Bab Iii PDF
Bab Iii PDF
Bab Iii PDF
KETATANEGARAAN INDONESIA
jembatan emas dan pintu gerbang menuju masyarakat yang sejahtera dan
kota besar di pulau Jawa tetapi harus menyebar dan meluas ke daerah-daerah
persaingan yang keras dan ketat. Mereka yang tidak/kurang pendidikan akan
tersisih dari pasar bursa kerja; mereka yang tidak punya relasi akan sulit mencari
setempat;
40 )
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, PT Citra Aditya Bakti Bandung
2005, hlm 9
Pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat di Nusa Tenggara
sesuai dengan keadaan alam dan kebutuhan masyarakat setempat, hal mana
tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada menjadi beban
kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta
dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan
bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada
kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan
kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil, dan tingkat suku
perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.
tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta
daerah, dunia usaha, mupun dunia pendidikan. Oleh karena itu dalam
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum
pada Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa : “tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan” dan pada Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa :”setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”. Hal ini berarti secara
jumlah yang cukup, produktif, dan remuneratif. Kedua pasal UUD 1945 ini
telah dilaksanakan selama ini masih belum memenuhi harapan serta mendorong
Depnakertrans sendiri.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain yaitu karena jumlah
lapangan kerja tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi
pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga
Indonesia pada Februari 2013 mencapai 121,2 juta orang, bertambah sebanyak
3,1 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebanyak 118,1 juta
orang atau bertambah sebanyak 780 ribu orang dibanding Februari 2012. Jumlah
penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 114,0 juta
orang, bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan Agustus 2012
sebanyak 110,8 juta orang atau bertambah 1,2 juta orang dibanding keadaan
Agustus 2012 sebesar 6,14 persen dan TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen.
orang (3,29 persen), sektor konstruksi sebanyak 790 ribu orang (12,95 persen)
41 )
http://www.bps.go.id/?news=1010. Dikutip tanggal 26 Desember 2012
serta sektor industri sebanyak 570 ribu orang (4,01 persen). Sedangkan sektor-
sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertanian dan sektor lainnya,
Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2013 sebanyak 78,3 juta
orang (68,68 persen) bekerja diatas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk
bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0
juta orang (6,17 persen). Pada Februari 2013 penduduk bekerja pada jenjang
sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan
kolonial hingga saat ini predikat negeri miskin seakan sulit lepas dari bangsa
kemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan
bencana buatan; gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran
hutan yang diikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian
hari kian menyebar bak virus ganas, mulai dari lapisan masyarakat pedesaan,
Lepas dari perdebatan indikator yang digunakan, data kemiskinan di negara ini
(penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan)
di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen), berkurang sebesar 0,52
juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang
sebesar 28,59 juta orang (11,66 persen). Selama periode September 2012-Maret
2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang
(dari 10,51 juta orang pada September 2012 menjadi 10,33 juta orang pada
Maret 2013), sementara di daerah pedesaan berkurang 0,35 juta orang (dari
18,09 juta orang pada September 2012 menjadi 17.74 juta orang pada Maret
2013).
8,60 persen turun menjadi 8,39 persen pada Maret 2013. Sementara penduduk
miskin di daerah pedesaan menurun dari 14,70 persen pada September 2012
menjadi 14,32 persen pada Maret 2013. Peranan komoditi makanan terhadap
sebesar 73,52 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September
2012 yang sebesar 73,50 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh terhadap
42 )
Ibid
nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di pedesaan, diantaranya
adalah beras, rokok, telur ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe, dan bawang
Dasar 1945 dan melaksanakan dengan baik ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-
Undang Dasar 1945 diperlukan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi para
pemimpin di Indonesia ini. Adanya integritas moral yang tinggi dan betul-betul
1945.
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”, maka untuk
baik yang berhubungan dengan angkatan kerja maupun dengan tenaga kerja.
bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, dan lain
sebagainya. Hal ini perlu penanganan khusus dari pihak swasta maupun
sebagai berikut :
pengawas ketenagakerjaan;
- Pelatihan kerja, kegiatan ini dapat dilakukan oleh Balai Latihan Kerja
sendiri;
lain;
pemerintah, diantaranya :
kerja selain gaji, seperti hak cuti, hak istirahat, dan lain-lain;
ketenagakerjaan;
pengupahan;
Kerjasama yang baik antara pihak yang terkait haruslah dilakukan dan