PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Asma merupakan gangguan radang kronik pada jalan napas yang menyerang lebih dari 20
juta orang dewasa dan anak. Asma disebabkan oleh edema jalan napas dan produksi mukus
berlebihan, yang menyebabkan obstruksi jalan napas. Insiden asma terus meningkat diseluruh
dunia akibat berbagai faktor lingkungan. Pemicu lain dapat meliputi aktivitas fisik gerak,
kelembaban tinggi atau suhu dingin, beberapa makanan dan bahan tambahan pada makanan,
serta beberapa obat. Emosi dapat berperan dalam asma karena stress akibat gangguan tersebut
mempersulit kemampuan individu untuk memaksimalkan penggunaan mekanisme pertahanan
diri mereka. Asma menjadi penyakit kronik yang umum terjadi pada masa kanak-kanak dan
merupakan alasan utama ketidak hadiran di sekolah. Anak penderita asma sering terlihat di
UGD. Sebagian besar klien asma menunjukkan gejala pertama asma pada usia 4 tahun.
2.2 Etiologi
1) Adanya kontraksi otot di sekitar bronkhus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.
2) Adanya pembengkakan membrane bronkhus.
3) Terisinya bronkus oleh mokus yang kental
Beberapa Faktor Predisposisi dan Presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial.
Faktor Predisposisi
1) Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana
cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai
keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita
sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
Faktor Presipitasi
1) Alergen
Dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Inhalan: masuk saluran pernafasan. Seperti : debbu,bulu binatang, bakteri dan polusi.
b. Ingestan, masuk melalui mulut. Seperti : makanan dan obat-obatan.
c. Kontaktan. Yang masuk melalui kontak dengan kulit. Seperti : perhiasan, logam,dan
jam tangan.
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab atau dingin juga menpengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak
dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini
berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
3) Stress.
Stress dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat
serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati
penderita asma yang mengalami stress perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
4) Lingkungan Kerja.
Lingkungan Kerja juag menjadi penyebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau
cuti.
5) Olah raga atau aktivitas yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas
jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotik dan aspirin),
dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi
genetik terhadap alergi.
2.5 Patofisiologi
Pada asma proses radang menyebabkan peningkatan aktivitas jalan nafas. Oleh sebab itu,
pengendalian atau pencegahan radang merupakan inti manajemen asma. Asma terjadi akibat
berbagai respon kompleks terkait pemicu. Saat proses tersebut terjadi, sel mast, limfosit T,
makrofag, dan sel epitel terlibat dalam pelepasan mediator radang. Eosinofil dan eutrofil
nidrasi kejalan nafas, menyebabkan cedera. Mediator kimia, seperti leukotienti, radikinin,
histamine, dan faktor aktif trombosit juga berperan dalam reson radang tersebut. Adanya
leukortien menyebabkan konstriksi jalan nafas jangka panjang. Kendali nafas autonomy tonus
jalan nafas terkena, sekresi mucus jalan nafas meningkat fungsi mukusilia berubah, dan
responsivitas otot polos jalan nafas meningkat. Akibatnya terjadi bronkokonstriksi akut, edema
jalan nafas, dan sumbatan mucus.
Pada sebagian anak, proses tersebut dianggap reversible sehingga kini tidak dianggap
memiliki dampak jangka panjang pada fungsi paru namun, riset terkini dan pandangan ilmiah
mengidentifikasi konsep remodeling jalan nafas (Radcliffe & Kiechefer, 2010). Remodeling
jalan nadfas terjadi akibat radang kronik jalan nafas. Setelah respon akut terhadap pemicu,
respon kintinu terhadap allergen mengakibatkan fase kronik. Selama fase ini, sel epitel
menggundul dan influx sel radang kedalam jalan nafas berlanjut. Hal tersebut menyebabkan
perubahan struktur jalan nafas yang irreversible dan kehilangan fungsi paru lebih lanjut dapat
terjadi. Perubahan irreversible tersebut meliputi penebalan membrane sub dasar, fibrosa
suberpitel, hypertrofi, dan hyperplasia otot polos jalan nafas, proliverasi dan dilatasi
pembuluh darah, dan dihyperplasia dan hyperpresi kelenjar mukosa (National Astma
Education and Prevention Program (NAEPP, 2007). Pada beberapa individu yang mengalami
asma yang tidak terkontrol, perubahan tersebut dapat permanen, mengakibatkan penurunan
responsivitas terhadap terapi.
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah mengancam pada
gangguan keseimbanga asam basa dan gagal nafas, pneumonia, bronkhiolitis, chronic persistent
bronchitis, emphysema.
2.7 Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas.
2. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
3. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun
penjelasan penyakit.
Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :
a. Pengobatan dengan obat-obatan. Seperti :
1) Beta agonist (beta adrenergik agent)
2) Methylxanlines (enphy bronkodilator)
3) Anti kolinergik (bronkodilator)
4) Kortikosteroid
5) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)
2.8 Terapi
Pencegahan merupakan aspek terpenting terapi. Anak dan keluarga mereka harus belajar
mengenali gejala yang mengakibatkan serangan dan memulai penanganan segera
mungkin. Pengasuhan harus berupaya menghilangi semua kemungkinan alergi dirumah.
Anak mereka membutuhkan perlindungan terhadap inhalasi asap.
Obat pilihan adalah bronkodilator dan steroid yang diberikan peroral atau melalui inhaler
dosis tertukar (metereddose inhaler,MDI).Bonkodilator yang digunakan setiap hari
sebagai obat profilaksis meliputi antagonis leukotrien, seperti montelukes (Singulair) atau
zafirulkas (Accolate). Manejemen jangka panjang asma meliputi beonkodilator albuterol
(VENTOLIN), mateproterenol (Alipent), atau terbultalin (Berthaire).
Anak harus belajar menggunakan nebulizer atau MDI untuk memberikan obat.
Penggunaan unit terpisah membuat MDI lebih mudah digunakan untuk membantu
pemberian dosis obat yang tepat ke jaringan paru.
Terapi fisik dada (chest physical therapy, CPT) juga merupakan terapi tambahan yang
berguna. Terapi fisik dada terdiri atas latihan napas, latihan fisik, drainase postural, dam
terapi inhalasi.
3.1 Kesimpulan
Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruksi intermitten yang
bersifat neversible, ditandai dengan adanya periode bronkopsme, pengingkatan respon
trachea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang meyebabkan pemnyempitan
jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya, asma bronchial dapat diklasifikasikan menjadi
tiga tipe yaitu: ekstrinsik (alergik) intrinsic (non alergik) asma gabungan. Dan ada
beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma bronchial
yaitu faktir predisposisi (genetic), faktor presipitasi (allergen, perubahan cuaca, strss,
lingkungan kerja, olahraga atau aktivitas jasmani yang berat)
3.2 Saran
Kiranya dengan adanya pengetahuan tentang penyakit asma kita lebih sadar akan
pentingnya menjaga kesehatan dan pola hidup sehat, demi kualitas hidup yang lebih
baik.