Anda di halaman 1dari 5

ANALISA JARAK API TERHADAP PELTIER JENIS TEC1-12706 PADA TUNGKU

KOMPOR BIOMASSA

Suliono1, Emin Haris2, Rachmatullah3, Siti Zulfa4


1,2
Teknik Mesin, Teknik Mesin, Politeknik Negeri Indramayu
Alamat Jl. Lohbener Lama No. 08 Desa Lohbener, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu3
1
Sulionolee@gmail.com, 2 Eminharis@gmail.com, 3 Rachmatullah@polindra.ac.id , 4Szulfa215@gmail.com

Abstrak
Sumber energy alternatif biomassa di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, salah satunya adalah pelet kayu, Selain bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak menggunakan kompor biomassa, panas yang dihasilkan dari hasil
pembakaran bisa dikonversikan menjadi energy listrik menggunakan generator termoelektrik, yaitu perangkat yang bisa
menghasilkan listrik dengan memanfaatkan berbedaan suhu panas dan dingin. Suhu panas dihasilkan dari hasil pembakaran dan
suhu dingin diperoleh dari 2 buah kipas yang dipasang disisi sebaliknya. Perangkat ini dipasang pada kompor biomassa. Terdapat
3 variasi pemasangan berdasarkan jarak terhadap titik awal penyalaan api, yaitu jarak 15 cm, 20 cm dan 25 cm. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagian mana yang menghasilkan output listrik terbesar dari ketiga variasi jarak generator termoelektrik.
Listrik yang dihasilkan berbanding lurus dengan perbedaan suhu yang dihasilkan. Untuk menghasilkan perbedaan suhu yang besar
posisi peletakan perangkat generator termoelektrik harus dapat menghasilkan panas yang maksimal namun di sisi dingin bisa
mempertahankan suhu dinginnya dari pengaruh panas. Pada penelitian ini posisi terbaik yaitu pada jarak 20 cm dari titik awal
penyalaan api, dengan perbedaan temperatur maksimal sebesar 110C dan listrik yang dihasilkan 2.983 V dengan lama penelitian
selama 1 jam, ada kemungkinan listrik yang dihasilkan bisa lebih tinggi lagi.

Kata kunci : biomassa pellet kayu, generator termoelektrik, pengaturan jarak, perbedaan suhu, listrik

kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka


I. PENDAHULUAN terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan
Sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui di Indonesia ujung yang lain" (Muhaimin, 1993). Semakin besar nilai
cukup banyak, diantaranya adalah biomassa atau bahan-bahan perbedaan suhu, maka listrik yang dihasilkan juga semakin
limbah organik. Beberapa biomassa memiliki potensi yang besar.
cukup besar adalah limbah kayu, sekam padi, jerami, ampas Pemanfaatan generator termoelektrik sebagai pembangkit
tebu, tempurung kelapa, cangkang sawit, kotoran ternak dan listrik juga merupakan salah satu langkah untuk menanggulangi
sampah kota. seputar masalah kelistrikan yang terjadi di masyarakat. Dewasa
Pellet kayu adalah serpihan kayu atau sisa-sisa hasil ini, energi listrik merupakan hal yang tak pernah lepas dari
produksi kayu yang berdiameter 6-8 mm dan berukuran kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalan nya waktu
panjang 10-30 mm, dan sudah kering. Serpihan kayu ini terdapat beberapa permasalahan yang cukup krusial mengenai
kemudian mengalami proses lanjut tanpa campuran kimia, penggunaan energi listrik, diantaranya harga listrik yang
ditekan dengan tekanan kuat menggunakan mesin khusus. semakin tahun semakin meningkat dan kondisi perekonomian
Pellet menghasilkan panas kurang lebih 4,9 kWh/kg karena masyarakat indonesia sebagian besar berada ditingkat
memiliki kadar air yang rendah (8-10%), kadar abu (0,5-1%) menengah kebawah dirasa sangat membebankan masyarakat.
dengan kerapatan 650 kg/m³. Satu kilogram pellet kayu
menghasilkan panas yang sama dengan yang dihasilkan oleh Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas, maka
setengah liter minyak (Leaver, 2008) [4] diciptakanlah suatu alat yang bisa mengabungkan pemanfaatan
Kalor yang dihasilkan, selain untuk keperluan memasak potensi biomassa pelet kayu dan mengatasi masalah kelistrikan,
juga bisa dimanfaatkan sebagai penghasil listrik. Dengan yakni kompor berbahan bakar briket biomassa dari pelet kayu,
memanfaatkan efek seebeck melalui generator termoelektik, serta hasil pembakaran dari kompor ini menghasilkan energi
atau juga disebut seebeck generator yaitu perangkat generator listrik. Selain briket biomassa yang bisa dimanfaatkan sebagai
listrik yang mengkonversikan panas (perbedaan suhu) langsung pengganti bahan bakar, listrik yang dihasilkan bisa
menjadi energi listrik (Wikipedia). Prinsip kerja dari dimanfaatkan sebagai penerangan dan tenaga untuk
termoelektrik adalah berdasarkan Efek Seebeck yaitu "jika 2 menghidupakan alat-alat elektronik.
buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya,
Untuk memaksimalkan output yang dihasilkan, dilakukan termoelektrik dan membandingkan output yang dihasilkan dari
beberapa variasi mengenai penempatan perangkat ketiganya. Proses pengambilan data ditunjukan oleh gambar 2.
termoelektrik pada kompor. Variasi dilakukan untuk
mengetahui posisi penempatan perangkat termoelektrik yang
dapat menghasilkan output berupa tegangan listrik maksimal.

II. METODE PENELITIAN


Langkah pertama adalah membuat kompor generator
termoelektrik, Sisi panas dihasilkan dari hasil pembakaran
biomassa pelet kayu dan sisi dingin dari kipas, selanjutnya
adalah pengambilan data terhadap masing-masing penempatan
perangkat generator termoelektrik dan membandingkan Gambar 2. Proses Pengambilan data
ketiganya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Kompor Generator Termoelektrik Pengujian dilakukan dengan melakukan tiga kali
percobaan, diawali dengan memasang generator termoelektrik
pada lubang yang berjarak 15 cm dari titik awal penyalaan api.
Generator termoelektrik terdiri dari 1 elemen peltier jenis
TEC1-12706 dengan spesifikasi dimensi berukuran
40mmx40mmx3,8mm. dengan spesifikasi massa 27 gram, I
max 6,4 A, V max 14,9V, dan R=1,98 ohm,127 couples dengan
t max = 68C [3] yang diapit oleh 2 heatsink dari sisi panas dan
sisi dingin. Alat ukur yang diperlukan adalah thermocouple,
multimeter dan stopwatch. 2 termometer dipasang masing-
masing pada heatsink sisi panas dan sisi dingin, multimeter
Gambar 1. Desain Kompor Generator Termoelektrik dipasang pada kabel thermocouple, dan stopwatch digunakan
Kompor terbuat dari plat dengan ketebalan 1mm, untuk mengetahui waktu yang berjalan dengan awal penyalaan
bagian dalam kompor yang digunakan untuk pembakaran waktu saat api pertama menyala. 2 kipas dipasang pada
dilapisi dengan semen tahan api agar plat tidak terkena panas generator termoelektrik sisi dingin. Setelah semuanya
langsung karena dikhawatirkan tidak akan bertahan lama. terpasang bahan bakar dibakar dengan sedikit bantuan
Selain itu fungsi semen sebagai pembantu untuk mempercept spirtus/bensin, kemudian letakan wajan yang berisi air pada
penyalaan karena terjaganya suhu panas dari pengaruh tunggu. Pengambilan data pertama saat api sudah menyebar,
konduksi. [6] Bagian bawah dari ruang pembakaran diberikan dan dilakukan selama kurang lebih 1 jam dengan selisih waktu
lubang sebagai tempat masuknya udara untuk keperluan 2 menit. Setelah percobaan dengan jarak 15 cm selesai lakukan
pembakaran, udara akan masuk dari plat bawah bagian samping hal yang sama pada lubang dengan jarak 20cm dan 25cm.
dan di teruskan ke lubang ruang pembakaran. Bagian lubang A. Hasil Pengujian
juga digunakan sebagai tempat pembuangan hasil pembakaran.
Tabel 1. Hasil Percobaan
Lubang bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan dengan
menggeser plat dibawahnya. Percobaan Percobaan Percobaan
Dibagian plat berbentuk corong diletakan 3 lubang di 1 2 3
sekelilingnya untuk variasi peletakan generator termoelektrik T°H Maks (°C) 109 165 90.67
dengan variasi jarak 15cm, 20cm dan 25cm terhadap titik awal
penyalaan api. Plat berbentuk corong dimaksudkan agar ketika T°H Min (°C) 55 51 48.67
api menyala, tiupa angina dari sekitar bisa dihalangi sehingga T°H Rata-rata (°C) 75.927 99.044 69.908
api tidak menyebar terlalu jauh. T°C Maks (°C) 76.8 56.1 51.9
Diatas semen tahan api diletakan tunggu sebagai
dudukan alat masak. Peletakan alat masak dimaksudkan agar T°C Min (°C) 44.3 37 40.6
api bisa bergerak secara centroid dan merata. Terdapat 2 gagang T°C Rata-rata (°C) 53.238 45.26 46.085
pada samping kanan dan kiri kompor yang berfungsi sebagai
DT Maks (°C) 38.8 110.9 43.87
pegangan ketika kompor akan diangkat. Desain kompor
terdapat pada Gambar 1 DT Rata-rata (°C) 22.688 53.784 23.823
Kenaikan rata-rata DT
B. Pengambilan Data (°C) 1.008 11.276 1.19
Pengambilan data dilakukan untuk mengetahui Tegangan Maksimal
karakteristik dari masing-masing penempatan generator (Volt) 2.289 2.983 1.404
Tegangan rata-rata
(Volt) 1.167 1.716 0.957
Percobaan 1 dimulai dari menit ke 3 sampai menit ke 53, karena T mengalami kenaikan dari awal sampai akhir
