Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya prinsip operasi laparotomi ginekologi konvensional
digunakan pada laparoskopi operatif.Disamping itu, operator laparoscopy harus
berpengalaman dalam melakukan operasi melakukan operasi laparoskopi
diagnostic.Oleh karena itu mereka sebelumnya harus telah mengenal dengan baik
jaringan atau organ genitalia internal serta patologi tertentu lewat pandangan
laparoskop. Operator laparoskopi dituntut pula untuk terbiasa dan terlatih
menggunakan berbagai alat khusus yangt telah disebutkan diatas. Operator
laparoskopi juga dituntut agar terbiasa melakukan jahitan atau ikatan hemostasis
pada jaringan dalam rongga pelvis dengan endoloog dan endo-suture cara ikatan
luar atau dalam.
Untuk melatih hal-hal tersebut, oleh semua itu telah dibuat suatu model yang
disebut pelvic-trainer. Dengan pelvic-trainer ini seseorang dapat melatih
keterampilannya untuk melakukan hal-hal khusus tersebut diatas. Okuler laparoskop
dapat dihubungkan dengan monitor, seperti ia melakukan hal yang sesungguhnya
pada pasien. Bahan jaringan yang digunakan, biasanya plasenta segar dengan
selaput amnionnya, yang dilekatkan didalam pelvic-trainer. Pada jaringan plasenta
dan selaput amnion tersebut dapat dilakukan berbagai tindakan seperti melakukan
tindakan yang sesungguhnya. Apabila hal-hal tersebut telah dikuasai dengan baik,
maka ia telah siap untuk melakukan operasi laparoscopy operatif yang
sesungguhnya pada pasien.
Akhirnya, sewaktu akan melakasanakan operasi laparoskopy perlu di
pertimbangkan benar-benar apakah akan menguntungkan penderita. Tindakan
operasi laparoscopy juga masih mempunyai keterbatasan. Mage dan kawa-kawan
mengemukakan keberhasilan dalam histerektomi hanya mencapai 75% sedangkan
untuk miomektomi masih lebih kurang lagi dan mereka mengemukakan masih
diperlukannya alat-alat yang lebih canggih. Hanya dengan mengandalkan penilaian
ilmiah yang benar dan cermat dalam tatacara pemakaian operasi laparoskopyk
teknik tersebut akan menemui harapan yang lebih cerah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan laparoskopi?
2. Apa yang dimaksud dengan Laparoskopi?
3. Apa keuntungan laparoskopi?
4. Apa kerugian laparoskopi?
5. Sebutkan jenis-jenis laparoskopi?
6. Sebutkan indikasi dan kontra-indikasi laparoscopy operatif?
7. Menjelaskan kegunaan Laparoskopi ?
8. Bagaimana persiapan dan pemeriksaan diagnosa laparoskopi?
9. Bagaimana prosedur plaparoscopy operatif?
10. Bagaimana peran perawat?
11. Bagaimana implementasi pre operasi laparoskopi?
12. Bagaimana proses Laparoskopi ?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Bagaimana sejarah perkembangan laparoskopi?
2. Apa yang dimaksud dengan Laparoskopi?
3. Apa keuntungan laparoskopi?
4. Apa kerugian laparoskopi?
5. Sebutkan jenis-jenis laparoskopi?
6. Sebutkan indikasi dan kontra-indikasi laparoscopy operatif?
7. Menjelaskan kegunaan Laparoskopi ?
8. Bagaimana persiapan dan pemeriksaan diagnosa laparoskopi?
9. Bagaimana prosedur plaparoscopy operatif?
10. Bagaimana peran perawat?
11. Bagaimana implementasi pre operasi laparoskopi?
12. Bagaimana proses Laparoskopi ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Laparoskopi
Sulit menyebutkan siapa penemu alat laparoskopi pertama kali.Pada tahun
1902, Georg Keling, di Dresden, Saxony melakukan tindakan laparoskopi pertama
pada anjing.Tahun 1910, Hans Christian Jacobaeus di Swedia melaporkan operasi
laparoskopi dilakukan pertama kalinya terhadap manusia. Dengan ditemukannya
chip komputer pada kamera TV, innovasi laparoskop lebih berkembang lagi.
Dengan adanya alat ini, dapat dilakukan pembesaran lapangan operasi yang terlihat
di monitor.

B. Pengertian Laparoskopi
Laparoskopi adalah sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan
pembedahan besar, walaupun awalnya adalah adalah prosedur ginekologi,
laparoskopi semakin sering digunakan dalam pembedahan cabang lain. Menurut
sumber lain Laparoskopi adalah teknik bedah invasif minimal yang menggunakan
alat-alat berdiameter kecil untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan
prosedur bedah di dalam rongga perut.Kamera mini ini digunakan terlebih dahulu,
kemudian dimasukkan gas untuk membuat jarak pemisah antara rongga sehingga
dapat terlihat dengan jelas gambar yang akan terlihat. Dokter bedah melakukan
pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut
dengan kedua tangannya.

C. Keuntungan
Laparoskopi, yang merupakan revolusi besar di bidang ilmu bedah, kini
banyak dipilih karena prosedurnya yang mudah serta waktu operasi yang relatif
singkat dan lama pemulihan pasca operasi yang lebih singkat ketimbang
konvensional. Ukuran lubang yang diperlukan untuk operasi hanya kurang lebih
0,5-1,5 cm, jauh lebih kecil dibandingkan ukuran lubang untuk operasi
konvensional. Karena alasan inilah maka operasi laparoskopi disebut juga bandaid
surgery atau keyhole surgery.Operasi ini disebut juga minimal invasive, karena
bagian tubuh dibuka dengan sedikit sayatan saja.Alhasil, kerusakan pada jaringan
tubuh dan jumlah perdarahan pun dapat diminimalisir, pasien pun dapat pulih
dengan lebih cepat.Di samping itu, nyeri pasca operasi, komplikasi terhadap
peristaltik usus dan luka operasi (infeksi luka operasi atau terbukanya luka operasi)
juga lebih rendah. Khusus mengenai pemulihan peristaltik usus, laparoskopi
memungkinkan hal ini lebih cepat terjadi mengingat organ (usus) tidak perlu
dikeluarkan dari perut atau pun dipegang dokter. Peristaltik usus lebih akrab
ditandai dengan buang angin pasca operasi, dan ini merupakan salah satu tanda
telah pulihnya fungsi alat pencernaan.Bila bising ususnya sudah positif, pasien
boleh langsung minum.Oleh karena itu, rata-rata setelah dua hari pasca operasi
laparoskopi, pasien boleh pulang.
Perlengketan pasca operasi yang dapat menyebabkan nyeri berulang setelah
operasi, sumbatan usus, dan infertilitas juga lebih jarang terjadi.Pasien yang sudah
menjalani operasi besar apapun, kemungkinan mengalami pelengketan 20 hingga 40
persen. Hanya nanti manifesnya akan sangat tergantung kepada individu. Secara
kosmetik / estetik, laparoskopi lebih unggul dibandingkan laparotomi.Bekas luka
operasi relatif tidak terlihat karena kecilnya luka irisan yang
dilakukan.Kemungkinan terjadinya keloid pada bekas operasi juga
minimal.Transmisi mikroba amat minimal karena tidak ada kontak langsung antara
organ tubuh pasien dan tangan operator.Akibatnya, kemungkinan infeksi pasca
operasi dapat diminimalisir.
D. Kerugian
Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relatif lebih mahal karena operasi
ini memerlukan peralatan-peralatan yang canggih seperti sistim kamera, sistim
lampu dsb.Selain itu operasi laparoskopi ini relatif lebih lama dibandingkan
laparotomi tetapi jika dilakukan oleh seorang operator laparoskopi yang terlatih dan
terampil maka lama operasi tidak berbeda jauh dengan laparotomi.

E. Jenis-jenis Laparoskopi
1. Laparoskopi histerektomi
Jenis Histerektomi yang dilakukan oleh tabung optik standar ramping
yang juga dikenal sebagai laparoscopes disebut histerektomi laparoskopi. Jenis
pengobatan histerektomi terdiri dari sedikit waktu untuk pemulihan dan durasi
dari Operasi daripada jenis lain dari operasi yang dilakukan. Hal ini juga
umumnya disukai oleh sebagian besar perempuan sebagai jenis pengobatan
karena tidak berakhir memberi Anda banyak bekas luka seperti metode operasi
lain.
Melalui mana prosedur laparoskopi histerektomi dilakukan? Dasar dari
histerektomi laparoskopi mulai dengan sebuah celah kecil di bawah pusar ditarik
wanita.Dalam irisan ini, alat laparoskopi dikirim masuk Para dokter yang
melakukan operasi kemudian melihat melalui daerah Panggul wanita itu dan
memeriksanya dengan penuh perhatian dengan instrumen. Selama pemeriksaan
ini dokter membuat keputusan di mana untuk melakukan pemotongan lebih
tepatnya dengan instrumen ramping. Menggunakan histerektomi laparoskopi
sebagai panduan operasi, bedah menghapus ini rahim dari bagian dalam tubuh
wanita.rahim kemudian dibedah menjadi dua bagian. Bagian-bagian yang
membedah mengukur ukuran yang sesuai untuk menghapus mereka dari perut,
itu karena fakta bahwa sangat sedikit jahitan yang diperlukan dalam rangka
untuk menutup sayatan dibuat dalam operasi ini.
2. Laparoskopi Miomektomi
Jika miom tersebut bertangkai maka tangkai tersebut dengan mudah
dapat di insisi.Untuk jenis intramural, resiko perdarahan sangat besar, kadang
diperlukan injeksi vasopressin untuk mempertahankan hemostasis.Jejak bekas
miomektomi harus dijahit, ini sesuatu yang mutlak. Cara pengeluaran massa
miom, apabila tersedia alat morselator maka dengan mudah miom dapat
dikeluarkan.
Saat ini laparoskopi tidak terbukti lebih baik dari laparotomi untuk
pengobatan menoragia atau infertilitas.Sebagai tambahan, ada kekhawatiran
untuk resiko uterus rupture selama kehamilan lebih besar pada miomektomi
dengan laparoskopi daripada laparotomi. Namun, pada tabel dibawah ini terlihat
bahwa miomektomi perlaparoskopi relative lebih menguntungkan daripada
miomektomi perlaparotomi.

F. Indikasi dan Kontraindikasi Operasi Laparoskopi


Dengan telah berkembangnya inovasi instrumentasi dan tekhnik operasi
seperti yang telah di utarakan diatas,maka indikasi untuk melakukan operasi
dengan teknik laparoskopi menjadi lebih luas.tindakan operasi diagnostik dengan
hasil diagnosis yang jelas, dan yang telah didiskusikan dengan pasien sebelumnya,
dapat dilanjutkan dengan tindakan operatif tertentu.
1. Indikasi
a. Indikasi Diagnostik
1) Diagnosis diferensiasi patologi genetalia interna
2) Infertilitas primer dan atau sekunder
3) Second look operation,apabila diperlukan tindakan berdasarkan operasi
sebelumnya
4) Mencari dan mengangkat translokasi AKDR.
5) Pemantauan pada saat dilakukan tindakan histeroskopi
b. Indikasi terapi
1) Kistektomi ,miomektomidan histerektomi
2) Hemostasis perdarahan pada perforasi uterus akibat tindakan
sebelumnya.
c. Indikasi operatif terhadap adneksa
1) Fimbrioplasti ,salpingostomi,salpingolisis
2) Koagulasi lesi endometriosis.
3) Aspirasi cairan dari suatu konglomerasi untuk diagnostik yang terapeutik.
4) Salpingektomi pada kehamilan ektopik
5) Kontrasepsi mantap (oklusi tuba)
6) Rekontruksi tuba atau reanastromosis tuba pascatubectomi
d. Indikasi operatif terhadap ovarium
1) Pungsi folikel matang pada program fertilisasi in-vitro
2) Biopsi ovarium pada keadaan tertentu( kelainan kromosom atau bawaan ,
curiga keganasan).
3) Kistektomi antara lain ada kista coklat( endometrioma), kista dermoid,
dan kista ovarium lain
4) Ovariolisis, pada perlekatan periovarium
e. Indikasi operatif terhadap organ dalam rongga pelvis
1) Lisis perlekatan oleh omentum dan usus.
2. Kontraindikasi
a. Kontraindikasi absolute
1) Kondisi pasien yang tidak memungkinkan dilakukannya anestesi
2) Diatese hemoragik sehingga mengganggu funsi pembekuan darah
3) Peritonitis akut terutama yang mengenai abdomen bagian atas , disertai
dengan distensi dinding perut , sebab kelainan ini merupakan
kontraindikasi untuk melakukan pneumoperitonium.
b. Kontraindikasi relative
1) Tumor abdomen yang sangat besar,sehingga sulit untuk memasukkan
trokar kedalam rongga pelvis oleh karena trokar dapat melukai tumor
tersebut
2) Hernia abdominalis, dikawatirkan dapat melukai usus pada saat
memasukkan trokar ke dalam rongga pelvis, atau memperberat hernia
pada saat dilakukan pneumoperitonium.kini kekhawatiran ini dapat di
hilangkan dengan modifikasi alat pneumoperitonium otomatic
3) Kelainan atau insufisiensi paru paru, jantung,hepar,atau kelainan
pembuluh darah vena porta,goiter atau kelainan metabolisme lain yang
sulit menyerap gas CO2.

G. Kegunaan Laparoskopi
Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum dapat dibagi dalam dua
kelompok yakni untuk mengetahui penyebab dari suatu penyakit (diagnosis) dan
untuk mengatasi masalah tersebut (terapi). Sebagai alat diagnostik, laparoskopi
seringkali digunakan untuk mendiagnosis penyebab dari ketidaksuburan
(infertilitas), terutama untuk pasangan yang telah lama mencoba berbagai cara
untuk mendapatkan anak. Penyebab infertilitas yang dapat diketahui oleh
laparoskopi antara lain adalah gangguan pada saluran telur, yang bisa terjadi akibat
proses perlekatan dengan daerah sekitar atau penekanan oleh tumor atau proses
infeksi, adanya endometriosis (suatu penyakit yang erat kaitannya dengan
infertilitas), adanya tumor kandungan atau tumor pada indung telur. Berbagai
penyebab infertilitas yang dapat diatasi melalui laparoskopi antara lain adalah
membebaskan saluran telur dari perlengketan atau penekanan oleh tumor,
mematikan sarang-sarang endometriosis, atau mengangkat tumor kandungan/tumor
pada indung telur.
Selain itu, laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui
dan mengatasi kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar kandungan
merupakan hal yang bila dibiarkan dapat membahayakan bagi penderita.
Laparoskopi unggul dalam hal diagnostik karena dokter akan melihat secara
langsung kelainan yang ada, di samping dapat melakukan berbagai tindakan untuk
mengatasinya. Laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk melakukan
tubektomi (seringkali dikenal sebagai penutupan kandungan), yakni bagi mereka
yang telah merasa cukup memiliki anak. Pengangkatan miom / kista indung telur /
kandungan sendiri juga dapat dilakukan melalui laparoskopi.Miom ukuran besarpun
dapat dioperasi dengan menggunakan moselator, suatu alat untuk mengikis tumor
menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga tumor tersebut dapat dikeluarkan melalui
lubang kecil yang dibuat.Laparoskopi, di tangan ahli, dapat melakukan berbagai
tindakan yang dilakukan secara laparotomi.

H. Persiapan dan Pemeriksaan Diagnosa Laparaskopy


Perkembangan yang pesat di bidang teknologi kesehatan khususnya ilmu
bedah telah mendatangkan manfaat dan keuntungan yang besar bagi kehidupan
manusia.Ditemukannya teknik bedah Laparoskopi atau bedah minimal
invasive.misalnya, kini telah mulai menggantikan teknik-teknik konvensional,
kecuali pada kasus-kasus tertentu. Laparoskopi adalah prosedur untuk melihat
rongga perut melalui sebuah teleskop yang dimasukkan melalui dinding
perut.Prosedur pembedahan pada laparoskopi menggunakan alat-alat yang juga
dimasukkan melalui dinding perut.Melalui teleskop, prosedur pembedahan lebih
jelas terlihat karena bisa dilakukan pemaparan yang lebih baik pada rongga panggul
dan efek pembesaran dari teleskop. Pada bidang ginekologi (kesehatan organ
reproduksi wanita), kondisi yang dapat ditangani dengan teknik laparoskopi antara
lain mioma uteri, tumor ovarium, nyeri haid, endometriosis, adenomiosis,
infertilitas, sterilisasi tuba, pelengketan saluran tuba, pelengketan organ genitalia,
kehamilan di luar kandungan, pengangkatan rahim atau ovarian drilling.

I. Prosedur Laparoskopi Operatif


Tiga atau lebih sayatan kecil (5-10 mm) dibuat di perut untuk
memungkinkan port akses untuk dimasukkan. Para laparoskop dan instrumen bedah
yang akan dimasukkan melalui port ini. Ahli bedah kemudian menggunakan
laparoskopi, yang mentransmisikan gambar organ-organ perut pada monitor video,
yang memungkinkan operasi untuk dilakukan. Operasi Laparoskopi usus dapat
digunakan untuk melakukan operasi berikut:
1. Proctosigmoidectomy. Operasi pengangkatan bagian rektum dan kolon sigmoid
yang sakit.Digunakan untuk mengobati kanker dan pertumbuhan non-kanker
atau polip, dan komplikasi diverticulitis.
2. Right colectomy atau Ileocolectomy. Selama kolektomi kanan, sisi kanan usus
besar akan dibuang. Selama ileocolectomy, segmen terakhir dari usus kecil -
yang melekat pada sisi kanan usus besar, yang disebut ileum, juga
dibuang.Digunakan untuk mengangkat kanker, pertumbuhan non-kanker atau
polip, dan peradangan dari penyakit Crohn.
3. Total abdominal colectomy. Operasi pengangkatan usus besar.Digunakan untuk
mengobati radang borok usus besar, penyakit Crohn, poliposis familial dan
mungkin sembelit.
4. Fecal diversion. Bedah pembuatan saluran baik sementara atau
permanentileostomy (pembukaan antara permukaan kulit dan usus kecil) atau
(kolostomi (pembukaan antara permukaan kulit dan usus besar). Digunakan
untuk mengobati masalah dubur dan dubur kompleks, termasuk kontrol buang
air besar yang buruk .
5. Abdominoperineal resection. Operasi pengangkatan anus, rektum dan kolon
sigmoid.Digunakan untuk membuang kanker di rektum bawah atau di anus,
dekat dengan sfingter (kontrol) otot.
6. Rectopexy. Suatu prosedur dimana jahitan digunakan untuk mengamankan
rektum pada posisi yang tepat.Digunakan untuk memperbaiki prolaps rektum.
7. Total proctocolectomy. Ini adalah operasi usus paling luas dilakukan dan
melibatkan pembuangan rektum dan usus besar.Jika ahli bedah dapat
meninggalkan anus dan bekerja dengan benar, maka kadang-kadang kantong
ileum dapat diciptakan sehingga Anda bisa pergi ke kamar mandi.Sebuah
kantung ileum adalah ruang operasi yang dibuat terdiri dari bagian terendah dari
usus kecil (ileum).Namun, kadang-kadang, suatu ileostomy permanen
(pembukaan antara permukaan kulit dan usus kecil) diperlukan terutama jika
anus harus dibuang, lemah, atau telah rusak.

J. Peran Perawat
Keperawatan pre operasi dimulai ketika keputusan tindakan pembedahan di
ambil, dan berakhir ketika klien di pindahkan ke kamar operasi. Dalam fase pre
operasi ini dilakukan pengkajian pre operasi awal, merencanakan penyuluhan
dengan metode yang sesuai dengan kebutuhan pasien, melibatkan keluarga atau
orang terdekat dalam wawancara, memastikan kelengkapan pemeriksaan pra operasi,
mengkaji kebutuhan klien dalam rangka perawatan post operasi. Persiapan pre
operasi yang perlu dilakukan oleh petugas untuk penderita antara lain :
1. Menerangkan kepada penderita dan keluarganya alasan dilakukan operasi dan
memberikan pengertian serta kekuatan mental kepada mereka dalam
menghadapi keadaan ini. Diterangkan pula bahwa operasi untuk operasi ini
diperlukan izin / persetujuan dari penderita dan keluarganya.
2. Melakukan pengosongan kandung kencing. Pada operasi perabdominan di
pasang kateter menetap.
3. Mengosongkan isi rectum. Pada placenta previa tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan perdarahan.
4. Tentukan daerah yang akan dicukur, sebaiknya pencukuran dilakukan langsung
sebelum pembedahan.
5. Mencukur rambut pubis daerah genetalia eksterna dan rambut daerah dinding
perut pada operasi perabdominam.
6. Jangan lupa bahwa penderita akan NPO sekitar 8 jam sebelum pembedahan.
Pemberian obat obatan selama itu harus diberikan secara IV atau IM.
Antibiotika harus diberikan sebelum pembedahan bilamana itu digunakan
sebagai profilaksis melawan peradangan.
7. Darah harus diambil untuk test pada pagi hari sebelum pembedahan pada
beberapa penderita, misalya glukosa darah pada penderita diabetes.
8. Darah harus dicocokan dengan penderita bilamana akan dilakukan transfuse.
Komponen darah(misal trombosit) harus disiapkan terlebih dahulu.
9. Penderita tidak boleh makan makanan padat selama 12 jam dan minum cairan
selama 8 jam sebelum pembedahan.
10. Pemberian cairan intravena sebelum pembedahan tidak diperlukan pada
berbagai kasus, tetapi pada penderita lanjut usia atau pada penderita yang lemah.

Beberapa penyuluhan atau instruksi pre operasi yang dapat meningkatkan


adaptasi klien pasca operasi di antaranya :
1. Latihan nafas panjang
Sesudah operasi, pasien ada kemungkinan susah untuk bernafas daripada
biasanya, oleh karena sakit dan perlu istirahat / ketenangan. Dahak susah
dikeluarkan, karena dipengaruhi oleh efek anastesi. Oleh karena itu pasien yang
sudah dioperasi menjadi radang paru-paru. Sehingga perlu latihan nafas panjang.
Cara berlatih :
a. Menarik nafas dalam
b. Keluarkan nafas pelan pelan
Gerakan ini dilakukan sebanyak banyaknya minimum 5 kali dalam
sekali latihan, sekali latihan minimum 3 kali (pagi, siang, sore).
2. Latihan mengeluarkan dahak
Setelah terlatih menarik nafas dalam, kemudian latihab batuk dan
berdahak, Karena dahak yang menempel di saluran nafas itu menyebabkan
radang paru-paru/ susah nafas. Sesudah operasi, biasanya pasien takut batuk dan
mengeluarkan dahak sambil menekan luka operasi.
3. Gizi yang cukup
Sebelum operasi harus mendapatkan gizi yang cukup, agar sesudah
operasi luka cepat sembuh dan tenaga cepat kembali.
4. Kumur – kumur dan menggosok gigi(Menjaga kebersihan mulut dan gigi)
Saat sudah operasi, di dalam mulut mudah menjadi kotor. Itu
menyebabkan sariawan, limfadenitis, radang paru-paru. Oleh karena itu, pasien
dilatih dan dijaga kebersihan mulut dan giginya. Sejak sebelum operasi.
5. Latihan mengeluarkan otot
Tindakan operasi akan menghabiskan banyak tenaga. Oleh karena itu,
sebelum operasi perlu dilakukan latihan untuk mempertahankan/
mengembalikan/ memulihkan tenaga. Sehari 3-4 kali latihan minimum 10 kali
gerakan dengan cara lengan dan kaki diluruskan dan kemudian ditekuk.
K. Implementasi pre operasi laparascopi
1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
2. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau berkomunikasi
3. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutic.
4. Menganjurkan pasien berdoa

L. Proses laparaskopi
Pembedahan yang selalu digelar “teropong” ini dilakukan dengan membuat
belahan kecil (0.5 cm) di abdomen. Tiga belahan atau “incision” dibuat dan
pembedahan utama (major) boleh dilaksanakan melalui lubang-lubang ini. Belahan
pertama dilakukan di pusat. Teropong atau laparoskop dimasukkan ke dalam
abdomen dan kamera video diletakkan pada penghujung luar teropong ini.
Gambaran dalam abdomen dilihat pada television dalam dewan pembedahan
dan segala organ dapat dilihat dengan jelas kerana diperbesarkan (magnified).
Selepas teropong dimasukkan melalui pusat, dua belahan kecil lagi dibuat
dibahagian bawah abdomen. Segala peralatan pembedahan dan jahitan akan dibuat
melalui lubang yang dibentuk di abdomen ini.
Pembedahan teropong ini membenarkan pembedahan yang sungguh jitu
yang tidak dapat ditandingi oleh pembedahan biasa. Kejituan pembedahan jenis ini
lebih ketara semasa pembedahan untuk penyakit endometriosis, ketumbuhan, sista
dan kanser. Sebagai perbandingan, laparotomi atau pembedahan biasa
mengakibatkan belahan sepanjang lima hingga sebelas inci panjang. Belahan yang
beasr ini mungkin menegak atau melintang dan diperlukan untuk menampung
peralatan bedah yang biasa (lihat perbandingan antara Gambar-gambar D dan E).
Pembedahan sejenis ini mengakibatkan penyembuhan dan penjagaan di hospital
yang lebih lama, perasaan sakit serta kemungkinan komplikasi jangkamasa panjang.

Kelebihan pembedahan laparoskopi berbanding dengan laparotomi jelas


dilihat. Kebanyakan pesakit dibenarkan balik rumah pada hari yang sama selepas
pembedahan. Pesakit selalunya sembuh dalam masa beberapa hari dan dapat
berfungsi saperti biasa dalam masa seminggu. Kesakitan yang dialami pun sedikit
dan pesakit lebih selesa selepas pembedahan.

Walaupun pembedahan laparoskopi mempunyai banyak kelebihan


berbanding dengan pembedahan tradisional, ia kurang diamalkan kerana susah
dilakukan dan memerlukan kepakaran dan pengalaman untuk mencapai tahap yang
sewajarnya. Tambahan pada itu, peralatan yang digunakan adalah mahal dan tidak
didapati di kebanyakan hospital.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan yang pesat di bidang teknologi kesehatan khususnya ilmu
bedah telah mendatangkan manfaat dan keuntungan yang besar bagi kehidupan
manusia.Ditemukannya teknik bedah Laparoskopi atau bedah minimal
invasive.misalnya, kini telah mulai menggantikan teknik-teknik konvensional,
kecuali pada kasus-kasus tertentu. Laparoskopi adalah prosedur untuk melihat
rongga perut melalui sebuah teleskop yang dimasukkan melalui dinding
perut.Prosedur pembedahan pada laparoskopi menggunakan alat-alat yang juga
dimasukkan melalui dinding perut.Melalui teleskop, prosedur pembedahan lebih
jelas terlihat karena bisa dilakukan pemaparan yang lebih baik pada rongga panggul
dan efek pembesaran dari teleskop.

B. Saran
Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk mengetahui
alat perkembangan teknologi terbaru seperti Laparoskopi dan mengetahui fungsi
dan bagaimana cara penggunaanya.
DAFTAR PUSTAKA

Morgan GE, Mikhail MS, J.Murray M., Clinical Anesthesiology 4th edition. McGraw Hill.
New York. 2006.

Cole, D.J., Schlunt, M., Adult Perioperative Anesthesia: The Requisites in Anesthesiology.
Mosby. 2004

Anonynim, Accessed: 2008, January 22. Laparoskopi Cikal Bakal Bedah Masa Depan
available

“Major Classification of Anesthetic Agents”. ( 2007, april 15 – last update). Available:


http://images.google.com.hk/blockspinal (accessed : 2008, january 15).

Errawan,Laparoscopyc surgery available: http://www.mediaonline.com/Laparoscopyc


surgery.asp (Accessed: 2008, January 22)

Anda mungkin juga menyukai