Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PROYEK AKHIR

SETTING FISIK RUANG BERKUMPUL INFORMAL ANAK DI PERMUKIMAN


(StudiKasus : Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY)

ALTIFAH
09510131019
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Email: altifah.second@gmail.com

Abstrak
Pembuatan Proyek Akhir dengan judul Setting Fisik Ruang Berkumpul Informal Anak
Di Permukiman (Studi Kasus : Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY) ini
mempunyai tiga tujuan. Pertama, untuk mengetahui dimana saja settingfisik ruang
berkumpul anak di perumnas Condongcatur, Depok, Sleman DIY. Kedua,untuk mengetahui
apa saja jenis aktivitas di ruang berkumpul anak di perumnas Condongcatur, Depok, Sleman
DIY. Ketiga, untuk mengetahui elemen fisik apa saja yang terdapat pada ruang berkumpul
anak di Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY. Semakin banyak bangunan di
Perumnas Condongcatur akan diikuti pula dengan berkurangnya lahan bermain untuk anak-
anak. Menurut Moore (dalam Setyowati, 2012) bahwa anak-anak merupakan pemakai
terbanyak ruang terbuka, sehingga perlu disiapkan ruang bermain yang aman dan
bersambungan.
Metode kajian menggunakan metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif.Dalam
pengambilan data, penyusun melakukan dua tahap survei yaitu observasi dan wawancara.
Pada tahap pertama, penyusun secara langsung terjun ke lapangan untuk pengamatan dan
pengukuran. Mengetahui aktivitas yang sering dilakukan anak, setting fisik ruang berkumpul
dan elemen fisik ruang berkumpul informal anak di Perumnas Condongcatur, Depok,
Sleman, DIY. Tahap kedua, melakukan wawancara secara langsung dengan anak-anak, orang
tua pendamping anak maupun pihak-pihak yang terlibat di lapangan.
Hasil kajian diketahui bahwa setting fisik berada di lapangan, pertigaan dan gang/
jalan dalam perumahan.Aktivitas yang sering dilakukan anak di Perumnas Condongcatur,
Depok, Sleman, DIY adalah bermain bola, bersepeda, dan mengobrol. Elemen fisik ruang
berkumpul adalah elemen fix : lantai(perkerasan semen, konblok, aspal, tanah, rumput dan
keramik), dinding (pagar, pohon, gawang besi, papang pengumuman, kursi kayu dan kursi
dari perkerasan semen), atap (genteng dan asbes) dan peneduh (pos ronda dan gazebo),
elemen semi fix : pot bunga dan tempat sampah, dan elemen non fix : bola plastik dan
sepeda.
Kata kunci : Perumnas Condongcatur, Aktivitas anak, Setting fisik, Elemen fisik


