Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “ Insiden Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah”. Makalah ini
disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas individu PKKMB Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang tahun 2019 dapat selesai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis meminta maaf
bilamana terdapat terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ……………………………………………………….
b. Rumusan Masalah …………………………………………………………….
c. Tujuan ……………………………………………………………………………
d. Manfaat ………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian IMLTD …………………………………………………………..
b. Prinsip dalam IMLTD ……………………………………………………….
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Mendapatkan data mengenai prevalensi IMLTD pada darah donor di UDD PMI
kota sehingga dapat dilakukan pengelolahan yang lebih awal, tepat dan lebih
baik serta mengetahui berbagai penyakit menular yang disebabkan oleh darah
donor di UDD PMI kota.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Pengertian IMLDT
IMLDT adalah infeksi menular lewat transfusi darah yang didapatkan dari proses
transfusi darah dengan penderita yang terinfeksi hepatitis B, hepatitis A, sifilis,
HIV/AIDS, Gonorhea, Malariae, demam berdarah dengue. Dalam transfusi darah
keamanan tindakan transfusi darah bergantung pada seleksi donor, proses dari
pengeluaran darah dari vena donor sampai dengan tindakkan memasukkan darah ke
vena pasien, juga ketepatan indikasi.
Masalah infeksi menular lewat transfusi darah dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, dan protozoa, virus merupakan penyebab utama yang paling umum ditularkan
melalui transfusi. Virus merupakan bentuk kehidupan yang paling sederhana, dan dapat
menginfeksi semua bentuk kehidupan.
Bakteri merupakan sel individu yang memiliki dinding-dinding sel dan kapsul
yang mengandung antigen yang dappat menyebabkan timbulnya respon umum. Contoh
bakteri yang umum dan infeksi bakteri :
Selain virus dan bakteri, infeksi dapat juga disebabkan oleh jamur.
Transfusi darah merupakan jalur ideal bagi penularan penyebab infeksi tertentu dari
donor kepada penerima darah. Resiko dapat dikurangi dengan cara sebagai berikut :
CLIA hamper sama dengan teknik EIA dan ELISA kecuali bahwa pengujian enzim
reseptor akhir digantikan dengan bekas chemiliminescent diikuti oleh pengukuran dari emisi
cahaya sebagai akibat reaksi kimia.
EIA, dengan sensitifitas yang tinggi akan mendeteksi petanda target dari infeksi.
Reagen yang telah dievaluasi dengan baik untuk tujuan diagnostic maupun uji saring harus
memenuhi standar. Pemeriksaan ini bisa dikerjakan secara manual atau system otomatik
yang spesifik (system tertutup).
EIA dan CLIA mempunyai solid phase yang berbeda untuk melakukan imobilisasi
terhadap antigen atau abtibodi. Umumnya solid phase yang digunakan adalah :
PENUTUP
1. Kesimpulan
Meningkatkan kualitas darah lewat tranfusi darah bertujuan untuk mengurangi infeksi
menular dengan pelayanan tranfusi darah yang aman. Uji saring dilakukan untuk
mengurangi penyebab infeksi dengan metode yang sesuai dengan standart yang berlaku.
Metode CLIA bila dibandingkan dengan metode ELISA lebih unggul karena system
reseptor ELISA dan EIA mengukur konsentrasi substansi sangat rendah hingga beberapa
nanograms (10-9 gram). CLIA dapat mengukur kosentrasi substansi dalam femtogram.
DAFTAR PUSTAKA
Buku pedoman pelayanan transfuse darah UTD PMI Pusat : buku 4 (lampiran ).
Kegiatan unit transfuse darah penanganan donor dan kepuasan pelanggan
Buku pedoman pelayanan transfuse darah Depkes. Modul 2 : uji saring untuk penyakit
infeksi
http://analisqmateri.blogspot.co.id/2010/09/mikrositik.html