II.3 Diagnosis
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit
batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan penunjang lain untuk
menentukan kemungkinan adanya obstruksi jalan kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.
Secara radiologik, batu ada yang radioopak dan ada yang radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk
berbagai jenis batu, sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi. Yang radiolusen
umumnya adalah dari jenis asam urat murni.
Pada yang radioopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya batu saluran
kemih bila diambil foto dua arah. Pada keadaaan yang istimewa tidak jarang batu terletak di depan
bayangan tulang, sehingga dapat terhindar dari pengamatan. Karena itu, foto polos perlu sering
ditambah dengan foto pielografi intravena atau yang biasa disebut foto BNO-IVP (5).
Pemeriksaan IVP memerlukan persiapan, yaitu malam sebelum pemeriksaan diberikan kastor oli
(catharsis) atau laksans untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.
Sebelumnya pasien juga harus diperiksa kadar ureum dan kreatininnya untuk mengetahui fungsi ginjal.
Untuk mendapatkan keadaan dehidrasi ringan, pasien tidak diberikan cairan (minum) mulai dari jam 10
malam sebelum pemeriksaan. Keesokan harinya penderita harus puasa. Untuk bayi dan anak diberikan
minum yang mengandung karbonat, tujuannya untuk mengembangkan lambung dengan gas. Usus akan
berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal dapat dilihat melalui lambung yang terisi gas. Bahan
kontras Conray (Meglumine Iothalamat 60% atau Hypaque Sodium/Sodium Diatrizoate 50%),
Urografin 60% atau 76%.
Sebelum pasien disuntik urografin 60 mg% harus dilakukan terlebih dahulu uji kepekaan. Dapat berupa
pengujian subkutan atau intravena. Jika penderita alergi terhadap bahan kontras, pemeriksaan pielografi
intravena dibatalkan.
Dosis Urografin 60 mg% untuk orang dewasa adalah 20 ml. Kalau perlu dapat diberikan dosis rangkap
yaitu 40 ml. Tujuh menit setelah penyuntikan dibuat film bucky antero-posterior abdomen. Foto
berikutnya diulangi pada 15, 30 menit dan 1 jam. Sebaiknya segera setelah pasien disuntuk kontras,
kedua ureter dibendung, baru dibuat foto 7 menit. Kemudian bendungan dibuka, langsung dibuat foto
dimana diharapkan kedua ureter terisi. Dilanjutkan dengan foto 15 dan 30 menit. Pada kasus tertentu
dibuat foto 1 dan 2 jam, malahan foto 6, 12 dan 24 jam (15).
Pada batu yang radiolusen foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan terdapatnya defek pengisian
pada tempat batu sehingga memberi gambaran pada daerah batu yang kosong (4).
Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras tidak
muncul. Dalam hal seperti ini perlu dilanjutkan dengan pielografi retrograde atau anterograd yang
dilaksanakan pemasangan kateter ureter melalui sistokop pada ureter ginjal yang tidak dapat berfungsi
untuk memasukkan kontras.
Tehnik urografi retrograde memerlukan prosedur sistokopi. Kateter dimasukkan oleh seorang ahli
urologi. Kerjasama antara ahli urologi dan radiology diperlukan, karena waktu memasukkan kontras,
posisi pasien dapat dipantau (dimonitor) dengan fluoroskopi atau televise. Udara dalam kateter
dikeluarkan, kemudian 25% bahan kontras yang mengandung jodium disuntikkan, dengan dosis 5-10
ml, ini dibawah pengawasan fluoroskopi. Harus dicegah pengisian yang berlebihan, sebab resiko
ekstravasasi ke dalam sinus renalis atau intravasasi ke dalam kumpulan saluran-saluran (collecting
duct). Ekstravasasi kontras dapat menutupi bagian-bagian yang halus dekat papilla. Rutin dibuat
proyeksi frontal dan oblik. Kemudian kateter diangkat pada akhir pemeriksaan, lalu dibuat foto polos
abdomen. Jika ada obstruksi dibuat lagi foto 15 menit kemudian (5).
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat menunjang akan
adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab terjadinya batu (4).
Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal setiap ginjal secara terpisah pada batu ginjal
bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal yang masih
mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit.
Pemeriksaan ultrasonografi dapat dilakukan untuk semua jenis batu tanpa tergantung kepada radiolusen
atau radioopak. Di samping itu dapat ditentukan ruang dan lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga
dipakai untuk menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu.
Pada pemeriksaan dengan CT-Scan, kontras dapat diberikan maupun tidak. Pemeriksaan dengan CT-
Scan ini umumnya dilakukan untuk mengetahui batu yang ada di ginjal. Dapat bersifat informatif
tentang morfologi dan kelainan ginjal, beserta morfologi batu (4,5)
II.4 Diagnosis Banding
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut misalnya distensi usus dan
pionfrosis dengan demam. Oleh karena itu jika dicurigai terjadi kolik ureter maupun ginjal, khususnya
yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik sakluran cerna, kandung empedu, atau
apendisitis akut. Selain itu pada wanita perlu juga dipertimbangkan kemungkinan adneksitis.
