Anda di halaman 1dari 45

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ANEKA

(AKUNTABILITAS, NASIONALISME, ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU


DAN ANTI KORUPSI)
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II KEMENKES RI
ANGKATAN I

OLEH :
WINA WIDIATUL HIKMAH
NIP. 199411162018012001

BADAN PPSDM KEMENKES RI


BALAI PELATIHAN KESEHATAN (BAPELKES) CIKARANG
2018

i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

Rancangan aktualisasi dengan judul “Redesign dan Implementasi Kartu Kunjungan


Pasien di Poli Fisioterapi Instalasi Neurorestorasi RS Pusat Otak Nasional” telah
mendapat persetujuan dari :

Penguji

Agus Dwinanto, SAP, MM


NIP. 197708282003121003

Mentor Coach

Mirnawaty, S.Kp, MARS dr. Arum Wiratri


NIP. 196501151989022003 NIP. 198109172009122001

i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

“Redesign dan Implementasi Kartu Kunjungan Pasien di Poli Fisioterapi Instalasi


Neurorestorasi RS Pusat Otak Nasional”

Rancangan aktualisasi nilai-nilai ini diajukan oleh:


Nama : Wina Widiatul Hikmah
NIP : 199411162018012001
Angkatan : I
No. Absen : 29

Telah berhasil dipresentasikan, diujikan, dan diterima sebagai persyaratan kelulusan


diklat prajabatan golongan II

Menyetujui,

Mentor Coach

Mirnawaty, S.Kp, MARS dr. Arum Wiratri


NIP. 196501151989022003 NIP. 198109172009122001

Penguji

Agus Dwinanto, SAP, MM


NIP. 197708282003121003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu melindungi, melimpahkan

Rahmat, Hidayah dan Ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat waktu.

Dalam penulisan rancangan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN

di RS Pusat Otak Nasional tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Arum Wiratri selaku coach yang telah memberikan bimbingan dan masukan
dalam pembuatan rancangan aktualisasi.
2. Ibu Mirnawaty, S.Kp, MARS sebagai mentor yang telah memberikan masukan
dan dukungan yang sangat berguna bagi penulis;
3. Ibu Dewi Suci M, SST.Ft selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
saran, dan masukan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan;
4. Teman-teman golongan II angkatan 1 yang telah memberikan semangat dan
dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan rancangan kegiatan

aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN di RS Pusat Otak Nasional ini jauh dari sempurna

yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman menulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat

membangun demi perbaikan. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang.

Bekasi, 03 Agustus 2018


Penyusun

Wina Widiatul Hikmah


NIP. 199411162018012001

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETJUAN..........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 1
B. TUJUAN ........................................................................................................................... 4
C. MANFAAT ....................................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 6
GAMBARAN UMUM RS Pusat Otak Nasional .................................................................. 6
NILAI-NILAI ANEKA
1. AKUNTABILITAS..................................................................................................... 9
2. NASIONALISME ..................................................................................................... 11
3. ETIKA PUBLIK ....................................................................................................... 12
4. KOMITMEN ............................................................................................................. 13
5. ANTI KORUPSI ....................................................................................................... 14
6. Manajemen ASN ....................................................................................................... 15
7. Whole of Government ............................................................................................... 16
8. Pelayanan Publik ....................................................................................................... 16
BAB III METODE RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................... 18
1. Identifikasi Isu ............................................................................................................... 18
2. Penetapan Prioritas Isu ................................................................................................... 18
3. Analisa Isu yang Diangkat ............................................................................................. 21
4. Gagasan .......................................................................................................................... 22
5. Penajaman Analisis ........................................................................................................ 23
6. Kerangka Berfikir ........................................................................................................... 24
7. Rancangan Kegiatan Aktualisasi .................................................................................... 25
8. Pembahasan .................................................................................................................... 33
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 37

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan peraturan mengenai
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang pada UU No. 5 Tahun 2014
bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk
kepada jenis pekerjaan saja, akan tetapi kepada profesi yang mengacu
kepada 3 fungsi, yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan
perekat dan pemersatu bangsa.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pegawai yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. PNS memiliki peranan yang menentukan keputusan strategis
mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan
dalam berbagai sektor pembangunan. Untuk memainkan peranan
tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat
membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut di atas perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar merupakan pembekalan
komprehensif agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai ASN, sesuai dengan
Peraturan Kepala LAN-RI, Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS yang
menggunakan pola baru yang disebut dengan ANEKA yakni

1
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi.
Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA mempunyai arti: proses
untuk menjadikan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai dasar
ANEKA yang telah dimiliki menjadi nyata/terjadi/aktual. Seorang ASN
harus mampu meneremahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep
menjadi konstruk, menjadikan gagasan menjadi realita. Materi-materi
pelatihan tersebut di atas diharapkan menjadi awal dari proses regenerasi
sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, sehingga yang menjadi
tujuan adalah bagaimana aparatur sipil Negara dapat melayani
masyarakat dengan baik dan masyarakat merasa puas dengan pelayanan
tersebut.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal
63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawa dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan
sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan
non-klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi),
dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi
urusan kesehatan. Kementerian Kesehatan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.

2
Dilatar belakangi dengan prediksi kedepan penderita stroke akan
meningkat menjadi 25-30%, untuk mengatasinya Kementerian
Kesehatan telah membangun Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (Natioal
Brain Centre Hospital) yang merupakan salah satu rumah sakit vertikal
milik Kementerian Kesehatan. Dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan masyarakat, maka Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan
akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus melakukan
perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan.
Salah satu bentuk layanan di RS Pusat Otak Nasional adalah
adanya poli fisioterapi dibawah naungan Instalasi Neurorestorasi.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2015 Tentang standar pelayanan Fisioterapi, Fisioterapi adalah
bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak
dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
(fisik,elektropeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, dan komunikasi.
Setelah bertugas selama 6 bulan di lingkungan kerja RS Pusat Otak
Nasional khususnya di poli rawat jalan fisioterapi penulis menemukan
beberapa isu yang ada dilingkungan kerja fisioterapi RS Pusat Otak
Nasional diantaranya yaitu rendahnya tingkat pemahaman pasien
mengenai pentingnya home program back exercise, kurang tersedianya
sarana prasarana latihan berjalan yang memadai (tangga, cone), kurang
tersedianya sarana prasarana untuk pasien pediatri (wedges, tilting table
anak, backslep), tidak adanya form kuesioner tentang pelayanan
fisioterapi baik di rawat inap maupun rawat jalan, pasien ditangani oleh
terapis yang berbeda-beda selama satu periode terapi yaitu enam kali
pertemuan, kemudian kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi
pada pasien rawat jalan di Poli Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional.

3
Dari ke-enam isu diatas yang paling menjadi prioritas adalah
“Kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada pasien rawat
jalan di Poli Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional”. Alasan penulis dalam
memilih isu ini dapat dilihat dari analisis penajaman isu terkait akibat
apabila isu tersebut tidak diselesaikan, maka proses terapi akan memakan
waktu yang lama, memakan biaya, dan tenaga sehingga tidak efektif dan
efisien, dan berujung pada rendahnya tingkat kepuasan pasien.
Oleh karena itu dibutuhkannya suatu gagasan tindakan untuk
menyelesaikan isu tersebut guna meningkatkan pelayanan fisioterapi
sesuai dengan peran dan fungsi ASN terhadap pelayanan publik.

B. Tujuan
Tujuan penyusuan rancangan aktualisasi ini secara umum yaitu
peserta latihan dasar diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS di satuan kerja dan membuat deskripsi analisis dampak
apabila kelima nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan. Secara khusus
tujuan dari penyusunan rancangan aktualisasi yaitu:
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) serta
kedudukan dan peran ASN dalam Pelayanan Publik, Manajemen
ASN, dan Whole of Government (WOG) di setiap kegiatan
penyelesaian isu terkait, serta kegiatan lain di lingkungan RS
Pusat Otak Nasional dalam menjalankan tugas dan fungsi ASN
2. Memberikan layanan prima kepada masyarakat dengan
mengetahui kebutuhan masyarakat yang aktual serta menjawab
tantangan masyarakat yang menuntut pelayanan terbaik dari
seorang ASN
3. Mengidentifikasi dan menganalisa isu aktual pada poli fisioterapi
di RS Pusat Otak Nasional;

4
4. Merumuskan gagasan pemecahan masalah dan mengaplikasikan
gagasan tersebut sebagai kontribusi dan peningkatan kinerja pada
poli fisioterapi di RS Pusat Otak Nasional;

C. Manfaat
1. Manfaat kepada penulis
Dengan menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA maka:
a. Menjadi ASN yang melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI
2. Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
Membantu kegiatan pembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri Sipil
guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat
menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
untuk meningkatkan mutu program pendidikan Calon Pegawai Negeri
Sipil angkatan selanjutnya.
3. Manfaat kepada Rumah Sakit
a. Dengan adanya identikasi isu diharapkan akan menjadi masukan
bagi RS untuk menjadi lebih baik
b. Inovasi yang akan diterapkan diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan masyarakat dan meningkatkan kredibilitas institusi

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum RS Pusat Otak Nasional


1. Profil RS Pusat Otak Nasional
Dilatarbelakangi dengan prediksi kedepan penderita stroke akan
meningkat menjadi 25-30%, untuk mengatasinya Kementerian Kesehatan
telah membangun Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (Natioal Brain Centre
Hospital) yang merupakan salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian
Kesehatan, terletak di Jalan MT Haryono Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki
luas 11.000 meter persegi dengan dua bangunan utama yaitu gedung A 11
tingkat dan gedung B 16 tingkat, dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 2013.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, maka Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan
pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus
melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan
pelanggan. Rencana keberhasilan tersebut kedepannya dievaluasi melalui
indikator sertifikasi akreditasi dari JCI (Joint Commision International).
Diantara seluruh unggulan yang dimiliki, stroke mendapat perhatian
khusus yang harus ditangani suatu tim dengan tata laksana komprehensif
secara cepat, tepat dan akurat.
Secara substansi kualitas, RS Pusat Otak Nasional berdiri sebagai Center
of Excellence: Advance Clinical, Restoration & Rehabilitation, Education &
Training, Basic Clinical & Comprehensive Research, Product Development,
Community Policy Development.
RS Pusat Otak Nasional Melayani segala permasalahan penyakit otak
dengan menggunakan alat bantu diagnostik yang canggih Antara lain: CT
Scan 256 Slices, EEG (Electroencephalograph), Quantitative EEG (q-EEG),
EMG (Nerve Conduction Velocity, Needle EMG, Evolked Potential), Trans
Cranial Doppler/Duplex Sonograph, Neuro Optamology

6
2. Visi Misi RS Pusat Otak Nasional
Visi :
"Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional Bidang Otak dan Sistem
Persarafan”

MISI :

1. Mewujudkan Pelayanan Otak dan Sistem Persarafan Bermutu Tinggi


dan Terjangkau Oleh Semua Lapisan Masyarakat.
2. Mewujudkan Pendidikan Dan Penelitian Yang Mampu Memberikan
Kontribusi Pada Pemecahan Masalah Otak Dan Sistem Persarafan Di
Tingkat Nasional Dan Internasional.
3. Mewujudkan Penapisan IPTEK Di Bidang Ilmu Kesehatan Otak Dan
Sistem Persarafan.
4. Mewujudkan Kenyamanan dan Kesejahteraan Pegawai.

3. Nilai-Nilai Organisasi
“BRAIN”
1. Benevolent : Senantiasa Melayani Pasien Dengan Tulus
2. Responsive : Selalu Siap Tanggap
3. Attentive : Memberi Perhatian Penuh Terhadap Pasien
4. Innovative : Mengikuti Perkembangan Ilmu
5. Noble : Sesuai Dengan Motto RS Yaitu "Melayani Dengan
Mulia"

4. Falsafah RS Pusat Otak Nasional


Mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses dan kepuasan
pelanggan dan senantiasa perkembangan teknologi dan kebtuhan pelanggan.

7
5. Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2015 Tentang standar pelayanan Fisioterapi, Fisioterapi adalah bentuk
pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok
untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektropeutis, dan mekanis),
pelatihan fungsi, dan komunikasi.
Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi
sesuai ketentuan perundang-undangan.
Fisioterapi terdapat pada layanan neurorestorasi yang merupakan layanan
unggulan di RS Pusat Otak Nasional.
Pelayanan fisioterapi di RS Pusat Otak Nasional terdiri dari:
a. Pelayanan rawat jalan
1) Gymnasium
2) Elektroterapi
3) Fisioterapi anak
b. Pelayanan rawat inap

6. SKP Fisioterapi Terampil RS Pusat Otak Nasional


1. Menyusun draft rencana kegiatan pelayanan fisioterapi
2. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat
sisitem muskuloskletal kasus sedang/ sistem kardiopulmonal kasus ringan/
sistem reproduksi kasus sedang
3. Menyusun draft laporan kegiatan
4. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
5. Menyusun laporan pelaksanaan tugas lain-lain
6. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di sistem
neuromuskuler

8
B. Nilai-Nilai Aneka
1. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas. Akuntabilitas merupakan
tanggung jawab yang harus dicapai, sedangkan responsibilitas hanya
sebatas tanggung jawab saja. Akuntabilitas sepaket dengan good
government. Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-
nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut meliputi:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

b. Aspek-aspek Akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)

9
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok,
maupun institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil
dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan
tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan
dalam memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada
atasannya.
Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda. Adanya
norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi
kebiasaan (how things are done around here) dapat mempengaruhi
perilaku anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal
yang berlaku.

10
d. Nilai-nilai akuntabilitas
1) Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Tanggung jawab
5) Kepercayaan
6) Keseimbangan
7) Kejelasan
8) Konsistensi
9) Keadilan

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
terutama bagi seorang ASN. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau
paham kecintaan rakyat Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan dan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa diatas kepentingan pribadi dan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara; bangga sebagai bangsa Indonesi serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derjat, persamaan hak dan kewajiban antara sesame
manusiadan sesame bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap ASN. Bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan tugas dan fungsinya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.

11
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap ASN.

3. Etika Publik

Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang


menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Etika merupakan penuntun perilaku yang paling
mendasar, norma etika justru sangat menentukan perumusan kebijakan
maupun pola tindakan yang ada di dalam organisasi publik. Jika aparat
pemerintah maupun masyarakat sudah memiliki dasar norma etika yang
kuat, ketaatan terhadap norma hukum akan mengikuti dan segala bentuk
penyimpangan seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan lainnya
dapat dicegah sejak dini.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Sumber-sumber kode
etik yang telah berkembbang dalam sistem administrasi publik sejak
kemerdekaan :
1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah
Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji
Pegawai Negeri Sipil.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS

12
6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur sipil Negara
(ASN).

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam


Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.


2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik. Efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi

13
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga
tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, antara lain: diarahkan
untuk meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik
menyangkut layanan yang merujuk pada producer view maupun costumer
view. Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan menganalisis
masalah yang telah diidentifikasi, kemudian menyusun rencana mutu,
melaksanakan pekerjaan berbasis rencana mutu, mengawal pelaksanaan, dan
mengawasi ketercapaiannya, dan merancang upaya peningkatannya agar
dapat membangun kredibilitas lembaga pemerintah.

Secara lebih operasional, Djamaludin Ancok dkk (2014) memberikan


ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya ditampilkan untuk memberikan
layanan prima yaitu :

1) Menyapa dan memberi salam.


2) Ramah dan senyum manis.
3) Cepat dan tepat waktu.
4) Mendengar dengan sabar dan aktif.
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan.
6) Terangkan apa yang saudara lakukan.
7) Jangan lupa mengucapkan terimakasih.
8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.
9) Mengingat nama pelanggan.

5. Anti Korupsi

Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang


negara/perusahan dsb untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Dalam

14
UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu: Setiap orang yang
dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan
dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau
perekonomian negara. Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu
tindakan kejahatan luar biasa karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak
hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi
nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai yaitu jujur,
peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani
dan adil.

C. Peran dan kedudukan PNS


Peran dan kedudukan PNS merupakan agenda ke tiga didalam rangkaian
struktur kurikulum Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III dalam mendukung
pelaksanaan tugas jabatannya. Kemampuan tersebut diperoleh melalui
pembelajaran mata Pelatihan sebagai berikut Manajemen ASN, Pelayanan Publik,
Whole of Government.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Keja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk

15
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: a) Pelaksana kebijakan publik, b) Pelayan Publik dan c) Perekat dan
pemersatu bangsa.

2. Whole Of Government
WOG adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara
kolaboratif dan terintegrasi dari seluruh sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program, dan pelayanan public.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WOG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain
itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan lebih
kompleks juga mendorong pentingnya WOG dalam menyatukan institusi
pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.

3. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peratran
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Tiga unsur penting : penyelenggara pelayanan, penerima
layanan, dan kepuasan pelanggan. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah :
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif

16
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien
7) Asesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

17
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI DIRI

A. Rancangan Aktualisasi Diri


Aktualisasi merupakan kegiatan nyata yang dilakukan di satuan kerja
dengan menerapkan nilai-nilai yang telah didapatkan selama mengikuti latihan
dasar. Nilai nilai tersebuat adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Kegiatan aktualisasi ini
diharapkan tidak hanya menjadi habit tetapi juga melekat di dalam diri Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sehingga menjadi karakter. Kegiatan ini diangkat
dari isu yang terjadi pada pelayanan Fisioterapi RS Pusat Otal Nasional.
1. Identifikasi Isu
Setelah bertugas selama 6 bulan di lingkungan kerja RS Pusat Otak
Nasional khususnya di poli rawat jalan fisioterapi penulis menemukan
beberapa isu yang ada dilingkungan kerja RS Pusat Otak Nasional terkait
pelayanan fisioterapi. Isu-isu tersebut didapat dari hasil pengamatan dan
identifikasi selama kurang lebih enam bulan yang melewati hasil dari
diskusi dan kosultasi ke berbagai pihak yang terkait dengan pelayanan
fisioterapi, sehingga muncul isu-isu sebagai berikut:
 Randahnya tingkat pemahaman pasien mengenai pentingnya home
program back exercise
 Kurang tersedianya sarana prasarana latihan berjalan yang memadai
(tangga, cone)
 Kurang tersedianya sarana prasarana untuk pasien pediatri (wedges,
tilting table anak, backslep)
 Tidak adanya form kuesioner tentang pelayanan fisioterapi baik di
rawat inap maupun rawat jalan
 Pasien ditangani oleh terapis yang berbeda-beda dalam satu periode
terapi (6x terapi)
 Kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada pasien rawat
jalan

18
2. Penetapan Prioritas Isu
Dari paparan isu di atas akan dilakukan analisa penetapan prioritas
isu menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan
Kelayakan). Aktual yang berarti benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan berarti isu yang menyangkut
hajat hidup orang banyak. Problematik berarti isu yang memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
Kelayakan berarti isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 3.1. Penapisan Isu Menggunakan Metode AKPL

NO Isu Kriteria +/-


A K P L

1. Kurang tersedianya sarana prasarana latihan berjalan yang - + + + -


memadai (tangga, cone)

2. Kurang tersedianya sarana prasarana untuk pasien pediatri - + + + -


(wedges, tilting table anak, backslep)

3. Kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada pasien + + + + +


rawat jalan

4. Tidak adanya form kuesioner tentang kepuasan pelayanan + + - + -


fisioterapi baik di rawat inap maupun rawat jalan

5. Kurang optimalnya metode edukasi pada pasien post plif di Poli + + + + +


rawat jalan fisioterapi RS Pusat Otak Nasional

6. Selama satu periode terapi, pasien ditangani oleh fisioterapi yang + + + + +


berbeda

Berdasarkan tahap penulisan isu melalui metode AKPL terdapat tiga isu
yang layak untuk menjadi prioritas. Namun dari ketiga isu tersebut perlu

19
ditetapkan satu isu yang menjadi isu prioritas. Oleh karena itu, perlu
dilakukannya penapisan lebih lanjut menggunakan metode USG (Urgency,
Seriosness, dan Growth) . Urgency yaitu seberapa mendesak suatu iisu harus
dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti. Seriousness, yaitu seberapa serius isu
tersebut harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang Ditimbulkan.
Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
diitangani sebagaimana mestinya. berikut ini paparan pengolahan isu melalui
metode USG:

Tabel 3.2 Penapisan Isu Menggunakan Metode USG

NO Isu U S G Total Peringkat

1. Kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada 4 4 4 12 I


pasien rawat jalan

2. Kurang optimalnya metode edukasi pada pasien post plif 3 4 4 11 II


di Poli rawat jalan fisioterapi RS Pusat Otak Nasional

3. Selama satu periode terapi, pasien ditangani oleh 3 3 4 10 III


fisioterapi yang berbeda

Keterangan :

U : Urgency; Skor 5 : Sangat USG

S : Seriosness, Skor 4 : USG


Skor 3 : Cukup USG
G : Growth, Skor 2 : Kurang USG

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode Skor


USG1 di
: Tidak
atas USG
dapat
disimpulkan bahwa isu nomor 1 yaitu : Kurang optimalnya riwayat
kesinambungan terapi pada pasien rawat jalan di poliklinik fisioterapi RS Pusat
Otak Nasional mendapatkan skor terbesar sehingga menjadi isu utama yang akan
dipecahkan permasalahannya.

20
21
3. Analisa isu yang diangkat
Diagram 3.1. diagram fishbone Kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada pasien rawat jalan

Environment Man
Kurang
disiplin
Tidak optimalnya
penggunaan kartu
kunjungan Kurang
peduli

Kurang
motivasi

Kurang Optimalnya Riwayat


Kesinambungan Terapi Pada
Pasien Rawat Jalan
Pasien ditangani fisioterapis
yg berbeda Kurang
Evaluasi

Methode Measurement

22
4. Gagasan
Untuk memecahkan masalah yang telah dipaparkan diatas maka gagasan yang akan
dilakukan adalah Redesign Kartu Kunjungan pasien dan Implementasi Kartu Kunjungan
Pasien pada Pasien Rawat Jalan. Dengan menggunakan kegiatan-kegiatan berikut ini :
• Menyusun draft rencana kegiatan pelayanan fisioterapi
• Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat sistem
neuromuskuloskeletal
• Identifikasi Permasalahan Kartu Kunjungan
• Membuat draft “Kartu Kunjungan Evaluasi Pasien”
• Pembuatan “Kartu Kunjungan Dan Evaluasi Pasien”
• Sosialisasi kartu kunjungan
• Penerapan langsung “Kartu Kunjungan dan Evaluasi” ke pasien poli rawat jalan
• Evaluasi dan perbaikan secara berkala

23
5. Penajaman Analisis

Kondisi saat Kondisi yang


ini : Kurang Akibat jika kondisi ini
diharapkan
optimalnya riwayat
tidak diselesaikan:
kesinambungan Pengoptimalan
terapi pada pasien
penggunaan kartu Tidak
rawat jalan
kunjungan pasien agar berkesinambungannya terapi

lebih mudah pasien akan menyebabkan

mengetahui hasil ketercapaian goal pasien

evaluasi terakhir dan menjadi lebih lama dan

planning pasien ketidak efektifan terapi

24
6. Kerangka Berfikir

• Menyusun draft
rencana kegiatan
pelayanan fisioterapi

TUJUAN/HASIL
KONDISI SAAT INI


• Kurang

TINDAKAN
• Melakukan tindakan
terapi pada problem Berkesinambungannya
optimalnya gerak dan fungsi di terapi pada pasien
tingkat sistem
riwayat neuromuskuloskeletal rawat jalan RS Pusat
kesinambun • Identifikasi Otak Nasional
Permasalahan Kartu
gan terapi Kunjungan
pada pasien • Membuat draft “Kartu
Kunjungan Evaluasi
rawat jalan Pasien”
RS Pusat • Pembuatan “Kartu
Kunjungan Dan Evaluasi
Otak Pasien”
• Sosialisasi kartu
Nasional kunjungan
• Penerapan langsung
“Kartu Kunjungan dan
Evaluasi” ke pasien poli
rawat jalan
• Menyusun laporan
pelaksanaan tugas

25
7. Rancangan Kegiatan aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan terhadap Penguatan


. Mata Pelatihan (ANEKA) visi misi organisasi Nilai
Organisasi

1. Menyusun 1. Melakukan 1. Mengetahui 1. Penggunaan bahasa Termasuk kedalam misi Benevolent


draft rencana Assesment keluhan umum, Indonesia yang baik RS Pusat Otak Nasional
kegiatan lengkap dengan riwayat penyakit dan benar
menggunakan sekarang, riwayat merupakan nilai yaitu Mewujudkan Responsive
pelayanan Pelayanan Otak dan
bahasa penyakit penyerta nasionalisme,
fisioterapi Indonesia yang yang melakukan Sistem Persarafan
Attentive
baik dan benar didokumentasikan assesment sesuai Bermutu Tinggi dan
2. Melakukan dalam rekam medis dengan SOP Terjangkau Oleh Semua
pemeriksaan 2. Mengetahui merupakan nilai Noble
dan Menetapkan problematika dan Lapisan Masyarakat.
Komitmen mutu
Problematika diagnosa 2. Melakukan
dan diagnosa fisioterapi terdiri pemeriksaan dengan
fisioterapi dari limitasi gerak, cermat dan teliti
secara cermat aktifitas functional termasuk kedalam
dan teliti limitatin dan nilai etika publik,
3. Membuat partisipasi retriksi dan berorientasi
rencana jangka didokumentasikan kepadan mutu (nilai
pendek dan dalam rekam medis Komitmen Mutu)
jangka panjang 3. Rencana jangka 3. Membuat rencana
program pendek dan jangka jangka pendek dan
intervensi panjang panjang agar
pasien Didokumentasikan terciptanya terapi
dalam rekam medis yang efektif dan
efisien termasuk

26
kedalam nilai
komitmen mutu
2. Melakukan Mempersiapkan alat Kerapihan dan Menjaga kerapihan dan Termasuk kedalam misi Benevolent
dan bed pasien ketersedian alat dan mamastikan ketersediaan RS Pusat Otak Nasional
tindakan
sebelum melakukan bed pasien alat serta bed pasien
yaitu Mewujudkan Responsive
terapi pada terapi merupakan wujud dari nilai
komitmen mutu, adanya Pelayanan Otak dan
problem
tanggung jawab Sistem Persarafan
Attentive
gerak dan (akuntabilitas), serta Bermutu Tinggi dan
kecermatan (nilai etika Terjangkau Oleh Semua
fungsi di
publik) Noble
Lapisan Masyarakat.
tingkat sistem Melakukakan Kesesuaian data Sikap transparant, adil dan
pemanggilan pasien pasien netral termasuk nilai
neuromuskul
sesuai dengan nomer akuntabilitas, berorientasi
oskeletal antrian dan mutu termasuk (komitmen
identifikasi serta mutu), sikap sopan (etika
validasi pasien publik), dan sikap adil dan
melalui nama, transparant (anti korupsi)
tanggal lahir dan
alamat disertai salam
senyum sopan dan
santun
Melakukan Mengetahui keluhan Melakukan asessment,
asessment pasien dan problematik mengetahui keluhan dan
pasien di problematik pasien
dokumentasikan termasuk dengan penuh
dalam rekam medis empati dan tenggang rasa
kedalam nilai
nasionalisme, Komitmen
mutu dan nilai etika
publik

27
Melakukan Mengurangi Disiplin, adanya sikap
intervensi terapi problematik pasien tepat waktu (nilai Anti
sesaui dengan Korupsi)
keluhan dan sesuai dengan
diagnosa pasien SOP (nilai
selama 45 menit-1 komitmen mutu)
jam
Melakukan evaluasi Terisinya rekam Adanya nilai akuntabilitas
dan medis pasien dalam bentuk pelaporan
pendokumentasian pendokumentasian rekam
rekam medis medis, adanya nilai
komitmen mutu karena
berorientasi mutu

3. Identifikasi Melakukakan Terkumpulnya point Melakukan observasi, Kegiatan pertama yaitu Benevolent
observasi untuk masalah dalam bentuk mengidentifikasi masalah sesuai dengan misi RS
Permasalahan
mengidentifikasi catatan dan mencari solusi termasuk
Kartu permasalahan kartu kedalam nilai komitmen Pusat Otak Nasional Responsive
kunjungan mutu Mewujudkan Pelayanan
Kunjungan
Otak dan Sistem
Attentive
Persarafan Bermutu
Tinggi dan Terjangkau
Oleh Semua Lapisan Innovati
Masyarakat. Serta

28
Berkoordinasi Dokumentasi Amanah, Konsisten, Mewujudkan Noble
dengan penyelia foto/video dan partisipatif (nilai Pendidikan Dan
fisioterapi mengenai notulensi akuntabilitas)
permasalahan kartu Adanya koordinasi salah Penelitian Yang
kunjugan satu bentuk WOG Mampu Memberikan
Hormat, sopan, taat perintah Kontribusi Pada
atasan (etika publik) Pemecahan Masalah
Otak Dan Sistem
Persarafan Di Tingkat
Nasional Dan
Melakukan FGD Dokumentasi Bermusyawarah (nilai Internasional.
membahas mengenai foto/video dan nasioalisme)
permasalahan kartu notulensi hasil FGD Transparant dan partisipasi Kegiatan kedua dan
kunjungan (nilai akuntabilitas) ketiga sesuai dengan
saling menghormati
misi RS Pusat Otak
pendapat dan sopan (nilai
etika publik) yaitu Mewujudkan
berani mengemukakan Kenyamanan dan
pendapat (anti korupsi) Kesejahteraan Pegawai.

4. Perencanaan Mendiskusikan Dokumentasi Bermusyawarah (nilai 1. Mewujudkan Innovative


dengan teman foto/video dan nasioalisme)
draft “Kartu Pendidikan Dan
sejawat fisioterapis notulensi Transparant dan partisipasi
Kunjungan tentang rencana (nilai akuntabilitas) Penelitian Yang
rancangan saling menghormati Mampu
dan Evaluasi
pembuatan “Kartu pendapat dan sopan (nilai Memberikan
Pasien” Kunjungan dan etika publik) Kontribusi Pada
Evaluasi Pasien” berani mengemukakan
Pemecahan
pendapat (anti korupsi)
Masalah Otak

29
Pembuatan draft Notulensi masukan Termasuk kedalam inovasi Dan Sistem
rancangan “Kartu dan saran mengenai dalam meningkatkan Persarafan Di
Kunjungan Dan “Kartu Kunjungan dan keefektifan dan keefiesinan
Evaluasi Pasien” Evaluasi” yaitu nilai Komitmen mutu Tingkat
Nasional Dan
Internasional.
2. Mewujudkan
Pelayanan Otak
dan Sistem
Persarafan
Evaluasi hasil Draft “Kartu Adanya kecermatan dan
pembuatan Kunjungan dan tanggung jawab (nilai Bermutu Tinggi
rancangan kartu Evaluasi” akuntabilitas) sehinggga dan Terjangkau
kunjungan pasien diadakan evaluasi kembali Oleh Semua
dengan rekan termasuk kedalam Lapisan
sejawat komitmen mutu Masyarakat.

5. Pembuatan Pembuatan surat surat permohonan Termasuk kedalam nilai Mewujudkan Penapisan Innovative
“Kartu permohonan pembuatan “Kartu akuntabilitas, kesesuaian IPTEK Di Bidang Ilmu
Kunjungan pembuatan “Kartu Kunjungan Dan dengan tata penulisan surat Kesehatan Otak Dan
Dan Evaluasi Kunjungan Dan Evaluasi Pasien” yang berlaku termasuk nilai Sistem Persarafan.
Pasien” Evaluasi Pasien” komitmen mutu,
sesuai dengan tata berintegritas dan transparant
laksana pembuatan nilai anti korupsi
surat

30
Mengajukan Persetujuan Sebagai bentuk pertanggung
permohonan ijin pembuatan jawaban dalam melakukan
pembuatan “Kartu Pembentuatan“Kartu sesuatu diperlukan ijin
Kunjungan Dan Kunjungan dan instansi terkait (nilai
Evaluasi Pasien” Evaluasi Pasien” akuntabilitas) tanpa
memaksakan kehendak dan
bentuk koordinasi (etika
publik) dan adanya
tranparansi termasuk
kedalam serta serta nilai
anti korupsi
Pencetakan Kartu Kartu Kunjungan dan Inovasi dan berorientasi
Kunjungan pasien Evaluasi Pasien mulu (nilai komitmen
mutu) dan tanggung jawab
(nilai akuntabilitas)
6. Sosialisasi ke Menjelaskan Persamaan persepsi Menjelaskan dengan penuh Termasuk kedalam misi Attentive
bagaimana tata cara tata cara pengisian dan seksama termasuk kedalam RS Pusat Otak nasional
teman sejawat
pengisian “Kartu pemakaian Kartu kejelasan target yaitu nilai yaitu Mewujudkan
sesama Evaluasi dan Kunjungan dan akuntabilitas, hormat, Innovative
Pelayanan Otak dan
Kunjungan pasien” Evaluasi Pasien saling menghargai dan
fisioterapi Sistem Persarafan
Dalam bentuk menghormati (nilai etika
foto/vidio publik) Bermutu Tinggi dan

31
Menampung Notulensi Suatu bentuk hormat Terjangkau Oleh Semua
pertanyaan dari menghormati (nilai etika Lapisan Masyarakat,
semua partisipan publik)
teman sejawat terkait , tidak memaksakan Mewujudkan
“kartu Kunjungan kehendak, bermusyawarah Pendidikan Dan
dan Evaluasi Pasien” untuk kepentingan bersama Penelitian Yang Mampu
yaitu nilai nasionalisme,
Memberikan Kontribusi
partisipatif, netral (nilai
akuntabilitas) Pada Pemecahan
Mendiskusikan Foto/vidio Suatu bentuk hormat Masalah Otak Dan
dengan teman menghormati, tidak Sistem Persarafan Di
sejawat fisioterapis memaksakan kehendak, Tingkat Nasional Dan
bermusyawarah untuk Internasional,
kepentingan bersama yaitu
nilai nasionalisme, Mewujudkan Penapisan
partisipatif (nilai IPTEK Di Bidang Ilmu
akuntabilitas) dan sopan, Kesehatan Otak Dan
saling menghormati (nilai
Sistem Persarafan,
etika publik)
Mewujudkan
Membuka jalur fast Screen shoot Efektifitas dan efisien nilai
Kenyamanan dan
track dengan chat percakapan antara komitmen mutu dan
pribadi bagi rekan penulis dengan rekan konsisten serta partisipatif Kesejahteraan Pegawai.
sejawat yang sejawat termasuk nilai
membutuhkan akuntabilitas
jawaban segera

32
Simulasi penerapan Foto dan atau vidio Termasuk kedalam nilai
kartu kunjungan dan komitmen mutu dan
evaluasi pasien termasuk bentung tanggung
jawab nilai akuntabilitas

7. Penerapan Pengisian data Terisi nya kartu Termasuk kedalam nilai Termasuk kedalam misi Benevolent
pasien ke dalam kunjungan pasien akuntabilitas dan RS pusat Otak Nasional
langsung
“Kartu Kunjungan dengan data pasien komitmen mutu yaitu Mewujudkan
“Kartu dan Evaluasi” Pelayanan Otak dan Responsive
Sistem Persarafan
Kunjungan
Bermutu Tinggi dan
Attentive
dan Evaluasi” Terjangkau Oleh Semua
Implementasi “Kartu Program terlaksana Adanya inovasi Termasuk Lapisan Masyarakat.
ke pasien poli
Kunjungan dan bukti dalam bentuk kedalam nilai komitmen Innovative
rawat jalan Evaluasi” ke pasien foto/vidio kartu mutu, tangung jawab
poli rawat jalan kunjungan terisi termasuk nilai
fisioterapi
fisioterapi akuntabilitas

8. Evaluasi dan Pengecekan secara Bukti foto program Pengecekan secara berkala Termasuk kedalam misi Attentive
perbaikan berkala dan terlaksana dan berkelanjutan masuk RS pusat Otak Nasional
secara berkala berkelanjutan isi dari kedalam bentuk partisipatif Mewujudkan Pelayanan
Terisinya “Kartu dan konsisten, yaitu nilai Otak dan Sistem
Kunjungan dan akuntabilitas. Kamudian Persarafan Bermutu
Evaluasi” masuk pula kedalam nilai Tinggi dan Terjangkau
komitmen mutu Oleh Semua Lapisan
Masyarakat,

33
Pengecekan Perbaikan secara Mewujudkan
kesesuaian evaluasi berkala dan Pendidikan Dan
dan planning pasien berkelanjutan Penelitian Yang
dengan tindakan Mampu Memberikan
terapi pasien Kontribusi Pada
Pemecahan Masalah
Otak Dan Sistem
Persarafan Di Tingkat
Nasional Dan
Internasional

34
8. Pembahasan
Setelah enam bulan bertugas di RS Pusat Otak Nasional, penulis menemukan beberapa
isu yang ada di poli fisioterapi RS Pusat Otak Nasional, isu-isu tersebut diantaranya :
Randahnya tingkat pemahaman pasien mengenai pentingnya home program back exercise,
Kurang tersedianya sarana prasarana latihan berjalan yang memadai (tangga, cone), Kurang
tersedianya sarana prasarana untuk pasien pediatri (wedges, tilting table anak, backslep),Tidak
adanya form kuesioner tentang pelayanan fisioterapi baik di rawat inap maupun rawat jalan,
Pasien ditangani oleh terapis yang berbeda-beda dalam satu periode terapi (6x terapi), Kurang
optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada pasien rawat jalan.
Dari ke-enam isu tersebut setelah dilakukan penapisan isu menggunakan metode AKPL
(aktual, kekhalayakan, problematik, dan layak) dan USG (Urgent, Seriousness dan Growt)
maka yang menjadi isu prioritas adalah Kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada
pasien rawat jalan. Isu tersebut menjadi prioritas utama disebabkan karena jika tidak ditangani
segera maka akan menimbulkan efek seperti bola salju. Jika tidak ditindaklanjuti maka riwayat
kesinambungan terapi pasien tidak optimal maka goal dari kesembuhan pasien akan lebih lama
sehingga membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga dan biaya yang berakibat pada
membengkaknya biaya jaminan kesehatan pasien dan penumpukan pasien di poli fisioterapi
RS Pusat Ortak Nasional.
Setelah dicari akar masalah dari Kurang optimalnya riwayat kesinambungan terapi pada pasien
rawat jalan didapatkan hasil bahwa penyebabnya adalah kurang optimalnya penggunaan kartu
kunjungan pasien yang disebabkan karena tidak adanya kolom evaluasi terapi terakhir yang
diberikan dan rencana terapi selanjutnya, kemudian penyebab yang lain adalah kurangnya
kedisiplinan dan motivasi fisioterapi di lingkungan kerja RS Pusat Otak Nasional, untuk itu
penulis mengajukan dua gagasan utama yang nantinya akan ditindaklanjuti sebagai salah satu
bentuk aktualisasi penulis di lingkungan kerja RS Pusat Otak Nasional.
Untuk memecahkan masalah yang telah dipaparkan diatas maka gagasan yang akan
dilakukan adalah Redesign Kartu Kunjungan pasien dan Implementasi Kartu Kunjungan
Pasien pada Pasien Rawat Jalan. Dengan menggunakan kegiatan-kegiatan berikut ini:
Menyusun draft rencana kegiatan pelayanan fisioterapi, Melakukan tindakan terapi pada
problem gerak dan fungsi di tingkat sistem neuromuskuloskeletal, Identifikasi Permasalahan
Kartu Kunjungan, Membuat draft “Kartu Kunjungan Evaluasi Pasien”, Pembuatan “Kartu
Kunjungan Dan Evaluasi Pasien”, Sosialisasi kartu kunjungan, Penerapan langsung “Kartu
Kunjungan dan Evaluasi” ke pasien poli rawat jalan, Menyusun laporan pelaksanaan tugas.

35
9. TIMELINE
Berikut ini merupakan rencana waktu yang akan digunakan dalam melaksanakan rancangan aktualisasi yang penulis lakukan :

Tabel 3.3 Rencana Waktu Pelaksanaan

Agustus September Oktober November


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Menyusun draft rencana


kegiatan pelayanan
fisioterapi

2 Melakukan tindakan
terapi pada problem
gerak dan fungsi di
tingkat sistem
neuromuskuloskeleta.

3 Identifikasi Permasalahan s

Kartu Kunjungan

4 Pembuatan “Kartu
Kunjungan Dan Evaluasi
Pasien”

5 Sosialisasi kartu kunjungan

36
6 Penerapan langsung “Kartu
Kunjungan dan Evaluasi” ke
pasien poli rawat jalan.

7. Menyusun laporan
pelaksanaan tugas

37
BAB IV
PENUTUP

Demikian Rancangan Aktualisasi pada Pelatihan Dasar CPNS Gol. II ini saya susun untuk
menjadi pedoman proses tahap Habituasi yang diharapkan akan berdaya guna dalam meningkatkan
kualitas unit kerja dan peningkatan pelayanan yang ada di RS Pusat Otak Nasional, serta
tercapainya tujuan Aktualisasi antara lain:
a. Mampu mengkaji isu aktual di Poli Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional
b. Mampu merumuskan solusi konkret penyelesaian isu terkait sebagai komitmen diri sendiri dan
kontribusi terhadap penyempurnaan unit kerja;
c. Dapat mengaktualisasikan Nilai-nila Dasar ASN yang terangkum dalam ANEKA, serta
kedudukan dan peran PNS dalam Pelayanan Publik, Manajemen ASN, dan Whole of
Government di setiap kegiatan penyelesaian isu terkait, serta kegiatan lain di unit kerja;
d. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Gol. II di Kementrian Kesehatan
sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2017.

38
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi: Modul Diklat Prajabatan


Golongan I dan II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan


Golongan I dan II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan


Golongan I dan II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan


Golongan I dan II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat


Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan


Golongan I dan II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Fatimah, Elly, 2017. Manajemen ASN Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan I dan II. Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia. Jakarta

Purwanto, Agus. Dkk. 2017. Pelayanan Publik Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia. Jakarta

Suwarno, Yogi dkk. 2017. Whole of Goverment Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia. Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara


Nomor 39 Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara RI

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara RI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 65 TAHUN 2015


TENTANG STANDAR PELAYANAN FISIOTERAPI

39

Anda mungkin juga menyukai