 
ABSTRACT
This manufacture of final project tittled Physical Setting Of Informal Gathering Space
For Children At Settlement (Case Study : Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY) has
three purposes. First, to know where the physical setting of children informal gathering space
at Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY are located. Second, to get information
about what kind of activity usually be done there. Third, to know what kind of physical
elements there.
The study used qualitative and quantitative method. In the process of collecting
data, author did two step of survey, these are observation and interview. At the first step
author directly come to the location of the research, to get information about the most activity
doing by children, physical setting and physical element of the children informal gathering
space at Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY. At the second step,author directly
interview with children, their parents, and other persons which are related and involved.
From this study it is found that children informal gathering space are located at the
field, T-junction, and pathway in the settlement. The most activities do by children in
Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY are playing football, bicycling, and have
conversation each other. The physical element of this gathering space are fixed, semi fixed
and non fixed. The fixed elements are content of floor (cement pavement, conblock, asphalt,
grass, soil, and ceramic), wall (fences, trees, iron wicket, announcement board, wooden
chairs, and chairs from cement pavement), roof (tile and asbestos) and shade (ronda post and
gazebo), semi fixed elements are content of flower vase and trash can, and non fixed
elements are content of plastic ball and bicycle.
Keyword: Perumnas Condongcatur, Children Activities, Physical Setting, Physical Element.
1. PENDAHULUAN dorongan lingkungan
A. Latar Belakang (eksternal).Lingkungan yang potensial
Jumlah penduduk di Yogyakarta yang untuk memupuk kreativitas adalah
semakin padat akan diikuti pula oleh lingkungan yang dapat memberikan
banyaknya bangunan. Hal ini rasa aman dan bebas bagi anak secara
mengakibatkan sempitnya lahan atau psikologis.Di Perumnas Condongcatur,
ruang untuk berkumpul bagi warganya Depok, Sleman DIY diambil sebagai
terutama bagi anak-anak. Fenomena obyek kajian karena fenomena
yang terjadi saat ini adalah di berkumpul yang sangat menarik, cara
lingkungan permukiman dan bersosialisasi pada setiap anak akan
perumahan ruang terbuka untuk berbeda satu sama lain. Perumnas
bersosialisasi yang sulit ditemui karena condongcatur merupakan perumahan
sudah terlalu banyak lahan kosong yang sudah cukup lama berdiri kira-
yang dimanfaatkan untuk usaha kira tahun 1979 (pengurus RW 13,
perekonomian maupun bangunan 2012), permukimannya besar dan padat
rumah tinggal.Bermain merupakan penduduk yakni RW 13 terdiri dari 8
salah satu aktivitas yang dapat RT dengan rerata sekitar 40 kepala
mengembangkan kreatifitas keluarga (KK) , banyak anak usia
anak.Menurut Mulyadi (dalam sekolah dasar (SD) yang senang
Masiming, 2005) kreativitas bermain dengan teman sebayanya, rasa
merupakan sesuatu yang sangat ingin tahu dan tidak suka dibatasi
dibutuhkan oleh setiap orang karena namun masih tetap dalam pengawasan
dari sinilah sumber daya manusia dapat orang tua. Pola perilaku seperti ini
dibentuk, untuk mewujudkan merupakan awal pembentukan
kreativitas anak dibutuhkan dorongan kepribadian anak setelah dewasa.Hal
dalam diri individu (internal) dan ini harus didukung dengan lingkungan


 
tempat tinggal. Anak-anak tidak cukup D. Rumusan Masalah
hanya menggunakan halaman, taman, 1) Di mana saja setting fisik ruang
teras depan rumah dan jalan untuk berkumpul informal anak di
melakukan sosialisasi. perumnas Condongcatur, Depok,
B. Identifikasi Masalah Sleman, DIY?
1) Peningkatan jumlah penduduk 2) Apa saja jenis aktifvitas di ruang
akan dikuti banyaknya bangunan, berkumpul informal anak di
hal itu akan mempersempit lahan perumnas Condongcatur, Depok,
bagi warganya untuk berkumpul Sleman, DIY?
maupun bersosialisasi. 3) Elemen fisik apa saja yang terdapat
2) Berkurangnya ruang-ruang kosong pada ruang berkumpul anak di
di permukiman yang dimanfaatkan perumnas Condongcatur, Depok,
untuk membuka usaha maupun Sleman DIY?
bangunan rumah tinggal dan hanya E. Tujuan
menyisakan jalan atau gang 1) Mengetahui dimana saja
sebagai tempat berkumpul. settingfisik ruang berkumpul anak
3) Minimnya ketersediaan sarana dan di perumnas Condongcatur, Depok,
prasarana ruang bermain anak. Sleman DIY.
Ruang bermain sebagai pusat 2) Mengetahui apa saja jenis aktivitas
aktivitas bagi anak harus dapat di ruang berkumpul anak di
memberi kenyamanan dan perumnas Condongcatur, Depok,
keamanan baik dari segi fisik Sleman DIY.
maupun psikis sehingga dapat 3) Mengetahui elemen fisik apa yang
mengembangkan kreativitas anak. terdapat pada ruang berkumpul
4) Setting fisik di permukiman akan anak di perumnas Condongcatur,
berpengaruh terhadap perilaku Depok, Sleman DIY.
anak, dan dalam merencanakan F. Manfaat
bangunan harus memperhatikan si 1) Bagi Mahasiswa
pengguna bangunan tersebut dan a) Menambah pengetahuan dan
kualitas hidupnya. wawasan tentang ruang
5) Fisik bangunan (elemen ruang dan berkumpul informal anak di
furniture) yang dapat permukiman khususnya di RW
mempengaruhi terhadap terbentuk 13 perumnas Condongcatur,
ruang–ruang untuk berkumpul. Depok, Sleman, DIY.
C. Batasan Masalah b) Menjadi bahan pertimbangan
1) Permukiman perumahan RW 13 untuk desain perencanaan
perumnas Condongcatur, Depok, dengan pengguna desain yang
Sleman, DIY. berkaitan dengan aktivitas anak
2) Aktivitas yang sering dilakukan dan lingkungannya.
untuk menggali kreativitas anak c) Menjadi masukan untuk
dan sebagai sarana untuk mengembangan setting fisik
bersosialisasi. ruang berkumpul anak di
3) Ruang informal sebagai tempat Perumnas Condongcatur,
untuk berkumpul anak. Depok, Sleman, DIY.
4) Pengguna ruangan merupakan anak d) Mengetahui ruang berkumpul
– anak pada tahap operasional anak yang aman dan nyaman
konkret (concrete operational pada saat bermain.
stage) yaitu kira-kira 6-13 tahun 2) Bagi Program Studi Teknik Sipil
atau biasa disebut anak usia a) Melahirkan calon tenaga kerja
sekolah dasar. muda yang trampil dan


 
profesional di bidang hubungannya terhadap suatu setting
perencanaan. fisik berlangsung dan konsisten sesuai
b) Menambah referensi tentang waktu dan situasi.Menurut Randy
perencanaan setting fisik ruang Hester (Laurens, 2004: 8) seorang
berkumpul informal anak di arsitek lanskap, mengatakan bahwa
Perumnas Condongcatur, perancang umumnya lebih
Depok, Sleman, DIY. menekankan pentingnya activity
c) Dapat menggali kemampuan setting (penataan aktivitas). Sementara
mahasiswa dalam itu, pemakai lebih mempertimbangkan
mengaplikasikan ilmu untuk siapa saja orang yang memakai
diterapkan dalam dunia kerja. fasilitas itu, atau dengan siapa mereka
3) Bagi Masyarakat akan bersosialisasi dalam penggunaan
a) Memperoleh informasi tentang fasilitas itu. Jadi, terlihat adanya
pentingnya ruang berkumpul perbedaan prioritas pemenuhan
untuk anak-anak di RW 13 kebutuhan dasar.
Perumnas Condongcatur, C. Elemen-Elemen Ruang
Depok, Sleman, DIY. Ruang atau space berasal dari bahasa
b) Memperoleh informasi tentang latin spatium yang berarti ruangan atau
pentingnya menyediakan luas (extent) dan bahasa yunani topos
fasilitas yang memadai untuk yaitu tempat atau lokasi (chorors)
bermain anak. dimana ruang memilki ekspresi
c) Dalam menyediakan tempat kualitas tiga dimensional. Menurut
berkumpul harus disesuaikan Aris toteles bahwa ruang adalah suatu
dengan usia pengguna sehingga yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh
anak merasa aman dan nyaman. kejelasan fisik, enclosure yang terlihat
2. KAJIAN PUSTAKA sehingga dapat dipahami
A. Permukiman dan Perumahan keberadaannya dengan jelas dan
Menurut UU RI No 1 Tahun 2011 mudah.(http://dedekbaskom.blogspot.co
permukiman adalah Permukiman m).  Elemen adalah unsur dasar.Unsur
adalah bagian dari lingkungan hunian dasar ruang adalah apapun yang
yang terdiri atas lebih dari satu satuan terhimpun dalam sebuah zona yang
perumahan yang mempunyai dpat mengakomodasi aktivitas
prasarana, sarana, utilitas umum, serta manusia.Perancangam ruang harus
mempunyai penunjang kegiatan fungsi mengacu pada jenis aktivitas yang ada
lain di kawasan perkotaan atau di dalamnya. Edward T. Hall (dalam
kawasan perdesaan.Perumahan adalah Surasetja, 2007) tentang hubungan
kumpulan rumah sebagai bagian dari antara manusia dengan ruang,
permukiman, baik perkotaan maupun menyatakan bahwa : “Salah satu
perdesaan, yang dilengkapi dengan perasaan kita yang penting mengenai
prasarana, sarana, dan utilitas umum ruang adalah perasaan teritorial.
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah Perasaan ini memenuhi kebutuhan
yang layak huni. dasar akan identitas diri, kenyamanan
B. Setting Fisik dan rasa aman pada pribadi manusia”.
Setting fisik adalah setting lingkungan Secara umum, ruang dibentuk oleh tiga
dimana manusia itu tinggal, termasuk elemen pembentuk ruang yaitu :
didalamnya seperti: rancangan 1) Bidang lantai (the base
(desain), organisasi, pemaknaan, atau plane).Lantai merupakan unsur yang
lebih spesifikasi menyangkut tentang penting didalam sebuah ruang, bentuk,
ruang-ruang perumahan maupun warna, pola dan teksturnya akan
apartemen.Perilaku manusia dalam menentukan sejauh mana bidang


 
tersebut akan menentukan batas-batas Anak-anak senang bersosialisasi
ruang dan berfungsi sebagai dasar dengan orang lain terutama dengan
dimana secara visual unsur-unsur lain teman sebayanya, dan membentuk
di dalam ruang dapat dilihat. Tekstur suatu kelompok tertentu untuk
dan kepadatan material dibawah kaki bermain. Dalam berkelompok anak
juga akan mempengaruhi cara kita dapat belajar memenuhi aturan-aturan
berjalan di atas permukaannya. kelompok, belajar setia kawan, belajar
2) Bidang dinding (the vertical space tidak tergantung pada diterimanya
devider). Sebagai unsur perancangan dilingkungan, belajar menerima
bidang dinding dapat menyatu dengan tanggung jawab,dan belajar bersaing
bidang lantai atau dibuat sebagai dengan orang lain secara sehat.
bidang yang terpisah. Bidang tersebut 4) Senang merasakan atau
bisa sebagai latar belakang yang netral melakukan/memperagakan sesuatu
untuk unsur-unsur lain di dalam ruang secara langsung
atau sebagai unsur visual yang aktif Ditinjau dari teori perkembangan
didalamnya. Bidang dinding ini dapat kognitif (Piaget, 2002: 44), anak SD
juga transparan seperti halnya sebuah memasuki tahap operasional konkret.
sumber cahaya atau suatu Dari apa yang dipelajari di sekolah,
pemandangan. akan lebih dipahami jika anak
3) Bidang atap (the overhead plane). melaksanakan sendiri, sama halnya
Bidang atap adalah unsur pelindung dengan memberi contoh bagi orang
utama dari suatu bangunan dan dewasa.
berfungsi untuk melindungi bagian 3. METODE KAJIAN
dalam dari pengaruh iklim. Bentuknya A. Survei
ditentukan oleh geometris dan jenis 1) Observasi
material yang digunakan pada Dalam memperoleh data, penyusun
strukturnya serta cara meletakannya secara langsung terjun ke lapangan
dan cara melintasi ruang diatas untuk melakukan pengamatan dan
penyangganya. pengukuran.Subjek pengamatan
D. Anak adalah anak yang berusia kira-kira
Karakteristik anak usia sekolah dasar 6-13 tahun.
(tahap operasional konkret) sebagai 2) Wawancara
berikut :  Disamping mengamati keadaan
(http://krisdaning217.blogspot.com/2012 lapangan, penyusun juga
/04/karakteristik‐anak‐usia‐sekolah‐ melakukan wawancara langsung
dasar.html) dengan anak-anak, orang tua
1) Senang bermain sebagai pendamping sang anak,
Anak cenderung ingin bermain karena maupun pihak-pihak yang terlibat
anak usia SD masih sangat polos, yang di lapangan
mereka tahu menhabiskan waktunya 4. PEMBAHASAN
hanya untuk bermain. A. Deskripsi Obyek Kajian
2) Senang bergerak Perumnas Condongcatur terletak di
Anak usia SD dapat duduk dengan kecamatan Depok, Sleman, Daerah
tenang paling lama sekitar 30 menit. Istimewa Yogyakarta.Sebelum tahun
Pada masa pertumbuhan fisik dan 1946, wilayah Desa Condongcatur
mentalnya anak menjadi hiperaktif, mulanya merupakan wilayah dari 4
cepat berpindah tempat atau bergerak. kelurahan yaitu : Kelurahan Manukan,
3) Anak senang dalam bekerja Kelurahan Gejayan, Kelurahan
kelompok Gorongan, dan Kelurahan Kentungan.
B. Data lapangan


 
Perumnas Condongcatur RW 13 terdiri 4) Lapangan depan SD N Perumnas
dari 8 RT dan setiap RT ± 40 Kepala 5) Pertigaan antara Jl. Mawar 2
keluarga (sumber : Kepala RW 13 dengan Mawar 3 atau 4, Jl. Menur
Perumnas Condongcatur). tipe kasus 6
pada setting ruang berkumpul anak, Secara lebih lengkap, aktivitas, setting
dan diketahui 5 kasus setting ruang ruang dan elemen fisik ruang
berkumpul anak yaitu : berkumpul informal anak di RW 13
1) Lapangan SMP N 2 Depok Perumnas Condong Catur, Depok,
2) Lapangan balai RW 13 Sleman, DIY dapat dilihat pada table
3) Jl. Melati 1 dan Melati 2 sebagai berikut :

Tabel 1.Setting Fisik Ruang Berkumpul Informal Anak di Permukiman (Rw 13 Perumnas
Condong Catur, Depok, Sleman, DIY)
Kasus Deskripsi Ruang Gambar
Lapangan terbuka ini dari perkerasan berada
ditengah SMP yang dikelilingi ruang – ruang
kelas. Di tepi lapangan terdapat pohon.
1
Terdapat 3 lapangan yaitu lapangan basket,
Lapangan
volley, badminton. Setiap sore banyak anak –
SMP N 2
anak putra bermain bola (lapangan basket),
Depok
menggunakan tong sampah sebagai
gawangnya. Sedangkan pagi hari digunakan
untuk KBM.
Bentuk ruang terbuka yang dibatasi oleh
sebelah utara jl Melati 3, sebelah barat jalan
konblok, sebelah timur rumah yang sudah
tidak dihuni dan gereja, sedangkan sebelah
2 selatan balai Rw 13. Terdapat 3 pohon manga
Lapangan yang cukup besar. Tersedia kursi yang terbuat
Balai RW dari kayu dan gazebo yang sudah dikeramik,
13 lantai lapangan terbuat dari perkerasan.
Tempat ini sering digunakanbermain bola,
bersepeda dll. Selain itu juga banyak ibu–ibu
untuk mengasuh anak balita. Terdapat papan
pengumuman di sebelah timur lapangan.
Di sepenjang jalan ini sering di gunakan ibu –
ibu berkumpul untuk mengasuh anak–
anaknya. Sering digunakan anak–anak
3 sebagai jalur bersepeda. Dijalan ini cenderung
Jl Melati sepi pengguna kendaran bermotor.
1 dan Jalan terbuat dari konblok, ± 7m terdapat
Melati 2 polisi tidur, kira-kira jarak setiap polisi tidur
yaitu per ±12m, hal ini untuk mengendalikan
kecepatan pengguna kendaraan.


 
Lapangan berbatasan dengan SD N Perumnas
di sebelah utara, SMP N 2 Depok di sebelah
timur, jl Flamboyan di sebelah barat, dan di
sebelah selatan sudah memasuki RW 17.
4 Belum ada perkerasan sama sekali, lantai dari
Lapangan pasir. Terdapat vegetasi. Setiap sore banyak
Depan pedagang mangkal yang menjajakan
SD N makanannya. Pagi hari lapangan ini
Perumnas cenderung, sedangkan sore hari digunakan
bermain bola, usianya jauh lebih bervariasa
kira – kira usia SD s/d SMA, ada juga
bermain sepeda.
5 Jalan terbuat dari konblok, setiap sore (sekitar
Pertigaan jam 3–menjeleng magrib) banyak anak
antara Jl. bermain, bersepeda, lari–lari. Banyak ibu–ibu
Mawar 2 berkumpul, ngobrol, mengasuh anak dan
dan Jl. mengawasi anak–anaknya bermain. Ada juga
Mawar 3 yg bermain bola plastik. Seperti pd kasus K3,
atau K5(Jl.Menur 6) terdapat polisi tidur per
Mawar 4, ±12m.
Jl. Menur
6
(Sumber : Survei Penulis, 2012)
C. Analisis Data dan Pembahasan
Tabel 2. Aktivitas dan tempat, usia pengguna, dan waktu.
No. Aktivitas dan tempat Usia pengguna Waktu
1. Bermain bola, nonton bola Anak SD-SMP 15.00-17.00 WIB
(Lapangan SMP N 2 Depok)
2. Bermain bola, ngobrol, bersepeda, Balita-SMP 07.00-09.00 WIB
baca pengumuman. dan
(lapangan Balai RW) 15.00-17.00 WIB
3. Mengobrol, bersepeda. Balita-SMP 07.00-09.00 WIB
(Jl. Melati 2 dan Melati 1) dan
15.00-17.00 WIB
4. Bermain bola, bersepeda, duduk- SD-SMA 15.00-menjelang
duduk, jajan di warung. magrib
(Lapangan SD N Perumnas
Condongcatur)
5. Bersepeda, mengobrol, duduk- Balita-SMP 07.00-09.00 WIB
duduk. dan
(Pertigaan Jl. mawar 2 dan mawar 15.00-17.00 WIB
3 atau mawar 4, Jl. Menur 6)
(Sumber : Penulis, 2012)

Dari 5 contoh kasus diatas, setting fisik 1) Perumnas Condongcatur memiliki


ruang berkumpul informal anak di 3 tipe jalan yaitu :
permukiman (RW 13 Perumnas a) Tipe I: jalan yang menghubungkan
Condongcatur, Depok, Sleman, DIY) antar RW. Jalan ini merupakan
adalah sebagai berikut : akses utama antar wilayah,


 
kendaraan dengan kecepatan c) Tipe III: jalan yang ada didalam
tinggi. Lebar jalan Tipe I antara 4- perumnas Condongcatur RW 13,
5m. lebar jalan rata-rata 2,5m. Terdapat
b) Tipe II: jalan penguhung antar banyak polisi tidur kira-kira setiap
wilayah RW 13, lebar jalan antara 12m. Jalan ini jarang dilalui
3-4m. jalan ini sering digunakan kendaraan roda 4. Kecepatan
untuk parkir kendaraan roda 4l. kendaraan bermotor relative
Kecepatan kendaraan relative rendah.
sedang.
2) Adanya interaksi antara aktivitas anak dengan elemen.
Tabel 3. Interaksi antara aktivitas dan elemen fisik
Kasus Aktivitas Elemen Fisik Hubungan Interaksi
Bermain bola, Pohon palem, pohon Bermain bola di lapangan yang terbuat
nonton bola. pinus, lantai berupa dari perkerasan semen, tempat sampah
perkerasan semen, sebagai gawang, pagar sebagai
tempat sampah, pembatas antara lapangan dengan
1 pagar taman, bola taman. Pagar juga digunakan untuk
plastik. sandaran/tempatduduk saat menonton
bola. Pohon sebagai peneduh.
Menggunakan bola plastik sebagai alat
untuk bermain bola.
Bermain bola, Pohon manga, Gazebo dan kursi kayu digunakan
ngobrol, gazebo, lantai sebagai tempat berkumpul anak untuk
bersepeda, gazebo keramik mengobrol, ataupun tempat berkumpul
baca warna putih, atap orang tua untuk mengawasi anak-anak
pengumuman. genteng, perkerasan pada saat bermain. Pohon mangga
2 berupa semen, jalan yang dikelilingi kursi kayu
berupa konblok, dibawahnya menjadikan tempat ini
tempat duduk kayu, sangat teduh. Ada perbedaan material
papan pengumuman antara lapangan dan jalan, hal ini
meggunakan kaca, menunjukkan bahwa ruang bermain
sepeda dapat diidentifikasi.
Mengobrol, Pohon, bunga, pagar Anak-anak lebih senang bermain
bersepeda. rumah, jalan berupa disini karena dekat K2 (lapangan Balai
konblok, polisi tidur, RW), jalan termasuk pada tipe jalan
sepeda. III dimana jarang dilalui kendaraan.
3 Polisi tidur yang cukup banyak
sebagai salah satu pengendali/tanda
banyak anak. Pohon dan bunga
sebagai penghijauan menjadikan
tempat ini semakin sejuk.
Bermain bola, Pohon, lantai berupa K4 merupakan tempat berkumpul
bersepeda, tanah dan rumput, paling ramai karena tempatnya paling
duduk-duduk, dinding sekolahan, luas dan banyak pohon besar sehingga
jajan di warung jajan, dapat dijadikan sebagai tempat
4 warung. gawang berupa besi, peneduh saat break bermain. Lantai
bola, tempat duduk yang masih terbuat dari tanah
dari perkerasan mengakibat udara menjadi kotor.
semen, sepeda Anak-anak yang bersepeda biasanya
berputar mengelilingi lapangan.