Bila terjadi hematuria dipertimbangkan keganasan apalagi jika hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu
batu saluran kemih yang bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya
karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi.
Khusus untuk batu ginjal dengan hidrnefrosis perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ginjal mulai
dari jenis ginjal polikista hingga tumor Grawitz.
Pada batu ureter, terutama dari jenis yang radiolusen, apalagi bila disertai dengan hematuria yang tidak
disertai dengan kolik, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ureter, walaupun tumor ini jarang
ditemukan.
Dugaan batu vesika urinaria juga perlu dibandingkan dengan kemungkinan tumor kandung kemih
terutama bila batu yang terdapat dari jenis radioluasen.
Batu prostat yang biasanya tidak sukar didiagnosis karena gambaran radiologiknya yang khas, yang
kecil seperi kumpulan pasir di daerah prostat. Tetapi pada pemeriksaan colok dubur dapat memberi
kesan adanya keganasan, terutama bila terdapat batu yang cukup banyak sehingga teraba seperti
karsinoma prostat. Dalam keadaan yang tidak pasti seperti itu perlu dilakukan biopsi prostat (1,2,3)
II.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas, sehingga bukan hanya mengeluarkan batu saja, tetapi
harus disertai dengan terapi penyembuhan penyakit batu atau paling sedikit disertai dengan terapi
pencegahan. Hal ini karena batu sendiri hanya merupakan gejala penyakit batu, sehingga pengeluaran
batu dengan cara apapun bukanlah merupakan terapi yang sempurna. Selanjutnya perlu juga diketahui
bahwa pengeluaran batu baru diperlukan bila batu menyebabklan gangguan pada saluran air kemih.
Bila batu ternyata tidak memberi gangguan fungsi ginjal, maka batu tersebut tidak perlu diangkat
apalagi misalnya pada batu ureter diharapkan batu dapat keluar sendiri.
Penanganannya dapat berupa terapi medik dan simptomatik atau dengan bahan pelarut. Dapat pula
dengan pembedahan atau dengan tindak bedah yang kurang invasif, misalnya nefrostomi perkutan, atau
tanpa pembedahan sama sekali antara lain secara gelombang kejut.
Terapi medik batu saluran kemih berusaha mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Pengobatan
simptomatik mengusahakan agar nyeri khususnya kolik yang terjadi menghilang dengan pemberian
simpatolitik. Selain itu terutama untuk batu ureter yang dapat diharapkan keluar dengan sendirinya,
dapat diberikan minum berlebihan disertai diuretikum. Dengan produksi air kemih yang lebih banyak
diharapkan dapat mendorong dan mengeluarkan batu (3).
II.6 Pencegahan
Untuk mencegah pembentukan kristal fosfat, ammonium, magnesium, semua batu yang ada dalam
saluran kemih harus dihilangkan karena kuman B.Proteus dapat berada di bagian yang sulit dicapai
oleh antibiotic. Karena itu untuk batu struvit mutlak harus dicegah adanya batu residu agar infeksi
dapat dibasmi sempurna. Kristalisasi asam urat sangat tergantung pada pH urin. Bila pH selalu di atas
6,2 maka tidak akan terbentuk kristal asam urat. Pencegahannya adalah dengan diit dan pada penyakit
asam urat yang tinggi dalam serum dapat diberikan alopurinol.
Peningkatan saturasi oktokalsium fosfat sama seperti magnesium, ammonium, fosfat, yaitu tergantung
pada pH. Hanya pada nilai pH di atas 6,5 nilai saturasi oktokalsium fosfat akan berada di atas daerah
lewat jenuh.
Kalsium oksalat terdapat pada 75% batu ginjal dan merupakan komposisi yang paling sering ditemukan
pada batu saluran kemih di Negara maju, dalam keadaan normal kalsium oksalat tidak berada dalam
puncak saturasi di air kemih. Faktor utama yang menentukan saturasi oksalat kalsium adalah kalsium
dan oksalat. Oksalat mempunyai potensi jauh lebih besar jika dibanding dengan kalsium sebagai faktor
saturasi di air kemih sehingga untuk menghindari terjadinya kristalisasi kalsium oksalat yang terpenting
adalah mencegah ekskresi oksalat di air kemih. Ekskresi oksalat di air kemih sebagian berasal dari
makanan, tetapi sebagian besar bersumber dari metabolisme endogen. Dari bahan makanan yang paling
banyak mengandung oksalat adalah bayam, teh, kopi dan coklat. Makanan dengan rendah oksalat
merupakan cara yang bermanfaat untk mengurangi ekskresi okasalat(1,3).
DAFTAR PUSTAKA
1. Glenn, James F. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher, 1991
2. Wim de Jong, R. Sjamsuhidajat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, EGC, Jakarta, 1997
3. Oswari, Jonatan; Adrianto, Petrus, Buku Ajar bedah, EGC, Jakarta, 1995
4. Huberty, lee., Management Expertis, American Board of Radoilogy,
http://www.infinityhealthcare.com/services product/radiology/radiology.html, 2003
5. Rasyad, Syahriar, dkk., Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1998