Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN GEDUNG INSPEKTORAT KOTA SINGKAWANG

I. PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang, perlu di wujudkan dan di tingkatkan mutu dan kualitas
gedung pemerintahan untuk mengoptimalkan fungsi bangunan, dapat menjadi teladan bagi lingkungannya
serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur. Untuk mewujudkn hal tersebut maka akan
di lakukan Pekerjaan Pembangunan dan Peningkatan Gedung Inspektorat Kota Singkawang. Untuk waktu
pelaksanaan ditetapkan selamaa 110 (seratus sepuluh) hari kerja

II. LINGKUP PEKERJAAN


1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Struktur Plat Lantai

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN AWAL


Demi kelancaraan pekerjaan, maka segala sesuatu menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan
harus telah dipersiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pelaksanaan. Antara lain : Jadwal terinci, Time
schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, serta kelengkapan administrasi lapangan. Melakukan
koordinasi dengan konsultan pengawas dan pemberi tugas serta Pihak lainnya yang terlibat dengan
pelaksanaan pekerjaan ini, meliputi antara lain:
1. Membuat rencana dan jadwal kerja oleh kontraktor pelaksana termasuk antara lain:
 Waktu pelaksanaan pekerjaan siang hari di mulai pada Pukul 07.00 WIB-16.00 WIB.
 Waktu pelaksanaan pada malam hari di mulai pada pukul 19.00 WIB-selesai, dengan catatan
apabila ada pekerjaan penting karena memang harus segera diseselaikan.
 Pembuatan rencana kerja dan jadwal pekerjaan dalam satu minggu kedepan.
2. Membuat Method of working plan( MOWP ) yang akan dipakai sebagai acuan bersama dalam
pekerjaan ini.
3. Menetapkan akses jalur kerja
4. Menempatkan karyawan lapangan dan tenaga ahli lainya dilapangan sesuai dengan fungsi dan
jabatan masing-masing, serta membuat struktur organisasi proyek yang jelas dan akan di tempel di
rungan rapat kontraktor pelaksana.
5. Membuat Ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Untuk menunjang keselamatan kerja maka
telah disusun standar sistem K3L untuk pekerjaan ini.

B. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Mobilisasi Demobilisasi


Pekerjaan ini adalah berkaitan langsung dengan kegiatan pemindahan dan pengangkutan baik
bahan material, tenaga kerja maupun seluruh peralatan kerja serta seluruh pendukung teknis dan
non teknis dalam pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak maupun dalam persyaratan
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan ini berlaku baik pada saat mulai pekerjaan hingga
selesai pekerjaan.

2. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan & Perataan Lapangan


i. Persiapan Awal
a. Sebelum pekerjaan kontruksi dimulai akan dilakukan terlebih dahulu pekerjaan
pembongkaran. Kemudian seiring wak pekerjaa pembongkaran dilaksanakan maka akan
dilakukan juga pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan terhadap bongkaran bangunan
dengan membuang semua material bongkaran yang bisa langsung dibuang ke
penampungan dan mengatur persiapan area kerja. Kegiatan ini harus dengan persetujuan
direksi lapangan dan sesuai prosedur yang berlaku dalam kontrak.
b. Adapun peralatan bantu yang digunakan seperti palu godam, Palu biasa, linggis, gergaji,
sekop, pungki, gerobak roda 2 dan gerobak roda 1 maupun pikc up dan atau dump truck
serta peralatan pendukung lainnya termasuk alat berat.
c. Kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan, rompi dan kotak P3K.
ii. Tahap penetapan
a. Identifikasi bangunan gedung yang akan dibongkar.
b. Sebelum pembongkaran semua instalasi, listrik, gas, dan air, harus dimatikan, kecuali
apabila diperlukan sepanjang tidak membahayakan.
c. Semua bagian-bagian kaca, bagian-bagian yang lepas, bagian-bagian yang mencuat harus
disingkirkan sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai.
d. Pekerjaan pembongkaran dilakukan tingkat demi tingkat dimulai dari atap dan seterusnya
ke bawah.
e. Tindakan-tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan bahaya rubuhnya
bangunan.
f. Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat menimbulkan dampak luas
terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana
teknis pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa perencanaan.
iii. Kegiatan Pelaksanan
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan pembongkaran yang digunakan secara umum sebagai
berikut:
a. Menyiapkan peralatan berat maupun ringan untuk pembongkaran bangunan.
b. Mematikan seluruh aliran seperti air, listrik, gas, kabel optik dan lain-lain yang dianggap
berbahaya dan mengganggu proses pekerjaan pembongkaran.
c. Memastikan peralatan pada posisinya masing-masing.
d. Memeriksa seluruh gedung untuk memastikan tidak ada seorang pun di dalam gedung
saat proses dimulai.
e. Mengatur jarak aman (1,5 kali tinggi gedung) pada area proyek agar tidak menimbulkan
cedera maupun kerugian yang lain.
f. Memulai pembongkaran mulai dari atap hingga pondasi jika menggunakan alat berat
seperti excavator jika diperlukan
g. Memastikan pekerjaan pembongkaran dilakukan oleh yang ahli dan tidak diberikan
kepada orang yang berbeda secara bergantian acak dalam melaksanakan tugas.
h. Melakukan proses pengangkutan dan sekaligus pemebrsihan lokasi terhadap material
sisa puing puing bangunan dan pengangkutan dengan mobil pick up dan atau alat berat
lainnya harus sesuai dengan SOP yang berlaku.
i. Pelaksanaan pembongkaran mengikuti prinsip-prinsip K3.

3. Pekerjaan Pengukuran
i. Merupakan pekerjaan awal dalam pembangunan kontruksi yang akan dilaksanakan. Sebelum
di mulainya pekerjaan, pengukuran mengunakan kelengkapan alat ukur
ii. Lokasi yang telah diukur dipasang patok-patok untuk menentukan elevasi.
iii. Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan yang
dibuatkan kedalam mutual cech nol (MC-0)
iv. Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari direksi
pekerja
v. Pengukuran lapangan kerja ini sebagai pedoman untuk membuat bowplank dan titik
elevasi/peil bangunan
vi. Untuk menyelesaikan pekerjaan pengukuran kita membutuhkan waktu diminggu pertama di
mulainya pekerjaan.
vii. alat bantu yang digunakan berupa : benang nilon, meteran pendek dan panjang, palu godam,
palu biasa gergaji.
viii. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

4. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank


i. Pemasangan patok dan papan bouwplank menggunakan bahan material yang telah di sepakati
bersama.
ii. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus dibicarakan dan
mendapat persetujuan dengan Direksi.
iii. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
iv. alat bantu yang digunakan berupa : Benang nilon, meteran pendek dan panjang, palu godam,
palu biasa gergaji.
v. Kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

5. Pekerjaan Direksi Keet


i. Mempersiapkan barak kerja di lapangan ( Direksi Keet ) untuk Kontraktor Pelaksana dan
Konsultan Pengawas, gudang dan tumpukan Matrial dan alat kerja,
ii. Barak Pekerja yang di lengkapi dengan fasilitas lainnya seperti Pos Jaga dan fasilitas sanitasi
yang baik seperti Pembuatan WC.
iii. Penngadaan air bersih dan listrik sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para pekerja
di lapangan dan terpeliharanya kebersihan, fungsi lain adalah untuk tempat melakukan rapat
koordinasi baik dengan konsultan pengawas maupun dengan pemberi tugas selama kegiatan
pekerjaan berlangsung.
iv. alat bantu yang digunakan berupa : Cangkul, Penggali, meteran, kapak, gergaji, palu dan alat
pendukung lainnya.
v. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.
F. Pekerjaan Papan Nama Proyek
Mempersiapkan dan papan Nama Proyek untuk dipasang di lokasi pekerjaan sebagai identitas resmi
dan sah kegiatan proyek. Titik pemasangan akan ditentukan sesuai dengan titik yang telah
ditentukan.

G. Papan Informasi K3
Mempersiapkan dan memasang papan informasi K3 dilokasi pekerjaan sebagai kelengkapan untuk
penyelenggaraan kegiatan K3 selama masa kegiatan pekerjaan. Titik lokasi pemasangan
ditempatkan pada lokasi strategis yang mudah diakses.

