banyak ditemukan terutama dalam kelompok usia di atas 45 tahun (Gartner dan
Hiatt, 2001). Ulkus peptikum secara anatomis didefinisikan sebagai suatu defek
mukosa sampai lapisan serosa sehingga terjadi perforasi. Secara klinis, suatu ulkus
adalah hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam dengan diameter =5 mm
yang dapat diamati secara endoskopis, histologis atau radiologis (Akil, 2007).
Ulkus peptikum dibagi menjadi 2 jenis, yaitu ulkus gaster dan ulkus
duodenum. Lokasi terbanyak insiden ulkus peptikum yakni pada duodenum dengan
prevalensi sebesar 90% (Dodge, 1993). Ulkus gaster berukuran lebih besar dan
lebih menonjol sehingga pada pemeriksaan autopsi lebih sering atau mudah
Umur terbanyak yaitu antara umur 45-65 tahun dengan kecenderungan semakin tua
agresif). Faktor defensif antara lain lapisan mukosa, sekresi bikarbonat, aliran darah
meliputi, pertama adalah faktor perusak endogen antara lain HCl, pepsin dan garam
empedu, dan kedua adalah faktor perusak eksogen, misalnya obat-obatan, alkohol
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
asam dan pepsin. Tukak berada dari erosi mukosa superfisial dalam
yang menbuat luka lebih dalam pada mukosa muskularis. Tiga bentuk
pylori, obat anti inflamasi non steroid (NSAID) dan kerusakan mukosa
2) Tukak peptik (peptic ulcer disease) adalah lesi pada lambung atau
B. PREVALENSI
C. ETIOLOGI PENYAKIT
faktor agresif dan faktor defensif. Faktor agresif meliputi: asam lambung,
motilitas (Misnadialy,2009).
D. PATOFISIOLOGI
pembentukkan tukak. Basal dari sekresi asam pada malam hari biasanya
dkk, 2008).
E. MANIFESTASI KLINIS
berat badan.
F. FAKTOR RESIKO
3) Golongan darah O
4) Merokok
5) Mengkonsumsi alkohol
pendarahan.
aktivitas urease.tes non invasive meliputi uji pernapasan urea dan test
4) Tes deteksi antibody adalah awal dari tes skrinning karena prosesnya
endoskopi.
H. TERAPI NON-FARMAKOLOGI
I. GUIDELINE TERAPI
dapat digunakan.
RCT.
eradikasi, yaitu :
klaritromisin
eradikasi, yaitu :
yang disarankan
juga direkomendasikan.
2015).
3) Terapi Non-Eradikasi
peptik, yaitu :
1) PPI
300 mg/hari)
penyembuhan tukak.
pengobatan NSAID.
NSAID.
6) Perawatan Bedah
ketika sudah lama setelah itu perforasi atau ada asites masif, atau perut
diatas 70 tahun atau dengan penyakit umum, atau tanda vital yang tidak
2. Kedua, terapi obat dipersiapkan. Pada kasus tukak karena NSAID, maka
penggunaan NSAID harus dilanjutkan, tukak diobati dengan PPI atau analog
prostaglandin.
Pada kasus tanpa penggunaan NSAID, pasien diuji adanya infeksi H.Pylori.
pasien positif H.Pylori dengan indikasi terapi eradikasi dan terapi anti-tukak.
maka penyakitnya telah sembuh. Jika first-line terapi eradikasi gagal, maka
tanpa indikasi terapi eradikasi, maka terapi noneradikasi disiapkan. First line
nya adalah PPI. Second line nya adalah H2RA. Third line nya adalah
J. Kondisi khusus
1) Ibu Hamil
2) Lanjut Usia
misoprostol. Obat ini memiliki sifat antisekresi dan proteksi. Obat ini
Pada anak-anak PPI dengan dosis 0,6-1 mg/kgBB/hari 1-2 kali sehari
K. Studi Kasus
Pak Amir (66 tahun) datang ke UGD, dengan keluhan utama rasa sakit
perut yang parah. Dia juga menyatakan bahwa seminggu terakhir merasakan
nyeri epigastrik episodik yang dialami ketika makan berat dan tidak hilang
setelahnya, dan juga setelah minum obat mengingat pasien juga memiliki
Penyelesaian kasus :
a. Subjektif
b. Objektif
c. Assessment
d. Plan
gejala tukak.
Pembahasan :
Pada kasus di atas pasien laki-laki yang bernama Amir berusia 66 tahun
pylori (HP) yang ditandai dengan rasa nyeri pada perut. Pasien juga
menyatakan bahwa nyeri epigastik episodik yaitu nyeri yang dirasa hilang
timbul pada bagian perut. Gejala tersebut dialami ketika pasien makan berat
dan rasa sakit tersebut masih ada setelah makan bahkan setelah minum obat.
Pasien memiliki riwayat pengguna NSAID yaitu piroksikam setiap hari yang
dan ranitidin namun tidak membaik. Maka perlu adanya tujuan, sasaran dan
strategi terapi. Tujuan terapi pada kasus di atas yaitu mengobati tukak dan
yaitu, Helicobacter pylori dan ulkus. Strategi yang dilakukan yaitu, eradikasi
HP, mengurangi sekresi asam lambung atau menetralkan asam lambung, dan
gejala tukak.
2. Terapi Farmakologi
- Omeprazol
sel parietal lambung, yakni K+/H+ ATPase. Obat ini efektif untuk
pengobatan jangka pendek (4-8 minggu). Dari ulkus peptikum, ulkus
sekali sehari.
makanan.
- Klaritromisin
komplikasi.
Efek samping : Diare, mual, nyeri & rasa tidak enak pada perut,
- Amoksisilin
berkembang biak.
pada umumnya.
Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati bila Anda
memiliki:
mekanisme ginjal.
Akil, H.A.M, 2007, Tukak duodenum, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Berardy, R., & Lynda, S., 2005, Peptic Ulcer Disease, dalam Dipiro, J.T. et al.,
Gartner L and JL. Hiatt, 2001, Colour Textbook of Histology. Second edition
Sukandar, E. Y, Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., 2008. ISO
Etnis Tionghoa dan Dayak dengan Sindrom Dispepsia, Jurnal Penyakit Dalam
Pertanyaan : salah satu factor resiko tukak ialah merokok, krmudian apa
Jawab : dilihat dari negara maju atau negara berkembang ,jika negara
meminum alcohol.
5. Penanya : Azizah
penyakit sembelit dan tukak lambung ? obat apa yang harus diberikan
terlebih dahulu ?
tukaknya.