pada menit ke 54 api mulai mati. Percobaan 2 dimulai dari dengan rata-rata kenaikan 11,276C namun kenaikan tidak
menit ke 7 sampai menit ke 61 dengan kondisi api yang masih terjadi secara konstan dikarenakan kondisi pergerakan api.
konstan. Percobaan ke 3 dimulai dari menit ke 7 sampai menit Penurunan T terjadi beberapa kali disebabkan karena factor
ke 67, kondisi api terakhir pada percobaan ini pun masih external. T maksimal sebesar 110C dan rata-ratanya 57,8C
konstan. Perbandingan nilai rata-rata ketiganya pun tidak bisa Tegangan juga mengalami kenaikan dari awal sampai
langsung dibandingkan begitu saja, melainkan harus disamakan akhir, namun kenaikan tidak terjadi secara konstan akibat dari
terlebih dahulu antara jumlah menit dan jumlah percobaannya. ketidak konstanan kenaikan dari T. Tegangan maksimal
B. Karakteristik Percobaan 1 (Jarak 15 cm dari Titik awal sebesar 2,982 volt dengan rata-ratanya 1,7 volt.
penyalaan api)
D. Karakteristik Percobaan 3 (Jarak 25 cm dari Titik awal
Sisi panas mendapatkan pengaruh yang cukup besar penyalaan api)
karena generator berada dekat sumber api, namun angka
Sisi panas pada generator mendapatkan pengaruh yang
tertinggi kurang bisa dicapai karena semakin lama permukaan
tidak terlalu banyak dari panas api, hal ini dikarenakan jarak
api semakin meninggi, dan ketika bergerak2, api tidak lurus,
generator dengan api cukup jauh. Berdasarkan Tabel 3 suhu
namun miring dan membentuk sudut sehingga api yg sejajar
dengan generator menjadi berjarak. Berdasarkan Tabel 1 Suhu maksimal yang dihasilkan sebesar 90,67C dan sisi suhu
maksimal yang bisa dicapai sebesar 110C, suhu minimal minimal 48,67C, rata-rata suhu sebesar 69,9C dan rata-rata
sebesar 55C, didapatkan rata-rata suhu sebesar 75,9C dan kenaikan suhu sebesar 1,4C.
rata-rata kenaikan suhunya 2,077. Sisi dingin berhasil mempertahankan suhu dinginnya
Suhu dingin cukup mendapatkan pengaruh yang hingga suhu cukup stabil. Berdasarkan Tabel 3 suhu
tinggi, walaupun tidak secara cepat, namun kenaikan suhu maksimalnya 51,9C dan suhu minimalnya 40,4C, rata-rata
cukup dirasakan, karena selain dekat dengan sumber api, kipas suhu 46,1C dan rata-rata kenaikannya sebesar 0,241.
juga kurang berfungsi secara maksimal. Berdasarkan Tabel 1 T kurang stabil karena terdapat beberapa kali
suhu sisi dingin maksimal sebesar 78,3C dan suhu minimalnya penurunan suhu, hal ini terjadi karena pergerakan api yang
48,3C. Rata-rata suhu dingin 53,2C dan kenaikan suhu rata2 kurang stabil. T maksimal 43,87C, Rata-rata T sebesar
1,069C. 23,8C dan rata-rata kenaikannya sebesar 1,190C.
T mengalami kenaikan dari awal sampai akhir Pergerakan tegangan juga kurang stabil hal ini
dengan rata-rata kenaikan sebesar 1,008C, namun kenaikan ini dikarenakan pengaruh dari T yang kurang stabil. Tegangan
tidak secara konstan hal ini disebabkan karena suhu panas dan maksimal yang dihasilkan sebesar 1,4 volt dengan rata-ratanya
dingin tidak mengalami perubahan suhu secara konstan 0,96 volt. Ini merupakan tegangan yang nilainya kecil, hal ini
dikarenakan posisi api yang bergerak-gerak. T maksimal disebabkan karena T yang dihasilkan juga kecil
Nilai-nilai yang dihasilkan pada percobaan 3 adalah
sebesar 38,8C dengan rata-ratanya sebesar 22,7C
nilai terkecil jika dibandingkan dengan 2 percobaan lainnya, hal
ini terjadi karena jarak generator yang cukup jauh dari pusat api
Tegangan maksimal yang diperoleh sebesar 2,29 volt,
menyebabkan pengaruh panas pada sisi dingin sedikit.
rata-rata tegangan sebesar 1,17 volt. Tegangan mengalami
kenaikan dari awal sampai akhir dengan besar kenaikan rata-
rata 0,063C, namun kenaikan tidak terjadi secara konstan E. Membandingkan Percobaan 1, 2 dan 3
akibat dari ketidak konstanan kenaikan dari T. 1) Rata-rata Suhu disisi Panas

C. Karakteristik Percobaan 2 (Jarak 20 cm dari Titik awal Rata-rata suhu sisi panas (C)
penyalaan api) 100.0
Sisi panas mendapatkan pengaruh yang maksimal dari
api, hal ini dikarenakan arah pergerakan api dekat dengan
generator termoelektrik. Berdasarkan Tabel 2 suhu maksimal 50.0
yang bisa dihasilkan 165C dan panas minimal 51C dengan
rata-rata suhunya sebesar sebesar 99,04C dan rata-rata 0.0
kenaikannya 4,4C. jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm
Sisi dingin berhasil mempertahankan suhu dinginnya
Gambar 3. Grafik Perbandingan Rata-rata Suhu Sisi Panas
agar tetap stabil walaupun mendapatkan pengaruh dari panas
api, namun tidak terlalu besar, hal ini karena letak nya yang Dari grafik yang disajikan percobaan dengan jarak
tidak terlalu dekat dengan sumber api. Berdasarkan Tabel 2 20cm menghasilkan rata-rata suhu panas tertinggi yaitu sebesar
suhu maksimal yang bisa dihasilkan 56.1C dan suhu 89,9C, diikuti oleh percobaan yang berjarak 15cm yaitu
maksimalnya 37C dengan rata-rata suhu 45,26C dan rata-rata 78,8C dan yang terkecil adalah percobaan dengan jarak 25cm
suhu sebesar 0,724. sebesar 65,3C.
Faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya suhu sisi dingin berhasil mempertahankan suhu dinginnya hingga
di sisi panas yaitu panas dari api. Di menit awal percobaan nilainya terkecil disbanding ke 2 percobaan lainnya.
dengan jarak 15 cukup tinggi, karena saat itu api belum
meninggi. Seiring berjalannya waktu api terus meninggi dan
bergerak dengan gerakan miring yang berbentuk sudut, api 4) Rata-rata Tegangan
bergerak dengan jarak paling dekat pada percobaan dengan
jarak 20 cm, dan sudut api menjauhi percobaan dengan jarak
15cm. percobaan dengan jarak 25cm mendapatkan rata-rata Rata-rata tegangan (Volt)
suhu panas terkecil karena jarak generator termoelektrik cukup 2.0
jauh dengan api, bahkan cenderung diatasnya.
1.5
2) Rata-rata Suhu disisi Dingin
1.0
Rata-rata suhu sisi dingin 0.5
(C)
0.0
60.0 jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm
40.0 Gambar 6. Grafik rata-rata tegangan
20.0 Berdasarkan grafik diatas rata-rata tegangan tertinggi
dihasilkan oleh percobaan dengan jarak 20cm yaitu sebesar 1,5
0.0 volt, diikuti oleh percobaan dengan jarak 15cm yaitu sebesar
jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm 1,3 volt, nilai terkecil dihasilkan oleh percobaan dengan jarak
Gambar 4. Grafik perbandingan rata-rata Suhu Sisi Dingin
25 cm yaitu sebesar 0,9 volt.
Berdasarkan grafik diatas rata-rata suhu dingin Tegangan yang dihasilkan berbanding lurus dengan
tertinggi di hasilkan oleh percobaan dengan jarak 15cm yaitu besarnya T. semakin besar nilai T makan tegangan yang
sebesar 54,5C, kemudian dikuti percobaan dengan jarak 25cm dihasilkan semakin besar. Berdasarkan gambar 5 percobaan
yaitu 46,1C, dan yang terkecil adalah percobaan dengan jarak dengan jarak 20cm menghasilkan T tertinggi oleh karena itu
20cm yaitu 43.8C. pada gambar 6 jarak 20cm juga memperoleh nilai tegangan
Percobaan dengan jarak 15 cm mencapai nilai tertinggi tertinggi. Begitu juga dengan percobaan jarak 15cm maupun
karena jarak generator yang dekat dengan sumber api sehingga jarak 20cm besar tegangan tergantung dari T yang dihasilkan.
panas lebih terasa, selain itu pada titik ini kipas pendingin 5) Faktor Tegangan
kurang berfungsi secara maksimal. Selain factor T yang mempengaruhi besarnya output
3) Rata-rata T tegangan yang dihasilkan factor lain yang mempengaruhi yaitu
factor tegangan. Harga faktor tegangan diperoleh dengan cara
Rata-rata T (C) membandingkan rata-rata tegangan listrik dengan rata-rata
delta T sehingga dapat diketahui harga tegangan listrik setiap
60 perbedaan suhu 1°C.
40 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑉𝑜𝑙𝑡)
Faktor Tegangan :
20 𝑇 (𝐶)

