21-30
E-ISSN: 2549-0354; P-ISSN: 2252-6641
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mengetahui pemahaman guru terhadap penilaian autentik pada kurikulum 2013
di SMA Negeri 1 Semarang; mengetahui pelaksanaan penilaian autentik oleh guru sejarah di SMA Negeri
1 Semarang; dan mengetahui kendala yang dialami guru di SMA Negeri 1 Semarang dalam penilaian aut-
entik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus. Lokasi penelitian di SMA Negeri 1
Semarang. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yakni wakil kepala sekolah bidang kuriku-
lum, guru dan peserta didik, aktivitas pembelajaran serta dokumen. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode wawancara, studi dokumentasi, angket dan observasi. Hasil penelitian ini menun-
jukkan bahwa guru sejarah mempunyai pemahaman yang baik terhadap penilaian autentik dalam kuriku-
lum 2013; guru sejarah sudah melaksanakan penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan dengan
baik sedangkan dalam hal analisis dan pelaporan hasil penilaian autentik guru menggunakan software
pengolah nilai secara online; kendala yang dialami oleh guru sejarah adalah kemajemukan peserta didik
dengan latar belakang dan karakter yang berbeda-beda, sedangkan faktor yang mendukung guru dalam
mengimplementasikan penilaian autentik adalah peserta didik yang berkualitas, tersedianya fasilitas dan
sumber belajar serta adanya software pengolah nilai.
ABSTRACT
The purpose research are to know the teacher's understanding of authentic assessment on the curriculum
of 2013 in SMA Negeri 1 Semarang; to know the implementation of authentic assessment conducted by
teacher in SMA Negeri 1 Semarang; and to know the obstacles experienced by teachers in SMA Negeri 1
Semarang in authentic assessment. The research method used is qualitative case study. Research location
is in SMA Negeri 1 Semarang. Sources of data in this study are information from the deputy head of school
curriculum, teachers and learners, learning activities, documents and questionnaires. Data collection
techniques used interview method, documentation study and observation. The results of this study shows
that history teachers have a good understanding of authentic assessment in the 2013 curriculum; history
teachers have performed a good assessment of knowledge and skills assessment while in terms of analysis
and reporting of authentic assessment results teachers use online value processing software; obstacles
experienced by history teachers is the plurality of learners with different backgrounds and characters,
while the factors that support teachers in implementing authentic assessment are quality learners, the
availability of facilities and learning resources and the existence of software processing value.
Korespondensi penulis
Email: sejarah@mail.unnes.ac.id
21
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
22
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
untuk memiliki catatan sikap atau nilai- litan dalam hal: (1) pengembangan indi-
nilai karakter yang dimiliki peserta didik kator kompetensi dasar yang menjadi ac-
selama dalam proses pembelajaran. Tentu uan untuk menentukan materi pembela-
hal ini menambah beban guru dalam jaran dan penyusunan instrumen
melaksanakan penilaian, karena guru da- penilaian; (2) perumusan tujuan pem-
lam hal ini harus mampu mendesain belajaran yang mengakomodasi aspek si-
ulang soal berikut rubrik dan penskoran kap, pengetahuan dan keterampilan; (3)
dalam penilaian autentik (Abdullah, perancangan kegiatan pembelajaran ber-
2016). basis aktivitas yang merupakan karakter-
Penilaian autentik adalah kegiatan istik kurikulum 2013; (4) pengembangan
menilai peserta didik yang menekankan instrumen penilaian autentik dan
pada proses dan hasil dengan berbagai mengimplementasikannya dalam
instrumen penilaian yang disesuaikan melakukan penilaian proses dan hasil
dengan tuntutan kompetensi yang ada di belajar peserta didik yang meliputi
standar kompetensi atau kompetensi inti penilaian sikap, pengetahuan dan ket-
dan kompetensi dasar. Penilaian autentik erampilan (Mansur : 2015).
mengacu pada pencapaian hasil belajar Hal ini sejalan dengan penelitian
didasarkan pada skor yang diperoleh ter- Ruslan (2016) dalam Jurnal Ilmiah Ma-
hadap skor ideal bukan dibandingkan hasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
dengan peserta didik lain. Dalam FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus
penilaian autentik guru melakukan 2016 yang berjudul Kendala Guru dalam
penilaian kompetensi dasar, kompetensi Menerapkan Penilaian Autentik di SD
inti dan standar kompetensi lulusan Kabupaten Pidie yang menyatakan ban-
(Kunandar, 2014: 31). yaknya format penilaian membuat guru
Pentingnya evaluasi dalam pem- terbebani dalam melakukan penilaian
belajaran, dapat dilihat dari tujuan dan secara detail. Selain itu, guru ke-
fungsi evaluasi maupun sistem pembela- bingungan memberikan gambaran sikap,
jaran itu sendiri. Evaluasi tidak dapat pengetahuan dan keterampilan yang
dipisahkan dari pembelajaran, melalui dikaitkan dengan kehidupan nyata peser-
evaluasi guru dapat melihat tingkat ke- ta didik. Meskipun sering diadakan
mampuan peserta didik. Guru juga dapat pelatihan tentang kurikulum 2013, belum
melihat berbagai perkembangan hasil semua guru memahami penilaian auten-
belajar peserta didik baik kognitif, afektif tik. Aspek penilaian sikap sangat sulit ka-
maupun psikomotor. Pada akhirnya, guru rena guru tidak bisa memantau seluruh
akan memperoleh gambaran tentang peserta didik.
keefektifan proses pembelajaran (Arifin, Penelitian mengenai penilaian da-
2012: 62). lam pembelajaran, terutama penilaian
Meski begitu, menurut hasil moni- autentik pada pembelajaran sejarah
toring dan evaluasi tentang implementasi cenderung lebih sedikit dibandingkan
kurikulum 2013 yang dilakukan oleh dengan penelitian mengenai model-model
LPMP Provinsi Sulawesi Selatan di be- atau pelaksanaan pembelajaran. Padahal
berapa sekolah pada tahun 2014, di- penelitian mengenai penilaian sangat
peroleh informasi bahwa masih banyak penting mengingat dalam kurikulum 2013
guru mengalami kesulitan dalam penilaian autentik menilai peserta didik
mengimplementasikan kurikulum 2013. berdasarkan proses pembelajaran bukan
Kesulitan yang dimaksud meliputi kesu- hasilnya, karena penilaian autentik tidak
23
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
hanya mengukur apa yang diketahui oleh pendekatan kualitatif studi kasus yang
peserta didik tetapi lebih menekankan datanya didukung melalui angket yang di
apa yang dapat dilakukan peserta didik isi oleh peserta didik untuk menilai ke-
dengan menitikberatkan pada aspek mampuan guru dalam pelaksanaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap penilaian autentik. Sedangkan data utama
yang mempertimbangkan bahwa peserta diperoleh dengan observasi dan wa-
didik mempunyai kemampuan dan poten- wancara terhadap waka kurikulum dan
si yang berbeda-beda. guru serta dokumentasi atau studi doku-
Beberapa penelitian mengenai men. Padahal, penelitian semacam ini
pelaksanaan penilaian autentik adalah sangat penting karena dapat
penelitian milik Regananta tahun 2015 menghasilkan data yang cenderung lebih
yang berjudul Pelaksanaan Penilaian Aut- rinci dan objektif sehingga guru dapat
entik dalam Pembelajaran Sejarah Ku- melakukan introspeksi dan memperbaiki
rikulum 2013 di SMA Negeri 1 Sayung kesalahan dalam melaksanakan penilaian
dengan pendekatan kualitatif deskriptif, autentik. Melalui sistem skoring pada
dalam penelitian ini diperoleh kes- angket, guru dapat mengetahui dengan
impulan bahwa guru sejarah di SMA jelas tingkat kemampuannya. Melalui
Negeri 1 Sayung belum mampu hasil wawancara, guru mendapat infor-
melaksanakan penilaian autentik secara masi lebih rinci dan mendalam.
maksimal. Selain itu terdapat pula Berdasarkan wawancara pada tang-
penelitian milik Fajar Ayu tahun 2015 gal 22 Januari 2018 dengan Bapak Eko
dengan pendekatan kualitatif studi kasus Pujiono selaku guru sejarah kelas XI IPS
yang berjudul Analisis Pelaksanaan dan staff kurikulum SMA Negeri 1 Sema-
Penilaian Autentik Mata Pelajaran Biologi rang, diperoleh informasi bahwa
di SMA Negeri 1 Muntilan diperoleh kes- penilaian autentik sudah diterapkan da-
impulan bahwa pelaksanaan penilaian lam pembelajaran sejarah sesuai tuntutan
belum sesuai dengan tuntutan kurikulum kurikulum 2013 mencakup dua aspek yai-
2013. Penelitian lain adalah milik Diana tu aspek pengetahuan dalam bentuk tes
Puspitasari tahun 2015 dengan pendeka- tertulis dan lisan serta aspek keterampi-
tan kualitatif studi kasus yang berjudul lan dalam bentuk portofolio dan unjuk
Penerapan Penilaian Autentik dalam kerja. Meski begitu, dalam pelaksanaann-
Pembelajaran Sejarah pada Kurikulum ya penilaian autentik jauh lebih rumit ka-
2013 di SMK Negeri 1 Bawen Tahun rena dibutuhkan banyak instrumen selain
2014/2015 diperoleh kesimpulan bahwa itu memberi perhatian lebih kepada mas-
pelaksanaan penilaian pelaksanaan ing-masing peserta didik bukanlah hal
penilaian autentik sudah sesuai dengan yang mudah dan tidak selamanya teori
RPP tetapi tidak semua bentuk penilaian dapat sesuai dengan keadaan yang ada di
dilaksanakan oleh guru. lapangan. Dari permasalahan di atas,
Berdasarkan uraian yang disajikan dapat diketahui belum optimalnya
di atas, pelaksanaan penilaian autentik pelaksanaan penilaian autentik pada Ku-
pada mata pelajaran sejarah sangat pent- rikulum 2013, sehingga peneliti
ing untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian melakukan penelitian yang berjudul Im-
mengenai penilaian autentik belum cukup plementasi Penilaian Autentik pada Pem-
banyak terutama penelitian mengenai belajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Sema-
pelaksanaan penilaian autentik pada mata rang.
pelajaran sejarah dengan menggunakan
24
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
25
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
26
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
27
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
Semarang tidak lagi dilakukan secara disusun guru sudah sesuai dengan
manual oleh guru melainkan standar kurikulum 2013 dalam Permen
menggunakan software pengolah nilai. Di No 22 Tahun 2016. Selain itu guru juga
dalam pengolahan penilaian autentik juga sudah mendapatkan banyak pelatihan
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yang membuat guru lebih memahami
agar dalam pengolahan penilaian nanti penilaian autentik. Di samping itu, faktor
dapat berjalan dengan baik seperti mem- yang mendukung atau memudahkan guru
buat deskripsi sesuai KD, mengembalikan dalam perencanaan penilaian autentik
hasil pekerjaan peserta didik dan mem- adalah adanya sumber-sumber atau ma-
berikan umpan balik serta komentar yang teri yang memadai dan fasilitas yang ada.
positif. Dalam hal memberikan deskripsi Berbeda dengan perencanaan
naratif, guru hanya perlu meng-input penilaian autentik, pada tahap pelaksa-
nilai sehingga deskripsi naratif nilai yang naan ditemukan fakta bahwa guru
muncul berdasarkan standar yang sudah mempunyai pendapat yang berbeda
ditetapkan di sistem. mengenai kesulitan atau hambatan dalam
Hal lain yang perlu diperhatikan da- pelaksanaan penilaian autentik. Letak
lam pengolahan penilaian autentik adalah perbedaan tersebut adalah ada guru yang
mengembalikan hasil pekerjaan peserta merasa tidak kesulitan sama sekali, tetapi
didik disertai umpan balik dan komentar ada juga guru yang merasa kesulitan da-
yang mendidik. Ketiga guru sejarah lam melaksanakan penilaian autentik ka-
mempunyai pendapat yang sama bahwa rena kemajemukan peserta didik dengan
mereka mengembalikan pekerjaan peser- latar belakang dan karakter yang berbeda-
ta didik setelah memeriksanya, tapi tidak beda. Kemajemukan inilah yang cender-
selalu diberikan umpan balik dan ma- ung membuat guru kesulitan menentukan
sukan. Mengingat terlalu banyak jumlah teknik penilaian yang pas dan sesuai un-
peserta yang diajar. Guru biasanya mem- tuk menilai peserta didik.
berikan umpan balik dan komentar secara Meski begitu berdasarkan observasi
umum di dalam kelas. Guru sejarah sudah yang dilakukan, guru yang merasa
melakukan analisis dan pengolahan nilai mempunyai kesulitan dalam pelaksanaan
pada penilaian autentik dengan sangat penilaian autentik karena kemajemukan
baik. Hal tersebut karena guru tidak ha- peserta didik pada praktiknya di kelas
rus melakukan pengolahan, analisis dan berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini
pelaporan penilaian secara manual. Guru karena terdapat faktor yang mendukung
hanya harus meng-input nilai dan proses dan memudahkan guru dalam pelaksa-
selanjutnya akan diselesaikan oleh soft- naan penilaian autentik yaitu input peser-
ware pengolah nilai meliputi nilai akhir, ta didik di SMA Negeri 1 Semarang yang
kriteria capaian, deskripsi naratif, komen- relatif bagus. Setelah menyusun
tar dan lain-lain. perencanaan dan melaksanakan penilaian
autentik di dalam kelas. Langkah atau
Kendala dalam Penilaian Autentik tahap terakhir yang harus dilakukan guru
Berdasarkan data yang didapat dari hasil sejarah adalah melakukan analisis dan
penelitian yang telah dilakukan, guru tid- pengolahan serta pelaporan nilai hasil
ak merasa mengalami kesulitan yang be- penilaian autentik. Dalam praktiknya
rarti dalam hal mempersiapkan maupun semua guru sepakat mereka sama sekali
menyusun perencanaan penilaian auten- tidak menghadapi hambatan dalam
tik, hal ini terlihat dari kualitas RPP yang
28
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
melakukan analisis dan pengolahan serta dan pelaporan hasil penilaian autentik
pelaporan nilai pada penilaian autentik. guru melakukan dengan baik. Hal ini ka-
Hal ini karena mereka tidak lagi ha- rena di SMA Negeri 1 Semarang pengolah
rus melakukan pengolahan nilai, analisis nilai tidak lagi dilakukan secara manual
dan pelaporan nilai secara manual. oleh guru melainkan menggunakan soft-
Dengan adanya software pengolah nilai, ware. Guru hanya harus meng-input nilai
guru tidak harus lagi mengolah nilai dan proses selanjutnya akan diselesaikan
secara manual atau membuat deskripsi. oleh software tersebut.
Pengolahan nilai yang dilakukan guru Kendala yang dialami oleh guru se-
hanya dengan meng-input nilai tanpa jarah adalah kemajemukan peserta didik
melakukan analisis. Hal ini karena dengan latar belakang dan karakter yang
deskripsi akan otomatis muncul sesuai berbeda-beda. Meski begitu, pada prak-
standar yang sudah ditetapkan dalam sis- tiknya di dalam kelas pelaksanaan
tem, karena pengolahan sudah dilakukan penilaian berjalan dengan baik dan
oleh sistem secara online maka guru mata lancar. Hal ini karena terdapat faktor
pelajaran tidak harus memberikan yang mendukung guru dalam
laporan nilai kepada wali kelas, nilai yang mengimplementasikan penilaian autentik
di-input oleh masing-masing guru mata yaitu peserta didik yang berkualitas,
pelajaran dapat langsung diakses oleh wa- tersedianya fasilitas dan sumber belajar
li kelas secara online. serta adanya software pengolah nilai.
29
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30
30