Anda di halaman 1dari 8

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/7
RSUP Dr. SARDJITO
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
KSM Obstetri dan Direktur Medik dan Keperawatan
Ginekologi
PANDUAN Ditetapkan Oleh :
PRAKTIK Direktur Utama
KLINIS

Dr. dr. Darwito, SH., Sp.B(K) Onk


NIP. 19600203198831003
1. Pengertian  Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama. Definisi hipertensi berat adalah
peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau
110 mmHg diastolik.
 Hipertensi kronik dalam kehamilan didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah yang diketahui sebelum hamil atau usia kehamilan kurang
dari 20 minggu
 Hipertensi kronik dengan preeklamsia superimposed adalah adanya
hipertensi yang terdiagnosis sebelum atau usia kehamilan dibawah 20
minggu, yang disertai dengan adanya protein urin 300 mg/24jam atau
dipstick >+1 pada usia kehamilan > 20 minggu
 Hipertensi gestasional adalah kenaikan tekanan darah yang baru didiagnosis
pada usia kehamilan > 20 minggu, dengan proteinuria (-)
 Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis
preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang
disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada
usia kehamilan diatas 20 minggu.
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/7
RSUP Dr. SARDJITO

PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

2. Anamnesis Adanya keluhan seperti kenaikan berat badan yang timbul secara cepat dalam
waktu yang singkat menunjukan adanya retensi cairan, edema pada kaki atau
tangan, nyeri kepala, pandangan kabur, nyeri epigastrium.
Faktor risiko hipertensi dalam kehamilan (termasuk preeklamsia)
■ Umur >40 tahun
■ Nulipara
■ Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
■ Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
■ Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih
■ Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
■ Kehamilan multipel
■ IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
■ Hipertensi kronik
■ Penyakit Ginjal
■ Sindrom antifosfolipid (APS)
■ Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau embrio
■ Obesitas sebelum hamil

3. Pemeriksaan Fisik Pada pasien dengan hamil dengan hipertensi dan/atau preeklamsia dapat
diakukan pemeriksaan secara klinis seperti:
1. Kardiovaskuler : evaluasi tekanan darah, suara jantung, pulsasi perifer
2. Paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru
3. Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar
Evaluasi keadaan rahim dan janinnya
4. Refleks : adanya klonus
5. Funduskopi : untuk menentukan adanya retinopati grade I – III

1. Darah rutin: untuk melihat apakah ada hemokonsentrasi/hemolisis, angka


trombosit
2. Protein urin 24 jam: di atas 300 mg atau dipstik urin +2 ke atas
3. SGOT dan SGPT: peningkatan lebih dari dua kali lipat batas nilai normal
4. Pemeriksaan
4. Kreatinin: kreatinin lebih dari 1.1 mg/dL
Penunjang
5. Rasio Protein: kreatinin
6. USG Doppler
7. USG BPS
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 3/7
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
5. Kriteria diagnosis Kriteria Minimal Preeklampsia
Hipertensi :Tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama
Dan
Protein urin :Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik
> positif 1. Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti salah
satu dibawah ini:
 Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
 Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi
dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
 Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal
dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
 Edema Paru
 Gejala Neurologis :Stroke, nyeri kepala, gangguan visus

Kriteria Preeklampsia berat (diagnosis preeklampsia dipenuhi dan jika


didapatkan salah satu tanda di bawah ini):
 Hipertensi :Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik
atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama
 Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
 Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi
dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
 Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal
dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
 Edema Paru
 Gejala Neurologis :Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
 Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta: :Oligohidramnion, Fetal Growth
Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV)
6. Diagnosis Hipertensi dalam kehamilan

7. Diagnosis Banding - Hipertensi kronik


- Gestasional Hipertensi
- Preeklamsia
- Preeklamsia superimposed
- Kelainan ginjal
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 4/7
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
8. Tatalaksana 1. Profilaksis kejang
MgSO4 4-6g loading dose dilanjutkan 1-2g/jam maintenance s.d. 24 jam
Atau
MgSO4 10g loading dose (5 g bokong kanan-bokong kiri) dilanjutkan 5g/4
jam maintenance

2. Anti hipertensi
- Labetalol oral 200 mg/12 jam dan dapat ditingkatkan sampai 800
mg/8jam, maksimal 2400 mg/24jam
- Nifedipin 10 mg/8jam, dapat diberikan dengan interval 30 menit jika
tekanan darah belum tercapai, maksimal 120 mg/24 jam
- Metildopa 0,5g-3g/24jam, terbagi dalam 2-3 dosis

Target tekanan darah:


- Target 135/85 mmHg setelah pemberian antihipertensi

Pengukuran tekanan darah:


- Setiap 48 jam pada GH/preeklamsia
- Tiap 15-30 menit sampai TD <160/110, dilanjutkan minimal 4x sehari
pada PEB

3. Evaluasi lab
- Cek darah rutin, fungsi hepar, dan fungsi ginjal dua kali seminggu pada
GH/preeklamsia
- Cek darah rutin, fungsi hepar, dan fungsi ginjal tiga kali seminggu pada
PEB

4. Fetal assessment
 USG tiap 2 minggu sekali jika sudah rawat jalan
 Periksa DJJ tiap ANC
 CTG jika terdapat indikasi

5. Timing of delivery

Preeklamsia tanpa gejala berat


1. Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia
tanpa gejala berat dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat
2. Perawatan poliklinis secara ketat dapat dilakukan pada kasus
preeklampsia tanpa gejala berat.
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 5/7
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
3. Evaluasi ketat yang dilakukan adalah:
• Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien
• Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis
• Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu
• Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala (dianjurkan 2 kali
dalam seminggu)
• Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, evaluasi
menggunakan doppler velocimetry terhadap arteri umbilikal
direkomendasikan

Sumber: PNPK POGI. Preeklamsia 2016


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 5/7
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
Preeklamsia berat
1. Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia
berat dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan syarat kondisi
ibu dan janin stabil.
2. Manajemen ekspektatif pada preeklampsia berat juga direkomendasikan
untuk melakukan perawatan di fasilitas kesehatan yang adekuat dengan
tersedia perawatan intensif bagi maternal dan neonatal
3. Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preekklamsia berat,
pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu pematangan
paru janin
4. Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk melakukan
rawat inap selama melakukan perawatan ekspektatif

Sumber: PNPK POGI. Preeklamsia 2016


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 6/7
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
6. Mode of delivery

- Untuk hipertensi gestasional atau preeklampsia tanpa gejala berat, persalinan


per vaginam lebih diutamakan.
- Keputusan untuk melakukan persalinan sesar harus dipertimbangkan secara
individual, berdasarkan pada probabilitas persalinan pervaginam yang
diantisipasi dan pada sifat dan perkembangan keadaan penyakit preeklampsia
9. Edukasi - Pasien diberikan edukasi tentang memodifikasi gaya hidupnya
dan menurunkan berat badan
- Direkomendasikan pada pasien untuk berolahraga teratur
selama 30 menit setiap harinya

- Pasien wajib ANC rutin di fasilitas kesehatan

- Pasien diberi edukasi bahwa keadaan ini memiliki kemungkinan besar


berulang pada kehamilan berikutnya, sehingga diperlukan pencegahan dan
pengawasan sedari dini
10. Prognosis - Ad vitam: dubia ad malam
- Ad functionam: dubia ad malam
- Ad sanationam: dubia ad malam
11. Indikator Medis - Pada wanita yang memiliki pre-eklampsia dengan hipertensi ringan atau
sedang: ukur jumlah trombosit, transaminase, dan kreatinin serum 48-72 jam
setelah lahir. Jika hasil tidak normal, ulangi tiap 48-72 jam sampai hasil
normal.
- Pada wanita yang dengan riwayat pre-eklampsia dan hasil proteinuria (1+
atau lebih) pada 6-8 minggu setelah kelahiran, review lebih lanjut dengan
dokter umum atau spesialis pada 3 bulan setelah kelahiran untuk menilai
fungsi ginjal.

12. Syarat Pulang - Kondisi umum baik, tidak ada tanda-tanda impending eklamsia
untuk pasien rawat - Tanda vital baik
inap
13. Penelaah kritis Dr. dr. Diah Rumekti Hadiati, SpOG(K)
14. Daftar Pustaka  National Institute for Health Care Excellence. 2019. Hypertension in
Pregnancy. NICE Guidelines 2019
 POGI 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia. PNPK POGI 2016
 American College of Obstetric and Gynecology. 2019. Gestational
Hypertension and Preeclampsia. ACOG Practice Bulletin no 202 January
2019
 American College of Obstetric and Gynecology. 2013. Hypertension in
Pregnancy. ACOG Task Force on Hypertension in Pregnancy
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 7/7
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
Ketua Komite Medik Ketua KSM

Dr. dr. Supomo, Sp.BTKV dr. Detty S. Nurdiati, MP, PhD., Sp.OG(K)
NIP. 195311281982021001 NIP 19661006 1992032 001

Anda mungkin juga menyukai