Makalah
Dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran kimia
Oleh:
Nama Kelompok:
1. Aldi Budiman
2. Aunirrahman
3. Gusti As'ad I.B
4. Selamat
5. Bayu febrian
1
KATA PENGANTAR
Banjarmasin
, April 2019
Penulis
2
Daftar isi
Pendahuluan..................................1
Kata pengantar.....................................2
Daftar isi................................................3
Pembahasan....................................4
1.1 Pengertian Air......................................4
1.2 Air Dalam Sains......,............................7
1.3 Air memiliki titik didih dan beku abnormal....15
1.4 Air sebagai pelarut yang baik..........17
1.5 Sumber Air Dari Alam.....................20
2.1 Pengolahan Air.................................21
2.2 Proses pengolahan Air bersih.........31
2.3 Pengolahan Air Minum...................36
2.4 Proses Pengolahan Air Minum.......39
2.5 Pengolahan Air minum cara ozonisasi....47
2.6 Keunggulan dan Kelemahan...........50
Penutup..............................................51
3.1 Kesimpulan.......................................51
3.2 Saran.................................................51
Daftar pustaka......................................52
3
PEMBAHASAN
1.1 A. Pengertian Air
Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen menjadi H2O. Air dapat ditemukan dalam tiga wujud,
yaitu padat (es), cair, dan gas (uap air).1 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi
mengandung hidrogen dan oksigen.2
Sedangkan menurut M. Quraish Shihab, air adalah benda yang terdiri
dari oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadar tertentu.3 Dari
beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan air adalah benda
cair yang terdiri dari hidrogen dan oksigen, yang bersifat jernih, tidak
berasa, dan tidak berbau.
Terbentuknya air dimulai dalam keadaan bebas, oksigen dan
hidrogen ditemukan sebagai molekul H2 dan O2. Untuk bergabung
membentuk molekul air, keduanya harus bertabrakan. Sebagai hasil
dari tabrakan ini, ikatan-ikatan yang membentuk molekul hidrogen
dan oksigen melemah, sehingga tidak ada lagi penghalang untuk
bergabungnya atom oksigen dan hidrogen.
Suhu akan meningkatkan energi begitu juga kecepatan
molekulmolekul pembentuk air, sehingga jumlah tabrakan yang
terjadi meningkat.
1
Samadi, Geografi SMA Kelas X, (t.k: Yudhistira, 2007), hlm. 159
2
http://kbbi.web.id/air, diakses pada 28 april 2017, pukul 11:41
3
M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana: Tangan Tuhan di Balik Fenomena,
(Tanggerang:Lentera Hati, 2004), hlm. 80
4
Akibatnya, reaksi yang terjadi dipercepat. Akan tetapi, sekarang ini
tidak ada
lagi suhu yang cukup tinggi untuk membentuk air di bumi secara
alami. Panas yang diperlukan untuk pembentukan air disuplai selama
terbentuknya bumi ini, yang mana menghasilkan banyak air yang
menutupi tiga perempat permukaan bumi.4
Jika manusia ingin membuat air sendiri yang terdiri 2 molekul yaitu
hidrogen dan oksigen. Dengan cara mereaksikan molekul hidrogen
dan oksigen dalam sebuah wadah kaca dan membiarkannya dengan
waktu sangat lama, maka gas-gas ini belum tentu membentuk air.
Penyebabnya adalah air sangat lambat terbentuk pada suhu kamar.5
Seandainya bumi ini tidak menyediakan air yang sebanyak itu dan
tidak mengalami siklus, lalu manusia harus membuatnya sendiri
untuk memenuhi segala hajatnya. Maka akan banyak biaya yang
dikeluarkan untuk membuat seember air bersih. Padahal air
merupakan kebutuhan utama bagi semua proses kehidupan di bumi.
Hidrogen dalam bentuk ion bermuatan positif atau kation yang
besarnya satu, sedangkan oksigen berupa anion yang bermuatan
negatif dengan besar muatan dua. Pasangan kedua jenis ion ini
membentuk molekul
yang tersusun dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
Menurut rumus kimianya molekul ini dinamakan hidrogen oksida dan
biasa ditulis H2O. Air murni adalah kumpulan molekul-molekul H2O.
Baik hidrogen maupun oksigen memiliki titik didih yang sangat
rendah. Pada kondisi normal 20o C air berbentuk cair, suhu dibawah
4
Eny Yulianti dan Elok Kamilah Hayati, Kasih Sayang Allah dalam Air Hujan, (Malang: UIN
Malang Press, 2008), hlm. xxi
5
Ibid., hlm. xxi
5
0o C air bentuk padat atau es, dan pada suhu 100o C akan berbentuk
gas atau uap.6
Di dalam Al-Qur’an ada banyak ayat yang membahas tentang air.
Menurut Mu’jam Al-Mufahras al fadz Al Qur’an Karim ayat yang
berbicara tentang air terulang sebanyak 63 kali.7 Berdasarkan ayat-
ayat tersebut, penulis membuat beberapa kelompok tema
berdasarkan ayat yang akan penulis bahas di bab selanjutnya, yaitu:
1. Siklus air
QS. ‘Abasa (80): 25, QS. Qa>f (50): 9, QS. Al Qamar (54): 11, QS.
AlA’ra>f (7): 57, QS. Al-Furqa>n (25): 48, QS. Fa>thir (35): 27,
(20): 53, QS. An-Naml (27): 60, QS. Yunus(10): 24, QS. Al-
H{ijr(15): 22,
2. Distribusi Air
a. Air Laut
6
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi: Air dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2011), hlm. 17
7
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Mufahras li Alfadz Al-Qur’an Karim, (t.k, Dar Kutub
Miishriyah, 1364), hlm. 684
6
164.
b. Air Atmosfer/Hujan
c. Air Permukaan
d. Air Tanah
3. Urgensi Air
a. Sumber Kehidupan
b. Menumbuhkan Tumbuhan
7
Nahl(16): 10, QS. Luqman(31): 10, QS. Fushshilat(41): 39, QS.
Al-
d. Minum
8
Keberadaan air di planet bumi dimulai dengan kelahiran alam
semesta. Proses kelahiran alam semesta tenyata telah dimulai
sejak sekitar 18 miliar tahun yang lalu, yaitu sebelum terjadinya
ledakan kosmis yang sangat dahsyat dari sebuah titik
singularitas. Ledakan itu dikenal dengan peristiwa Big Bang
yang terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu.8
Peristiwa Big Bang yang telah dikemukakan oleh Georges
Lemaiter dan George Gamow pada tahun 1930 an, serta Stephen
Hawking
8
Agus Haryo Sudarmojo, History of Earth, (Yogyakarta:Mizania, 2008) hlm. 6
9
Ibid., hlm. 7
10
Entropi adalah Sifat dari suatu keadaan termodinamika, yang nilai perubahannya dalam proses
kimia adalah sama dengan nilai panas yang diserap oleh sistem dari lingkungan dibagi dengan suhu dari
sistem tersebut. Lihat Sarjoni Basri, Kamus Kimia, (Jakarta, Rineka Cipta, 2005), hlm. 40
11
Harun Yahya, Penciptaan Alam Semesta, terj. Ary Nilandari, (Bandung: Dzikra, 2004), hlm.
37-38
9
pula badai debu dan gas. Air dijumpai sebagai awan
antarbintang (interstellar cloud) di galaksi kita. Air mungkin
juga bisa dijumpai di galaksi lain dalam jumlah yang melimpah,
karena oksigen dan hidrogen termasuk unsur-unsur yang paling
banyak jumlahnya di alam semesta.
Awan antarbintang biasanya terkumpul menjadi nebula surya
(solar nebulae) atau tata surya seperti matahari kita. Pada
daerah tata surya kita air banyak didapati di luar Bumi, tetapi
pada umumnya dijumpai dalam bentuk gas atau es. Sedangkan
dalam bentuk cair, air praktis hanya dijumpai di Bumi.12
Namun bisa saja ada air cair di bawah permukaan beku di
Mars dan di satelit Jupiter keenam (Europa), namun
kemungkinan adanya kehidupan yang kompleks di kedua
tempat ini sangat kecil.13
Jika air hanya bisa terbentuk di alam semesta, lantas
bagaimana air bisa ada di Bumi?. Sedangkan air yang bersifat
cair adalah kondisi yang diperlukan oleh kehidupan, meskipun
bukan hanya kondisi itu yang diperlukan agar sebuah
kehidupan ada, namun air adalah komponen utama
pembentuk sebuah kehidupan.
Ada yang berpendapat bahwa air ada di bumi bermula dari
serbuan komet-komet ketika planet bumi sedang berkembang,
ternyata bumi mengalami benturan bertubi-tubi oleh komet
yang berisi kandungan kristal-kristal es. Komet-komet
tersebutlah yang membuat kehadiran air semakin melimpah
ruah di muka Bumi, menyebabkan banjir selama ratusan juta
tahun. Pada akhirnya, limpahan air ini membentuk lautan tak
bertepi yang menutupi hampir sebagian besar planet bumi.
Inilah peristiwa cikal bakal dimulainya kehidupan. Peristiwa itu
terjadi kurang lebih 3,8 miliar tahun yang lalu di lautan Planet
Bumi, berupa kehidupan bersel satu yang disebut Prokaryote
dan Eukaryote sel. Kehidupan bersel satu kemudian hadir
12
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi: Air... hlm. 8
13
Agus Haryo Sudarmojo, History of Earth,... hlm. 32
10
melimpah pada sekitar 2,5 miliar tahun lalu. Artinya, pemicu
munculnya kehidupan di bumi adalah kehadiran gunung yang
mengeluarkan gas-gas dan kehadiran air dari komet-komet
yang menyerbu masuk dan hancur di Planet Bumi.14
Kelimpahan air adalah alasan utama bumi dapat dihuni. Dalam
buku klasik The Fitness of the Environment, ahli ekologi
Lawrence Henderson menyoroti nilai penting air bagi
kehidupan. Walaupun mengakui organisme hidup beradaptasi
dengan lingkungannya melalui seleksi alam, Hederson
menekankan bahwa lingkungan harus cocok terlebih dahulu
untuk dihuni agar kehidupan bisa berlangsung.15
Sampai sekarang ini jumlah air yang ada Bumi tetap, namun
tempat dan wujud yang bermacam-macam. Dengan adanya
siklus air, membuat penyebaran air di bumi merata dan dapat
di perbaharui dari waktu ke waktu.
2. Sifat Alamiah Air
14
Ibid., hlm. 1074
15
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi, terj. Damaring Tyas Wulandari, (Jakarta.:
Erlangga, 2008), jilid 1 hlm. 52
16
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi: Air,... hlm. 30
11
ikatan hidrogen. Tautan ini menjadikan air lebih terstruktur
daripada sebagian besar cairan lain.17
Jika dibandingkan dengan zat padat (es), di dalam air
terdapat sedikit keteraturan di dalam susunan partikelnya.
Ketika es meleleh menjadi cair, susunan kisi pecah dan
partikel-partikel yang menyusun kisi es tidak lagi
mempertahankan posisinya.
Berbeda lagi jika dalam wujud uap (gas), partikel-partikel zat
menjadi terpisah jauh. Hal ini menunjukkan bahwa gas
relatif mudah dimampatkan. Partikel-partikel gas mengisi
fraksi volume kecil dari total volume yang ditempatinya,
volume gas seolah-olah berupa ruang kosong. 18
Jika suatu cairan berinteraksi dengan materi lain akan
terjadi dua kemungkinan, yaitu bentuk tetesan
dipertahankan atau terbentuk lapisan menyebar
(membahasi). Keadaan ini ditentukan oleh kekuatan gaya
antarmolekul, yaitu gaya kohesi atau gaya ahesi.19
Seperti contoh keadaan tersebut terjadi pada tumbuhan.
Terjadinya kohesi pada tumbuhan akibat ikatan hidrogen
berkontribusi dalam pengangkutan air dan nutrien20 terlarut
melawan gravitasi dalam tumbuhan. Air dari akar mencapai
daun melalui jejaring sel-sel pengangkut air. Ketika air
menguap dari daun, ikatan hidrogen menyebakan molekul
air meninggalkan vena menarik molekul-
molekul yang terletak lebih bawah, dan tarikan ke atas
diteruskan ini melalui sel-sel pengangkut air sampai ke akar.
Sedangkan Adhesi (Adhesion), berperan melekatnya suatu
jenis zat ke zat lain. Adhesi air ke dinding sel melalui ikatan
17
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi,... hlm. 51
18
Yayan Sunarya , Kimia Dasar 1: Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini, (Bandung:
Yrama Widya, 2010), hlm. 485
19
Jika gaya kohesi lebih kuat dibandingkan gaya adhesi, maka bentuk tetes cairan
dipertahankan. Sebaliknya, jika gaya adhesi lebih kuat maka cairan membasahi permukaan.
Lihat
12
hidrogen melalui hidrogen membantu melawan tarikan
gravitasi ke bawah.21
Dengan adanya kemampuan antigravitasi, sekumpulan
molekul air berenergi rendah dapat menjalin kerjasama
harmonis dengan molekul-molekul dinding permukaan
media yang dilaluinya, lalu dapat menyerap naik melawan
energi gravitasi. Proses ini dikenal sebagai efek kapilaritas.22
Disamping itu semua, tegangan permukaan cairan dapat
13
diserap oleh bumi, namun sebagian di pantulkan ke luar
angkasa oleh udara yang ada di atmosfer.
Energi matahari yang sampai ke atmosfer dan permukaan
bumi diserap dalam bentuk panas yang menyebabkan
terjadinya penguapan air laut dan air permukaan lainnya,
proses fotosintesis20 dan evapotranspirasi21 pada proses
pertumbuhan tanaman, serta menghangatkan suhu
permukaan bumi, suhu air dilaut dan didaratan, serta suhu
udara. Tidak hanya itu, dengan terjadinya embusan angin
dan aliran air, baik aliran sungai maupun arus laut, terjadi
pula pemerataan panas dipermukaan Bumi.22
Air bekerja dengan cara memoderasi suhu (mengurangi
perubahan suhu yang ekstrem) udara dengan cara
menyerap panas dari udara yang lebih hangat dan
melepaskan panas yang tersimpan ke udara yang lebih
sejuk.23
Ketika suhu meningkat dan gerakan molekul menjadi sangat
dinamis, ikatan hidrogen akan terputus dan gerakan molekul
yang berlebihan (molekul-molekulnya tertarik karena ikatan
hidrogennya) akan tereduksi24. Kondisi ini mendorong
terjadinya proses penyesuaian berupa perubahan fasa.
Misalnya dari cair menjadi gas (uap).25
Tetapi air tidak membentuk ikatan hidrogen (misalnya CO2)
berubah dari cairan menjadi gas pada suhu jauh di bawah
suhu pembentukan ikatan hidrogen.26
20
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan yang dilakukan oleh
tumbuhan yang mengandung zat hijau (klorofil). Lihat
https://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis diakses pada 9 Agustus 2017
21
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di
permukaan bumi. Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber.
Sedangkan transpirasi merupakan pergerakan air di dalam tumbuhan yang hilang melalui
stomata. Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Evapotranspirasi diakses pada 9 agustus 2017
22
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an , Tafsir ‘Ilmi: Air,... hlm. 62
23
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi, terj. Damaring Tyas Wulandari, (t.tp.:
Erlangga, 2008), hlm. 52
24
Reduksi adalah penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Reduksi
merupakan kebalikan dari oksidasi. Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh sebuah molekul,
atom atau ion. Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Redoks, diakses pada 9 agustus 2017
25
Susilo Soekardi dan Tauhid Nur Azhar, Mengenal Allah: Air,... hlm. 6
26
John W. Kimball, Biologi: Edisi Kelima, terj. Siti Soetarmi Tjitrosomo dan Nawangsari
14
Selain itu karena panas laten dan kapasitas termal air yang
lebih besar dibandingkan zat cair lainnya adalah penyebab
air memanas dan mendingin lebih lambat daripada daratan.
Pada daratan, perbedaan suhu antara tempat terpanas dan
terdingin dapat mencapai
140o C. Dilaut perbedaan tersebut paling banyak berkisar
antara 15o-
20oC
15
terjadi). Air mendidih pada suhu 100 derajat Celcius dan
membeku pada suhu 0 derajat Celcius. Padahal dalam
kondisi normal, air seharusnya mendidih pada suhu 180
derajat Celcius. Demikian pula titik beku, seharusnya air
membeku pada suhu 100 derajat celcius. Namun, air
melanggar aturan ini dengan membeku pada suhu 0 derajat
Celcius.28
Bagaimanapun, air tidak mengikuti aturan yang biasa. Jika air
28
Susilo Soekardi dan Tauhid Nur Azhar, Mengenal Allah: Air,... hlm. 9
29
Ibid., hlm. 9
30
Harun Yahya, Penciptaan Alam Semesta,... hlm. 108
31
Douglas C. Giancoli, Fisika: Edisi kelima, terj. Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001),
jilid 1, hlm. 457-458
32
Harun Yahya, Penciptaan Alam Semesta,... hlm. 108
16
Jika tidak demikian, maka es akan tenggelam ke dasar,
sementara bagian air yang lebih hangat akan naik ke
permukaan dan terkena udara. Tetapi suhu udara itu masih
membekukan air sehingga bagian air ini akan membeku juga
dan tenggelam. Proses ini akan berlanjut sampai tidak
tersisa air cair sama sekali.
Es akan mengambang (berada di permukaan) di air
berwujud cairan. Materi lain mengerut ketika memadat,
namun justru air mengembang. Penyebab perilaku janggal
ini karena adanya ikatan hidrogen. Pada suhu di atas 4oC, air
berperilaku seperti cairan lain, memuai ketika suhunya naik
dan mengerut ketika mendingin.dan hal ini juga termasuk
perilaku abnormal lain dari air.33
Disaat air membeku, jarang terjadi sebuah benda yang besar
membeku seluruhnya, dan hal ini dibantu oleh lapisan es
permukaan, yang berfungsi sebagai isolator untuk
memperkecil aliran panas ke luar dari air ke udara dingin di
atasnya. Tanpa adanya sifat yang abnormal dari air ini,
kehidupan di planet ini mungkin tidak bisa berjalan.34
Beberapa perilaku abnormal dari air ini merupakan faktor
penting dalam kecocokan lingkungan bagi kehidupan. Jika es
tenggelam, maka pada akhirnya semua kolam, danau, dan
bahkan samudera akan membeku. Sehingga kehidupan
seperti yang kita ketahui di Bumi pun menjadi mustahil.
Semua unsur di permukaan Bumi, baik berupa benda padat,
cair, maupun gas (uap), tunduk pada hukum “memuai
karena panas dan mengerut karena dingin.35 Hal itu bisa kita
lihat ketika kita meletakkan air dalam suatu wadah ke dalam
kulkas. Jumlah air akan bertambah, dan bahkan hal itu
kadang menyebabkan wadahnya pecah.
33
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi,... hlm. 54
34
Douglas C. Giancoli, Fisika: Edisi kelima,... hlm. 457
35
Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an: Mengerti Mukjizat Ilmiah
Firman Allah, (Jakarta: Zaman, 2013), Hlm. 518
17
Seandainya air mengerut apabila membeku, artinya
ukurannya mengecil dan kepadatannya bertambah. Tentu
air telah surut ke dasar laut dan hal itu menyebabkan dasar
samudra membeku. Dengan membeku dasar samudra
hewan-hewan dan ikan-ikan yang hidup di samudra pun
mati. Namun, Allah menjadikan air bersifat istimewa,
ukurannya membesar ketika terkena dingin.
1.4 Air sebagai Pelarut yang Baik
36
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi,... hlm. 54
37
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi: Air,... hlm. 20
18
dan karenanya banyak jenis ion atau senyawa yang dapat
larut dalam air sampai konsentrasi yang tinggi.38
Pada umumnya zat-zat lainnya yang memiliki sifat bipolar,
misalnya alkohol dan asam akan sangat mudah larut dalam
air. sedangkan zat-zat yang nonpolar, seperti lemak atau
minyak susah
larut.39
38
Ibid,. Hlm. 20
39
Ibid., hlm. 20
40
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi,... hlm. 54
41
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi: Air,... hlm. 21
42
Ibid., hlm. 21
19
di dalam darah ikan cukup tinggi dan menekan titik beku
darah menjadi lebih rendah dari titik beku air. Tambahan
pula, adanya senyawa terlarut di dalam darah, terutama
protein, memberikan darah tekanan osmotik43 yang lebih
tinggi daripada tekanan cairan di luar sel. Akibatnya, air
cenderung berdifusi ke dalam kapiler darah dari bagian
cairan ekstra-seluler. Jadi membuat sistem vaskuler
bertahan penuh dan menyegahnya dari kerusakan.44
Pada manusia, air sebagai pelarut berfungsi untuk
melarutkan segala kandungan gizi yang ada dalam makanan
yang manusia makan. Sehingga gizi dari makanan dapat di
serap dan di edarkan pada organorgan manusia. Sehingga
organ tubuh bisa berfungsi sebagaimana fungsinya yang
telah dikendaki oleh Allah.
43
Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan
osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran
yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut. Lihat
https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_osmotik
44
Lehninger A. Dasar-Dasar Biokimia, terj. Maggy Thenawidjaja, (Jakarta: Erlangga, 2008),
hlm. 84
20
1.5 Sumber Air dari Alam, antara lain :
1. Laut
Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan
samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96, 5% air murni dan
3, 5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut,
bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis
utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.
2. Danau
Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah
yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat
laut dan daratan. Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia, antara lain :
A) Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai
penyumbang bahan genetik.
B) Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting
C) sumber air bagi masyarakat sekitarnya
D) Tempat penampungan air yang berasal dari hujan, aliran
permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah.
E) Memelihara iklim mikro, dimana keberadaan ekosistem danau
dapat mempengaruhi kelembaban dan tingkat curah hujan setempat
F) Sarana transportasi
G) Penghasil energi melalui PLTA
H) Sarana rekreasi dan objek wisata
I) Pembudidayaan ikan air tawar
3. Sungai
Sungai merupakan aliran air yang berasal dari hulu menuju hilir.
Dalam siklus hidrologi fungsi sungai sangat penting untuk
menampung air larian dan air hujan, dan dibeberapa tempat tertentu
dapat dijadikan sebagai sarana transportasi bagi masyarakat
sekitarnya.
21
Lebih dari 98% dari semua air di daratan tersembunyi dibawah
permukaan tanah dalam pori-pori batuan dab bahan-bahan butiran.
Sisanya 2 % terlihat sebagai air disungai, danau dan reservoir.
Setengah dari 2 % ini disimpan direservoir buatan (1%). 98% dari air
dibawah permukaandisebut air tanah dan digambarkan sebagai air
yang terdapat bda bahan yn jenuh dibawah muka air tanah. 2% sisanya
adalah kelembaban tanah.
2.1 Proses Pengolahan Air
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi
dan adsorpsi. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air
adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor,
dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur
koloidal sehingga mudah disaring, mengadsorpsi zat-zat warna atau
zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Pasir berfungsi sebagai
penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama
(desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH,
yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi karena penggunaan
tawas. Berikut adalah metode pengolahan air:
2.3.1 Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan
pengolahan air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam
bak prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena
pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air
selanjutnya dialirkan ke dalam bak. Pada tahap ini dicampurkan tawas
dan gas klorin (preklorinasi). Pada air yang kekeruhan dan
pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna
untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang
terkandung dalam air. Dari bak, air yang telah dicampur dengan bahan-
bahan kimia dialirkan ke dalam akselerator. Di dalam bak akselerator
ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal dan
membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara
gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak
saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan. Dari bak
pasir, diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup
bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana
ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi)
untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi
standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian
ke konsumen.
22
2.3.2 Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah
pola utama pengolahan air bersih. Terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Berikut
adalah penjelasan lebih rinci dari proses tersebut:
2.3.2.1 Intake
Bangunan penangkap air atau tempat air masuk dari sungai, danau atau
sumber air permukaan lainnya ke instalasi pengolahan.
2.3.2.2 Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi dan terjadi
proses destabilisasi partikel koloid, karena air kotor itu berbentuk
koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya.
Destabilisasi partikel koloid ini bisa dilakukan dengan penambahan
bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid
mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump),
maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya
pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Waktu
yang digunakan dalam proses ini sekitar 30 – 90 detik. Sedangkan
proses koagulasi secara mekanis menggunakan mesin pemutar
2.3.2.3 Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing)
2.3.2.4 Sedimentasi
Pada bak sedimentasi terjadi proses pengendapan, oleh gaya gravitasi,
partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan
mengendap ke bawah dan yang lebih kecil berat jenisnya akan
mengapung. Kecepatan pengendapan partikel akan bertambah sesuai
dengan pertambahan ukuran partikel dan berat jenisnya.
2.3.2.5 Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit
filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan
media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir
silica, dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Setelah itu, biasanya
terdapat proses tambahan yaitu disinfeksi berupa penambahan chlor,
23
ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan
selanjutnya, yaitu reservoir.
2.3.2.6 Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui
pipa-pipa. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan
gravitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan
eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran
distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
Air kotor adalah air buangan dari kamar mandi, WC, dapur dan
tempat cuci yang berasal dari buangan rumah tangga, perkantoran
hotel, restoran, rumah sakit dan lain sebagainya (buangan
domestik), tetapi tidak termasuk air buangan industri dan air hujan.
24
Proses fisika dilakukan secara mekanik, sedangkan proses biologi
meliputi tiga tahap yaitu : Anaerobik, fakultatif, dan maturasi.
25
(2). Pengolahan Biologik :
a. Proses Anaerobik; penurunan bahan organic secara
anaerobic dengan bantuan mikroorganisme anaerob.
b. Proses Fakultatif; penurunan bahan organic secara aerob
dan anaerob.
c. Proses Maturasi (pematangan); penyempurnaan kualitas
air.
FAKULTATIF 1 FAKULTATIF 2
MATURASI 1
MATURASI 2
BADAN AIR
26
Air hasil olahan berupa effluen yang dilepas ke badan air penerima
harus sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
27
1. Tujuan Penyediaan Sarana Pengolahan Air Kotor
28
BUANGAN DOMESTIK
LINGKUNGAN
IPAL
29
INSTALASI
EFLUEN LUMPUR
IRIGASI PUPUK
30
2.2 Proses Pengolahan Air Bersih
1 Air permukaan
31
ini dibubuhkan bahan kimia/koagulan pengikat kotoran,yaitu
PAC/Poly Alumunium Chloride (proses koagulasi).
Pengadukan koagulan terjadi secara hidrolis gravitasi dengan
memanfaatkan water jump pada ambang pelimpah utama
sekaligus berfungsi sebagai pengaduk cepat (rapid Mix) agar
koagulan tercampur merata.
2. Mata Air
32
Mata air adalah tempat pemunculan sumber air tanah yang
dapat disebabkan oleh topografi, gradien hidrolik atau struktur
geologi. Sumber air yang didapat dari mata air sudah jernih dan
memenuhi persyaratan untuk menjadi air minum, tidak perlu
diolah lagi sebagaimana air tercemar (kotor), cukup diberikan gas
chlor atau kaporit sebagai desinfektan di bak penampungan, dan
dapat langsung didistribusikan ke pengguna.
33
SUMBER AIR/SUNGAI
( INTAKE )
PENGENDAPAN AWAL
( PRASEDIMENTASI )
PEMBUBUHAN BAHAN
KIMIA
(PROSES KOAGUSI ) PROSES PENGADUKAN
CEPAT (RAPID MIX)
KOMPARTEMEN
( FLOCULATOR/ACCELATOR )
BARU LAMA
FLOCULATOR ACCELATOR
(PROSES FLOKULASI ) (PROSES FLOKULASI &
SEDIMENTASI)
SETLER
(PROSES SEDIMENTASI )
BAK PENYARINGAN
(PROSES FILTRASI )
PEMBUBUHAN
DESINFEKTAN
(PROSES DESINFEKSI )
RESERVIOR
SIAP DIDISTRIBUSIKAN KE
PELANGGAN
34
MATA AIR CIGENTUR I & II
MATA AIR CILIANG
MATA AIR CILAKI
MATA AIR CIWANGUN
MATA AIR CISALADA I& II
MATA AIR CICARIUK
MATA AIR MATA AIR CIBADAK
MATA AIR CIRATEUN
MATA AIR CIKENDI
MATA AIR LEGOK BAYGON
MATA AIR CITALAGA
MATA AIR PANYAIRAN
MATA AIR CIWANGI
DIBUBUHI KAPORIT DI
RESERVOIR RESERVOIR
PIPA DISTRIBUSI
KONSUMEN
35
2.3 Pengolahan Air Minum
36
mengandung jumlah mineral yang mencukupi, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa (tawar). Air minum yang biasa
digunakan adalah air minum yang berasal dari air tanah, mata air,
dan air permukaan yang selama perjalannya menembus lapisan-
lapisan tanah sehingga terjadi filtrasi atau penyaringan partikel-
partikel yang tersuspensi di dalamnya. Air dalam tanah
mengandung bakteri patogen dalam jumlah yang relatif kecil
dibandingkan dengan air permukaan karena air tanah mempunyai
kemungkinan
Syarat Mutu Air Minum dalam Kemasan Menurut SNI
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan: -
a. Bau Tidak
berbau
b. Rasa - Normal
c. Warna Unit Maks 5
Pt.CO
2 pH - 6,5 – 8,5
3 Kekeruhan NTU Maks 5
4 Kesadahan, mg/L Maks 150
sebagai CaCO3
5 Zat padat terlarut mg/L Maks 500
6 Zat Organik, mg/L Maks 1,0
sebagai angka
KMnO4
7 Nitrat sebagai NO3 mg/L Maks 45
8 Nitrit sebagai NO2 mg/L Maks 0,005
9 Ammonia (NH4) mg/L Maks 0,15
10 Sulfat mg/L Maks 200
11 Khlorida (Cl) mg/L Maks 250
12 Flourida (F) mg/L Maks 1
13 Sianida (CN) mg/L Maks 0,05
14 Besi (Fe) mg/L Maks 0,3
37
15 Mangan (Mn) mg/L Maks 0,05
16 Khlor bebas mg/L Maks 0,1
17 Cemaran logam
berat mg/L Maks 0,005
a. Timbal (Pb)
b. Tembaga (Cu) mg/L Maks 0,5
c. Kadmium (Cd) mg/L Maks 0,005
d. Raksa (Hg) mg/L Maks 0,001
38
Air minum yang digunakan harus memenuhi syarat fisika,
kimia dan biologi. Syarat mutu air minum diatur dalam SNI 01-
3553-1996 seperti terlihat pada Tabel 1.
39
ii. Uji untuk memeriksa polusi dan kontaminasi
iii. Penelitian serta pemeriksaan efek dari kondisi yang
berbeda selama 2 tahun
iv. Pemeliharaan lingkungan disekeliling sumber
v. Pipa air dalam tanah untuk menghindari kontaminasi
vi. Menciptakan kolam tertutup untuk
perlindungan (menghindari resiko
kontaminasi)
vii. Mengadakan uji setiap jamnya untuk kandungan pH
balance, kebersihan, kejernihan dan keseimbangan
mineral.
viii. Mengadakan pemeriksaan radiologi setiap 4 tahun sekali
(untuk kandungan radioaktif)
Proses
1. Pre-filter 5 micron dipergunakan untuk memfilter partikel
yang ada sampai ukuran 5 micron.
2. Kemudian filter 1 micron dipergunakan untuk memfilter
partikel yang berukuran sampai dengan 1 micron (parasit)
3. Ozone: untuk menghilangkan bakteri
4. Mengambil sample per jam dari langkah nomor 9,10 and 11
untuk mengukur PH balance, kebersihan, kejernihan dan
keseimbangan mineral.
5. Melakukan uji Coliform pada sumber air setiap harinya
6. Melakukan tes Coliform mingguan pada produk akhir
7. Melakukan pemeriksaan kimiawi dan fisikal menyeluruh
setiap bulannya pada produk akhir.
8. Melakukan pemeriksaan tahunan untuk logam berat dalam
produk akhir.
9. Apabila pemeriksaan setiap jamnya untuk Ozon, pH,
kebersihan dan kejernihan air diluar standar, lini produksi
akan dihentikan dan produk akan dikeluarkan dan akan
diperiksa apakah produk aman untuk dikonsumsi atau tidak
10. Operator mempergunakan pakaian yang terbuat dari
‘parachute material’ dan sarung tangan yang dipergunakan
diberi desinfektan setiap 15 menit.
40
11. Botol dan gelas diproduksi dari palet plastik hingga menjadi
kemasan botol dan gelas didalam pabrik yang sama dan hanya
sesaat sebelum botol diisi dengan air, hal ini meminimalisir
kontak manusia untuk memastikan derajat kebersihan yang
tinggi.
12. Semua air botolan diperiksa untuk melihat bila ada cacat di
tutup dan lapisan pelindung
13. Semua material yang dipergunakan diperiksa dan disetujui
oleh BTC (Beverage Technology Centre) Danone
14. Dukungan teknis dari bottling line oleh BTC (Beverage
Technology Centre) Danone
15. Keseluruhan proses dari sumber hingga produk akhir berada
dibawah pengawasan ketat dan sesuai dengan Standar
Manufaktur yang baik meski Indonesia kaya akan sumber
mata air, namun tidak semuanya layak menjadi sumber bahan
baku untuk air minum AQUA. Karenanya bagi AQUA, kerja
keras untuk mencari sejumlah sumber air terbaik di seluruh
Indonesia, bukanlah main-main.
Purna Jual
16. Dua botol dari setiap produksi akan disimpan selama 2 tahun
dan akan dipergunakan sebagai sample untuk mendata
kualitas.
17. Setelah 2 tahun (ketika masa berlaku habis) AQUA akan
memeriksa stabilitas produk sebelum membuangnya
18. Setiap gelas/botol/galon memiliki kode kadaluarsa dan
tanggal produksi yang sudah dicetak, sehingga dapat dilacak
pada tahun, bulan dan tanggal, waktu, lokasi dan kru
produksi
19. Melakukan monitoring dan inspeksi reguler terhadap produk
yang ada di pasar.
41
D.Proses Pengolahan Air Minum Secara Sederhana
42
ialah secara kimia yaitu mula-mula menetralkan muatan
negatifnya dengan ion-ion yang bermuatan positif, misalnya
Al3+, Fe3+, Fe2+, dsb.
iii. Proses pengendapan
Lumpur yang telah netral (dengan cara pengocokan) dengan
zat pemberat diusahakan agar menjadi blok-blok yang besar
dan mudah mengendap. Pada peristiwa ini, zat-zat kimia
yang terdapat pada air akan terendapkan juga.
iv. Proses penyaringan
Lumpur halus dan zat-zat kimia yang ada pada air setelah
mengendap selanjutnya disaring menggunakan pasir
sehingga didapat air yang jernih.
v. Proses sterilisasi
Air yang jernih didesinfekter, maksudnya untuk membasmi
mikroorganisme dan bakteri-bakteri yang ada pada air agar
air itu steril. Air dibiarkan pada bak penampung kira-kira 24
jam agar sterilisasi terjadi dengan sempurna. Selanjutnya, air
didistribusikan ke konsumen.
43
Al3+(aq) + 3H2O(l) Al(OH)3(s) + 3H+(aq)
Cara kerja:
44
1. Penukar ion (Ion-Exchange)
2. Destilasi
45
2. Klorid, klorin bebas dan silika klorid dan klorin bebas pada
stainless steel dapat menyebabkan stress corrosion cracking,
terutama pada daerah sambungan. Ini dapat terjadi pada
konsentrasi relatif rendah.
3. Reverse osmosis (RO)
46
2.5 Proses Air Minum Cara Ozonisasi
47
Selanjutnya atom oksigen ini secara alamiah bertumbukan kembali
dengan molekul oksigen di sekitarnya, lalu terbentuklah ozon.
Dewasa ini, metode electrical discharge merupakan metode yang
paling banyak dipergunakan dalam pembuatan ozon diberbagai
kegiatan industri.
48
Gambar 1. Skema pengolahan air minum metode ozonisasi
1. Netralisasi
2. Aerasi
49
gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, CH4, CO2 dan
gas-gas racun lainnya.
3. Koagulasi
4. Pengendapan
5. Penyaringan
6. Ozonisasi
50
Tahap terakhir adalah proses ozonisasi. Air hasil penyaringan yang
telah cukup jernih diozonisasi untuk menghilangkan bakteri-bakteri
patogen dan senyawa-senyawa organik sehingga air hasil
pengolahan dapat langsung dikonsumsi.
51
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air adalah kebutuhan penting bagi makhluk hidup. Manusia pasti
membutuhkan air untuk bertahan hidup. Supaya tetap sehat pastinya
manusia lebih banyak menggunakan air bersih dibanfing air kotor.
Tetapi, air bersih ini tidak akan selamanya tersedia, lama-lama akan
habis digunakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya, dan yang
tersisa mungkin hanyalah air kotor. Namun, dengan dilakukannya
proses pengolahan air oleh PDAM, air kotor pun dapat diolah menjadi
air bersih yang bisa digunakan maupun dikonsumsi dalam kehidupan
sehari-hari.
3.2 Saran
Untuk perkembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran
untuk membantu manajemen PDAM untuk kedepannya, yaitu:
Perlunya melakukan pengecekan kembali terhadap air yang
sudah diolah, supaya air yang terdistribusi benar-benar dalam
keadaan bersih.
Alat yang digunakan juga haruslah dilakukan pembersihan,
supaya tidak merusak kesterilan air.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk kedepannya penulis akan menjelaskan lebih detail
pada makalah ini dari beberapa sumber lainnya yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah di kemudian hari.
52
DAFTAR PUSTAKA
53