Jurnal Tugas Akhir Zulfa
Jurnal Tugas Akhir Zulfa
Abstrak:
Sumber energy alternatif biomassa di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, salah satunya
adalah pelet kayu, Selain bisa dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar gas/minyak untuk
keperluan memasak menggunakan kompor biomassa, panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran
juga bisa dimanfaatkan sebagai penghasil listrik menggunakan generator termoelektrik. Generator
termoelektrik adalah perangkat yang bisa menghasilkan listrik dengan memanfaatkan berbedaan
suhu panas dan dingin kemudian dikonversi menjadi energy listrik. Suhu panas dihasilkan dari
hasil pembakaran dan suhu dingin dari 2 buah kipas yang dipasang disisi sebaliknya. Perangkat
generator ini dipasang pada kompor biomassa. Terdapat 3 variasi pemasangan generator
termoelektrik berdasarkan jarak terhadap permukaan bahan bakar, yaitu jarak 15 cm, 20cm dan
25cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pellet kayu sebagai penghasil panas serta
mengetahui bagian mana yang menghasilkan output listrik terbesar dari ketiga variasi jarak
generator termoelektrik terhadap bahan bakar. Listrik yang dihasilkan berbanding lurus dengan
perbedaan suhu yang dihasilkan. Untuk menghasilkan perbedaan temperature yang besar posisi
peletakan perangkat generator termoelektrik harus dapat menghasilkan panas yang maksimal
namun di sisi dingin bisa mempertahankan suhu dinginnya atau tidak terlalu terpengaruh dengan
bagian panas. Pada penelitian ini posisi terbaik yaitu dengan jarak 20cm dari permukaan bahan
bakar, dengan perbedaan temperatur maksimal sebesar 110C dan listrik yang dihasilkan 2.983 V
serta lama penelitian selama 1 jam, ada kemungkinan listrik yang dihasilkan bisa lebih tinggi.
Kata kunci : biomassa pellet kayu, generator termoelektrik, pengaturan jarak, perbedaan suhu,
listrik
I. Pendahuluan:
Sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui di Indonesia cukup banyak, diantaranya
adalah biomassa atau bahan-bahan limbah organik. Beberapa biomassa memiliki potensi yang
cukup besar adalah limbah kayu, sekam padi, jerami, ampas tebu, tempurung kelapa, cangkang
sawit, kotoran ternak dan sampah kota.
Pellet kayu adalah serpihan kayu atau sisa-sisa hasil produksi kayu yang berdiameter 6-8
mm dan berukuran panjang 10-30 mm, dan sudah kering. Serpihan kayu ini kemudian mengalami
proses lanjut tanpa campuran kimia, ditekan dengan tekanan kuat menggunakan mesin khusus.
Pellet menghasilkan panas kurang lebih 4,9 kWh/kg karena memiliki kadar air yang rendah (8-
10%), kadar abu (0,5-1%) dengan kerapatan 650 kg/m³. Satu kilogram pellet kayu menghasilkan
panas yang sama dengan yang dihasilkan oleh setengah liter minyak (Leaver, 2008)
Kalor yang dihasilkan, selain untuk keperluan memasak juga bisa dimanfaatkan sebagai
penghasil listrik. Dengan memanfaatkan efek seebeck melalui generator termoelektik, atau juga
disebut seebeck generator yaitu perangkat generator listrik yang mengkonversikan panas
(perbedaan suhu) langsung menjadi energi listrik (Wikipedia). Prinsip kerja dari termoelektrik
adalah berdasarkan Efek Seebeck yaitu "jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu
ujungnya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan
tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain" (Muhaimin, 1993). Semakin besar nilai
perbedaan suhu, maka listrik yang dihasilkan juga semakin besar.
Pemanfaatan generator termoelektrik sebagai pembangkit listrik juga merupakan salah satu
langkah untuk menanggulangi seputar masalah kelistrikan yang terjadi di masyarakat. Dewasa ini,
energi listrik merupakan hal yang tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring
berjalan nya waktu terdapat beberapa permasalahan yang cukup krusial mengenai penggunaan
energi listrik, diantaranya harga listrik yang semakin tahun semakin meningkat dan kondisi
perekonomian masyarakat indonesia sebagian besar berada ditingkat menengah kebawah dirasa
sangat membebankan masyarakat.
Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas, maka diciptakanlah suatu alat yang bisa
mengabungkan pemanfaatan potensi biomassa pelet kayu dan mengatasi masalah kelistrikan,
yakni kompor berbahan bakar briket biomassa dari pelet kayu, serta hasil pembakaran dari kompor
ini menghasilkan energi listrik. Selain briket biomassa yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti
bahan bakar, listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai penerangan dan tenaga untuk
menghidupakan alat-alat elektronik.
Selain itu, untuk memaksimalkan output yang dihasilkan, dilakukan beberapa variasi
mengenai penempatan modul termoelektrik pada kompor. Variasi dilakukan untuk mengetahui
posisi penempatan modul termoelektrik yang dapat menghasilkan output berupa tegangan listrik
maksimal.
Langkah pertama adalah membuat kompor generator termoelektrik, Sisi panas dihasilkan
dari hasil pembakaran biomassa pelet kayu dan sisi dingin dari kipas, selanjutnya adalah
pengambilan data terhadap masing-masing penempatan perangkat generator termoelektrik dan
membandingkan ketiganya.
Dibagian plat berbentuk corong diletakan 3 lubang di sekelilingnya untuk variasi peletakan
generator termoelektrik dengan variasi jarak 15cm, 20cm dan 25cm terhadap permukaan bahan
bakar. Plat berbentuk corong dimaksudkan agar ketika api menyala, tiupa angina dari sekitar bisa
dihalangi sehingga api tidak menyebar terlalu jauh.
Diatas semen tahan api diletakan tunggu sebagai dudukan alat masak. Peletakan alat masak
dimaksudkan agar api bisa bergerak secara centroid dan merata. Terdapat 2 gagang pada samping
kanan dan kiri kompor yang berfungsi sebagai pegangan ketika kompor akan diangkat. Desain
kompor terdapat pada Gambar 1
Pengambilan data
Pengujian diawali dengan memasang generator termoelektrik pada lubang yang berjarak 15
cm dari permukaan bahan bakar. Generator termoelektrik terdiri dari peltier yang diapit oleh 2
heatsink dari sisi panas dan sisi dingin. Alat ukur yang diperlukan adalah thermocouple,
multimeter dan stopwatch. 2 termometer dipasang masing-masing pada heatsink sisi panas dan sisi
dingin, multimeter dipasang pada kabel thermocouple, dan stopwatch digunakan untuk
mengetahui waktu yang berjalan dengan awal penyalaan waktu saat api pertama menyala. 2 kipas
dipasang pada generator termoelektrik sisi dingin. Setelah semuanya terpasang bahan bakar
dibakar dengan sedikit bantuan spirtus/bensin, kemudian letakan wajan yang berisi air pada
tunggu. Pengambilan data pertama saat api sudah menyebar, dan dilakukan selama kurang lebih 1
jam dengan selisih waktu 2 menit. Setelah percobaan dengan jarak 15 cm selesai lakukan hal yang
sama pada lubang dengan jarak 20cm dan 25cm.
Pengujian dimulai dari menit ke 3 sampai menit ke 53, karena api mati saat menit ke 54.
Hasil pengujian pada percobaan ke 3 (jarak 25cm dari permukaan bahan bakar)
Suhu dingin cukup mendapatkan pengaruh yang tinggi, walaupun tidak secara cepat,
namun kenaikan suhu cukup dirasakan, karena selain dekat dengan sumber api, kipas juga kurang
berfungsi secara maksimal. Berdasarkan Tabel 1 suhu sisi dingin maksimal sebesar 78,3C dan
suhu minimalnya 48,3C. Rata-rata suhu dingin 53,2C dan kenaikan suhu rata2 1,069C.
T mengalami kenaikan dari awal sampai akhir dengan rata-rata kenaikan sebesar
1,008C, namun kenaikan ini tidak secara konstan hal ini disebabkan karena suhu panas dan dingin
tidak mengalami perubahan suhu secara konstan dikarenakan posisi api yang bergerak-gerak. T
maksimal sebesar 38,8C dengan rata-ratanya sebesar 22,7C
Karakterisik percobaan 2
T terhadap waktu
120
100
80
60
40
20
0
7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61
DT (°Celcius)
Sisi dingin berhasil mempertahankan suhu dinginnya agar tetap stabil walaupun
mendapatkan pengaruh dari panas api, namun tidak terlalu besar, hal ini karena letak nya yang
tidak terlalu dekat dengan sumber api. Berdasarkan Tabel 2 suhu maksimal yang bisa dihasilkan
56.1C dan suhu maksimalnya 37C dengan rata-rata suhu 45,26C dan rata-rata suhu sebesar
0,724.
T mengalami kenaikan dari awal sampai akhir dengan rata-rata kenaikan 11,276C
namun kenaikan tidak terjadi secara konstan dikarenakan kondisi pergerakan api. Penurunan T
terjadi beberapa kali disebabkan karena factor external. T maksimal sebesar 110C dan rata-
ratanya 57,8C
0
7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61
Tegangan
T terhadap waktu
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 38 40 42 44 46 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67
DT (°Celcius)
Sisi panas pada generator mendapatkan pengaruh yang tidak terlalu banyak dari panas api,
hal ini dikarenakan jarak generator dengan api cukup jauh. Berdasarkan Tabel 3 suhu maksimal
yang dihasilkan sebesar 90,67C dan sisi suhu minimal 48,67C, rata-rata suhu sebesar 69,9C dan
rata-rata kenaikan suhu sebesar 1,4C.
Sisi dingin berhasil mempertahankan suhu dinginnya hingga suhu cukup stabil.
Berdasarkan Tabel 3 suhu maksimalnya 51,9C dan suhu minimalnya 40,4C, rata-rata suhu
46,1C dan rata-rata kenaikannya sebesar 0,241.
T kurang stabil karena terdapat beberapa kali penurunan suhu, hal ini terjadi karena
pergerakan api yang kurang stabil. T maksimal 43,87C, Rata-rata T sebesar 23,8C dan rata-
rata kenaikannya sebesar 1,190C.
Nilai-nilai yang dihasilkan pada percobaan 3 adalah nilai terkecil jika dibandingkan dengan
2 percobaan lainnya, hal ini terjadi karena jarak generator yang cukup jauh dari pusat api
menyebabkan pengaruh panas pada sisi dingin sedikit.
Tegangan terhadap waktu
1.5
0.5
0
7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 38 40 42 44 46 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67
Tegangan
Pergerakan tegangan juga kurang stabil hal ini dikarenakan pengaruh dari T yang kurang
stabil. Tegangan maksimal yang dihasilkan sebesar 1,4 volt dengan rata-ratanya 0,96 volt. Ini
merupakan tegangan yang nilainya kecil, hal ini disebabkan karena T yang dihasilkan juga kecil.
Membandingkan percobaan 1, 2 dengan 3
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm
Dari grafik yang disajikan percobaan dengan jarak 20cm menghasilkan rata-rata suhu
panas tertinggi yaitu sebesar 89,9C, diikuti oleh percobaan yang berjarak 15cm yaitu 78,8C dan
yang terkecil adalah percobaan dengan jarak 25cm sebesar 65,3C.
Faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya suhu di sisi panas yaitu panas dari api.
Di menit awal percobaan dengan jarak 15 cukup tinggi, karena saat itu api belum meninggi. Seiring
berjalannya waktu api terus meninggi dan bergerak dengan gerakan miring yang berbentuk sudut,
api bergerak dengan jarak paling dekat pada percobaan dengan jarak 20 cm, dan sudut api menjauhi
percobaan dengan jarak 15cm. percobaan dengan jarak 25cm mendapatkan rata-rata suhu panas
terkecil karena jarak generator termoelektrik cukup jauh dengan api, bahkan cenderung diatasnya.
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm
Berdasarkan grafik diatas rata-rata suhu dingin tertinggi di hasilkan oleh percobaan dengan
jarak 15cm yaitu sebesar 54,5C, kemudian dikuti percobaan dengan jarak 25cm yaitu 46,1C, dan
yang terkecil adalah percobaan dengan jarak 20cm yaitu 43.8C.
Percobaan dengan jarak 15 cm mencapai nilai tertinggi karena jarak generator yang dekat
dengan sumber api sehingga panas lebih terasa, selain itu pada titik ini kipas pendingin kurang
berfungsi secara maksimal.
Rata-rata T
Rata-rata T (C)
50
40
30
20
10
0
jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm
Berdasarkan grafik diatas rata-rata T tertinggi dihasilkan oleh percobaan dengan jarak
20cm yaitu sebesar 46,4C, diikuti oleh percobaan dengan jarak 15cm yaitu sebesar 22,5C dan
nilai terkecil dihasilkan percobaan dengan jarak 25cm yaitu sebesar 19,5C.
T adalah selisih antara suhu di sisi panas dan suhu dingin. Percobaan dengan jarak 20cm
menghasilkan nilai terbesar karena suhu panas yang dihasilkan cukup tinggi dibandingkan dengan
ke 2 percobaan lainnya, selain itu pada percobaan ini sisi dingin berhasil mempertahankan suhu
dinginnya hingga nilainya terkecil disbanding ke 2 percobaan lainnya.
Rata-rata tegangan
Tegangan yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya T. semakin besar nilai T
makan tegangan yang dihasilkan semakin besar. Berdasarkan gambar .. percobaan dengan jarak
20cm menghasilkan T tertinggi oleh karena itu pada gambar.. jarak 20cm juga memperoleh nilai
tegangan tertinggi. Begitu juga dengan percobaan jarak 15cm maupun jarak 20cm besar tegangan
tergantung dari T yang dihasilkan.
Factor Tegangan
tegangan (perc 1)
tegangan (perc 2)
tegangan (perc 3)
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm
T terhadap waktu
120
100
80
60
40
20
0
7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
Kesimpulan
1. Pelet kayu bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor generator termoelektrik,
karena selain bisa digunakan untuk memasak, panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan
menjadi energy listrik melalui efek seebeck
2. Percobaan dengan jarak 15 cm dari permukaan bahan bakar menghasilkan T maksimal
sebesar 38,8C dan tegangan sebesar 2,289 volt. Percobaan dengan jarak 20 cm dari
permukaan bahan bakar menghasilkan T maksimal sebesar 110,9C dan tegangan
maksimal seber 2,982 volt. Percobaan dengan jarak 25 cm dari permukan bahan bakar
menghasilkan T maksimal sebesar 43,86C dan tegangan maksimal 1,404 volt
3. Posisi terbaik dalam meletakan generator termoelektrik adalah dengan jarak 20 cm dari
permukaan bahan bakar, karena mendapatkan panas yang maksimal pada sisi panas dan
suhu sisi dingin yang cukup terjaga, sehingga didapatkan T dan tegangan yang cukup
besar