 
Terdapat beberapa warung dipinggir
lapangan, warung yang paling disukai
anak-anak adalah warung minuman
dan makanan ringan.
Bersepeda, Pohon, bunga, pagar, Hampir sama dengan K3 (Jalan Melati
mengobrol, rumah, jalan berupa 1 dan Jalan Melati 2), jalan termasuk
duduk-duduk konblok dan pada tipe jalan III dimana jarang
perkerasan semen, dilalui kendaraan. Disini merupakan
5
pos ronda dengan pertemuan dari jalan-jalan lain. Anak-
lantai perkerasan anak biasanya duduk di atas pagar
semen, atap asbes, yang pendek sambil mengobrol.
sepeda.
(Sumber : Penulis, 2012)
3) setting fisik ruang berkumpul 2) Aktivitas informal yang paling
informal anak di RW 13 Perumnas banyak dilakukan anak – anak yaitu
Condongcatur yang paling digemari bermain bola, bersepeda maupun
adalah lapangan depan SD N mengobrol. Anak Laki-laki lebih
Perumnas, karena tempatnya paling dominan bermain bola dan bersepeda
luas, usia maupun jumlah pengguna sedangkan perempuan bersepeda dan
lebih bervariasi dan banyak. Lapangan mengobrol/berkumpul. Anak dengan
balai RW 13 yang jauh dari jalan usia kira-kira 6-8 tahun masih
utama akan lebih aman untuk anak- memerlukan pengawasan dari orang
anak usia sampai 9 tahun. Di gang- tua. Berbeda dengan anak usia kira-
gang/pertigaan jalan yang jarang kira 9-13 tahun sudah dilepaskan
dilalui kendaran dengan kecepatan bermain dengan jarak jauh, karena
tinggi. Aktivitas anak yang paling mereka dianggap mampu menjaga diri
banyak dilakukan adalah bermain bola, sendiri. Waktu kegiatan yang paling
bersepeda dan ngobrol. Bermain bola sering dilakukan berlangsung kira-kira
untuk anak laki-laki, bersepeda untuk dari pukul 15.00 hingga 17.00 WIB,
anak laki-laki dan perempuan, ngobrol kecuali pada saat hari libur juga terjadi
untuk anak laki-laki dan aktivitas berkumpul/bermain pada pagi
perempumpuan. Usia pengguna pada hari kira-kira pukul 07.00 hingga 09.00
ruang berkumpul rata-rata usia SD- WIB.
SMP. Waktu kegiatan yang paling 3) Elemen fisik ruang yang
sering dilakukan berlangsung rata- mendukung/mempengaruhi aktivitas
ratapukul 15.00 hingga 17.00 WIB. anak adalah elemen fix yaitu lantai
Sedangkan elemen fisik yang paling sebagai elemen dasar yang dapat
banyak digunakan yaitu kursi atau memberi kenyamanan saat beraktivitas
pagar rumah yang digunakan sebagai adalah perkerasan semen, konblok,
tempat duduk, pohon/gazebo/pos ronda aspal, rumput dan keramik, sedangkan
sebagai tempat peneduh. Lantai yang lantai yang terbuat dari tanah dapat
terbuat dari perkerasan semen dan menyebabkan polusi sehingga dapat
konblok. mengganggu kesehatan. Dinding
5. PENUTUP berfungsi sebagai pembatas antar
A. Kesimpulan ruang, selain itu juga dapat berfungsi
1) Setting tempat berkumpul informal sebagai peneduh (pohon), tempat
di Perumnas Condongcatur yaitu istirahat atau tempat duduk(pagar
lapangan, pertigaan jalan, dan rumah yang pendek, kursi kayu atau
gang/jalan. yang terbuat dari perkerasan semen).


 
Atap juga berfungsi sebagai peneduh http://peneliti.budiluhur.ac.id/wp-
yaitu warung(genteng), pos content/uploads/2007/06/srikurniasih-
ronda(asbes) dan gazebo(genteng). sna2007.pdf.
Elemen semi fix yaitu pot bunga dan Laurens, Joyce Marcella. (2004).
tempat sampah yang berfungsi sebagai Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta:
gawang saat bermain bola. Elemen non Penerbit PT. Grasindo.
fix yaitu bola plastik dan sepeda. Masiming, Zulfitriah. (2009).
B. Saran Pengaruh Setting Ruang Bermain
Di kota – kota besar seperti Terhadap Perkembangan Kreativitas Pada
Yogyakarta jumlah penduduk sudah Anak Usia Dini.Jurnal Smartek vol 7. 3.
sangat padat, hal ini juga diikuti oleh 184-196.
banyaknya bangunan sehingga Santrock, John W. (2002). Life-
mempersempit tempat berkumpul Span Development : Perkembangan Masa
informal terutama untuk anak – anak. Hidup, Edisi 5, Jilid 1. Jakarta : Penerbit
Oleh karena itu, penyusun Erlangga.
menyarankan hal-hal sebagai berikut : Sativa.(2005). Study Tipologi
1) Dalam merencanakan Ruang Berkumpul Di Kampung
(permukiman) perlu menyediakan Karangkajen Yogyakarta. Inersia Vol 1. 2.
fasilitas bermain untuk anak-anak yang 49-57.
aman dan nyaman. Setyowati, Suryaning. (2012).
2) Tidak menggunakan tempat umum Peran Ruang terbuka Sebagai Ruang
seperti jalan dan lapangan untuk Sosialisasi Anak Dalam membentuk
kepentingan pribadi misalnya tempat Karakter bangsa.Publikasi ilmiah. D03.
untuk parkir kendaraan. 242-247.
3) Untuk penelitian selanjutnya perlu Surasetja, Drs. R. Irawan (2007).
dikaji ulang supaya hasilnya lebih Bahan Ajar : Pengantar Arsitektur
maksimal. (Fungsi, Ruang, Bentuk dan Ekspresi
Dalam Arsitektur). Diambil pada tanggal
DAFTAR PUSTAKA 30 Januari 2013 jam 12.38 WIB dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._P
Frick, Heinz dan Suskiyatno, END._TEKNIK_ARSITEKTUR/1960020
FX.Bambang.(1998). Dasar-dasar eko 51987031-
arsitektur.Yogyakarta : Penerbit Kanisius, R._IRAWAN_SURASETJA/Hand_Out/F
Soegijapranata University Press. UNGSI_RUANG_BENTUK_DAN_EKSP
Hadinugroho, Ir. Dwi Lindarto. RESI.pdf
(2002). Pengaruh Lingkungan Fisik pada (2012). Condongcatur, Depok,
perilaku : Suatu Tinjauan Arsitektural. Sleman. Diambil pada tanggal 9 November
Diambil pada tanggal 11 September 2012 2012 jam 00.29 WIB dari
jam 09.46 WIB dari :http://id.wikipedia.org/wiki/Condongcatur
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 ,_Depok,_Sleman.
6789/1306/1/arsitektur-dwi2.pdf. (2012). Ilmu Pengetahuan Sosial.
Hidjaz, taufan.(2004). Diambil pada tanggal 10 juni 2012 jam
Terbentuknya Citra Dalam Konteks 20.40 Wib dari http://ips-
Suasana Ruang.Dimensi Interior Vol. 2. 1. mrwindu.blogspot.com/2011/10/pengertia
51-65. n-sosialisasi-media.html
Kurniasih, Sri. (2007). Usaha (2012). Kecamatan Depok.
Perbaikan Pemukiman Kumuh Di Diambil pada tanggal 15 November 2012
Petukangan Utara-Jakarta Selatan. Diambil jam 01.25 WIB dari
pada tanggal 13 September 2012 jam http://kecamatan.slemankab.go.id/depok/.
04.44 WIB dari

10 
 
(2012). Pengantar Psikologi Permukiman. Diambil pada tanggal 13
Lingkungan.Diambil pada tanggal 6 September 2012 jam 04.55 WIB dari
Desember 2012 jam 14.43 WIB dari http://www.hukumonline.com/pusatdata/d
http://psikelompokintannurdiana.wordpres ownload/lt4d50fb676ba0c/parent/lt4d50fb
s.com/2011/02/15/pengantar-psikologi- 4b171ba.
lingkungan/. (2013). Karakteristik Anak Usia
(2012). Pengertian Ruang. Diambil Sekolah dasar. Diambil pada tanggal 11
pada tanggal 18 September 2012 jam Februari 2013 jam 09.00 WIB dari
02.22 WIB dari http://krisdaning217.blogspot.com/2012/0
http://dedekbaskom.blogspot.com/2010/06 4/karakteristik-anak-usia-sekolah-
/ruang.html. dasar.html 
(2012). UU RI Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Perumahan dan Kawasan

11 
 

Anda mungkin juga menyukai