Anda di halaman 1dari 3

Hikmah Adanya Kemaksiatan Dan Kekufuran

almanhaj.or.id/424-hikmah-adanya-kemaksiatan-dan-kekufuran.html

HIKMAH ADANYA KEMAKSIATAN DAN KEKUFURAN

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin ditanya : “Tentang hikmah adanya berbagai
kemaksiatan dan kekufuran ? ”

Jawaban.
Terjadinya berbagai kemaksiatan dan kekufuran memiliki hikmah yang banyak, antara
lain.

Pertama.
Menyempurnakan kalimat Allah Ta’ala, di mana Dia menjanjikan neraka untuk
dipenuhinya. Allah berfirman.

‫ﻣ َﻸن‬ َ َ ‫ﺔ رﺑ‬
ْ ‫ﻚﻷ‬ َ ُ ‫ﻤ‬ َ ِ ‫ﺖ ﻛ َﻠ‬
ْ ‫وﺗ َﻤ‬ َ ‫ﻢ‬ْ ‫ﻬ‬ َ َ ‫ﺧﻠ‬
ُ ‫ﻘ‬ َ ِ ‫وﻟ ِﺬَٰﻟ‬
َ ‫ﻚ‬ َ َ ‫ﻢ َرﺑ‬
‫ﻚ‬ َ ‫ﺣ‬
ِ ‫ﻦ َر‬
ْ ‫ﻣ‬
َ ‫﴾ إ ِﻻ‬١١٨﴿ ‫ﻦ‬
َ ‫ﻔﻴ‬
ِ ِ ‫ﺨﺘ َﻠ‬
ْ ‫ﻣ‬ َ ‫وَﻻ ﻳ ََﺰاﻟ ُﻮ‬
ُ ‫ن‬ َ
‫ﻦ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺟ‬َ ‫أ‬ ‫س‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ﺔ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﺠ‬ْ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺟ‬
َ ِ َ ْ ِ َ ِ ِ َ ِ َ َ َ

“Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat
oleh Rabb-mu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabb-mu telah
ditetapkan : Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan
manusia semuaya” [Hud/11 : 118-119]

Kedua.
Menampakkan hikmah Allah Ta’ala dan kekuasan-Nya, di mana Dia membagi hamba-
hamba-Nya menjadi dua golongan ; yang taat dan durhaka. Pembagian ini menjelaskan
hikmah Allah Azza wa Jalla, keta’atan ada yang melakukannya dan merekalah ahlinya.
Demikian pula kemaksiatan ada yang melakukannya dan merekalah ahlinya. Allah Ta’ala
berfirman.

ُ َ ‫ﺳﺎﻟ َﺘ‬
‫ﻪ‬ َ ‫ر‬ ُ ‫ﻌ‬
ِ ‫ﻞ‬ َ ‫ﺠ‬
ْ َ‫ﺚ ﻳ‬
ُ ْ ‫ﺣﻴ‬
َ ‫ﻢ‬ ْ َ‫ﻪ أ‬
ُ َ ‫ﻋﻠ‬ ُ ‫ا ﻟﻠ‬
“Allah lebih mengetahui di mana Dia meletakkan tugas kerasulan” [Al-An’am/6 : 124]

Firman-Nya pula.

‫ﻢ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫ﻮا‬ ْ َ‫ﻢ ﺗ‬
َ ‫ﻘ‬ ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫وآﺗ َﺎ‬
َ ‫ﻫ ﺪ ًى‬
ُ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ َ‫وا َزاد‬
ْ َ‫ﻫﺘ َﺪ‬
ْ ‫ﻦا‬
َ ‫ﺬﻳ‬
ِ ‫واﻟ‬
َ
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka
dan memberikan kepada mereka balasan ketakwaannya” [Muhammad/47 : 17]

Mereka inilah orang-orang yang ta’at. Dalam ayat lain Allah berfrman.