0 Faktor tegangan menunjukkan harga yang hampir


jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm sama pada masing-masing penelitian. Harga faktor tegangan
Gambar 5. Grafik Perbandingan Rata-rata T rata-rata yang paling tinggi sebesar 0,06 volt setiap perbedaan
suhu 1°C, namun pada percobaan dengan jarak 20cm saat
Berdasarkan grafik diatas rata-rata T tertinggi mencapai suhu diatas 60C nilai faktor tegangan menurun
dihasilkan oleh percobaan dengan jarak 20cm yaitu sebesar hingga 0,03 kecara konsisten. Sehingga disimpulkan bahwa
46,4C, diikuti oleh percobaan dengan jarak 15cm yaitu sebesar semakin besar perbedaan suhu (setelah mencapai besaran suhu
22,5C dan nilai terkecil dihasilkan percobaan dengan jarak tertentu) semakin menurun faktor tegangan yang dihasilkan,
25cm yaitu sebesar 19,5C. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sifat dari
T adalah selisih antara suhu di sisi panas dan suhu semikonduktor pada peltier, yaitu semakin tinggi suhu yang
dingin. diterima hambatan pada semikonduktor juga semakin tinggi,
T = TH - TC tentunya sangat berpengaruh terhadap tegangan listrik yang
Percobaan dengan jarak 20cm menghasilkan nilai terbesar dihasilkkan oleh termoelektrik. [2]
karena suhu panas yang dihasilkan cukup tinggi dibandingkan
dengan ke 2 percobaan lainnya, selain itu pada percobaan ini
IV. KESIMPULAN
Faktor tegangan (volt/C) 1. Pelet kayu bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk
0.06 kompor generator termoelektrik, karena selain bisa
digunakan untuk memasak, panas yang dihasilkan bisa
0.05 dimanfaatkan menjadi energy listrik melalui efek
0.04 seebeck
0.03 2. Percobaan dengan jarak 15 cm dari titik awal
0.02 penyalaan api menghasilkan T maksimal sebesar
38,8C dan tegangan sebesar 2,289 volt. Percobaan
0.01
dengan jarak 20 cm dari titik awal penyalaan api
0 menghasilkan T maksimal sebesar 110,9C dan
jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm tegangan maksimal seber 2,982 volt. Percobaan
Gambar 17. Grafik Perbandingan Faktor Tegangan dengan jarak 25 cm dari permukan bahan bakar
Rata-rata faktor tegangan tertinggi diperoleh oleh menghasilkan T maksimal sebesar 43,86C dan
percobaan dengan jarak 15cm yaitu sebesar 0,05, diikuti tegangan maksimal 1,404 volt
