Disusun Oleh :
LULU MUTIARA NURWAHIDA
NIM : 014.201.1.035
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayanya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PERENCANAAN
PELAYANAN KEBIDANAN YANG TANGGAP GENDER DAN PARTISIPATIF” ini tepat
pada waktunya yang telah di tentukan. Makala ini diajukan guna memenuhi tugas yang di
berikan dosen mata kuliah Kebidanan Komunitas (ASKEB V).
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik
itu secara lansung maupun tidak lansung.
Penulis menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2. Menentukan Strategi
Strategi pelaksanaan rencana biasanya diungkapkan dalam kebijaksanaan dan
langkah-langkah pelaksanaan kebijaksanaan merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan.
Contohnya dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa A,
kebijaksanaan yang ditetapkan adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak diarahkan pada
upaya peningkatan sumber daya manusia, hal ini dituangkan dalam undang-undang no. 23 th
1992, hal tersebut disusun dalam langkah-langkah pelaksanaannya.
3. Implementasi Perencanaan
a. Menentukan kegiatan
Berdasarkan kegiatan pokok disusun program lebih rinci yang mencakup aktifitas-
aktifitas, dilakukan dengan target yang akan dicapai. Rencana kegiatan secara rinci mencakup
latar belakang disusunnya rencana. Tujuan yang akan dicapai:
1) Kegiatan yang akan dilakukan
2) Tempat pelaksanaan
3) Waktu dan penjadwalan pelaksanaan
4) Pelaksana yang bertanggung jawab
b. Menentukan sumber daya
Menentukan sumber daya yang dimaksud adalah tenaga, sarana, fasilitas, dana,
manajemen serta informasi.
2.1 Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Tanggap Gender dan Partisipatif
Berbagai program kesehatan sudah dikembangkan dan dijalankan di masyarakat,
mulai dari program kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk imunisasi, kesehatan reproduksi
remaja, program pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi dan Penyakit Menular Seksual
(ISR)/PMS, termasuk HIV/AIDS, dll. Namun demikian, sejumlah program dikeluhkan
masyarakat karena dianggap belum menjawab kebutuhan masyarakat/komunitas. Bahkan,
program dinilai belum tanggap/responsif gender karena mengabaikan kecenderungan
dimungkinkan adanya perbedaan kondisi kesehatan antara laki dan perempuan. program yang
berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan pendekatan partisipatif, yakni pendekatan
yang menekankan pentingnya keterlibatan warga/komunitas secara sukarela dalam upaya
pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri mereka sendiri (Mikkelsen, 2005; 54).
Dalam konteks ini, masyarakat bukan dipandang sebagai obyek (penerima)
pembangunan, tetapi lebih sebagai subyek (pelaku) aktif di semua tahapan siklus proyek
pembangunan dari penilaian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan dan
evaluasi program, bahkan keberlanjutannya.1 Dengan demikian, perencanaan yang
partisipatif dan juga responsif gender perlu menerapkan prinsip-prinsip: mengutamakan
masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat, dan melibatkan perempuan. Perencanaan
Partisipatif Di dalam era demokrasi dan desentralisasi seperti saat ini, tuntutan masyarakat
untuk terlibat di dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan menjadi suatu
keniscayaan. Ada beberapa asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat, yakni: Pertama,
rakyatlah yang paling tahu kebutuhannya, karena itu rakyat mempunyai hak untuk
mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan pembangunan di wilayah lokalnya. Kedua,
pendekatan partisipatif dapat menjamin kepentingan dan ‘suara’ kelompok-kelompok yang
selama ini tersisih atau marjinal dalam pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam
pengawasan/monitoring terhadap proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai
penyimpangan program, termasuk tidak tercapainya tujuan program.
Berangkat dari asumsi di atas, maka partisipasi yang efektif adalah yang mampu
menggerakan perubahan di masyarakat secara kolektif dan institusional, bukan semata
individual. Keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ sebagai forum multistakeholder yang
mempertemukan berbagai kelompok warga/ masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll)
menjadi relevan dan signifikan diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu
mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang sekaligus
mengambil keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi kebutuhan/kepentingan.
Tahap perencanaan mencakup:
1. Identifikasi masalah dan akar/penyebabnya (analisis masalah),
2. Identifikasi berbagai pilihan tindakan guna mengatasi masalah (analisis tujuan dan prioritas),
3. Identifikasi pihak-pihak yang berkontribusi langsung maupun tidak langsung pada program
(analisis stakeholders),
4. Mengembangan matriks/disain program, termasuk berisi indikator capaian dan teknik/metode
pemantauan-evaluasi program, serta potensi keberlanjutan program.
D. Manfaaat Monitoring
1. Bagi pihak Penanggung Jawab Program :
a. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.
b. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja
c. Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan
d. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan proyek selanjutnya.
e. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya.
2. Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu :
a. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat
b. Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah
baik.
c. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.
F. Tujuan evaluasi
Untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan
proyek, keluaran, manfaat, dan dampak dari proyek pembangunan yang baru selesai
dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian proyek
selanjutnya.
G. Manfaat evaluai
1. Evaluasi awal kegiatan, yaitu penilaian terhadap kesiapan proyek atau mendeteksi
kelayakan proyek.
2. Evaluasi formatif, yaitu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama proses
kegiatan proyek dilaksanakan. Waktu pelaksanaan dilaksanakan secara rutin (per bulan,
triwulan, semester dan atau tahunan) sesuai dengan kebutuhan informasi hasil penilaian.
3. Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan dari awal
kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai dengan
jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk proyek yang memiliki jangka waktu enam bulan,
maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk evaluasi yang
menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan setelah proyek berakhir dan diperhitungkan
dampaknya sudah terlihat nyata.
3.1 Kesimpulan
Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan kebidanan, diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan
kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan
yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu perencanaan kebidanan komunitas mengikuti pada perencanaan
pembangunan tersebut. Kebidanan komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas. Setiap
kegiatan pokok yang diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan kehamilan dan
persalinan, keluarga berencana, serta anak balita merupakan kegiatan terpadu di dalam
kebidanan komunitas.
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator
yg ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program/proyek sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/proyek itu selanjutnya.
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah
kinerja program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja
program/proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Novita, Nesi, dkk. 2011. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika
Nanny, Vivianlia Dewi. 2011. Asuhan Neonatus dan Bayi Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika.