Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Journal of History Education, 6 (1), 2018: p.

21-30
E-ISSN: 2549-0354; P-ISSN: 2252-6641

Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah


di SMA Negeri 1 Semarang

Ela Nurhayati, Jayusman, Tsabit Azinar Ahmad

Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang, Semarang-Indonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah mengetahui pemahaman guru terhadap penilaian autentik pada kurikulum 2013
di SMA Negeri 1 Semarang; mengetahui pelaksanaan penilaian autentik oleh guru sejarah di SMA Negeri
1 Semarang; dan mengetahui kendala yang dialami guru di SMA Negeri 1 Semarang dalam penilaian aut-
entik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus. Lokasi penelitian di SMA Negeri 1
Semarang. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yakni wakil kepala sekolah bidang kuriku-
lum, guru dan peserta didik, aktivitas pembelajaran serta dokumen. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode wawancara, studi dokumentasi, angket dan observasi. Hasil penelitian ini menun-
jukkan bahwa guru sejarah mempunyai pemahaman yang baik terhadap penilaian autentik dalam kuriku-
lum 2013; guru sejarah sudah melaksanakan penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan dengan
baik sedangkan dalam hal analisis dan pelaporan hasil penilaian autentik guru menggunakan software
pengolah nilai secara online; kendala yang dialami oleh guru sejarah adalah kemajemukan peserta didik
dengan latar belakang dan karakter yang berbeda-beda, sedangkan faktor yang mendukung guru dalam
mengimplementasikan penilaian autentik adalah peserta didik yang berkualitas, tersedianya fasilitas dan
sumber belajar serta adanya software pengolah nilai.

Kata kunci: penilaian; autentik; pembelajaran sejarah

ABSTRACT

The purpose research are to know the teacher's understanding of authentic assessment on the curriculum
of 2013 in SMA Negeri 1 Semarang; to know the implementation of authentic assessment conducted by
teacher in SMA Negeri 1 Semarang; and to know the obstacles experienced by teachers in SMA Negeri 1
Semarang in authentic assessment. The research method used is qualitative case study. Research location
is in SMA Negeri 1 Semarang. Sources of data in this study are information from the deputy head of school
curriculum, teachers and learners, learning activities, documents and questionnaires. Data collection
techniques used interview method, documentation study and observation. The results of this study shows
that history teachers have a good understanding of authentic assessment in the 2013 curriculum; history
teachers have performed a good assessment of knowledge and skills assessment while in terms of analysis
and reporting of authentic assessment results teachers use online value processing software; obstacles
experienced by history teachers is the plurality of learners with different backgrounds and characters,
while the factors that support teachers in implementing authentic assessment are quality learners, the
availability of facilities and learning resources and the existence of software processing value.

Keywords: assessment; authentic; history learning

Korespondensi penulis
Email: sejarah@mail.unnes.ac.id

21
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

PENDAHULUAN ran sejarah, yaitu membangkitkan minat


Usaha mewujudkan cita-cita bangsa In- kepada sejarah tanah airnya, mendapat-
donesia dilakukan oleh pemerintah kan inspirasi dari sejarah, memberi pola
dengan terus melakukan inovasi dalam berpikir ke arah berpikir secara rasional,
bidang pendidikan. Salah satu bentuk kritis, dan empiris serta mengembangkan
pembaharuan pendidikan di Indonesia sikap mau menghargai nilai-nilai keman-
saat ini adalah diterapkannya kurikulum usiaan.
2013 yang berfungsi sebagai penyempur- Kendala-kendala yang ditemui da-
na kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP. lam pembelajaran sejarah masih berpusat
Menurut Fadlillah (2014: 16) kurikulum pada keterbatasan keterampilan guru da-
2013 adalah pengembangan dari kuriku- lam variasi pembelajaran, minimnya an-
lum berbasis kompetensi dan kurikulum tusias peserta didik, materi yang sulit
tingkat satuan pendidikan yang dipahami, masalah dalam media pem-
menekankan pada peningkatan dan kese- belajaran, penerapan sistem evaluasi, ser-
imbangan soft skills dan hard skills meli- ta keterbatasan fasilitas dan sumber. Hal
puti aspek kompetensi sikap, penge- ini menyebabkan kegiatan pembelajaran
tahuan dan keterampilan. Selain itu, tidak berjalan dengan optimal dan ber-
kompetensi yang diturunkan dari mata langsung secara tidak efektif (Ahmad:
pelajaran berubah sebaliknya. Berdasar- 2014).
kan tujuan tersebut maka kurikulum 2013 Agar fungsi pembelajaran sejarah
diimplementasikan di sekolah, salah dapat berlangsung maksimal, maka diper-
satunya dalam pembelajaran sejarah. lukan komponen-komponen yang men-
Menurut Dennis Gunning dalam dukung kelancaran proses belajar
Aman (2012: 37), secara umum pembela- mengajar untuk mencapai tujuan yang
jaran sejarah bertujuan untuk memben- dicita-citakan. Komponen-komponen
tuk warga negara yang baik dan menya- yang mempengaruhi pembelajaran se-
darkan peserta didik untuk mengenal diri jarah tersebut adalah tujuan pembelaja-
dan lingkungannya. Sedangkan secara ran, materi dan bahan pelajaran, strategi
spesifik, tujuan pembelajaran sejarah yai- pembelajaran, alat bantu dan media pem-
tu mengajarkan konsep, mengajarkan belajaran serta salah satu komponen yang
keterampilan intelektual, dan mem- terpenting dalam pembelajaran sejarah
berikan informasi kepada peserta didik. adalah guru.
Dengan demikian, pembelajaran sejarah Guru sejarah memiliki peranan
bertujuan menjadikan peserta didik penting dalam keseluruhan proses pem-
mampu mengaktualisasikan diri sesuai belajaran. Selain mengembangkan ben-
dengan potensi dirinya dan menyadari tuk-bentuk alat bantu pembelajaran
keberadaannya untuk ikut serta dalam secara mekanis dan mengembangkan
menentukan masa depan. pendidikan yang berfokus pada kemajuan
Pendidikan atau pengajaran sejarah peserta didik, guru sejarah juga me-
selain bertugas memberikan pengetahuan megang peranan penting dalam membuat
sejarah (kognitif), tetapi juga untuk pelajaran sejarah menjadi hidup dan
memperkenalkan nilai-nilai luhur bang- menarik.
sanya (afektif). Hal ini menjadi semakin Guru juga dituntut lebih kreatif da-
penting apabila dikaitkan dengan pen- lam mengembangkan soal berikut rubrik
dapat Sartono Kartodirdjo (1982) dalam dan penskorannya sesuai dengan kebu-
Aman (2012: 47) tentang fungsi pengaja- tuhan peserta didik dan guru diharapkan

22
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

untuk memiliki catatan sikap atau nilai- litan dalam hal: (1) pengembangan indi-
nilai karakter yang dimiliki peserta didik kator kompetensi dasar yang menjadi ac-
selama dalam proses pembelajaran. Tentu uan untuk menentukan materi pembela-
hal ini menambah beban guru dalam jaran dan penyusunan instrumen
melaksanakan penilaian, karena guru da- penilaian; (2) perumusan tujuan pem-
lam hal ini harus mampu mendesain belajaran yang mengakomodasi aspek si-
ulang soal berikut rubrik dan penskoran kap, pengetahuan dan keterampilan; (3)
dalam penilaian autentik (Abdullah, perancangan kegiatan pembelajaran ber-
2016). basis aktivitas yang merupakan karakter-
Penilaian autentik adalah kegiatan istik kurikulum 2013; (4) pengembangan
menilai peserta didik yang menekankan instrumen penilaian autentik dan
pada proses dan hasil dengan berbagai mengimplementasikannya dalam
instrumen penilaian yang disesuaikan melakukan penilaian proses dan hasil
dengan tuntutan kompetensi yang ada di belajar peserta didik yang meliputi
standar kompetensi atau kompetensi inti penilaian sikap, pengetahuan dan ket-
dan kompetensi dasar. Penilaian autentik erampilan (Mansur : 2015).
mengacu pada pencapaian hasil belajar Hal ini sejalan dengan penelitian
didasarkan pada skor yang diperoleh ter- Ruslan (2016) dalam Jurnal Ilmiah Ma-
hadap skor ideal bukan dibandingkan hasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
dengan peserta didik lain. Dalam FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus
penilaian autentik guru melakukan 2016 yang berjudul Kendala Guru dalam
penilaian kompetensi dasar, kompetensi Menerapkan Penilaian Autentik di SD
inti dan standar kompetensi lulusan Kabupaten Pidie yang menyatakan ban-
(Kunandar, 2014: 31). yaknya format penilaian membuat guru
Pentingnya evaluasi dalam pem- terbebani dalam melakukan penilaian
belajaran, dapat dilihat dari tujuan dan secara detail. Selain itu, guru ke-
fungsi evaluasi maupun sistem pembela- bingungan memberikan gambaran sikap,
jaran itu sendiri. Evaluasi tidak dapat pengetahuan dan keterampilan yang
dipisahkan dari pembelajaran, melalui dikaitkan dengan kehidupan nyata peser-
evaluasi guru dapat melihat tingkat ke- ta didik. Meskipun sering diadakan
mampuan peserta didik. Guru juga dapat pelatihan tentang kurikulum 2013, belum
melihat berbagai perkembangan hasil semua guru memahami penilaian auten-
belajar peserta didik baik kognitif, afektif tik. Aspek penilaian sikap sangat sulit ka-
maupun psikomotor. Pada akhirnya, guru rena guru tidak bisa memantau seluruh
akan memperoleh gambaran tentang peserta didik.
keefektifan proses pembelajaran (Arifin, Penelitian mengenai penilaian da-
2012: 62). lam pembelajaran, terutama penilaian
Meski begitu, menurut hasil moni- autentik pada pembelajaran sejarah
toring dan evaluasi tentang implementasi cenderung lebih sedikit dibandingkan
kurikulum 2013 yang dilakukan oleh dengan penelitian mengenai model-model
LPMP Provinsi Sulawesi Selatan di be- atau pelaksanaan pembelajaran. Padahal
berapa sekolah pada tahun 2014, di- penelitian mengenai penilaian sangat
peroleh informasi bahwa masih banyak penting mengingat dalam kurikulum 2013
guru mengalami kesulitan dalam penilaian autentik menilai peserta didik
mengimplementasikan kurikulum 2013. berdasarkan proses pembelajaran bukan
Kesulitan yang dimaksud meliputi kesu- hasilnya, karena penilaian autentik tidak

23
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

hanya mengukur apa yang diketahui oleh pendekatan kualitatif studi kasus yang
peserta didik tetapi lebih menekankan datanya didukung melalui angket yang di
apa yang dapat dilakukan peserta didik isi oleh peserta didik untuk menilai ke-
dengan menitikberatkan pada aspek mampuan guru dalam pelaksanaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap penilaian autentik. Sedangkan data utama
yang mempertimbangkan bahwa peserta diperoleh dengan observasi dan wa-
didik mempunyai kemampuan dan poten- wancara terhadap waka kurikulum dan
si yang berbeda-beda. guru serta dokumentasi atau studi doku-
Beberapa penelitian mengenai men. Padahal, penelitian semacam ini
pelaksanaan penilaian autentik adalah sangat penting karena dapat
penelitian milik Regananta tahun 2015 menghasilkan data yang cenderung lebih
yang berjudul Pelaksanaan Penilaian Aut- rinci dan objektif sehingga guru dapat
entik dalam Pembelajaran Sejarah Ku- melakukan introspeksi dan memperbaiki
rikulum 2013 di SMA Negeri 1 Sayung kesalahan dalam melaksanakan penilaian
dengan pendekatan kualitatif deskriptif, autentik. Melalui sistem skoring pada
dalam penelitian ini diperoleh kes- angket, guru dapat mengetahui dengan
impulan bahwa guru sejarah di SMA jelas tingkat kemampuannya. Melalui
Negeri 1 Sayung belum mampu hasil wawancara, guru mendapat infor-
melaksanakan penilaian autentik secara masi lebih rinci dan mendalam.
maksimal. Selain itu terdapat pula Berdasarkan wawancara pada tang-
penelitian milik Fajar Ayu tahun 2015 gal 22 Januari 2018 dengan Bapak Eko
dengan pendekatan kualitatif studi kasus Pujiono selaku guru sejarah kelas XI IPS
yang berjudul Analisis Pelaksanaan dan staff kurikulum SMA Negeri 1 Sema-
Penilaian Autentik Mata Pelajaran Biologi rang, diperoleh informasi bahwa
di SMA Negeri 1 Muntilan diperoleh kes- penilaian autentik sudah diterapkan da-
impulan bahwa pelaksanaan penilaian lam pembelajaran sejarah sesuai tuntutan
belum sesuai dengan tuntutan kurikulum kurikulum 2013 mencakup dua aspek yai-
2013. Penelitian lain adalah milik Diana tu aspek pengetahuan dalam bentuk tes
Puspitasari tahun 2015 dengan pendeka- tertulis dan lisan serta aspek keterampi-
tan kualitatif studi kasus yang berjudul lan dalam bentuk portofolio dan unjuk
Penerapan Penilaian Autentik dalam kerja. Meski begitu, dalam pelaksanaann-
Pembelajaran Sejarah pada Kurikulum ya penilaian autentik jauh lebih rumit ka-
2013 di SMK Negeri 1 Bawen Tahun rena dibutuhkan banyak instrumen selain
2014/2015 diperoleh kesimpulan bahwa itu memberi perhatian lebih kepada mas-
pelaksanaan penilaian pelaksanaan ing-masing peserta didik bukanlah hal
penilaian autentik sudah sesuai dengan yang mudah dan tidak selamanya teori
RPP tetapi tidak semua bentuk penilaian dapat sesuai dengan keadaan yang ada di
dilaksanakan oleh guru. lapangan. Dari permasalahan di atas,
Berdasarkan uraian yang disajikan dapat diketahui belum optimalnya
di atas, pelaksanaan penilaian autentik pelaksanaan penilaian autentik pada Ku-
pada mata pelajaran sejarah sangat pent- rikulum 2013, sehingga peneliti
ing untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian melakukan penelitian yang berjudul Im-
mengenai penilaian autentik belum cukup plementasi Penilaian Autentik pada Pem-
banyak terutama penelitian mengenai belajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Sema-
pelaksanaan penilaian autentik pada mata rang.
pelajaran sejarah dengan menggunakan

24
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

METODE memiliki pemahaman yang baik


Penelitian ini bertujuan untuk mengenai penilaian autentik.
mendeskripsikan dan menganalisis secara Guru sejarah di SMA Negeri 1 Se-
mendalam mengenai implementasi marang mempunyai pendapat yang ber-
penilaian autentik. Maka dari itu, beda-beda dan belum bisa menjelaskan
penelitian ini menggunakan metode pengertian penilaian autentik secara teor-
penelitian kualitatif dengan desain itis dengan sempurna karena lebih
penelitian studi kasus. Sumber data ada- menekankan kepada pengalaman dan
lah informan yakni Wakil Kepala Sekolah pemahaman mereka secara subjektif.
bidang Kurikulum, guru dan peserta Meski begitu dapat dikatakan bahwa guru
didik, aktivitas pembelajaran serta doku- memiliki pemahaman yang cukup baik
men. Teknik pengumpulan data dengan mengenai penilaian autentik karena su-
wawancara, studi dokumentasi, angket dah mencakup unsur dari penilaian aut-
dan observasi. Uji validitas data dil- entik itu sendiri seperti penilaian yang
akukan dengan triangulasi sumber dan dilakukan secara langsung dan menye-
teknik. Teknik analisis data yang luruh, melihat proses dan hasil secara
digunakan adalah analisis interaksi utuh. Hal ini sejalan dengan pendapat
dengan langkah-langkah pengumpulan Iskandar (2013: 7) yang menyatakan
data, reduksi data, sajian data dan bahwa penilaian autentik merupakan
penarikan simpulan atau verifikasi. penilaian yang dilakukan secara kompre-
Penelitian ini mengambil lokasi di SMA hensif untuk menilai mulai dari masukan
Negeri 1 Semarang, yang beralamat di (input), proses, dan keluaran (output)
Jalan Taman Menteri Supeno No.1, Mu- pembelajaran yang meliputi ranah sikap,
gasari Kota Semarang. Pemilihan lokasi pengetahuan, dan keterampilan yang
didasarkan pada SMA Negeri 1 Semarang menilai kesiapan peserta didik serta pros-
yang ditunjuk sebagai Pilot Project pen- es dan hasil belajar secara utuh.
erapan kurikulum 2013. Sehingga sudah Setelah memahami penilaian auten-
menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun tik dengan cukup baik, guru juga diharap-
pelajaran 2013/2014. Penelitian dil- kan dapat memahami fungsi dari
akukan mulai tanggal 15 Februari sampai penilaian autentik itu sendiri. Hal ini
3 Mei, tahun pelajaran 2017/2018. menjadi sangat penting karena dengan
memahami fungsi penilaian autentik guru
HASIL DAN EMBAHASAN bisa meningkatkan kualitas proses pem-
Pemahaman Guru Terhadap belajaran. Pemahaman guru sejarah
Penilaian Autentik mengenai fungsi penilaian autentik se-
Di dalam kurikulum 2013 penilaian aut- jalan dengan pendapat Majid (2015: 44)
entik (authentic assessment) menjadi mengenai fungsi penilaian autentik yang
penekanan yang serius dimana guru ha- meliputi menggambarkan tingkat kompe-
rus menerapkannya dalam setiap proses tensi yang dikuasai peserta didik, lan-
pembelajaran untuk mengukur keberhasi- dasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar,
lan pembelajaran yang dilakukan guru di menemukan kesulitan belajar peserta
dalam kelas sekaligus mengukur keber- didik, menemukan kelemahan dan keku-
hasilan peserta didik dalam penguasaan rangan proses pembelajaran yang dil-
kompetensi atau materi yang ditentukan. akukan oleh pendidik serta dapat dijadi-
Maka dari itu sudah sepantasnya guru kan sebagai kontrol bagi guru sebagai
pendidik.

25
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

Setelah mengetahui fungsi dari didik. Dalam memahami teknik penilaian


penilaian autentik, guru harus memahami guru memiliki pemahaman yang cukup
secara jelas jenis-jenis penilaian autentik baik yaitu teknik penilaian kompetensi
agar tujuan dalam melaksanakan pengetahuan melalui tes lisan, tes tertulis
penilaian autentik dapat tercapai. Guru dan penugasan. Sedangkan teknik
mempunyai pemahaman yang sama penilaian kompetensi keterampilan me-
mengenai jenis-jenis penilaian autentik lalui penilaian kinerja, proyek dan porto-
tetapi dengan tingkat pengetahuan yang folio.
berbeda-beda. Meski begitu dapat Sebelum melaksanakan penilaian,
dikatakan bahwa guru memiliki pema- guru terlebih dahulu membuat
haman yang cukup baik mengenai jenis- perencanaan penilaian dengan menyiap-
jenis penilaian autentik karena dapat me- kan RPP yang disusun berdasarkan kom-
nyebutkan beberapa yakni penilaian ter- petensi dasar. RPP yang disusun sudah
tulis esai, penilaian kinerja, penilaian por- sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
tofolio, dan penilaian proyek. Hal ini pada Permen No 22 Tahun 2016 yang
sesuai dengan pendapat Musclih meliputi: identitas sekolah; identitas mata
(2011:70-75) yang menyatakan bahwa pelajaran atau tema/sub tema; ke-
jenis-jenis penilaian autentik terdiri dari las/semester; materi pokok; alokasi wak-
penilaian kinerja (performance assess- tu; tujuan pembelajaran; kompetensi da-
ment), penilaian diri (self asessment), sar dan indikator pencapaian kompetensi;
penilaian esai, penilaian portofolio dan materi pembelajaran; metode pembelaja-
penilaian proyek (project assessment). ran; media pembelajaran; sumber belajar;
Setelah mengetahui jenis-jenis langkah-langkah pembelajaran dan
penilaian autentik, guru juga perlu penilaian hasil pembelajaran dengan
mengetahui teknik dan instrumen yang menggunakan berbagai macam teknik
digunakan dalam penilaian autentik agar penilaian, berupa portofolio, unjuk kerja,
teknik penilaian yang dipilih sesuai diskusi, soal pilihan ganda dan uraian
dengan tujuan pembelajaran dan sesuai selain itu pada RPP juga sudah tersusun
dengan karakter dan kebutuhan peserta rubrik dan instrumen untuk
didik. Pemilihan teknik penilaian yang melaksanakan penilaian, seperti
tepat tidak hanya membantu peserta perencanaan penilaian pengetahuan yang
didik memperoleh informasi tentang hasil menggunakan soal uraian dan soal pilihan
belajar, tetapi memberikan petunjuk ganda serta terdapat lembar diskusi untuk
kepada peserta didik sehingga sejak awal menilai pengetahuan keterampilan.
mereka dapat mengetahui langkah
konkret yang harus dilakukan dalam Pelaksanaan Penilaian Autentik
proses pembelajaran. Penilaian autentik berbeda dengan
Maka dari itu, teknik penilaian yang penilaian tradisional. Pada penilaian
akan dipilih oleh guru harus memberikan tradisional kemampuan berpikir peserta
kesempatan kepada peserta didik untuk didik yang dinilai cenderung pada level
mengetahui apa yang telah dicapai dan memahami dan berfokus pada guru. Se-
apa yang masih belum dicapainya. Oleh dangkan pada penilaian autentik kemam-
karena itu guru harus bisa memilih teknik puan berpikir peserta didik yang dinilai
penilaian yang memungkinkan guru adalah level aplikasi dan berfokus kepada
dapat memberikan umpan balik yang ber- peserta didik. Dalam melaksanakan
sifat positif dan bermakna kepada peserta penilaian autentik SMA Negeri 1 Sema-

26
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

rang menerapkan penilaian pengetahuan Dalam pelaksanaan ulangan tengah


dan keterampilan karena tidak lagi men- semester, dan ulangan akhir semester
erapkan aspek penilaian sikap pada pem- semua guru menggunakan penilaian ter-
belajaran kecuali mata pelajaran Agama tulis karena merupakan agenda rutin
yang mendapat tambahan dari mata pela- sekolah yang wajib dilaksanakan oleh
jaran BK dan PPKn. semua guru pada peserta didik. Se-
Penilaian kompetensi pengetahuan dangkan penugasan jarang sekali diberi-
bertujuan untuk mengukur sejauh mana kan oleh guru kepada peserta didik, kare-
pengetahuan peserta didik dalam mata na guru masih mempertimbangkan bah-
pelajaran. Dalam pelaksanaan di lapan- wa tugas dianggap terlalu membebani pe-
gan ada guru yang tidak menginforma- serta didik yang sudah mendapatkan ban-
sikan mengenai waktu dilakukannya yak tugas dari mata pelajaran lain.
penilaian dengan alasan kesiapan dan Penilaian kompetensi keterampilan
penguasaan materi peserta didik bisa merupakan suatu penilaian yang biasanya
teramati dengan jelas, karena tidak ada ditunjukkan dari suatu proyek atau hasil
informasi akan dilaksanakan penilaian dari keterampilan peserta didik. Ber-
maka tidak ada kesepakatan antar guru dasarkan observasi dan wawancara yang
dan peserta didik mengenai prosedur dan telah dilakukan, penilaian kompetensi
kriteria penilaian yang akan digunakan, keterampilan yang paling sering
sedangkan guru yang menginformasikan digunakan oleh guru adalah menggali
mengenai waktu dilakukannya penilaian suatu fenomena dengan cara diputarkan
berpendapat hal ini akan memudahkan film, diskusi dan presentasi karena meru-
peserta didik untuk melakukan persiapan pakan cara yang dianggap paling mudah
agar hasil yang dicapai maksimal. Guru dan tidak rumit.
juga membuat kesepakatan mengenai Melalui diskusi dan presentasi guru
prosedur dan kriteria penilaian yang akan bisa mengukur tingkat kedalaman materi
dilaksanakan. yang dipahami peserta didik, kemahiran
Dalam pelaksanaan ulangan harian peserta didik dalam menyampaikan pen-
semua guru sepakat berdasarkan kompe- dapat dan kemampuan peserta didik da-
tensi dasar. Meski begitu guru mempu- lam mengkomunikasikan sesuatu kepada
nyai perbedaan pandangan dalam mem- orang lain agar memahami apa yang dia
ilih teknik penilaian yaitu penilaian lisan sampaikan serta melatih peserta didik
karena lebih akurat dalam mengetahui untuk memberikan pertanyaan secara
sejauh mana pemahaman peserta didik kritis. Selain diskusi dan presentasi guru
terhadap materi tersebut di samping itu juga mengukur kemahiran peserta didik
melatih kemampuan peserta didik untuk dalam menggali suatu fenomena dengan
berbicara serta mengutarakan pendapat cara diputarkan film dilanjutkan membu-
secara langsung dan penilaian tertulis ka- at resume mengenai isi konten film terse-
rena dapat mengetahui seberapa besar but atau peserta didik diminta menjelas-
pencapaian peserta didik setelah mengi- kan kembali menurut sudut pandangnya
kuti pembelajaran, siapa saja peserta secara lisan.
didik yang dirasa masih perlu untuk pen- Setelah nilai diperoleh dari pelaksa-
gayaan materi dan berapa banyak yang naan penilaian autentik maka langkah
sudah menguasai materi selain itu tes ter- terakhir yang dilakukan yaitu melakukan
tulis juga dianggap bisa memberikan hasil pengolahan nilai. Analisis dan pelaporan
yang lebih objektif. hasil penilaian autentik di SMA Negeri 1