H. Peralatan dan Perlengkapan K3 dan BPJS Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja


Selama dalam pekerjaan akan disediakan semua peralatan dam perlengkapan K3 untuk
keselamatan semua pekerja di lokasi pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan adapun alat dan
kelengkapan tersebut adalah : Helm pelindung, sarung tangan, sepatu safety, rompi, perlengkapan
P3K, kerucut Lalu lintas. Untuk lebih menjamin seluruh keselamatn pekerja maka seluruh pekerja
yang melakukan pekerjaan akan dimasukkan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan keselamatan kerja

I. Pekerjaan Pelaporan & Dokumentasi


1. Pelaporan dilaksanakan setia minggu pada saat rapat mingguan bobot progres prsentase
pekerjaan dan kendala kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Dokumentasi akan di ambil pada kondisi sebelum pekerjaan di mulai (0%) dan pekerjaan yang
sedang dilaksanakan (50%) setelah pekerjaan selesai dilaksanakan (100%), pengambilan foto
dilakukan pada posisi pengambilan yang sama sehingga dapat menghasilkan dokumentasi yang
emngambarkan proses pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai selesai.

3. PEKERJAAN TANAH
A. Pekerjaan galian dan timbunan tanah
 Untuk pekerjaan tanah pertama dilakukan galian tanah pada tempat yang telah ditentukan pada
gambar.
 Penimbunan tanah didalam bangunan baik tanah asal bekas galian maupun tanah datang
diurug kembali pada lobang-lobang bekas galian seseuai petunjuk dari Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan Cerucuk Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) sampai
kepadatan yang diinginkan tercapai.
 Setelah selesai dilakukan pekerjaan pemadatan akan dilakukan pengetesan kepadatan.
 alat bantu yang digunakan berupa : Cangkul, Penggali, meteran, kapak, pungki, gergaji,
Stemper untuk pemadatan dan alat pendukung lainnya.
 Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

B. Pekerjaan Pemancangan Mini Pile


 Langkah pertama mengajukan item pekerjaan dan approval material dan membuat gambar
kerja untuk pekerjaan pemancangan mini pile
 Sebelum dimulai pekerjaan perlu dilakukan pengecekan untuk kelayakan mesin pancang
atau drop hammer
 Setelah persiapan selesai serta alat dan bahan sudah tersedia dilapangan maka
pelaksanaan pemancangan dapat segera dilakukan.
 Dalam pelaksanaannya, mini pile harus dalam posisi tegak lurus
 Kedalaman pemancangan harus disesuaikan dengan gambar dan ketentuan dari direksi.
 Apabila kepala mini pile pertama sudah hampir masuk kesulurhan dalam lobang pondasi,
maka akan disambung dengan metode pengelasan terhadap sambungan mini pile
berikutnya.
 Mini Pile yang sudah terpasang akan dilakukan pembobokan pada bagian atasnya sesuai
dengan elevasi pada gambar dan atas persetujuan direksi.
 Sisa dari material yang tidak terpakai agar di buang ke disposal area yang sudah disetujui
oleh direksi lapangan.
 alat bantu yang digunakan berupa : Drop Hammer, jack hammer, palu godam, pahat beton,
meteran, benang nilon, selang air dan alat pendukung lainnya.
 Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

C. Pekerjaan Pasir Urug


 Penimbunan dengan lapisan pasir Dengan ketebalan 4 cm dilakukan secara teknis yaitu harus
dilakukan lapis demi lapis, dimana setiap lapisnya 20 cm lalu disiram hingga betul-betul basah
kemudian dipadatkan dengan alat pemadat selam 4 kali pemadatan begitulah seterusnya
hinga mencapai ketinggian yang direncanakan kemudian diatasnya ditutup dengan kerikil.
 Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) sampai kepadatan yang
diinginkan tercapai.
 alat bantu yang digunakan berupa : cangkul, sekop, meteran, gerobak sorong, stemper untuk
pemadatan dan alat pendukung lainnya.
 Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

