Anda di halaman 1dari 14

BAB III

KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN

GPON

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan services

sampai ke premise pelanggan menggunakan kabel fiber optik. Jika sebelumnya

pelanggan menggunakan kabel tembaga pada instalasi perkabelan di sisi

pelanggan, maka sekarang instalasi perkabelan bisa menggunakan optik.

Keunggulannya adalah bandwidth yang ditawarkan bisa mencapai 2.488 Gbps

(downstream) sampai pelanggan tanpa ada kehilangan bandwidth.

Konfigurasi jaringan GPON intinya dapat dibagi menjadi 3 bagian :

 Optical Line Terminal (OLT)

 Optical Distribution Network (ODN)

 Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU).

Gambar 3.1 Konfigurasi GPON [7]

38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
39

3.1 Prinsip Kerja GPON

Prinsip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari

OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk

memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim sinyal atau informasi ke

berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang

diinginkan oleh user. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time

Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3. ONT

mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan data di 3 mode power. Pada

mode 1, ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada

mode 2 dan 3 ONT akan mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada mode 1

yang mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT menurunkan dayanya apabila

OLT mendeteksi sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan

memberi perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT

terlalu lemah.

Tabel 3.1 Standar dari Teknologi GPON

Karakteristik GPON
Standardization ITU-T G.984
Frame ATM / GEM
Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G
Speed Downstream 1.2 G / 2.4 G
Service Data, Voice, Video
Transmission Distance 10 km / 20 km
Number of Branches 64
Wavelength Up 1310 nm
Wavelength Down 1490 nm

http://digilib.mercubuana.ac.id/
40

3.2 Modul OLT GPON

Gambar 3.2 Layout of OLT GPON [8]

Jenis – jenis modul yang terdapat pada OLT GPON :

1. Modul Power

1.1 Modul PRTE

Memiliki fungsi :

 Menyediakan input power DC (-48 V)

 Menyaring dan membatasi arus untuk port input power

 Mendeteksi voltase dibawah standar dan mendeteksi kesalahan

 Menggabungkan laporan dari alarm proteksi dan sinyal dari

board

 Memberikan indicator alarm.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
41

Gambar 3.3 Jenis – Jenis Modul OLT GPON

2. Modul Control

2.1 Modul SCUH

Memiliki fungsi : system control and service switching and

aggregation

3. Modul Service

3.1 Modul GPFD

Memiliki fungsi : Menyediakan akses servis GPON dengan 16 SFP

port

3.2 Modul OPGD

Memiliki fungsi : Menyediakan 48 channel of GE/FE P2P access

service SFP port

3.3 Modul TOPA

Memiliki fungsi : Menyediakan 16 E1 uplink ports.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
42

3.3 Arsitektur GPON

Secara umum arsitektur GPON sama seperti arsitektur jaringan akses fiber

optik pada umumnya. OLT dan ONU yang merupakan perangkat aktif pada

jaringan akses serat optik dihubungkan dengan ODN yang sifatnya pasif.

Arsitektur GPON dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

S/R R/S
ONU OLT

ODN (1)
M PON LT (1) PON LT (1) SNI LT (1)
UNI Service
U Switch
LT node
X
PON LT (0) ODN (0) PON LT (0) SNI LT (0)

Gambar 3.4 Arsitektur GPON [2]

Namun yang berbeda adalah ONU dan OLT pada GPON dapat melayani

berbagai macam layanan, tidak hanya satu layanan yang sama. Misalnya pada

UNI 1 pada ONU melayani layanan ATM, sedangkan UNI 2 melayani layanan

E1. Atau SNI 1 pada OLT melayani layanan PSTN sedangkan SNI 1 melayani

ATM.

Komponen pada ONU terdiri dari Line Terminating UNI (User Network

Interface), multipleks/demultipleks, serta Line Terminating PON. Pada UNI LT

terdapat fungsi optical to electrical converter dan electric to optic converter.

Sedangkan komponen pada OLT terdiri dari PON LT, switch, serta SNI (Service

Node Interface) yang juga terdapat fungsi optical to electrical converter dan

electric to optic converter. Untuk ODN biasanya menggunakan pasif splitter

http://digilib.mercubuana.ac.id/
43

3.4 Fitur-fitur Pada GPON

Keunggulan pada GPON dikarenakan pada teknologi ini diterapkan fitur-

fitur sebagai berikut:

3.4.1 Operasi Panjang Gelombang

Pada GPON, operasi panjang gelombang yang dialokasikan untuk

transmisi arah downstream adalah 1480-1500 nm, sedangkan untuk transmisi arah

upstream operasi panjang gelombang yang dialokasikan adalah 1260-1360 nm.

Sebagai tambahan operasi panjang gelombang 1550-1560 nm dapat digunakan

untuk teknologi distribusi video RF pada arah downstream. Panjang gelombang

upstream dan downstream dibedakan agar tidak terjadi interferensi sehingga pada

GPON antara sentral dan pelanggan hanya akan menggunakan satu serat saja.

Gambar 3.5 Konfigurasi Triple Play GPON [4]

http://digilib.mercubuana.ac.id/
44

3.4.2 FEC

Forward Error Control (FEC) adalah suatu teknik pada proses transmisi

dimana data yang akan dikirim dikodekan sehingga error yang terjadi dapat

dideteksi dan dikoreksi. Pada metode FEC, bit bit redudansi ditambahkan pada

saat proses transmisi bersamaan dengan informasi. Jumlah bit bit redudansi

sangatlah sedikit dibandingkan dengan informasiya. Penambahan metode FEC

berdampak pada bertambahnya link budget sebesar 3-4 dB. Oleh karenanya,bit

rate yang lebih tinggi dan jarak yang makin jauh antara OLT dan ONU bukanlah

menjadi permasalahan. Berikut ini adalah contoh suatu FEC encoder dan decoder

yang diterapkan pada GPON.

Gambar 3.6 FEC pada GPON [2]

Pada sistem FEC pada GPON diatas, encoder akan menyisipkan 16 bit

redudansi untuk setiap blok bit informasi yang berjumlah 239 bit. Bit redudansi

disisipkan pada akhir blok sehingga total bit pada tiap blok yang dikirim

berjumlah 255 bit.

Pada decoder, tiap satu blok bit yang diterima akan dilakukan

pendeteksian error beserta lokasi bit yang error. Setelah error dideteksi maka error

tersebut akan dikoreksi sesuai informasi awalnya. Jumlah error yang dapat

dideteksi dan dikoreksi pada sistem diatas hanya berjumlah 8 bit.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
45

3.4.3 T-CONT

T-CONT adalah sebuah fitur pada GPON yang berfungsi sebagai pengatur

alokasi bandwidth upstream pada GPON. T-CONT biasanya digunakan untuk

meningkatkan penggunaan bandwidth upstream pada GPON. Terdapat 5 tipe T-

CONT yang bisa dialokasikan untuk user :

1. T-CONT tipe 1 : menjamin alokasi bandwidth yang pasti stabil untuk aplikasi

yang sensitive terhadap delay, contoh aplikasinya adalah layanan VOIP.

2. T-CONT tipe 2 : menjamin alokasi bandwidth yang stabil untuk aplikasi

yang tidak sensitive terhadap delay, contohnya aplikasinya adalah layanan

video.

3. T-CONT tipe 3 : gabungan dari bandwidth minimal yang terjamin pasti

ditambah bandwidth yang belum terjamin, contoh aplikasinya adalah

pengiriman data-data penting.

4. T-CONT tipe 4 : mengalokasikan bandwidth secara best effort, sehingga

berubah-ubah secara dinamis tanpa ada bandwidth yang pasti, contohnya

adalah layanan internet.

5. T-CONT tipe 5 : gabungan semua servis sebelumnya.

3.4.4 Dynamic Bandwidth Allocation

Dynamic Bandwidth Allocation (DBA) adalah metode yang

memungkinkan adaptasi alokasi bandwidth pada user berdasarkan kebutuhan

traffic. DBA dikontrol oleh OLT, yang mengalokasikan volume bandwidth

kepada ONU. Metode ini hanya berfungsi pada transmisi upstream. Proses yang

terjadi adalah blok DBA pada OLT mengumpulkan informasi secara terus

http://digilib.mercubuana.ac.id/
46

menerus dan mengirim hasil algoritma berbentuk bandwidth map kepada ONU.

Berdasarkan bandwidth map tersebut, setiap ONU mengirimkan data upstream

pada masing-masing time slot yang telah disediakan. Terdapat dua mode DBA

yaitu :

1. SR (Status-Reporting)-DBA

Berdasarkan algoritma sebelumnya, OLT mengirimkan bandwidth map dalam

header frame data downstream. Berdasarkan informasi alokasi bandwidth, ONU

mengirimkan status report dari data yang sedang menunggu dalam T-CONT

dalam time slot yang sudah disediakan. OLT menerima status report dari ONU,

lalu mempebaharui bandwidth map melalui algoritma DBA dan mengirimkan

bandwidth map yang baru ke dalam frame selanjutnya. ONU kemudian menerima

bandwidth map terbaru dari OLT dan mengirim data ke time slot yang sudah

disiapkan.

2. NSR (Non Status Reporting)-DBA

NSR adalah skema algoritma yang memprediksi alokasi bandwidth setiap ONU

berdasarkan trafik dari ONU. Langkah pertama adalah memantau jumlah sel yang

diterima oleh OLT sesuai dengan interval yang telah ditetapkan. Hasil yang

diperoleh kemudian dihitung laju utilisasinya. Setelah itu, analisa kemacetan data

dengan membandingkan laju utilisasi dengan batas yang telah ditetapkan.

3.4.5 Keamanan

Fungsi dasar GPON adalah menyebarkan data downstream kepada semua

ONU dimana setiap ONU telah menetapkan kapan data tersebut sampai. Oleh

karena itu, beberapa user dengan maksud yang jahat dapat memprogram ulang

http://digilib.mercubuana.ac.id/
47

ONU masing-masing, dan dapat menangkap seluruh data downstream milik ONU

yang terhubung pada OLT. Pada bagian upstream, GPON menggunakan koneksi

point-topoint yang membuat seluruh trafik menjadi aman dari penyadapan. Oleh

karena itu, untuk setiap informasi upstream seperti security key dapat dengan

tenang dikirim dalam bentuk teks yang jelas.

Berdasarkan hal tersebut, rekomendasi GPON yakni G.984.3, menetapkan

penggunaan dari mekanisme keamanan informasi untuk memastikan pengguna-

pengguna diijinkan untuk dapat mengakses hanya yang termasuk dalam data

mereka. Algoritma enkripsi yang digunakan adalah Advanced Encryption

Standard (AES) yang hanya menerima 128, 192, dan 256 byte kunci yang

membuat enkripsi menjadi sangat kompleks. Sebuah kunci dapat berubah secara

periodik tanpa perlu mengganggu jalannya informasi untuk meningkatkan

keamanan.

3.4.6 Proteksi

Arsitektur proteksi dari GPON dipertimbangkan untuk meningkatkan

kehandalan jaringan akses. Namun, proteksi dipertimbangkan sebagai mekanisme

pilihan karena implementasinya tergantung pada realita sistem ekonomi. Terdapat

dua tipe proteksi switching yakni Automatic Switching dan Forced Switching.

Automatic Switching berjalan berdasarkan deteksi kesalahan, contohnya seperti

sinyal dan frame yang hilang, serta degradasi sinyal, dan lain-lain. Sedangkan

Forced Switching berjalan berdasarkan administrative events, seperti fiber

rerouting, fiber replacement, dan lain-lain.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
48

3.5 Transmisi Data Pada GPON

GPON menggunakan GPON Encapsulation Method (GEM) sebagai

metode yang mengenkapsulasi data melalui GPON. Meskipun setiap tipe data

dapat dienkapsulasi, pada kenyataannya hal tersebut bergantung pada layanan

yang diminta. GEM melakukan komunikasi connection-oriented.

3.5.1 Downstream GPON

Trafik downstream dikirimkan dari OLT ke semua ONU dengan cara Time

Division Multiplexing (TDM). Setiap ONU hanya akan mengambil frame yang

ditujukan untuknya yang telah dienkripsi. Frame downstream mengandung

physical control block downstream (PCBd), partisi ATM, dan partisi GEM. Frame

downstream menyediakan referensi waktu yang sama untuk PON dan

menyediakan control signaling yang sama untuk upstream. [4]

PCBd PCBd PCBd


Payload n Payload n + 1
n n+1 n+2
Tn frame = 125 µs

“Pure” ATM cells TDM & data fragment


section over GEM section
N = 53 bytes

Gambar 3.7 Struktur Frame Downlink [2]

Gambar di atas menunjukkan bagaimana struktur frame pada downstream

GPON. Frame untuk downstream data rate sebesar 125 us. Panjang PCBd

http://digilib.mercubuana.ac.id/
49

bergantung pada jumlah alokasi struktur per frame. Jika tidak ada data yang

dikirim, frame downstream digunakan untuk sinkronisasi waktu.

3.5.2 Upstream GPON

Trafik upstream menggunakan Time Division Multiple Access (TDMA)

dibawah kendali OLT yang menugaskan slot variable time length setiap ONU

untuk mensinkronisasikan transmisi data burst.

Frame upstream mengandung banyak transmission burst. Setiap upstream

burst setidaknya mengandung Physical Layer Overhead Upstream (PLOu). Selain

payload, frame uplink juga dapat mengandung PLOAMu (Physical Layer

Operations, Administration and Management upstream), PLSu (Power Leveling

Sequence upstream) and DBRu (Dynamic Bandwidth Report upstream). [4]

Upstream Frame

DBRu DBRu DBRu


PLOu PLOAMu PLSu Payload X Payload Y PLOu Payload Z
X Y Z

ONT A ONT B

Gambar 3.8 Struktur Frame Uplink [2]

Gambar di atas adalah struktur dari frame upstream. Panjang framenya

sama seperti frame downstream. Setiap frame mengandung nomor transmisi dari

satu atau lebih ONU. Selama periode alokasi, ONU dapat mengirim satu sampai

empat tipe PON overhead dan data pelanggan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
50

3.6 Infrastruktur VLAN pada GPON

Suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN

disebut dengan VLAN. Dengan adanya VLAN, suatu network dapat dikonfigurasi

secara virtual. VLAN yang merupakan hasil konfigurasi switch menyebabkan

setiap port switch diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Dikarenakan berada

dalam satu segment, port-port yang berada di dalam suatu VLAN dapat saling

berkomunikasi langsung. Sedangkan port-port yang berada di luar VLAN tersebut

atau berada dalam naungan VLAN lain, tidak dapat saling berkomunikasi

langsung karena VLAN tidak meneruskan broadcast. [4]

VLAN yang memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan

tambahan dalam hal keamanan jaringan tidak menyediakan pembagian /

penggunaan media / data dalam suatu jaringan secara keseluruhan. Switch pada

jaringan menciptakan batas-batas yang hanya dapat digunakan oleh computer

yang termasuk VLAN tersebut. Hal ini mengakibatkan administrator dapat

dengan mudah mensegmentasi pengguna, terutama dalam penggunaan media /

data yang bersifat rahasia kepada seluruh pengguna jaringan yang tergabung

secara fisik.

Salah satu kelebihan yang diberikan oleh penggunaan VLAN adalah

control administrasi secara terpusat, artinya aplikasi dari manajemen VLAN dapat

dikonfigurasikan, diatur dan diawasi secara terpusat, pengendalian broadcast

jaringan, rencana perpindahan, penambahan, perubahan, dan pengaturan akses

khusus ke dalam jaringan serta mendapatkan media / data yang memiliki fungsi

yang penting dalam perencanaan dan administrasi di dalam grup tersebut

semuanya dapat dilakukan secara terpusat.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
51

Dengan adanya pengontrolan manajemen secara terpusat maka

administrator jaringan juga dapat mengelompokkan grup-grup VLAN secara

spesifik berdasarkan pengguna dan port dari switch yang digunakan, mengatur

tingkat keamanan, mengambil dan menyebar data melewati jalur yang ada,

mengkonfigurasi komunikasi yang melewati switch, dan memonitor lalu lintas

data serta penggunaan bandwidth dari VLAN dalam jaringan.

LAN yang menggunakan hub dan repeater untuk menghubungkan

peralatan komputer satu dengan lain yang bekerja pada lapisan physical memiliki

kelemahan, peralatan ini hanya meneruskan sinyal tanpa memiliki pengetahuan

mengenai alamat-alamat yang dituju. Peralatan ini juga hanya memiliki satu

collision domain sehingga bila salah satu port sibuk maka port-port yang lain

harus menunggu. Walaupun peralatan dihubungkan ke port-port yang berlainan

dari hub.

Berbeda dari hub yang digunakan pada jaringan LAN, switch yang bekerja

pada lapisan datalink memiliki keunggulan dimana setiap port didalam switch

memiliki collision domain sendri-sendiri. Oleh sebab itu switch sering disebut

multiport bridge. Switch mempunyai tabel penerjemah pusat yang memiliki daftar

penerjemah untuk semua port. Switch menciptakan jalur yang aman dari port

pengirim dan port penerima sehingga jika dua host sedang berkomunikasi lewat

jalur tersebut, mereka tidak mengganggu segmen lainnya. Jadi jika satu port

sibuk, port-port lainnya tetap dapat berfungsi.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai