Anda di halaman 1dari 3

1 |Page

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Sehingga kalian menjumpaiku di Telaga


Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Nikmat aman adalah diantara nikmat yang sangat besar yang Allah
berikan kepada hamba-Nya, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
َ َۡ ۡ َ ۡ ُ ٰ َ َ ۡ ۡ ُ َۡ َ ‫ۡ َ َ ُ َ ٰ َ ۡ ِ ۡ ُ ُ ْ ۡ َ َ ه‬
‫ِإَوذ قال موَس ل ِقومهِ ٱذكروا ن ِعمة ٱَّللِ عليكم إِذ أجنىكم مِن ءا ِل ف ِرعون‬
ُ َٰ َ ۡ ُ َ ٓ َ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ ٓ َ ۡ َ َ ُ َ ُ َ َ َۡ َٓ ُ ۡ ُ َ ُ َُ
‫اب ويذ ِّبون أبناءكم ويستحيون ن ِساءك ۚۡم و ِِف ذل ِكم‬ ِ ‫يسومونكم سوء ٱلع‬
‫ذ‬
ۡ‫ك َف ۡر ُتم‬
َ َ َ ۡ ُ ‫ ۡ َ َ ه َ َ ُّ ُ ۡ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ ه‬ٞ َ ۡ ُ ‫ه‬ َٓ
‫ مِن ربِكم ع ِظيم ِإَوذ تأذن ربكم لئِن شكرتم َلزِيدنكمۖۡ ولئِن‬ٞ‫بََلء‬
ٞ ََ َ ‫ه‬
‫إِن َعذ ِاِب لش ِديد‬
“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah
nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan)
pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih,
mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak
perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari
Tuhanmu". Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim [14]: 6-7).
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda:
َََ ُ ‫ص َب َح م ْن ُك ْم آم ًنا في س ْربه ُم َع ًافى في َج َسد ِه ع ْن َد ُه ُق‬ َ ْ َ
‫وت َي ْو ِم ِه فكأ َّن َما ِح َيز ْت‬ ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫أ‬ ‫من‬
ْ ُّ ُ َ
‫الدن َيا‬ ‫له‬
“Barang siapa di pagi hari dalam aman di kaumnya, sehat badannya,
ia pun memiliki bekal harinya, maka seakan-akan ia diberikan dunia dengan
seisinya”.1

1
Hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya.
2 |Page

Walhasil, nikmat aman diantara nikmat yang sangat besar yang wajib
kita syukuri, dan diantara cara kita bersyukur adalah dengan menjaganya
dan selalu menggunakannya di jalan yang Allah subhanahu wa ta'ala ridhai.
Negeri kita ini negeri yang kaya, negeri yang terkenal dengan
kesantunan, negeri yang mesti disyukuri dengan senantiasa beribadah
kepada Allah, bertauhid kepada Allah, dan menjaganya agar senantiasa
aman. Dan dengan keamanan kita bisa belajar dan mendidik.
Namun terkadang kita dapati di berbagai negeri sikap
kesewenang-wenangan dari para penguasa, lalu apa sikap yang mesti kita
lakukan ??
Jawabannya adalah sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini.
Anas bin Malik radhiyallahu anhu dan Usaid bin Hudhair pernah
bercerita bahwa, seorang lelaki dari kalangan Anshar berduaan bersama
Nabi seraya berkata: “Kenapa baginda tidak memberikan kekuasaan
kepadaku sebagaimana yang telah engkau berikan kepada Fulan?” lalu Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ِ‫ض‬ ‫و‬ ْ ‫إ َّن ُك ْم َس َت ْل َق ْو َن َب ْع ِدي ُأ ْث َر ًة َ(أ َث َر ًة) َف‬


ْ ‫اصب ُروا َح َّتى َت ْل َق ْوني َع َلى ْال َِح‬
ِ ِ ِ ِ
“Sungguh kalian – setelahku – akan menjumpai Utsrah (Atsarah)2,
maka bersabarlah kalian sehingga menjumpaiku di telaga”.3
Sisi kesesuaian antara jawaban dan pertanyaan adalah, bahwa biasa
orang yang berkuasa itu mementingkan dirinya sendiri kecuali orang-orang
yang dijaga oleh Allah subhanahu wa ta'ala, maka kala itu Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam khawatir jika si penanya terjatuh dalam hal yang demikian,
yakni mementingkan diri sendiri dengan tidak memberikan hak orang lain.
Ini termasuk mukjizat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana hal itu
nampak terjadi4.
Dalam hadits lainnya dari shahabat Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

2
Maksudnya adalah sikap mementingkan diri sendiri, dan tidak memberikan hak kepada empunya.
3
Muttafaq alaihi, diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim
4
Faishal an-Najdi dalam Tahthriz Riyadhis Shalihih (Darul Ashimah, 2002), hal. 53
3 |Page

َ ‫هللا َف َما َت ْأ ُم ُرَنا َق‬


‫ال ُت َؤ ُّدو َن‬ َ ‫َس َت ُكو ُن َأ َث َر ٌة ُ(أ ْث َر ٌة) َو ُأ ُمو ٌر ُت ْنك ُرو َن َها َق ُالوا َيا َر ُسو‬
‫ل‬
ِ ِ
َ َ ‫ْال َح َّق َّالذي َع َل ْي ُك ْم َو َت ْس َأ ُل ِو َن‬
ْ‫هللا َّال ِذي ل ُك ِم‬ ِ
“Akan ada nanti Atsarah (Utsrah) dan perkara-perkara yang kalian
ingkari”, para shahabat bertanya: “Lalu apa yang kalian perintahkan kepada
kami?” jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: “Tunaikanlah oleh kalian
kewajiban kalian, dan mintalah hak kalian kepada Allah”.5
Lalu apa yang semestinya kita sibukan, dalam hadits di atas Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tunaikanlah oleh kalian kewajiban
kalian, dan mintalah hak kalian kepada Allah”, kewajiban kita – sebagai
hamba Allah – yang paling penting adalah mentauhidkannya, Muad bin
Jabal pernah bercerita:
ُ
‫ال َيا ُم َعاذ‬ َ ‫ال َل ُه ُع َف ْي ٌر َف َق‬
ُ ‫هللا َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َع َلى ِح َمار ُي َق‬
ُ ‫ص َّلى‬َ ‫النبي‬ َّ ‫ُك ْن ُت ر ْد َف‬
ٍ ِ ِ ِ
َُ ْ َ ُ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ ُ َ َ َ ْ ُّ َ َ َ َ َ َ َّ َ َْ َ
‫هللا قلت هللا ورسوله أعلم‬ ِِ ‫هللا على ِعب ِاد ِه وما حق ال ِعب ِاد على‬ ِ ‫ه ْل تد ِري حق‬
َ ُ ْ َ َ َ ْ ََ َّ َ َّ َ َ ‫َق‬
)‫اد أ ْن َي ْع ُب ُد ُوه َوَل ُيش ِركوا ِب ِه ش ْي ًئا َو َح َّق َ(و َح ُّق‬ ِ ِ ‫هللا على ال ِعب‬ِ ‫ال ف ِإن حق‬
َ ْ َ َ َ ََ َ ْ
...... ‫هللا أ ْن َل ُي َع ِذ َب َم ْن َل ُيش ِر ُك ِب ِه ش ْي ًئا‬
ِ ‫ى‬ ‫ل‬‫ال ِعب ِاد ع‬
“Pernah aku dibonceng oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas
keledai yang bernama Ufair, Rasul bertanya: “Wahai Muadz, apakah engkau
tahu apa hak Allah yang menjadi kewajiban hamba-Nya? dan apa hak
hamba yang pasti akan Allah penuhi?” jawabku: “Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu”, lalu Nabi bersabda: “Hak Allah yang wajib dipenuhi hamba-Nya
adalah mereka beribadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan
apapun, dan hak hamba yang pasti akan Allah penuhi bahwa, Allah tidak
akan menyiksa orang yang tidak menyekutukannya dengan sesuatu
apapun……….”.6

------&&&------

5
Muttafaq alaihi, diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim
6
Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim

Anda mungkin juga menyukai