Laporan Dikonversi
Laporan Dikonversi
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Dietetika
Disusun oleh :
i
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Dietetika
Disusun oleh :
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan Pelayanan Gizi Klinik (PKLPGK) Alhamdulillah tepat
pada waktunya. Laporan ini berisikan informasi hash! pengamatan yang dilakukan
saat Praktek Kerja Lapangan Pelayanan Gizi Klinik (PKL-PGK) di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta yaitu Studi Kasus Mendalam Pasien Penyakit (Systemic
Lupus Etythematosus) di Ruang
Melati 3 kamar 14 - A. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari sempuma, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempumaan laporan ini. Akhir kata,
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................... 3
E. Manfaat ....................................................................................... 6
iv
BAB III SKRINING GIZI DAN NUTRITION CARE PROCESS ..................20
A. Skrining Gizi...............................................................................20
G. Intervensi Gizi............................................................................32
I. Implememtasi ..............................................................................35
A. Kesimpulan ................................................................................55
B. Saran .........................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
8. Leaflet
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
rash) di kedua pipi dan hidung pada hampir 70% kasus. Selain itu
1
violet. Pada bagian tubuh yang terpapar sinar matahari dapat pula
Gejala sistemik yang timbul akan segera terjadi bila penderita tidak
segera diobati dengan baik dan dalam jangka waktu lama. Gejala
(Waluyo & Putra, 2012). Lupus telah diderita setidaknya oleh lima
lupus adalah wanita, dan usia rentan lupus adalah 15-44 tahun.
2
lupus pria dan wanita adalah 1: 6 - 10, sehingga lupus sering
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Erythematosus).
3
b. Mahasiswa mampu melakukan Nutrition Assessment pada
Erythematosus).
Erythematosus).
Erythematosus).
Erythematosus).
4
D. Jenis data dan Cara
Pengumpulan
1. Jenis Data
a. Data primer
makan.
b. Data sekunder
5
E. Manfaat
1. Mahasiswa
3. Pasien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(2008). Lupus atau SLE berasal dari bahasa latin yang berarti anjing
dan pipi. Sehingga dari sinilah istilah lupus tetap digunakan untuk
persendian. Tak hanya itu, seluruh organ pun tubuh terasa sakit
bahkan terjadi kelainan pada kulit, serta tak jarang tubuh menjadi
7
tubuh yang membentuk komplek imun, sehingga menimbulkan
organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah dan lain-
jenis penyakit lupus, yaitu lupus diskoid, lupus terinduksi obat dan
tersebut, sampai saat ini belum diketahui faktor yang paling dominan
8
berperan dalam timbulnya penyakit ini. Berikut ini beberapa factor
1. Faktor Genetik
studi yang dilakukan pada anak kembar. Sekitar 2-5% anak kembar
9
2. Faktor Imunologi
imun, yaitu :
a. Antigen
c. Kelainan antibodi
10
produksi autoantibodi, dan kompleks imun lebih mudah
mengendap di jaringan.16,2
3. Faktor Hormonal
lupus dan tingkat estrogen yang tinggi. Studi lain juga menunjukkan
4. Faktor Lingkungan
11
c. Stres
sejak awal.
d. Obat-obatan
dan isoniazid.
Patogenesis SLE terdiri dari tiga fase, yaitu fase inisiasi, fase
12
Autoantibodi pada lupus dapat menyebabkan cedera jaringan
klinis yang tak spesifik, antara lain lemah, kelelahan yang sangat,
dan berat badan turun. Gejala awal yang tidak khas ini mirip dengan
Oleh karena gejala penyakit ini sangat luas dan tidak khas
13
Adapun penjelasan singkat dari 11 gejala tersebut, adalah sebagai
berikut:
Rash/Butterfly Rash.
kulit sekitarnya.
9. Kelainan pada sistem darah di mana jumlah sel darah putih dan
14
diceritakan di depan telah memenuhi sebagian dari gejala
penyakit lupus.
kesadaran baik, tekanan darah normal, nadi normal baik dari jumlah
amandel.
luas dan tergantung bagian tubuh mana yang terkena. Mulai dari
yang ringan berupa bintik-bintik merah di kulit yang terasa gatal dan
dan ginjal.
(Appenzeller dkk,2002 )
15
E. Kerusakan Organ Akibat SLE dan Diagnosisnya
16
mengeluhkan rasa sakit dan melemahnya otot-otot atau jaringan
(Norman, 2008).
turun.
mencegah malnutrisi.
17
5. Memberikan makanan yang mengadung zat besi untuk
osteoporosis.
b. Program Rehabilitasi
18
G. Interaksi Obat SLE (Systemic Lupus Erythematosus).
yang dialami.
sakit pada otot, sendi dan jaringan lain. Contoh obat : aspirin,
2. Kortikosteroid
dosis yang tinggi, namun tidak disertai kontrol dan dalam waktu
19
perdarahan gastrointestinal, memperberat hipertensi dan moon
face.
3. Antimalaria
pada mata lebih rendah. Obat antimalaria efektif untuk SLE dengan
gejala fatique, kulit, dan sendi. Baik untuk mengurangi ruam tanpa
pengobatan.
4. Immunosupresan
20
BAB III
A. Skrining Gizi
diperoleh data :
minggu terakhir.
seminggu terakhir.
B. Identitas Pasien
Nama : Ny. SH
Nomor RM : 01420486
21
Tanggal lahir : 6 September 1971
Agama : Islam
1. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama:
22
spesialis kulit dan kelamin kemudian ruam membaik, pasien
disentuh.
pasien.
D. Assesmet Gizi
1. Data Antropometri
Berdasarkan pengukuran antropometri yang dilakukan pada
tanggal 15 April 2019 diperoleh hasil sebagai berikut :
BBI = 49 kg
Ulna = 22,7 cm
TB dengan = 68,777 + ( 3,536 x Ulna )
estimasi ulna = 68,777 + ( 3,536 x 22,7 )
= 68,777 + 80,3
= 149 cm
Status Gizi berdasarkan persen LILA
% LILA =
23
Tabel 3.1 Interpretasi Hasil LLA
LLA Kategori
>85% Gizi Baik
70,1-84,9% Gizi Kurang
<70% Gizi Buruk
Sumber : Azura
2. Data Biokimia
24
Satuan Nilai
Pemeriksaan Hasil Interpretasi
(unit) Normal
Eristrosit
MCV 95,0 UI 80,0-96,0 Normal
MCH 30,6 Pg 28,0-33,0 Normal
MCHC 32,2 g/dl 33,0-36,0 Rendah
RDW 14,7 % 11,6-14,6 Tinggi
MPV 9,1 µm3 7,2-11,1 Normal
PDW 20 % 25-65 Rendah
Hitung Jenis
Limfosit 24,40 % 22,00-44,00 Normal
Kimia Klinik
GDS 81 mg/dl 60-140 Normal
SGOT 111 U/I < 31 Tinggi
SGPT 48 U/I < 34 Tinggi
Sumber: Rekam Medik,15 April 2019
g/dl, eritrosit rendah yakni 3,66 juta/U, index eritrosit (MCHC) rendah
yaitu 32,2 g/dl. Sedangkan SGOT dan SGPT tinggi yaitu 111 dan
3. Data Fisik
25
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Fisik Awal
15 April 2019 KU : Nyeri pada seluruh tubuh, susah
menelan, mual dan muntah.
Kesan umum sedang.
Kesadaran : Composmentis
Sumber: Data Primer Terolah, 15 April 2019
keluhan utama nyeri pada seluruh tubuh, susah menelan, mual dan
muntah.
4. Data Klinis
Berdasarkan data yang diambil dari rekam medik pada tanggal,
15 April 2019 diperoleh data klinis sebagai berikut :
Tabel. 3.4 Hasil Pemeriksaan Klinis Awal
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
15/04/19
Tekanan
110/60 mmHg <120/<80 mmHg Normal
Darah
26
Berdasarkan data pemeriksaan klinis nadi pasien mengalami
5. Dietary History
A. Food Frequency
1. Data Kualitatif
sakit:
lebih ½ centong.
sayur.
27
f. Pasien juga mengkonsumsi teh 2x dalam sehari 2 gelas, susu
2. Data Kuantitatif
Makanan 3
pokok 1
Lauk Hewani 2 2,8
851,6 32,9 13,8 146,9
Lauk Nabati 2
Sayur
1
Buah
Kebutuhan asupan 1.723,23 98 47,8 225,5 20,5
13,6
% Capaian Asupan 49,4 % 33,5 % 28,8 % 65,1% %
28
karbohidrat 65,1 % termasuk dalam kategori defisit tingkat berat. Fe
B. Recall 24 jam
1. Data Kualitatif
a. Pagi :
b. Siang :
c. Sore :
2. Data Kuantitatif
rumah sakit yang dapat dilihat rata-rata asupan makan pasien yaitu
sebesar :
29
Tabel. 3.6 Asupan Makan Pasien Sebelum Pelayanan
Energi Protein Lemak
KH (g) Fe (g)
(kcal) (g) (g)
Asupan oral 77,8 kkal 5,3 g 6,0 g 0,5 g
0,2 g
Kebutuhan 1.723,23 20,5
98 g 47,8 g 225,6 g mg
kkal
Capaian (%) 4,5 % 5,4 % 12,5 % 0,22 %
0,97%
Sumber: Data Primer Terolah, April 2019
berat.
sebagai berikut :
30
Tabel 3.7 Data Terapi Obat
Obat Fungsi Interaksi Obat dan
Makanan
Ringer laktat adalah larutan meningkatkan retensi
mengurangi keasaman.
31
7. Pemeriksaan penunjang
Tabel 3.8 Data Pemeriksaan Penunjang
No Pemeriksaan penunjang Hasil
1. Pemeriksaan ANA Positif (+)
( antinuclear antibody )
2. Tes Neuro Kelemahan pada anggota gerak
E. Diagnosis Gizi
Domain Intake
recall 1x24 jam yaitu asupan zat gizi tergolong defisit berat
karbohidrat 0,25 %)
Domain Klinis
32,2 g/dl. Sedangkan SGOT dan SGPT tinggi yaitu 111 dan 48.
32
F. Intervensi Gizi
a. Terapi Diet
1) Jenis Diet
2) Bentuk Makanan
Bubur
3) Cara pemberian
dan 2x selingan.
b. Tujuan Diet
normal.
MCHC
gram.
33
3) Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total yaitu 47,8
gram.
karbohidrat kompleks.
koreksi BB.
Energi
= 1.025,73 kkal
TEE = REE x FA x FS
= 1.025,73 x 12 x 1,4
= 1.723,23 kkal
Protein
P = 2 g/kg BB x 49
= 98 g x 4
= 392 kkal
34
Lemak
= 430,8 kkal : 9
= 47,8 gr
Karbohidrat
KH = E – (P + L)
= 900,93 kkal : 4
= 225,2 gr
Fe =
berikut :
= 1.378,58 kkal
Protein = 80% x 98 gr
= 78,4 gr
= 38,24 gr
= 180,16 gr
35
Fe = 80 % x 20,5
= 16,4 mg
G. Rencana Monitoring
1) Parameter Monitoring
SGOT
2) Evaluasi
H. Implementasi
1) Jenis Diet
kkal Protein 98 g ).
36
2). Bentuk Makanan
lunak ( Bubur ).
b. Penerapan konseling
Waktu : 15 menit
Tujuan konseling :
Media : Leaflet.
Metode : ceramah.
37
BAB IV
38
Berdasarkan tabel monitoring evaluasi pasien dapat dilihat
utama pasien adalah nyeri seluruh tubuh, mual, muntah dan disertai
gangguan menelan.
sedikit.
39
mempunyai efek samping yaitu pada saluran pencernaan seperti
mual dan muntah. Untuk mengatasi gejala mual dan muntah pada
ditimbang.
40
. Presentase status gizi menurut LLA/U tidak dapat berubah
41
C. Monitoring dan Evaluasi Pemeriksaan Laboratorium
42
Satuan Nilai
Pemeriksaan Hasil Interpretasi
(unit) Normal
SGPT 48 U/I < 34 Tinggi
17/04/2019
Albumin 2,4 g/dl 3,5-5,2 Rendah
Glukosa 2 jam pp 57 Mg/dl 80-140 Rendah
SGOT 70 U/I < 31 Tinggi
Kolestrol LDL 52 Mg/dl 79-186 Rendah
Kolestrol HDL 12 Mg/dl 34-87 Rendah
18/04/2019
Albumin 2,3 g/dl 3,5-5,2 Rendah
19/04/2019
Hemoglobin 10,5 g/dl 12.0-15.6 Rendah
Hematokrit 30 % 40-48 Rendah
Leukosit 8,7 ribu/ml 4-10 Normal
Trombosit 127 ribu/ml 140-400 Rendah
Eritrosit 3,52 juta/dl 4,10-5,10 Rendah
Natrium darah 131 mEq/L 136-145 Rendah
Kalsium ion 1,15 mEq/L 1,17-1,29 Rendah
Sumber: Data Primer Terolah, April 2019
SGOT dan SGPT tinggi yaitu 111 dan 48. Pasien mengalami
43
peningkatan SGOT dan SGPT (Ida,2013). Kadar MCHC rendah
SLE.
kadar SGOT pada pasien masih tinggi, kolestrol HDL dan LDL
tanggal 17 april kadar albumin 2,1 g/dl dan pada tanggal 18 april
44
oleh peradangan dalam tubuh. Peradangan dapat terjadi pasca
(Tjin,2018).
a. Fisik
composmentis.
45
b. Klinis
46
jantung yang dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi
adalah keadaan dimana detak jantung melebihi 100 kali per menit.
baik yang berasal dari rumah sakit maupun dari luar rumah sakit.
a. Food Frequency
47
Tabel. 4.7 Data Kuantitatif Kebiasaan makan
Sumber Porsi Energi Protein Lemak KH Fe
Makanan (P) (kkal) (g) (g) (g) (mg)
Makanan pokok 3
Lauk Hewani 1
Lauk Nabati 2 851,6 32,9 13,8 146,9 2,8
Sayur 2
Buah 1
1.723, 20,5
Kebutuhan asupan 98 47,8 225,5
23
13,6
% Capaian Asupan 49,4 % 33,5 % 28,8 % 65,1% %
baik dalam jangka waktu lama ini menyebabkan status gizi pasien
buruk.
48
b. Recall 24 jam
muntah.
49
2. Asupan Zat Gizi Pasien Selama Pelayanan
Makanan di 0,2
151,0 kkal 6,4 g 1,5 g 28 g
RS Mg
1.723,23
Kebutuhan 98 g 47,8 g 225,2 g 20,5
kkal
mg
Makanan di 0,4
274,3 kkal 6,7 g 1,3 g 60 g
RS Mg
Kebutuhan 1.723,23
98 g 47,8 g 225,2 g 20,5
kkal
mg
50
Tanggal
Energi Protein Lemak KH Fe
19 April (gram)
(kkal) (gram) (gram) (gram)
2019
Makanan di 0,6
323,2 kkal 8,1 g 1,6 g 70,6 g
RS Mg
1.723,23
Kebutuhan 98 g 47,8 g 225,2 g 20,5
kkal
mg
karena tekstur bubur sumsum yang lebih halus dari bubur nasi
51
kategori defisit tingkat berat, lemak 2,7 % termasuk kategori
52
F. Monitoring dan Evaluasi Perkembangan Diet
53
makanan saring dikarenakan pasien mengalami keluhan susah
menelan. Tekstur bubur dan lauk nya yang masih kasar diganti
dan lauknya.
peptisol yang tinggi energy dan protein, karna pasien tidak dapat
54
Erythethematosus (SLE) ,gejalanya dan makanan yang dianjurkan
disampaikan.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dikategorikan malnuutrisi.
rendah.
56
3. Hasil recall 24 jam asupan energi 4,5% termasuk kategori defisit
1x24 jam yaitu asupan zat gizi tergolong defisit berat (untuk
karbohidrat 0,25 %)
g/dl. Sedangkan SGOT dan SGPT tinggi yaitu 111 dan 48.
225,2 gram.
57
6. Monitoring dan Evaluasi
58
7. Konseling gizi
B. Saran
59
Lampiran
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72