Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PELAKSANAAN (Tindakan)
akan dilakukan.
4. Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dan
B. Dokumentasi
1. Defenisi dokumentasi
catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang
hasil pemeriksaan, prosedur tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan
respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun, 2009).
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan
2. Tujuan Dokumentasi
sarana tanggung jawab dan tanggung gugat, informasi statistik, sarana pendidikan,
3. Manfaat Dokumentasi
dipertanggungjawabkan.
yaitu :
c. Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
d. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan
dapat dibaca.
e. Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia
peran, perilaku dan kemampuan individu serta hasil dari sebuah pendokumentasian
suatu kegiatan yang saling berangkaian, setiap hari bidan mengenal, menganalisis,
dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman praktik bidan serta pengetahuan dan
Menurut Carpenito (1991), ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam
dibaca. Ditinjau dari segi tehnik pencatatan, ada beberapa hal yang harus
oleh pasien.
atau muncul masalah baru, respon pasien terhadap tindakan yang diberikan
tersebut jangan dihapus, pada tulisan yang salah, coret satu kali kemudian
penghapusan informasi
Kegunaan dokumentasi adalah sebagai data atau fakta yang dapat dipakai
untuk mendukung ilmu dan pengetahuan, sebagai alat untuk mengambil keputusan,
berkas agar tetap aman dan terpelihara dengan baik, sistem dokumentasi adalah
terbuka dan tertutup. Tertutup artinya apabila didalamnya berisi rahasia yang tidak
telah didesain sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh bidan, semua
format dokumentasi telah terdaftar pada register/nomor catatan medis (PPIBI, 2006).
dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
asuhan kebidanan, dimana pada standar VII berisi tentang pencatatan asuhan
pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan / kejadian
formulir yang tersedia ( Rekam Medis / KMS / Status pasien dan Buku KIA),
kemudian ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, dimana S adalah data
subjektif untuk mencatat hasil anamnesis, O adalah data objektif untuk mencatat
hasil pemeriksaan, A adalah hasil analisis untuk mencatat diagnosis dan masalah
pemecahan masalahyang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970,
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien
maupun bagi tenaga kesehatan. Dalam text book kebidanan yang ditulisnya pada
tahun 1981, proses manajemen kebidanan diselesaikan dalam lima langkah. Namun
setelah menggunakan Varney tahun 1997 melihat ada beberapa hal penting yang
teori lima langkah tersebut. Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah
yang berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik, proses dimulai
dari pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh kerangka tersebut
membentuk kerangka yang lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
1. Riwayat kesehatan
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data dasar
sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik, diagnosis kebidanan yang
ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan yang memenuhi standar
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi, langkah ini
mengamati klien, bidan diharapkan bersiap – siap bila diagnosis / masalah potensial
penanganan segera
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang
sudah teridentifikasidari kondisi klien, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi
terhadap klien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan konseling, merujuk klien bila ada masalah sosial ekonomi kultural atau
masalah psikologi, setiap rencana asuhan harus disetujui olehkedua belah pihak
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dari langkah kelima harus
dilaksanakan secara efesien dan aman, pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebahagian dilakukan oleh bidan dan sebahagian lagi dilakukan oleh
pasien.
Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
tersebut dapat dianggap efektif bila benar – benar efektif dalam pelaksanaannya.
Mengumpulkan
data
Interpretasi data :
Mengevaluasi diagnosis
keefektifan asuhan kebidanan,masalah,
kebutuhan
Melaksanakan Mengidentifikasi
asuhan diagnosis/ masalah
potensial
Menyusun Mengidentifikasi
rencana asuhan kebutuhan
yang menyeluruh tindakan segera
Menurut Helen Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh
langkah agar orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
a. Subjektif
b. Objektif
c. Analisa
1. Diagnosis masalah
d. Planning
Pencatatan selama kala I harus tepat dan lengkap dan ini akan mempermudah
asuhan dan menjamin keselamatan ibu, janin, dan bayi baru lahir, data-data
7 langkah 5 langkah
Soap Notes
varney kompetensi
bidan Subjektif
Perencanaan Perencanaan
Implementasi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
10. Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala 1 persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik, partograf juga merupakan salah satu
bentuk dokumentasi yang sangat penting dalam persalinan untuk mengetahui secara
dini apakah proses persalinan berjalan secara normal atau terjadinya partus lama.