4. PEKERJAAN PONDASI DAN KOLOM PONDASI

A. Pekerjaan Persiapan Tapak Pondasi dan Kolom Pondasi


1. Membuat Rencana Kerja
2. Pengajuan dan pembuatan gambar kerja dan approval material untuk konstruksi beton.
3. Pengukuran Area Pekerjaan
4. Juru ukur melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi)
serta leveling dari tapak pondasi dan kolom pondasi serta dinding penahan tanah dengan
menggunakan theodolith dan alat ukur lainya
5. Pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan beton yang
akan dikerjakan.
6. Persiapan area pekerjaan.
7. Persiapan material kerja
8. Untuk pekerjaan awal terlebih dahulu akan dilaksanakan pekerjaan tapak pondasi terlebih dan
setelah dianggap mencapai umur masak beton akan dilanjutkan pekerjaan kolom pondasi dan
telah ,emdapat persetujuan direksi dilapangan. Semua pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan
gambar dan persyaratn yang telah ditentukan.
9. Adapun peralatan yang digunakan dalam pekerjaan lingkup pondasi ini adalah berupa : Mobil
pick up, terpal,benang nilon, siku, linggis, sipatan, meteran panjang dan pendek, mitter saw,
gunting besi, pembengkok besi, ember, tang gegep, gergaji, kapak, palu biasa, palu godam,
concrete mixer, gerobak dorong, pungki, sekop, cangkul, selang air, anting-anting lot, linggis,
mesin pompa air, water pass dan peralatan pendukung lainnya.
10. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

B. Perakitan besi tulangan tapak Pondasi dan kolom pondasi


Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pekerjaan besi tulangan dilakukan di lokasi yang cukup luas untuk menaruh, memotong dan
membengkoknya sehingga sesuai ukuran yang ada pada gambar yang telah disetujui.
2. Besi beton yang digunakan untuk mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan yang ada
dalam RKS dan gambar kerja.
3. Pemotongan dan bentuk dari besi sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.

C. Pembuatan bekesting tapak pondasi dan kolom pondasi


1. Pembuatan Bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya.
2. Sebelum bekesting dipasang, lakukan pengukuran kesesuaian ukuran.
3. Pemasangan bekisting harus rapih, siku dan lurus sehingga permukaan hasil pengecoran
terlihat baik dan rapi.
4. Di beri Perkuatan terhadap dinding, agar pada waktu pengecoran bekesting tidak
ambruk/runtuh.
5. Bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok, plat lantai, ring
balok dan tangga menggunakan bahan dari multiplek atau papan mal dan perkuatan
menggunakan balok/kaso kayu dan alat perancah schafolding
6. Potong dan bentuk multiplek atau papan mal kayu sesuai dengan ukuran dan bentuk
dilapangan yang sesuai gambar kerja.
7. Pasang dan rangkai potongan multiplek atau papan mal kayu pada area struktur yang akan dicor
dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
8. Pada bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran pada saat pengecoran.
9. Pemasangan bekesting harus rapi, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

D. Pengecoran beton
Dengan langkah sebagai berikut:
1. Untuk pengecoran manual semua material diangkut menggunakan dump truck terutama matrial
batu dan pasir, sedangkan bahan semen diangkut menggunakan mobil pick up dari gudang
penyimpanan bahan di lokasi kerja. Semua di letakkan pada posisi strategis untuk memudahkan
pengadukan beton dengan concrete mixer dan memobilisasi ketempat pengecoran yang sudah
ditentukan sebelumnya. Sedangkan untuk beton ready mix akan diarahkan ke lokasi pencoran
yang telah ditetapkan termasuk bagian yang menggunakan alat bantu pompa ready mix.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa
benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
4. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Tuang adukan beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan
dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
6. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

E. Perawatan beton
1. Setelah dibuka bekesting bagian luar permukaan beton disemprot dengan air air.
2. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

5. PEKERJAAN STRUKTUR

A. Pekerjaan Persiapan Beton Struktur


1. Membuat Rencana Kerja
2. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan. Pekerjaan pembesian
dan pembuatan bekisting akan dilaksanakan terlebih dahulu sambil menunggu pekerjaan
pengecoran beton struktur siap dilaksanakan.
3. Pengajuan dan pembuatan gambar kerja dan approval material untuk konstruksi beton.
4. Pengukuran Area Pekerjaan
5. Juru ukur melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi)
serta leveling dari Lantai 1 (satu) berupa sloof, plat lantai, kolom, balok, dan tangga beton.
Sedangkan untuk lantai 2 berupa Plat lantai 2, kolom, ring balok, balok dak beton, plat dak beton
serta konsul beton.
6. Pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan beton yang
akan dikerjakan.
7. Persiapan area pekerjaan.
8. Persiapan material kerja
9. Pekerjaa akan terlebih dahulu dimulai dengan pekerjaan pembuatan sloof beton lantai 1. Setelah
selesai dan masuk pada umur masak beton akan dilanjutkan dengan pembongkaran bekisting,
dilanjutkan dengan timbunan pasir disertai dengan pemadatan. Kemudian setelah padat dan
mendapat persetujuan dari direksi lapangan akan dilakukan pekerjaan pengecoran plat lantai 1
yang sebelomnya dipasangi besi wire mesh 6. Kemudian setelah dianggap cukup waktu dan
mendapat persetujuan direksi lapangan akan dilaksanakan pekerjaan kolom beton lantai 1,
setelah itu pegerjaan balok. Selanjutnya akan dilanjutkan pada tahap untuk naik kelantai 2 (dua)
yaitu berupa pembuatan Plat lantai 2 dengan wire mesh, kemudian pembuatan tangga beton
type 2 dan kolom diknjutkan dengan ring balok dan balok dak serta plat dak beton dan diakhiri
dengan pembuatan ring balok dan konsol beton. Semua ukuran pada pekerjaan ini disesuaikan
dengan RKS dan gambar kerja.
10. Adapun peralatan yang digunakan dalam pekerjaan lingkup pondasi ini adalah berupa : Mobil
ready mix, pompa ready mix Mobil pick up, perancah, terpal, katrol, benang nilon, siku, linggis,
sipatan, meteran panjang dan pendek, mitter saw, gunting besi, pembengkok besi, tang gegep,
gergaji, kapak, palu biasa, palu godam, concrete mixer, gerobak dorong, embern, pungki, sekop,
cangkul, selang air, anting-anting lot, linggis, mesin pompa air, water pass, dan peralatan
pendukung lainnya.
11. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

B. Perakitan besi tulangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Pekerjaan besi tulangan dilakukan di lokasi yang cukup luas untuk menaruh, memotong dan
membengkoknya sehingga sesuai ukuran yang ada pada gambar yang telah disetujui.
2. Besi beton yang digunakan untuk mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan yang ada
dalam RKS dan gambar kerja.
3. Pemotongan dan bentuk dari besi sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.

C. Pembuatan bekesting
1. Pembuatan Bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya.
2. Sebelum bekesting dipasang, lakukan pengukuran kesesuaian ukuran.
3. Pemasangan bekisting harus rapih, siku dan lurus sehingga permukaan hasil pengecoran
terlihat baik dan rapi.
4. Di beri Perkuatan terhadap dinding, agar pada waktu pengecoran bekesting tidak
ambruk/runtuh.
5. Bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok, kolom prakti, ring
balok dan menggunakan bahan dari multiplek atau papan mal dan perkuatan menggunakan
balok/kaso kayu dan alat perancah.
6. Potong dan bentuk multiplek atau papan mal kayu sesuai dengan ukuran dan bentuk
dilapangan yang sesuai gambar kerja.
7. Pasang dan rangkai potongan multiplek atau papan mal kayu pada area struktur yang akan dicor
dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
8. Pada bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran pada saat pengecoran.
9. Pemasangan bekesting harus rapi, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

D. Pengecoran beton
Dengan langkah sebagai berikut:
1. Semua material diangkut menggunakan dump truck terutama matrial batu dan pasir, sedangkan
bahan semen diangkut menggunakan mobil pick up dari gudang penyimpanan bahan di lokasi
kerja. Semua di letakkan pada posisi strategis untuk memudahkan pengadukan beton dengan
concrete mixer dan atau pun ready mix serta pompa ready mix dimobilisasi ketempat pengecoran
yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa
benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
4. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Tuang adukan beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan
dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
6. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

E. Perawatan beton
1. Setelah dibuka bekesting bagian luar permukaan beton disemprot dengan air air.
2. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
6. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN
A. Pekerjaan Persiapan Pasangan dan Plasteran
1. Membuat Rencana Kerja
2. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan beton struktur selesai dilaksanakan.
3. Pengajuan dan pembuatan gambar kerja dan approval material untuk konstruksi beton.
4. Pengukuran Area Pekerjaan
5. Juru ukur melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi)
serta titik-titik pemasangan batako dari pengukuran ketebalan plasteran dari seluruh dak beton.
Hasil dari ini akan mendapatkan pemasangan dinding menjadi tegak lurus serta hasil plasteran
yang rapi.
6. Pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan pasangan
dan plasteran yang akan dikerjakan.
7. Persiapan area pekerjaan.
8. Persiapan material kerja
10. Adapun peralatan yang digunakan dalam pekerjaan lingkup pondasi ini adalah berupa :
Scaffopding, Sendok semen, roskam kayu dan besi, terpal, katrol, benang nilon, siku, meteran,
gergaji, kapak, palu biasa, gerobak dorong, pungki, sekop, cangkul, selang air, anting-anting lot,
mesin pompa air, water pass dan peralatan pendukung lainnya.
11. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.

B. Pekerjaan Plesteran
 Plesteran harus dikerjakan pada seluruh dinding dalam dan luar, sloof bagian luar dan kolom
serta balok dari lantai 1 sampai ke batas lantai 2. Plesteran harus rapi serta rata halus pada
seluruh permukaan. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebal.
Ketebalan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
 Sebelum pekerjaan plesteran dimulai akan dilakukan penyiraman pada dinding batako supaya
plesteran lebih kuat merekat dan tidak retak.

7. PEKERJAAN ATAP

A. Pekerjaan Persiapan Rangka Atap dan Penutup Atap


1. Membuat Rencana Kerja
2. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan beton struktur selesai dilaksanakan.
3. Pengajuan dan pembuatan gambar kerja dan approval material untuk bahan rangka atap baja
ringan dan penutup atap selulosa bitumen 3mm.
4. Pengukuran Area Pekerjaan
5. Juru ukur melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi)
serta titik-titik pemasangan gording dan Kuda-kuda.
7. Persiapan area pekerjaan.
8. Persiapan material kerja
9. Pekerjaan akan terlebih dahulu dimulai dengan pekerjaan pemasangan Rangka baja ringan
berupa kasau dan reng kemudian pemasangan penutup atap dan prabung selulosa bitumen.
10. Adapun peralatan yang digunakan dalam pekerjaan lingkup pondasi ini adalah berupa :
scaffolding, bor listrik, gunting baja ringan, gerinda, meteran, selang air, anting-anting lot, palu,
water pass dan peralatan pendukung lainnya.
11. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan, rompi dan safety belt.

B. Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap


1. Konstruksi yang dipasang menggunakan baja ringan atau Smart Truss. Jarak gording akan
disesuaikan dengan ukuran material atap yang akan digunakan.
2. Setelah pemasangan rangka atap kemudian dilanjutkan peasangan perabung jurai dalam dan
pemasangan list plang.
3. Selanjutnya dilakukan pemasangan penutup atap genteng metal 0,35 dan pemasangan
perabung jurai luar.
3. Setiap lembar pemasangan atap akan diletakkan pada tiga buah gording dengan jarak yang
telah ditentukan disesuaikan dengan pemakaian dilapangan.
4. Prabung atap yang dipasang dengan baik sehingga tidak terjadi rembesan atau kebocoran atar
celah - celah sambungan prabung tersebut. Sambungan tepi ujung atap antara ujung satu
dengan ujung yang lain diimpit dengan ketentuan impitan sisi sebelah bawah harus diimpit
dengan sisi lebar sedangkan yang atas dengan ukuran minimal 10 cm setiap sambungan
dipasang rapat dan rapi

Terima Kasih

Pontianak, 29 Juli 2019

Hormat Kami
CV. SARANA MULIA

Firman, S.Pd.I
Direktur

Anda mungkin juga menyukai