percobaan dengan jarak 25cm sebesar 0,04 kemudian percobaan 3. Posisi terbaik dalam meletakan generator
dengan jarak 20cm sebesar 0,04. Percobaan dengan jarak 20 cm termoelektrik adalah dengan jarak 20 cm dari titik
menghasilkan faktor tegangan paling kecil karena T sudah awal penyalaan api
mencapai suhu diatas 60C.
[1] Anonim. 2019. Generator Termoelektrik. 30 juni 2019.
6) Perbandingan Keselutruhan https://id.m.wikipedia.org/wiki/Generator_Termoelektrik
[2] Ansyori. 2017. Rancang Bangun Sistem Generator Termoelektrik
T terhadap waktu Sederhana sebagai Pembangkit Listrik dengan Menggunakan Efek Seebec
[3] Mainil, Rahmat Iman. Dkk. 2015. Penggunaan Modul Thermoelektric
150 sebagai Elemen Pendingin Box Cooler. Jurnal Rekayasa dan Aplikasi
Teknik Mesin di Industri.
100 [4] Munis, Kristoforus, Agastya. 2013. Karakteristik generator
termoelektrik.Tugas Akhir. Universitas Sanata Dharma
50 [5] Sanusi, djamal. dkk. 2015. karakteristik pellet kayu sengon. jurnal ilmu
kayu.3 (1): 27 – 31K.
0 [6] Yunianto, Bambang. Dkk. 2017. Pengembangan Desain Tungku Bahan
Bakar Rendan Polusi dengan Menggunakan Dinding Beton Semen. Jurnal
7 11 15 19 23 27 31 35 39 43 47 51 Teknik Mesin.
[7] Simatupan, Rapi Sanjaya. 2017. Pemanfaatan Kompor Biomassa
jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm Berbahan Bakar Tempurung Kelapa Sebagai Penghasil Listrik.
Menggunakan Generator Termoelektrik. Universitas Negeri Medan
Gambar 18. Grafik Perbandingan T terhadap Waktu dari 3 Percobaan [8] Puspita, Santi candra. Dkk. 2018. Generator Termoelektrik untuk
Pengisian Aki. Jurnal Fisika dan Aplikasinya.
[9] Khalid, Muammar. Dkk. 2016. Pemanfaatan Energi Panas Sebagai
Tegangan terhadap waktu Pembangkit Listrik Berskala Kecil dengan Menggunakan generator
termoelektrik 3 (1): 57-52
3 [10] Putra, Nandy. Dkk. 2009.
2
1
0
7 11 15 19 23 27 31 35 39 43 47 51 55

jarak 15cm jarak 20cm jarak 25cm

Gambar 19. Grafik Tegangan terhadap Waktu dari 3 Percobaan

Dari ke dua grafik yang disajikan terlihat jelas bahwa percobaan


dengan jarak 20 cm lebih dominan dalam menghasilkan T
tertinggi dan tegangan tertinggi dilihat dari kenaikan nya yang
cukup signifikan, diikuti oleh percobaan dengan jarak 15 cm
terakhir percobaan dengan jarak 25cm dari titik awal penyalaan
api’

Anda mungkin juga menyukai