Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT SULTAN AGUNG
2019
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT SULTAN AGUNG
Nomor : 164/E/MFK/RSIGM-SA/XII/2018
TENTANG
PROGRAM PENGAWASAN MANAJEMEN RESIKO FASILITAS DAN LINGKUNGAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur RSIGM Sultan Agung Tentang Program
Pengawasan Manajemen Resiko Fasilitas Dan Lingkungan
Kedua : Program pengawasan manajemen resiko fasilitas dan lingkungan
seperti yang tercantum pada dictum pertama terlampir
Ketiga : Program pengawasan manajemen resiko fasilitas dan lingkungan
ini digunakan sebagai acuan oleh komite K3RS untuk melakukan
monitoring dan evaluaasi program – program manajemen resiko
fasilitas dan lingkungan di RSIGM Sultan Agung;
Keempat : Keputusan ini berlaku mulai ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan dan / atau perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Semarang
Pada Tanggal : 17 Desember 2018
Direktur
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyenggaraan upaya
kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuannya masing-masing berinteraksi dan bersinergi satusama lain. Ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan
dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya
permasalahan dalam rumah sakit. Rumah Sakit harus mampu memberikan pelayanan pasien
yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko
terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindak
lanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya
risiko. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan fasilitas
pelayanan kesehatan harus mencukupi. Di samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
yang cukup, kualitas lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat
kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan
keselamatan kerja pegawainya. Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratanlokasi,
bangunan, prasarana, sumberdayamanusia, kefarmasian, danperalatan (UU No. 44 Tahun
2009, psl 7 ayat 1).
Rumah sakit dalam kegiatannya berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia,
biologi, ergonomi dan psikososial yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan
baik terhadap pekerja, pasien, pengunjung, maupun masyarakat di lingkungan rumah
sakit. Untuk mencegah dan mengurangi bahaya kesehatan khususnya terhadap
pekerja, perlu dilakukan upaya-upaya kesehatan dan keselamatan kerja dengan menetapkan
pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit yang sejalan dengan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku.
4
[2]: 247). Manusia dijanjikan Allah akan diangkat derajatnya lebih tinggi jika memiliki iman
dan memiliki ilmu pengetahuan (Q.S. Al Mujaadalah [58]: 11), serta melaksanakannya sesuai
dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW
Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBW-SA) sebagai satu lembaga yang lahir di
tengah momentum kemerdekaan dan semangat perjuangan serta didirikan atas dasar nilai-
nilai Islam merasa terpanggil untuk berpartisipasi aktif dalam menunjang program
pemerintah di bidang peningkatan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial
sebagai sarana dakwah. Berpijak pada landasan di atas, YBW-SA berkomitmen untuk
mendirikan Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan Agung (RSIGM-SA) agar dapat
melaksanakan fungsinya sebagai tempat pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga sebagai
tempat pendidikan untuk menghasilkan generasi khaira ummah dalam lingkungan budaya
akademik Islami. Gedung RSIGM Sultan Agung terdiri atas 5 lantai terletak di Jalan Raya
Kaligawe Km 4 Semarang,Secara geografis RSIGM Sultan Agung terletak di Semarang
bagian utara bersebelahan dengan wilayah Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus serta
Kabupaten Jepara sehingga pasien yang datang tidak hanya dari wilayah Semarang saja
namun juga dari daerah disekitar Semarang tersebut. Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut
Sultan Agung (RSIGM SA) adalah milik Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA)
dengan tata kelola di bawah Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), dengan Visi
RSIGM Sultan Agung adalah Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan Agung terkemuka
dalam pelayanankesehatan gigi dan mulut, pelayanan pendidikan membangun generasi khaira
ummah dan pengembangkan peradaban Islam menuju masyarakat sejahtera yang dirahmati
Allah. Adapun Misi RSIGM Sultan Agung adalah :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut mulai dari tingkat dasar sampai
spesialistik atas dasar nila-nilai Islam.
2. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, berbasis evidence based dentistry dalam
rangka membangun generasi khaira ummah.
3. Mengembangkan peradaban Islam dalam bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut
menuju masyarakat sejahtera yang dirahmati Allah
4. Mengembangkan pusat informasi masyarakat tentang perkembangan kesehatan gigi dan
mulut sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan fasilitas
pelayanan kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat (UU no 36 tahun 2009).
Di samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Hal ini
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162 yang
menyebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
5
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kemudian dalam pasal
163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan keselamatan
kerja pegawainya. Upaya kesehatan kerja tersebut ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan (UU No. 36 Tahun 2009, psl 16 ayat 1). Selain itu Rumah Sakit
sebagai tempat kerja harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu pengelola
tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan menjamin lingkungan kerja yang
sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja (UU No. 36 Tahun 2009, psl
164 ayat 6).
Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan (UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat 1).
Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan,
dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan
Rumah Sakit (UU No. 44 Tahun 2009, psl 8 ayat 1). Sedangkan persyaratan bangunan harus
memenuhi : a. persyaratan administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung pada
umumnya; b. persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan
dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua
orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi : instalasi air; instalasi mekanikal dan
elektrikal; instalasi gas medik; instalasi uap; instalasi pengelolaan limbah; pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; petunjuk, standard dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan
darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan komunikasi; dan ambulan. Di
samping itu prasarana Rumah Sakit juga harus memenuhi standar pelayanan, keamanan,
serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit. Kemudian prasarana
Rumah Sakit harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. Pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi di bidangnya dan harus didokumentasi serta dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan (UU No. 44 tahun 2009, psl 11).
Setiap penyelenggaraan Rumah Sakit wajib memiliki izin yang terdiri dari izin
mendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. Izin operasional diberikan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan ( UU
No. 44 Tahun 2009, psl 25 ).
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi
secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah Sakit dilakukan oleh
6
lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar
akreditasi yang berlaku ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 40 ). Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) sebagai salah satu standar yang turut dinilai dalam Akreditasi Rumah
Sakit mempunyai kontribusi yang cukup menentukan status akreditasi. Oleh karena itu
Standar Manajeman Fasilitas dan Keselamatan (MFK) harus dilakukan pengawasan agar
memenuhi syarat- syarat yang ditentukan.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Sebagai indikator kinerja komite K3RS dalam perencanaan untuk menjalankan tugas dan
upaya pencapaian tujuan guna meningkatkan keselamatan dan kualitas layanan.
B. Tujuan Khusus
1. Supaya penyediaan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi pasien, staf dan
pengunjung.
2. Mencegah kecelakaan dan cidera melalui penilaian resiko.
3. Mencegah resiko kehilangan, pengrusakan dan kerusakan atau akses serta penggunaan
oleh mereka yang tidak berwenang.
4. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko dari bahan-bahan yang dipakai.
5. Supaya melindungi property dan penghuninya dari kebakaran dan asap.
6. Supaya tanggap terhadap wabah, bencana dan keadaan emergency yang efektif dan
terencana.
7. Supaya peralatan yang digunakan dalam pelayanan kepada pasien aman dan terpelihara.
8. Supaya suplai listrik, air dan system pendukung lainnya terpelihara untuk
meminimalkan resiko kegagalan pengoperasiannya.
9. Supaya adanya monitoring dan evaluasi melalui pengorganisasian dan pengelolaan
secara konsisten dan terus-menerus.
IV. KEGIATAN
A. Manajemen resiko fasilitas, keselamatan dan lingkungan
B. Pengawasan Manajemen Resiko Fasilitas, Keselamatan dan Lingkunan
V. RINCIAN KEGIATAN
A. Manajemen Resiko fasilitas, keselamatan dan lingkungan Mengurangi dampak negatif
dari suatu resiko dari bahaya fasilitas, keselamatan dan lingkungan di tempat kerja.
B. Pengawasan Manajemen Resiko Fasilitas, Keselamatan dan Lingkungan
7
1. Mengawasi semua aspek program menajemen resiko (keselamatan & keamanan, B3,
penanggulanan bencana, proteksi kebakaran, peralatan medis, dan sistem penunjang/
utilitas).
2. Mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan.
3. Melakukan edukasi staf.
4. Mengawasi pelaksanaan pengujian/ testing dan pemantauan program.
5. Menilai ulang dan merevisi program manajemen resiko fasilitas dan lingkungan
6. Pembuatan laporan tahunan.
7. Mengorganisasi dan mengelola laporan insiden, melakukan analisas dan upaya
perbaikan.
VII. SASARAN
Sasaran program pengawasan manajemen resiko fasilitas, keselamatan dan lingkungan
adalah :
1. Seluruh karyawan, baik dokter, perawat, staff penunjang medis, staff non medis dan
pemberi layanan lainnya, seluruh pasien, keluarga pasien, serta pengunjung
terlibat dalam program keselamatan dan kesehatan kerja
2. Seluruh badan independen dan tenaga outsourcing yang berada di lingkungan
Rumah Sakit terlibat dalam program keselamatan dan kesehatan kerja
8
VIII. JADWAL PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN KEGIATAN
Rencana Pelaksanaan
No Kegiatan 1 1 Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 2
1 Pengawasan Program
3 Kelengkapan APAR
Pelatihan Penanggulangan
4
Kebakaran
5 Audit K3
7 Pelaporan