Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi

masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

telah meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 1980

dan 2008. Menurut data World Health Organization (WHO)

tahun 2015, pada tahun 2014 terdapat lebih dari 1,9

milyar orang dewasa diatas 18 tahun mengalami kelebihan

berat tubuh dan lebih dari 600 juta orang mengalami

obesitas (WHO, 2015).

Prevalensi kelebihan berat tubuh dan obesitas di

negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, dan

Mediterania Timur telah mencapai tingkatan yang sangat

tinggi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di negara maju,

kenaikan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas

juga terjadi di negara-negara berkembang di Asia

Tenggara dan Afrika (WHO, 2015).

Kelebihan berat tubuh dan obesitas dapat menjadi

faktor resiko penyakit karena gangguan metabolik

seperti, penyakit jantung koroner, stroke iskemia dan

diabetes mellitus tipe 2 (WHO, 2015).

1
2

Di Indonesia, prevalensi obesitas menunjukkan angka

yang cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data Riskesdas

2010, prevalensi obesitas pada anak umur 6-12 tahun

berkisar 9,2%, pada anak usia 13-15 berkisar 2,45%, usia

16-18 berkisar 1,4%, dan usia diatas 18 berkisar 21, 6%.

Penyebab utama obesitas karena tidak seimbangnya

energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang

digunakan. Penyebab ketidakseimbangan dapat disebabkan

karena peningkatan asupan makanan berenergi dengan

kandungan lemak yang tinggi dan penurunan aktivitas

fisik karena meningkatnya pola hidup yang menetap dari

berbagai bentuk pekerjaan, perubahan mode transportasi,

dan peningkatan urbanisasi (WHO, 2015).

Status nutrisi menurut Kusuma dkk., (2013) keadaan

yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik teradap

energi dan zat-zat yang nutrisi yang diperoleh dari

asupan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur. WHO

(2015) menyatakan bahwa indeks massa tubuh (IMT)

merupakan salah satu cara untuk mengukur status gizi

atau nutrisi pada orang dewasa diatas usia 19 tahun.

Nilai IMT didapat dengan pembagian nilai berat tubuh

dalam kilogram dengan nilai tinggi badan kuadrat dalam

meter. Hasil pengukuran IMT didapatkan pembagian status


3

nutrisi menjadi underweight (kurang berat tubuh),

normal, overweight (kelebihan berat tubuh) dan obesitas.

Pengukuran obesitas atau kelebihan berat tubuh bisa

dilakukan dengan pengukuran antropometri lain yang lebih

baik dibanding IMT. Namun, WHO masih menggunakan IMT

sebagai standar emas dalam penentuan status nutrisi.

Menurut Abernethy (2004), massa lemak dan distribusinya

merupakan indeks yang lebih baik dibandingkan dengan

indeks massa tubuh untuk penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan obesitas. Pengukuran lemak menyeluruh

diperlukan untuk mengetahui nilai massa lemak, seperti

pengukuran tebal lipatan kulit, persentase lemak tubuh

(PLT), atau massa lemak absolut. pengukuran tebal

lipatan kulit dapat digunakan untuk mengetahui jumlah

persentase lemak dalam tubuh yang merupakan salah satu

pengukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui status

nutrisi.

Masalah nutrisi pada mahasiswa perlu mendapat

perhatian khusus karena mahasiswa merupakan fase unik

perubahan hidup yang dipengaruhi gaya hidup sedentary,

jadwal makan yang tidak teratur dan faktor stress juga

dapat mempengaruhi (Fortunato, 2011). Menurut Kusuma

dkk., (2013), mahasiswa saat ini banyak mengkonsumsi

makanan cepat saji, sehingga kurang mengkonsumsi makanan


4

yang mengandung serat. Mengkonsumsi makan cepat saji

dapat meningkatkan kejadian obesitas yang dapat

menimbulkan berbagai macam penyakit kronis. Selain itu

konsumsi rendah serat dapat menyebabkan gangguan pada

sistem pencernaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu dilakukan

penelitian untuk mengukur status nutrisi pada populasi

mahasiswa (usia 17-24 tahun) di Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada di kota Yogyakarta berdasarkan

pengukuran persentase lemak tubuh dan kaitannya dengan

perilaku makan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

 Bagaimana status nutrisi berdasarkan persentase

lemak tubuh mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada?

 Apakah terdapat hubungan perilaku makan dengan

status nutrisi mahasiswa berdasarkan nilai

persentase lemak tubuh pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada?


5

C. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status

nutrisi mahasiswa berdasarkan persentase lemak tubuh,

prevalensi obesitas pada mahasiswa dan untuk mengetahui

hubungan status nutrisi berdasarkan perhitungan

persentase lemak tubuh mahasiswa dengan perilaku makan.

Manfaat penelitian ini diharapkan sebagai berikut:

 Dapat memberikan manfaat akademis, sebagai data

pengukuran antropometri dan komposisi tubuh di

Yogyakarta.

 Dapat menjadi informasi mengenai pola status

nutrisi pada mahasiswa di Yogyakarta.

D. KEASLIAN PENELITIAN

Beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Perilaku Makan dan Kejadian Obesitas Anak di

Sekolah Dasar Negeri Favorit Kota Kendari Provinsi

Sulawesi Tenggara (Supiati, 2011). Universitas

Gadjah Mada. Penelitian Supiati (2011)

mengidentifikasi prevalensi overweight/obesitas

dan melihat hubungan dengan perilaku makan pada

anak sekolah. Perbedaan penelitian Supiati


6

(2011)dengan penelitian ini terdapat pada alat yang

digunakan untuk mengetahui perilaku makan pada

subjek serta subjek yang digunakan pada penelitian.

Pada penelitian Supiati (2011) menggunakan food

recall.

2. Anthropometry and Body Composition of Indonesian

Adults: an Evaluation of Body Image, Eating

Behaviour and Physical Activity (Janatin Hastuti,

2013). Quensland University of Technology.

Penelitian ini melakukan pengukuran antropometri

dan komposisi tubuh untuk evaluasi imej tubuh,

perilaku makan dan aktivitas fisik pada orang

dewasa di wilayah Yogyakarta. Perbedaan dengan

penelitian ini dengan penelitian Hastuti (2013)

adalah subjek yang diteliti pada penelitian Hastuti

menggunakan subjek orang dewasa dengan rentang usia

18-65 tahun, sementara penelitian ini menggunakan

subyek mahasiswa atau dewasa muda dengan rentang

usia 17-24 tahun.

Penjelasan diatas dapat diartikan bahwa penelitian

mengenai hubungan antara status nutrisi berdasarkan

persentase lemak tubuh (PLT) dengan perilaku makan pada


7

populasi mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta belum

pernah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai