I. PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang, perlu di wujudkan dan di tingkatkan mutu dan kualitas
gedung pemerintahan untuk mengoptimalkan fungsi bangunan, dapat menjadi teladan bagi lingkungannya
serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur. Untuk mewujudkn hal tersebut maka akan
di lakukan Pekerjaan Pembangunan dan Peningkatan Gedung Inspektorat Kota Singkawang. Untuk waktu
pelaksanaan ditetapkan selamaa 110 (seratus sepuluh) hari kerja
B. PEKERJAAN PENDAHULUAN
3. Pekerjaan Pengukuran
i. Merupakan pekerjaan awal dalam pembangunan kontruksi yang akan dilaksanakan. Sebelum
di mulainya pekerjaan, pengukuran mengunakan kelengkapan alat ukur
ii. Lokasi yang telah diukur dipasang patok-patok untuk menentukan elevasi.
iii. Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan yang
dibuatkan kedalam mutual cech nol (MC-0)
iv. Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari direksi
pekerja
v. Pengukuran lapangan kerja ini sebagai pedoman untuk membuat bowplank dan titik
elevasi/peil bangunan
vi. Untuk menyelesaikan pekerjaan pengukuran kita membutuhkan waktu diminggu pertama di
mulainya pekerjaan.
vii. alat bantu yang digunakan berupa : benang nilon, meteran pendek dan panjang, palu godam,
palu biasa gergaji.
viii. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.
G. Papan Informasi K3
Mempersiapkan dan memasang papan informasi K3 dilokasi pekerjaan sebagai kelengkapan untuk
penyelenggaraan kegiatan K3 selama masa kegiatan pekerjaan. Titik lokasi pemasangan
ditempatkan pada lokasi strategis yang mudah diakses.
3. PEKERJAAN TANAH
A. Pekerjaan galian dan timbunan tanah
Untuk pekerjaan tanah pertama dilakukan galian tanah pada tempat yang telah ditentukan pada
gambar.
Penimbunan tanah didalam bangunan baik tanah asal bekas galian maupun tanah datang
diurug kembali pada lobang-lobang bekas galian seseuai petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Cerucuk Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) sampai
kepadatan yang diinginkan tercapai.
Setelah selesai dilakukan pekerjaan pemadatan akan dilakukan pengetesan kepadatan.
alat bantu yang digunakan berupa : Cangkul, Penggali, meteran, kapak, pungki, gergaji,
Stemper untuk pemadatan dan alat pendukung lainnya.
Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.
D. Pengecoran beton
Dengan langkah sebagai berikut:
1. Untuk pengecoran manual semua material diangkut menggunakan dump truck terutama matrial
batu dan pasir, sedangkan bahan semen diangkut menggunakan mobil pick up dari gudang
penyimpanan bahan di lokasi kerja. Semua di letakkan pada posisi strategis untuk memudahkan
pengadukan beton dengan concrete mixer dan memobilisasi ketempat pengecoran yang sudah
ditentukan sebelumnya. Sedangkan untuk beton ready mix akan diarahkan ke lokasi pencoran
yang telah ditetapkan termasuk bagian yang menggunakan alat bantu pompa ready mix.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa
benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
4. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Tuang adukan beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan
dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
6. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
E. Perawatan beton
1. Setelah dibuka bekesting bagian luar permukaan beton disemprot dengan air air.
2. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
5. PEKERJAAN STRUKTUR
C. Pembuatan bekesting
1. Pembuatan Bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya.
2. Sebelum bekesting dipasang, lakukan pengukuran kesesuaian ukuran.
3. Pemasangan bekisting harus rapih, siku dan lurus sehingga permukaan hasil pengecoran
terlihat baik dan rapi.
4. Di beri Perkuatan terhadap dinding, agar pada waktu pengecoran bekesting tidak
ambruk/runtuh.
5. Bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok, kolom prakti, ring
balok dan menggunakan bahan dari multiplek atau papan mal dan perkuatan menggunakan
balok/kaso kayu dan alat perancah.
6. Potong dan bentuk multiplek atau papan mal kayu sesuai dengan ukuran dan bentuk
dilapangan yang sesuai gambar kerja.
7. Pasang dan rangkai potongan multiplek atau papan mal kayu pada area struktur yang akan dicor
dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
8. Pada bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran pada saat pengecoran.
9. Pemasangan bekesting harus rapi, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
D. Pengecoran beton
Dengan langkah sebagai berikut:
1. Semua material diangkut menggunakan dump truck terutama matrial batu dan pasir, sedangkan
bahan semen diangkut menggunakan mobil pick up dari gudang penyimpanan bahan di lokasi
kerja. Semua di letakkan pada posisi strategis untuk memudahkan pengadukan beton dengan
concrete mixer dan atau pun ready mix serta pompa ready mix dimobilisasi ketempat pengecoran
yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa
benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
4. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Tuang adukan beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan
dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
6. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
E. Perawatan beton
1. Setelah dibuka bekesting bagian luar permukaan beton disemprot dengan air air.
2. Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
6. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN
A. Pekerjaan Persiapan Pasangan dan Plasteran
1. Membuat Rencana Kerja
2. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan beton struktur selesai dilaksanakan.
3. Pengajuan dan pembuatan gambar kerja dan approval material untuk konstruksi beton.
4. Pengukuran Area Pekerjaan
5. Juru ukur melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi)
serta titik-titik pemasangan batako dari pengukuran ketebalan plasteran dari seluruh dak beton.
Hasil dari ini akan mendapatkan pemasangan dinding menjadi tegak lurus serta hasil plasteran
yang rapi.
6. Pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan pasangan
dan plasteran yang akan dikerjakan.
7. Persiapan area pekerjaan.
8. Persiapan material kerja
10. Adapun peralatan yang digunakan dalam pekerjaan lingkup pondasi ini adalah berupa :
Scaffopding, Sendok semen, roskam kayu dan besi, terpal, katrol, benang nilon, siku, meteran,
gergaji, kapak, palu biasa, gerobak dorong, pungki, sekop, cangkul, selang air, anting-anting lot,
mesin pompa air, water pass dan peralatan pendukung lainnya.
11. Sedangkang kelengkapan K3 seperti, helm, sepatu safety, sarung tangan dan rompi.
B. Pekerjaan Plesteran
Plesteran harus dikerjakan pada seluruh dinding dalam dan luar, sloof bagian luar dan kolom
serta balok dari lantai 1 sampai ke batas lantai 2. Plesteran harus rapi serta rata halus pada
seluruh permukaan. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebal.
Ketebalan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai akan dilakukan penyiraman pada dinding batako supaya
plesteran lebih kuat merekat dan tidak retak.
7. PEKERJAAN ATAP
Terima Kasih
Hormat Kami
CV. SARANA MULIA
Firman, S.Pd.I
Direktur