1/3
َ
‫ن‬ ِ ‫ﻢ ﻛ َﺎ‬
َ ‫ﻓُﺮو‬ ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫و‬
َ ‫ﻣﺎﺗ ُﻮا‬
َ ‫و‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻬ‬
ِ ‫ﺴ‬
ِ ‫ﺟ‬
ْ ‫ر‬ ٰ َ ‫ﺴﺎ إ ِﻟ‬
ِ ‫ﻰ‬ ً ‫ﺟ‬
ْ ‫ر‬
ِ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻬ‬ َ ‫ض‬
ُ ْ ‫ﻓَﺰادَﺗ‬ ٌ ‫ﻣَﺮ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻬ‬ ُ ُ ‫ﻓﻲ‬
ِ ِ ‫ﻗﻠ ﻮ ﺑ‬ ِ ‫ﻦ‬
َ ‫ﺬﻳ‬
ِ ‫وأ ﻣﺎ اﻟ‬
َ
“Dan adapun orang-orang yang dihati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu
bertambah kekafiran mereka di samping kekafiran yang telah ada dan mereka mati
dalam keadaan kafir” [At-Taubah/9 : 125]

Firman-Nya lagi.

‫ﻢ‬ ُ َ ‫ﻗﻠ ُﻮﺑ‬


ْ ‫ﻬ‬ ُ ‫ﻪ‬ َ ‫ﻏﻮا أ ََزا‬
ُ ‫غ ا ﻟﻠ‬ ُ ‫ﻓﻠ َﻤﺎ َزا‬
َ
“Maka ketika mereka berpaling, Allah palingkan hati mereka” [Ash-Shaf/61 : 5]

Mereka inilah ahli maksiat.

Dengan pembagian di atas tampaklah kekuasaan Allah, tidak ada seorangpun yang
menguasainya kecuali Allah sebagaimana firman-Nya.

ٰ ‫ﻫﻢ‬
َ َ‫ﻦ ﻳ‬
ُ ‫ﺸﺎء‬ ْ ‫ﻣ‬
َ ‫ﺪي‬
ِ ‫ﻬ‬ َ ‫وﻟ َﻜ ِﻦ اﻟﻠ‬
ْ َ‫ﻪ ﻳ‬ َ ْ ُ ‫ﻫﺪَا‬ َ ْ ‫ﻋﻠ َﻴ‬
ُ ‫ﻚ‬ َ ‫ﺲ‬ َ
َ ْ ‫لﻳ‬
“Bukanlah kewajibanmu menunjuki mereka, akan tetapi Allah menunjuki siapa saja yang
Dia kehendaki” [Al-Baqarah /2: 272]

Firman-Nya lagi.

‫ﻦ‬
َ ‫ﺪﻳ‬
ِ َ ‫ﻬﺘ‬ ُ ْ ‫ﻢ ﺑ ِﺎﻟ‬
ْ ‫ﻤ‬ ْ َ‫ﻮ أ‬
ُ َ ‫ﻋﻠ‬ َ ‫ﻫ‬
ُ ‫و‬
َ َ َ‫ﻦ ﻳ‬
ُ ‫ﺸﺎء‬ ْ ‫ﻣ‬
َ ‫ﺪي‬
ِ ‫ﻬ‬
ْ َ‫ﻪ ﻳ‬
ٰ ‫ﺖ‬
َ ‫وﻟ َﻜ ِﻦ اﻟﻠ‬
َ َ ْ ‫ﺣﺒ َﺒ‬
َ
ْ ‫ﻦأ‬ْ ‫ﻣ‬
َ ‫ﺪي‬ ْ َ ‫ﻚ َﻻ ﺗ‬
ِ ‫ﻬ‬ َ ‫إ ِﻧ‬
“Sesungguhnya kamu tidak dapat menunjuki orang yang kamu cintai, tetapi Allah-lah
yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui
siapa yang patut beroleh petunjuk” [Al-Qashas/28 : 56]

Ketiga.
Menampakkan ni’mat Allah kepada orang yang ta’at karena keta’atannya ketika ia
melihat kondisi ahli maksiat. Allah Ta’ala berfirman.

‫ﻢ‬
ْ ‫ﻬ‬ِ ‫وﻳ َُﺰﻛﻴ‬
َ ‫ﻪ‬ِ ِ ‫ﻢ آﻳ َﺎﺗ‬ْ ‫ﻬ‬ َ َ ‫ﻢ ﻳ َﺘ ْﻠ ُﻮ‬
ِ ْ ‫ﻋﻠﻴ‬ ْ ‫ﻬ‬
ِ ‫ﺴ‬
ِ ‫ﻔ‬ ُ ْ ‫ﻦ أ َﻧ‬
ْ ‫ﻣ‬ِ ‫ﺳﻮًﻻ‬ ُ ‫ﻢ َر‬ْ ‫ﻬ‬
ِ ‫ﻓﻴ‬ ِ ‫ﺚ‬َ ‫ﻌ‬ َ َ ‫ﻦ إ ِذْ ﺑ‬ َ ‫ﻣﻨ ِﻴ‬
ِ ‫ﺆ‬ ُ ْ ‫ﻋﻠ َﻰ اﻟ‬
ْ ‫ﻤ‬ َ ‫ﻪ‬
ُ ‫ﻣ ﻦ ا ﻟﻠ‬ َ َ‫ﻟ‬
َ ْ ‫ﻘﺪ‬
‫ﻦ‬ٍ ‫ﻣﺒ ِﻴ‬ ٍ ‫ﺿَﻼ‬
ُ ‫ل‬ َ ‫ﻔﻲ‬ ِ َ‫ﻞ ﻟ‬ُ ْ ‫ﻗﺒ‬َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻣ‬ ِ ‫ن ﻛ َﺎﻧ ُﻮا‬
ْ ِ ‫وإ‬ َ ‫ﺔ‬َ ‫ﻤ‬ ِ ْ ‫واﻟ‬
َ ْ ‫ﺤﻜ‬ َ ‫ب‬َ ‫ﻢ اﻟ ْﻜ ِﺘ َﺎ‬ُ ‫ﻬ‬
ُ ‫ﻤ‬ ُ ‫ﻌﻠ‬ َ ُ ‫وﻳ‬َ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Dia
membangkitkan seorang rasul kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, rasul itu
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka serta mengajarkan Al-
Kitab dan hikmah kepada mereka. Dan sungguh mereka sebelum itu berada dalam
kesesatan yang nyata” [Ali-Imran/3 : 164]

Keempat.
Berlindungnya seorang hamba kepada Rabb-nya dengan do’a agar menjauhkan dirinya
dari maksiat, da do’a merupakan ibadah kepada Allah Ta’ala.

Kelima.
Bahwasanya seorang hamba, apabila terjerumus kepada kemaksiatan dan memberi
karunia kepadanya dengan taubat, niscaya bertambah dekat dirinya kepada Allah dan
hatinya menjadi luluh. Boleh jadi sesudah taubat tadi ia memiliki kondisi yang lebih

2/3
sempurna daripada sebelum melakukan kemaksiatan, misalnya dengan hilangnya sifat
penipu dan ujub (sombong) serta munculnya kesadaran betapa butuhnya ia kepada
Rabb-Nya.

Keenam.
Menegakkan jihad, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. Sebab
kalau tidak ada kemaksiatan dan kekufuran, tidak mungkin ada jihad, tidak mungkin ada
amar ma’ruf dan nahyi munkar dan masih banyak hukum-hukum serta kemaslahatan-
kemaslahatan lainnya. Dan Allah senantiasa memiliki rencana dalam penciptannya.

[Disalin kitab Al-Qadha’ wal Qadar edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan
Qadar, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin’, terbitan Pustaka At-Tibyan,
penerjemah Abu Idris]

3/3

Anda mungkin juga menyukai