27
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

Semarang tidak lagi dilakukan secara disusun guru sudah sesuai dengan
manual oleh guru melainkan standar kurikulum 2013 dalam Permen
menggunakan software pengolah nilai. Di No 22 Tahun 2016. Selain itu guru juga
dalam pengolahan penilaian autentik juga sudah mendapatkan banyak pelatihan
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yang membuat guru lebih memahami
agar dalam pengolahan penilaian nanti penilaian autentik. Di samping itu, faktor
dapat berjalan dengan baik seperti mem- yang mendukung atau memudahkan guru
buat deskripsi sesuai KD, mengembalikan dalam perencanaan penilaian autentik
hasil pekerjaan peserta didik dan mem- adalah adanya sumber-sumber atau ma-
berikan umpan balik serta komentar yang teri yang memadai dan fasilitas yang ada.
positif. Dalam hal memberikan deskripsi Berbeda dengan perencanaan
naratif, guru hanya perlu meng-input penilaian autentik, pada tahap pelaksa-
nilai sehingga deskripsi naratif nilai yang naan ditemukan fakta bahwa guru
muncul berdasarkan standar yang sudah mempunyai pendapat yang berbeda
ditetapkan di sistem. mengenai kesulitan atau hambatan dalam
Hal lain yang perlu diperhatikan da- pelaksanaan penilaian autentik. Letak
lam pengolahan penilaian autentik adalah perbedaan tersebut adalah ada guru yang
mengembalikan hasil pekerjaan peserta merasa tidak kesulitan sama sekali, tetapi
didik disertai umpan balik dan komentar ada juga guru yang merasa kesulitan da-
yang mendidik. Ketiga guru sejarah lam melaksanakan penilaian autentik ka-
mempunyai pendapat yang sama bahwa rena kemajemukan peserta didik dengan
mereka mengembalikan pekerjaan peser- latar belakang dan karakter yang berbeda-
ta didik setelah memeriksanya, tapi tidak beda. Kemajemukan inilah yang cender-
selalu diberikan umpan balik dan ma- ung membuat guru kesulitan menentukan
sukan. Mengingat terlalu banyak jumlah teknik penilaian yang pas dan sesuai un-
peserta yang diajar. Guru biasanya mem- tuk menilai peserta didik.
berikan umpan balik dan komentar secara Meski begitu berdasarkan observasi
umum di dalam kelas. Guru sejarah sudah yang dilakukan, guru yang merasa
melakukan analisis dan pengolahan nilai mempunyai kesulitan dalam pelaksanaan
pada penilaian autentik dengan sangat penilaian autentik karena kemajemukan
baik. Hal tersebut karena guru tidak ha- peserta didik pada praktiknya di kelas
rus melakukan pengolahan, analisis dan berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini
pelaporan penilaian secara manual. Guru karena terdapat faktor yang mendukung
hanya harus meng-input nilai dan proses dan memudahkan guru dalam pelaksa-
selanjutnya akan diselesaikan oleh soft- naan penilaian autentik yaitu input peser-
ware pengolah nilai meliputi nilai akhir, ta didik di SMA Negeri 1 Semarang yang
kriteria capaian, deskripsi naratif, komen- relatif bagus. Setelah menyusun
tar dan lain-lain. perencanaan dan melaksanakan penilaian
autentik di dalam kelas. Langkah atau
Kendala dalam Penilaian Autentik tahap terakhir yang harus dilakukan guru
Berdasarkan data yang didapat dari hasil sejarah adalah melakukan analisis dan
penelitian yang telah dilakukan, guru tid- pengolahan serta pelaporan nilai hasil
ak merasa mengalami kesulitan yang be- penilaian autentik. Dalam praktiknya
rarti dalam hal mempersiapkan maupun semua guru sepakat mereka sama sekali
menyusun perencanaan penilaian auten- tidak menghadapi hambatan dalam
tik, hal ini terlihat dari kualitas RPP yang

28
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

melakukan analisis dan pengolahan serta dan pelaporan hasil penilaian autentik
pelaporan nilai pada penilaian autentik. guru melakukan dengan baik. Hal ini ka-
Hal ini karena mereka tidak lagi ha- rena di SMA Negeri 1 Semarang pengolah
rus melakukan pengolahan nilai, analisis nilai tidak lagi dilakukan secara manual
dan pelaporan nilai secara manual. oleh guru melainkan menggunakan soft-
Dengan adanya software pengolah nilai, ware. Guru hanya harus meng-input nilai
guru tidak harus lagi mengolah nilai dan proses selanjutnya akan diselesaikan
secara manual atau membuat deskripsi. oleh software tersebut.
Pengolahan nilai yang dilakukan guru Kendala yang dialami oleh guru se-
hanya dengan meng-input nilai tanpa jarah adalah kemajemukan peserta didik
melakukan analisis. Hal ini karena dengan latar belakang dan karakter yang
deskripsi akan otomatis muncul sesuai berbeda-beda. Meski begitu, pada prak-
standar yang sudah ditetapkan dalam sis- tiknya di dalam kelas pelaksanaan
tem, karena pengolahan sudah dilakukan penilaian berjalan dengan baik dan
oleh sistem secara online maka guru mata lancar. Hal ini karena terdapat faktor
pelajaran tidak harus memberikan yang mendukung guru dalam
laporan nilai kepada wali kelas, nilai yang mengimplementasikan penilaian autentik
di-input oleh masing-masing guru mata yaitu peserta didik yang berkualitas,
pelajaran dapat langsung diakses oleh wa- tersedianya fasilitas dan sumber belajar
li kelas secara online. serta adanya software pengolah nilai.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian mengenai Abdullah. 2016. Implementasi Penilaian Aut-
implementasi penilaian autentik pada entik Kurikulum 2013 pada Pembelaja-
pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 ran Pendidikan Agama Islam di Mad-
Semarang, dapat disimpulkan bahwa guru rasah Tsanawiyah Negeri 2 Palangka
Raya. Dalam Fitrah. Vol. 02. No. 2.
memahami penilaian autentik sebagai
Hal 59-82.
penilaian yang dilakukan secara langsung
dan menyeluruh serta melihat proses dan Ahmad, Tsabit Azinar. 2010. Strategi Pem-
hasil secara utuh. Pemahaman tersebut anfaatan Museum sebagai Media
meliputi fungsi penilaian, jenis-jenis Pembelajaran pada Materi Zaman
penilaian serta teknik dan instrumen pa- Prasejarah. Dalam Paramita. Vol. 20.
No. 1. Hal 105-115.
da penilaian autentik. Dibuktikan dengan
guru yang sudah menyiapkan Ahmad, Tsabit Azinar. 2012. Pembelajaran
perencanaan dengan baik dan menyusun Sejarah dalam Perspektif Critical Ped-
RPP sesuai Permen No 22 Tahun 2016 agogy. Dalam Historia Pedagogia.
menggunakan berbagai macam teknik No.1. Hal. 64-73.
penilaian beserta rubrik dan instrumen Ahmad, Tsabit Azinar. 2014. Kendala-kendala
penilaiannya. Guru dalam Pembelajaran Sejarah
Guru sejarah melaksanakan Kontroversial di SMA Negeri Kota Se-
penilaian pengetahuan dan penilaian ket- marang. Dalam Paramita. Vol. 24. No.
erampilan dengan baik. Dalam pelaksa- 2. Hal 266-276.
naan ulangan harian semua guru sepakat Aman. 2009. Evaluasi Pembelajaran Sejarah.
diadakan berdasarkan kompetensi dasar. Diktat. Universitas Negeri Yogyakarta.
Meski begitu guru menggunakan teknik
yang berbeda-beda. Dalam hal analisis

29
Indonesian Journal of History Education 6 (1), 2018: p.21-30

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Puspitasari, Diana. 2015. Penerapan


Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidi- Penilaian Autentik dalam Pembelaja-
kan Islam Kementerian Agama RI. ran Sejarah pada Kurikulum 2013 di
SMK Negeri 1 Bawen Tahun
Ayuningtyas, Fajar. 2015. Analisis Pelaksa-
2014/2015. Skripsi. Universitas Negeri
naan Penilaian Autentik Mata Pelaja-
Semarang.
ran Biologi di SMA Negeri 1 Muntilan.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Puspitasari, Etika Dyah. 2016. The Feasibility
of Authentic Assessment and Its Corre-
Bordoh, Anthony, dkk. 2015. Social Stud-
lation with Biology Academic Achive-
iesTeachers Knowledge Base in Au-
ment in Senior High Schools. Dalam
thentic Assessment in Selected Senior
Proceeding Biology Education Confer-
High Schools in the Central Region of
ence. Vol. 13 No.1. Hal. 196-202.
Ghana. Dalam Journal of Social Sci-
ences and Humanities. Vol. 1. No. 3.
Hal. 249-257.

Fadlillah, Muhammad. 2014. Implementasi


Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Yog-
yakarta: Ar-Ruzz Media.

Iskandar, Haris. 2013. Model Pengembangan


Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Ke-
menterian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah Direktorat Pembinaan SMA.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik


(Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013) Edisi
Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Per-
sada.

Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik Proses


dan Hasil Belajar. Bandung: PT Rema-
ja Rosdakarya.

Mansur. 2015. Implementasi Penilaian Aut-


entik Kurikulum 2013 di Sekolah
Menengah Atas. Dalam E-Buletin
Widyaiswara Media Pendidikan Lem-
baga Penjamin Mutu Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan. Edisi Maret.

Moleong, lexy. 2011. Metode Penelitian Kuali-


tatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2011. Authentik Assessment


(Penilaian Berbasis Kelas dan kompe-
tensi). Bandung: Refika Aditama.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Ten-


tang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah.

30

Anda mungkin juga menyukai