Halaman depan pada partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase
aktif persalinan dan menyediakan lajur dalam kolom untuk mencatat hasil – hasil
a. Informasi tentang ibu yang meliputi nama, umur, nomor catatan medis/nomor
puskesmas, tanggal dan waktu mulai dirawat dan waktu pecahnya selpaut
ketuban.
b. Kondisi janin meliputi djj yang dicatat setiap jam, warna dan adanya air
ketuban dengan lambang U (utuh), J (selaput pecah, air ketuban jernih), M (air
d. Jam dan waktu meliputi waktu mulainya fase aktif persalinan dan waktu aktual
f. Obat – obatan dan cairan yang diberikan meliputi oksitosin, obat – obatan
g. Kondisi ibu meliputi nadi, tekanan darah, temperatur dan urin (volume, aseton,
protein).
Halaman belakang dalam partograf merupakan bagian untuk mencatat hal – hal
yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran serta tindakan – tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala satu hingga kala empat termasuk pada bayi baru
lahir. Itulah sebabnya pada bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan
catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama
terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini
sangat penting untuk membuat keputusan klinik terutama pada pemantauan kala
empat untuk mencegah terjadinya perdarahan setelah persalinan. Selain itu, catatan
persalinan yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat dapat pula digunakan untuk
menilai sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan
C. PERSALINAN
1. Defenisi
pengeluaran hasil konsepsi yang telah mampu hidup diluar kandungan melalui
beberapa proses seperti adanya penipisan dan pembukaan serviks serta adanya
kontraksi yang berlangsung dalam waktu tertentu tanpa ada penyulit (Rohani, dkk,
2011).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).
Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan pada saat kehamilan
mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi (Manuaba, 2010).
Pada saat kehamilan, kedua hormon tersebut berada dalam keadaan seimbang,
tersebut menyebabkan kedua oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior
dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan
menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan dimulai, oleh karena itu makin
tua kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering (sumarah, dkk, 2008).
4. Tahapan persalinan
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler
pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala 1
dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif, dimana pada fase laten
berlangsung sampai 7-8 jam dan pada fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm),
berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase, yang pertama yaitu fase
akselersi dimana pada fase akselerasi ini berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm, yang kedua yaitu fase dilatasi maksimal yang berlangsung selama 2
dan yang ketiga yaitu fase deselerasi dimana pada fase ini berlangsung lambat,
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat
(kontraksi yang dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian
b. Kala II ( pengeluaran)
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan
berakhir hingga laahirnya bayi. Tanda dan gejala persalinan kala dua yaitu Ibu
mempunyai keinginan untuk meneran, ibu juga merasa tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan vagina, perenium ibu terlihat menonjol dan vulva,vagina
dan spingter anal membuka. Dengan kekuatan his dan mengedan maksimal, kepala
janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis, dahi, muka dan dagu melewati
perineum, setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban, tanda – tanda lepasnya plasenta adalah perubahan
bentuk tinggi fundus uteri, tali pusat sekakin memanjang dan semburan darah
mendadak dan singkat, dalam kala tiga juga terdapat manajemen aktif kala tiga yaitu
pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan
penegangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri (Depkes, 2011).
d. Kala 1V (Pengawasan)
Kala 1V dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir setelah 2 jam setelah
persalinan. Observasi yang harus dilakukan pada kala 1V adalah tingkat kesadaran,
D. BIDAN
1. Defenisi
seseorang yang telah menjalani program pendidikan kebidanan, yang diakui oleh
negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait tentang
kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal
pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai
denganpersyaratan yang berlaku, dicatat (register), diberi izin secara sah untuk
pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Bidan
disahkanpada Kongres Nasional IBI ke XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam
perilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya
tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab. Secara umum Kode Etik tersebut berisi
g. Penutup (1 butir).
a. Hak Bidan
2) Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
4) Bidan berhak atas privasi / kedirian dan menuntut apabila nama baik nya
b. Kewajiban Bidan
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
seorang pasien.
kepada pasien.
11) Bidan wajib bekerjasama dengan profesi lain dan pihak yang terkait