sebanyak 33 rendah atau r hitung lebih kecil dari r
orang berumur di atas 25 tahun, berjenis tabel pada taraf signifikansi 5%, maka
kelamin pria sebanyak 56 orang, dengan butir-butir yang bersangkutan dikata-
tujuan kunjungan adalah rekreasi, rata-rata kan gugur atau tidak valid. Perhi-
kun-jungan 3 kali lebih dan tertinggi adalah tungan uji validitas dengan alat bantu
berasal dari DIY. SPSS 13.0 dari perhitungan masing-
masing variabel penelitian diperoleh
Uji Instrumen Penelitian hasil nilai validitas sebagai berikut:
a. Uji Validitas Instrumen

Tabel 6 : Variabel x1 (Keamanan Pengunjung)


Item Soal r hitung r tabel Keputusan
1 0.776 0.195 vallid
2 0.819 0.195 vallid
3 0.632 0.195 vallid
4 0.785 0.195 vallid
5 0.746 0.195 vallid

Tabel 7 : Variabel x2 (Keselamatan Pengunjung)


Item Soal r hitung r tabel Keputusan
1 0.856 0.195 vallid
2 0.890 0.195 vallid
3 0.859 0.195 vallid
4 0.778 0.195 vallid
5 0.350 0.195 vallid

Tabel 8 : Variabel y (Citra Destinasi)


Item Soal r hitung r tabel Keputusan
1 0.547 0.195 vallid
2 0.767 0.195 vallid
3 0.652 0.195 vallid
4 0.601 0.195 vallid
5 0.376 0.195 vallid
6 0.708 0.195 vallid
7 0.718 0.195 vallid
8 0.620 0.195 vallid

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 299


Dari tabel diatas menunjukkan bahwa (Suharsimi:2010:246). Jika nilai relia-
semua butir-butir pernyataan dari bilitas > 0.70 dinyatakan bahwa item
masing-masing variabel penelitian dalam instrumen reliable. Pengujian
dinyatakan valid karena nilai r hitung reliabilitas instrument dalam pene-
> r tabel. litian ini dilakukan melalui rumus
b. Uji Reliabilitas Alpha Cronbach. Dengan pedoman
Reliabilitas mengukur apakah tiap tersebut hasil dari realibilitas masing-
item-item dapat dipakai sebagai alat masing variabel tersaji dalam tabel
ukur yang konsisten. Pedoman pengu- berkut :
jian untuk reliabilitas adalah 0.70

Tabel 9 : Variabel x1 (keamanan pengunjung)


Item Cronbach's Alpha Pedoman keputusan
1 0.763 0.70 reliabel
2 0.748 0.70 reliabel
3 0.814 0.70 reliabel
4 0.759 0.70 reliabel
5 0.772 0.70 reliabel

Tabel 10 : Variabel x2 (keselamatan pengunjung)


Item Cronbach's Alpha pedoman keputusan
1 0.702 0.70 reliabel
2 0.781 0.70 reliabel
3 0.704 0.70 reliabel
4 0.740 0.70 reliabel
5 0.901 0.70 reliabel

Tabel 11 : Variabel y (Citra Destinasi)


Item Cronbach's Alpha pedoman keputusan
1 0.773 0.70 reliabel
2 0.717 0.70 reliabel
3 0.741 0.70 reliabel
4 0.751 0.70 reliabel
5 0.791 0.70 reliabel
6 0.731 0.70 reliabel
7 0.730 0.70 reliabel
8 0.748 0.70 reliabel

tian dinyatakan reliable karena nilai


Dari tabel di atas menunjukkan Cronbach's Alpha > 0.70.
bahwa semua butir-butir pernyataan c. Pengujian Hipotesis Penelitian
dari masing-masing variabel peneli-

300 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


Tabel 12 : Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
citra 31.27 3.698 100
keamanan 20.98 2.274 100
keselamatan 19.37 2.859 100

Tabel 13 : Correlations

citra keamanan keselamatan


Pearson Correlation citra 1.000 .494 .752
keamanan .494 1.000 .469
keselamatan .752 .469 1.000
Sig. (1-tailed) citra . .000 .000
keamanan .000 . .000
keselamatan .000 .000 .
N citra 100 100 100
keamanan 100 100 100
keselamatan 100 100 100

HASIL DAN PEMBAHASAN pun variabel Keselamatan Pengunjung


berupa korelasi positip yang searah. Peran
Analisis output bagian pertama dan kedua Variabel Keselamatan Pengujung lebih
(Descriptive Statistics dan Correlations) besar, bila dibandingkan dengan peran
Rata-rata variabel Citra Destinasi (dengan variabel Keamaman Pengunjung dalam
jumlah data sebanyak 100) adalah 31.27 menentukan penilaian terhadap Citra Desti-
dengan standar deviasi 3,698 nasi
Rata-rata variabel keamanan (dengan Antara kedua variabel bebas yaitu variabel
jumlah data sebanyak: 100) adalah 20.98 Keamanan Pengunjung dan variabel
dengan standar deviasi 2,274 Keselamatan Pengunjung didapatkan angka
Rata-rata variabel keselamatan (dengan korelasi sebesar -0,496. Angka ini bersifat
jumlah data sebanyak 100) adalah 19,37 sangat moderat artinya tidak terjadi adanya
dengan standar deviasi 2,859 multikolinieritas antara kedua variabel
Angka korelasi antara variabel Citra bebas.
Destinasi dengan variabel Keamanan Tingkat signifikansi korelasi satu sisi dari
Pengunjung adalah sebesar 0.494 (mode- output diukur berdasarkan probabilitasnya
rat), variabel Citra Destinasi dengan adalah 0.000 dan 0.000 kedua angka ini
variabel Keselamatan Pengunjung adalah berada lebih besar dari 0.05, oleh karenanya
0,752 (kuat). Secara teoritis dapat diterang- dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
kan bahwa korelasi antara variabel Citra hubungan yang signifikan
Destinasi dengan variabel Keamanan mau-

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 301


Tabel 14 : Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
1 .769a .591 .583 2.389
a. Predictors: (Constant), keselamatan, keamanan
f. Dependent Variable: citra

Tabel 15. ANOVAb


Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 800.249 2 400.125 70.126 .000a
Residual 553.461 97 5.706
Total 1353.710 99
a. Predictors: (Constant), keselamatan, keamanan
b. Dependent Variable: citra

Analisis output bagian ketiga dan keempat dikatakan bahwa model regresi lebih bagus
(Model Summary dan ANOVA) bertindak sebagai prediktor Citra Destinasi
besarnya angka R Square adalah dari pada rata-rata Citra Destinasi itu
0,583 hal ini berarti bahwa Citra Destinasi sendiri.
dapat dijelaskan oleh variabel Keamanan Dari uji Anova besarnya nilai F test
Pengunjung dan variabel Keselamatan hitung adalah 70,126 dengan tingkat
Pengunjung sebesar 58,3%, sedangkan signifikansi berdasarkan probabilitas adalah
sisanya sebesar 41,7 dijelaskan oleh faktor 0.000 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka
lain. secara statistik dapat dinyatakan bahwa
Standard Error of Estimate 2,389 model regresi ini dapat dipakai untuk
dengan memakai satuan variabel dependen memprediksi Citra Destinasi. Atau secara
(Citra Destinasi), sedangkan standar deviasi bersama sama (simultan ) bahwa variabel
dari variabel Keamanan Pengunjung (pada Keamanan Pengunjung dan variabel
bagaian satu) adalah sebesar 2,274) dan Keselamatan Pengunjung berpengaruh
variabel Keselamatan Pengunjung lebih terhadap Citra Destinasi.
besar dari standar error of estimate, maka

Tabel 16 : Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.366 2.325 3.598 .001
keamanan .296 .120 .182 2.474 .015
Keselamatan .862 .095 .667 9.070 .000
a. Dependent Variable: citra

302 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016


Analisis output bagian kelima signifikan atau Citra Destinasi benar-
(Coefficients(a)) benar dipengaruhi secara signifikan
Persamaan garis regresi oleh Keamanan dan Keselamatan
Y = 8,366 + 0.296 X1+ 0.862 X2 pengunjung.
Dimana :
Y = Citra Destinasi DAFTAR PUSTAKA
X1 = Keamanan Pengunjung
X2 = Keselamatan Pengunjung Danang Sunyoto. 2011. Analisis Regresi
konstanta sebesar 8,366 berarti bahwa tanpa dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Caps
adanya pengaruh dari Keamanan dan Departemen Pendidikan Nasional. 2012.
Keselamatan maka besarnya Citra Destinasi Kamus Besar Bahasa Indonesia.
adalah 8,366 Edisi keempat Pusat Bahasa.
koefisien regresi X1 adalah 0.296 Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
menyatakan bahwa setiap penambahan
0,296 satuan Keamanan Pengunjung akan Doone Robertson, Ian Kean, dan Stewart
berakibat pada penambahan satu satuan Moore. 2006. Manajemen Resiko
pada Citra Destinasi. Pariwisata: Pedoman Resmi
Koefisien regresi X2 adalah 0,862 Menanggulangi Krisis Pariwisata,
menyatakan bahwa setiap penambahan Singapura: APEC. http://www.
sebesar 0,862 satuan Keselamatan Pengun- crctourism.com.au/wms/upload/
jung akan mengakibatkan meningkatnya resources/aicst/06_twg_riskmgmt_G
tingkat Citra Destinasi sebesar satu satuan uide%20indo.pdf, diakses 14 Febru-
ari 2015.
KESIMPULAN Frans Gromang. 2002. Tuntunan Kesela-
matan dan Keamanan Wisatawan.
Berdasarkan hipotesis yang telah Jakarta: Pradnya Paramita.
dikemukakan di bagian terdahulu, maka
I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta.
dapat dilakukan pengambilan kesimpulan
2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
sebagai berikut.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
1. Berdasarkan t hitung yaitu bahwa
Statistik t hitung 3,598 sedangkan International Labour Organization. 2013.
besarnya statistik t tabel pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
signifikansi (α) 5% dengan df (degree Sarana untuk Produktivitas. Jakarta:
of freedom) sebanyak n - 2 (100-2) = ILO.
98 uji dilakukan dua sisi besarnya KANWIL DEPARPOSTEL DIY. 1990.
adalah 1.658. Oleh karena Statistik Panduan Sapta Pesona. Yogya-
Hitung > dari statiktik Tabel maka Ho karta: Deparpostel.
ditolak
2. Berdasarkan probabilitas, terlihat Malayu, Hasibuan. 2014. Manajemen Sum-
bahwa pada kolom sig/Significance berdaya Manusia. Edisi Revisi.
adalah 0.001 atau probabilitas < dari Jakarta: Bumi Aksara.
0.05,maka Ho ditolak Muljadi A.J. 2009. Kepariwisataan dan
3. Keputusan yang dapat diambil yaitu Perjalanan. Jakarta: PT Raja Gra-
menerima Ha berarti koefisien regresi findo Persada.

Jurnal Media Wisata, Volume 14, Nomor 1, Mei 2016 | 303


Nyoman S Pendit. 1994. Ilmu Pariwisata :
Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta.
PT.Pradnya Paramita
Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Philip Kotler. 2002. Pemasaran Industri
Jasa. Jakarta: UI Press
Subekhi dan Mohammad Jauhar. 2012.
Pengantar Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM). Jakarta:
Prestasi Pustaka
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung:
Tarsito
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kombinasi (Mix Methods).
Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno, E. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Prenada
Media Gorup.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan

304 | Jurnal Media Wisata Volume 14, Nomor 1, Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai