GPON
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Prinsip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari
OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk
berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang
diinginkan oleh user. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time
Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3. ONT
mode 1, ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada
OLT mendeteksi sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan
memberi perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT
terlalu lemah.
Karakteristik GPON
Standardization ITU-T G.984
Frame ATM / GEM
Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G
Speed Downstream 1.2 G / 2.4 G
Service Data, Voice, Video
Transmission Distance 10 km / 20 km
Number of Branches 64
Wavelength Up 1310 nm
Wavelength Down 1490 nm
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
1. Modul Power
Memiliki fungsi :
board
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
2. Modul Control
aggregation
3. Modul Service
port
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Secara umum arsitektur GPON sama seperti arsitektur jaringan akses fiber
optik pada umumnya. OLT dan ONU yang merupakan perangkat aktif pada
jaringan akses serat optik dihubungkan dengan ODN yang sifatnya pasif.
S/R R/S
ONU OLT
ODN (1)
M PON LT (1) PON LT (1) SNI LT (1)
UNI Service
U Switch
LT node
X
PON LT (0) ODN (0) PON LT (0) SNI LT (0)
Namun yang berbeda adalah ONU dan OLT pada GPON dapat melayani
berbagai macam layanan, tidak hanya satu layanan yang sama. Misalnya pada
UNI 1 pada ONU melayani layanan ATM, sedangkan UNI 2 melayani layanan
E1. Atau SNI 1 pada OLT melayani layanan PSTN sedangkan SNI 1 melayani
ATM.
Komponen pada ONU terdiri dari Line Terminating UNI (User Network
Sedangkan komponen pada OLT terdiri dari PON LT, switch, serta SNI (Service
Node Interface) yang juga terdapat fungsi optical to electrical converter dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
transmisi arah downstream adalah 1480-1500 nm, sedangkan untuk transmisi arah
upstream dan downstream dibedakan agar tidak terjadi interferensi sehingga pada
GPON antara sentral dan pelanggan hanya akan menggunakan satu serat saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
3.4.2 FEC
Forward Error Control (FEC) adalah suatu teknik pada proses transmisi
dimana data yang akan dikirim dikodekan sehingga error yang terjadi dapat
dideteksi dan dikoreksi. Pada metode FEC, bit bit redudansi ditambahkan pada
saat proses transmisi bersamaan dengan informasi. Jumlah bit bit redudansi
berdampak pada bertambahnya link budget sebesar 3-4 dB. Oleh karenanya,bit
rate yang lebih tinggi dan jarak yang makin jauh antara OLT dan ONU bukanlah
menjadi permasalahan. Berikut ini adalah contoh suatu FEC encoder dan decoder
Pada sistem FEC pada GPON diatas, encoder akan menyisipkan 16 bit
redudansi untuk setiap blok bit informasi yang berjumlah 239 bit. Bit redudansi
disisipkan pada akhir blok sehingga total bit pada tiap blok yang dikirim
Pada decoder, tiap satu blok bit yang diterima akan dilakukan
pendeteksian error beserta lokasi bit yang error. Setelah error dideteksi maka error
tersebut akan dikoreksi sesuai informasi awalnya. Jumlah error yang dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
3.4.3 T-CONT
T-CONT adalah sebuah fitur pada GPON yang berfungsi sebagai pengatur
1. T-CONT tipe 1 : menjamin alokasi bandwidth yang pasti stabil untuk aplikasi
video.
kepada ONU. Metode ini hanya berfungsi pada transmisi upstream. Proses yang
terjadi adalah blok DBA pada OLT mengumpulkan informasi secara terus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
menerus dan mengirim hasil algoritma berbentuk bandwidth map kepada ONU.
pada masing-masing time slot yang telah disediakan. Terdapat dua mode DBA
yaitu :
1. SR (Status-Reporting)-DBA
mengirimkan status report dari data yang sedang menunggu dalam T-CONT
dalam time slot yang sudah disediakan. OLT menerima status report dari ONU,
bandwidth map yang baru ke dalam frame selanjutnya. ONU kemudian menerima
bandwidth map terbaru dari OLT dan mengirim data ke time slot yang sudah
disiapkan.
NSR adalah skema algoritma yang memprediksi alokasi bandwidth setiap ONU
berdasarkan trafik dari ONU. Langkah pertama adalah memantau jumlah sel yang
diterima oleh OLT sesuai dengan interval yang telah ditetapkan. Hasil yang
diperoleh kemudian dihitung laju utilisasinya. Setelah itu, analisa kemacetan data
3.4.5 Keamanan
ONU dimana setiap ONU telah menetapkan kapan data tersebut sampai. Oleh
karena itu, beberapa user dengan maksud yang jahat dapat memprogram ulang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
ONU masing-masing, dan dapat menangkap seluruh data downstream milik ONU
yang terhubung pada OLT. Pada bagian upstream, GPON menggunakan koneksi
point-topoint yang membuat seluruh trafik menjadi aman dari penyadapan. Oleh
karena itu, untuk setiap informasi upstream seperti security key dapat dengan
pengguna diijinkan untuk dapat mengakses hanya yang termasuk dalam data
Standard (AES) yang hanya menerima 128, 192, dan 256 byte kunci yang
membuat enkripsi menjadi sangat kompleks. Sebuah kunci dapat berubah secara
keamanan.
3.4.6 Proteksi
dua tipe proteksi switching yakni Automatic Switching dan Forced Switching.
sinyal dan frame yang hilang, serta degradasi sinyal, dan lain-lain. Sedangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
metode yang mengenkapsulasi data melalui GPON. Meskipun setiap tipe data
Trafik downstream dikirimkan dari OLT ke semua ONU dengan cara Time
Division Multiplexing (TDM). Setiap ONU hanya akan mengambil frame yang
physical control block downstream (PCBd), partisi ATM, dan partisi GEM. Frame
GPON. Frame untuk downstream data rate sebesar 125 us. Panjang PCBd
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
bergantung pada jumlah alokasi struktur per frame. Jika tidak ada data yang
dibawah kendali OLT yang menugaskan slot variable time length setiap ONU
Upstream Frame
ONT A ONT B
sama seperti frame downstream. Setiap frame mengandung nomor transmisi dari
satu atau lebih ONU. Selama periode alokasi, ONU dapat mengirim satu sampai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN
disebut dengan VLAN. Dengan adanya VLAN, suatu network dapat dikonfigurasi
setiap port switch diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Dikarenakan berada
dalam satu segment, port-port yang berada di dalam suatu VLAN dapat saling
atau berada dalam naungan VLAN lain, tidak dapat saling berkomunikasi
penggunaan media / data dalam suatu jaringan secara keseluruhan. Switch pada
data yang bersifat rahasia kepada seluruh pengguna jaringan yang tergabung
secara fisik.
control administrasi secara terpusat, artinya aplikasi dari manajemen VLAN dapat
khusus ke dalam jaringan serta mendapatkan media / data yang memiliki fungsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
spesifik berdasarkan pengguna dan port dari switch yang digunakan, mengatur
tingkat keamanan, mengambil dan menyebar data melewati jalur yang ada,
peralatan komputer satu dengan lain yang bekerja pada lapisan physical memiliki
mengenai alamat-alamat yang dituju. Peralatan ini juga hanya memiliki satu
collision domain sehingga bila salah satu port sibuk maka port-port yang lain
dari hub.
Berbeda dari hub yang digunakan pada jaringan LAN, switch yang bekerja
pada lapisan datalink memiliki keunggulan dimana setiap port didalam switch
memiliki collision domain sendri-sendiri. Oleh sebab itu switch sering disebut
multiport bridge. Switch mempunyai tabel penerjemah pusat yang memiliki daftar
penerjemah untuk semua port. Switch menciptakan jalur yang aman dari port
pengirim dan port penerima sehingga jika dua host sedang berkomunikasi lewat
jalur tersebut, mereka tidak mengganggu segmen lainnya. Jadi jika satu port
http://digilib.mercubuana.ac.id/