Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang
biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Pengetahuan
tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan
ilmu yang paling dasar bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi khususnya para
wanita. Dalam makalah ini akan membahas hal tentang Anatomi dan Fisiologi
Sistem Reproduksi Wanita.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual
dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut
masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh saat mencapai menopause dan
andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung
setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal
ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam
Tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung
jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat genetalia luar pada wanita?
2. Apa saja alat genetalia dalam pada wanita?
3. Bagaimana anatomi pada payudara wanita?
4. Apa saja kelainan alat reproduksi wanita?
5. Bagaimana fisiologi alat reproduksi wanita?
6. Bagaimana hubungan ovarium dan gonadotropin hormone?
7. Bagaimana terjadinya kehamilan dan laktasi pada wanita?
8. Apa saja faktor hormone dalam reproduksi wanita?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja alat genetalia luar pada wanita
2. Untuk mengetahui apa saja alat genetalia dalam pada wanita
3. Untuk mengetahui bagaimana anatomi pada payudara wanita
4. Untuk mengatahui apa saja kelainan alat reproduksi wanita
5. Untuk mengatahui bagaimana fisiologi alat reproduksi wanita
6. Untuk mengatahui bagaimana hubungan ovarium dan gonadotropin
hormone
7. Untuk mengatahui bagaimana terjadinya kehamilan dan laktasi pada
wanita
8. Untuk mengatahui apa saja faktor hormone dalam reproduksi wanita
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Teori

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan


masuk spermake dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin
dalam dari organisme penyebab infeksi.Saluran kelamin wanita memiliki
lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme
penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.
mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
(evelyn pearce, 2002).

Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genetalia eksterna dan


organ genetalia interna. Organ genatalia eksterna dan vagina adalah bagian
untuk sanggama, sedangkan organ genetalia interna untuk ovulasi,tempat
pembuahan sel telur,translasi blastokis,implantasi, dan tumbuh kembang janin.
Endometrium adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim. Permukaannya
terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan kelenjar sekresi mukosa
rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam stroma selular. Kelenjar dan stroma
mengalami perubahan yang siklik, bergantian antara pengelupasan dan
pertumbuhan baru setiap sekitar 28 hari. Dalam terjadi kehamilan harus ada
spermatozoa, ovum,pembuahan ovum(kontasepsi), dan nidasi (implantasi)
hasil konsepsi. Setiap spermatozoaterdiri atas tiga bagianyaitu kaput(kepala)
yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan
bagian yang silindrik(leher) yang menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan
getaran spermatozoa dapat bergerak cepat. (Sarwono Prawirohardjo, 2012)

B. Sistem Reproduksi Pada Wanita

Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi luar dan organ
reproduksi dalam.
1. Organ kelamin luar (Internal)

a. Mons Pubis/ Mons Veneris


1) Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak
yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis.
2) Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut.
3) Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita
akan berkurang dan rambut pubis akan menipis.
b. Labia Mayora
1) Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong
dan menonjol yang berasal dari mons veneris dan berjalan
kebawah dan ke belakang yang mengelilingi labia minora.
2) Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai
kulit biasa dan ditumbuhi rambut, dan bagian dalam
menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak
kelenjar sebacea.
3) Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan
batas depan dari perinium disebut Commisura posterior/ frenulum.
4) Homolog dengan skrotum pada laki laki.
c. Labia Minora
1) Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan
berwarna kemerahan yang terlihat jika labia mayora dibuka.
2) Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian
atas disebut - preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut
frenulum klitori
3) Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora
memanjang mendekati garis tengah dan menyatu dengan
fuorchette.
d. Clitoris/ Klentit
1) Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang
terletak diujung superior vulva.
2) Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan pembuluh
pembuluh darah.
3) Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat
klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi
tekanan. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan keregangan seksual.
4) Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada
badannya.
5) Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang pada saat tidak terangsang dan
akan membesar jjika secara seksual terangsang.
6) Klitoris analog dengan penis pada laki-laki.
e. Vestibulum
1) Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua
labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.
2) Vestibulum merupakan muara-muara dari 6 buah lubang
yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di
samping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan 2 muara
kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.

f. Kelenjar Bartholini dan Skene


1) Kelenjar yang penting di daerah vulva karenan
dapat mengeluarkan lendir.
2) Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
g. Ostium Uretra

1) Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun


dimasukkan ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu dengan
vulva.
2) Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.

h. Ostium Vagina

Lubang vagina sangat bervariasi


bentuk dan ukurannya. Pada
gadis, kebanyakan vagina tertutup sama
sekali oleh labia minora dan jika dibuka,
terlihat hampir seluruhnya tertutu oleh
himen.

i. Hymen (Selaput dara)

1) Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar


introitus vagina.
2) Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan
sabit atau sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar. Namun
kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis),
bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada
tipe himen fimbriata, pada gadis
sulit membedakannya dengan hymenyang sudah mengalami penetr
asi saat koitus.
j. Perineum

Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus vagina


dan anus.

2. Organ reproduksi dalam (eksternal)

Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran


reproduksi (saluran kelamin).

a. Ovarium

Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval


dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di
daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum
setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke
saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel
telur) serta hormon estrogen dan progesteron.

Masing-masing ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung


yang keras dan mengandung banyak flikel. Folikel terdiri atas satu sel
telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel, yang
memberikan makanan dan melindungi sel telur yang sedang
berkembang. Keseluruhan dari 400.000 folikel yang dimiliki oleh
seorang perempuan sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari
jumlah tersebut, hanya beberapa ratus folikel yang akan membebaskan
sel telur selama tahun-tahun reproduksi seorang perempuan. Mulai
pada masa pubertas dan berlangsung sampai menopouse, umumnya
sebuah folikel matang dan membebaskan sel telurnya setiap satu
siklus menstruasi. Sel-sel folikel juga menghasilkan hormon seks
utama perempuan yaitu estrogen. Sel telur itu didorong dari folikel
dalam proses ovulasi. Jaringan folikel sisanya akan tumbuh di dalam
ovarium untuk membentuk massa padat yang disebut korpus luteum.
Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan progesteron.
Jika sel telur tidak dibuahi, maka korpus luteum akan lisis.

b. Saluran reproduksi

Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus


dan vagina.
c. Oviduk

Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di


kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian
pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada
infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi
menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang
ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk
berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.

d. Uterus

Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga


pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan
bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Serviks
(leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif,
lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut.
Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi
licin.

Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir


dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung
kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks
merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina.
Korpus biasanya bengkok ke arah depan.

Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari


panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa
melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding
ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan
vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma
masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya
merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di
dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama
kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses
persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.

Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir


ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum
terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah
sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan
(fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di
serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan
masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan
seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa
menyebabkan kehamilan.

Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot


apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan
jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan
endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-
sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan
banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan
menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan
meluruh pada saat menstruasi.

e. Vagina

Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi


bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina
memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa
selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian
terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran
mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual.
Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan
jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan
uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula
setelah janin dikeluarkan.

C. Anatomi payudara

anatomi payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah


kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang
beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara
a. Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus
yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI disalurkan dari
alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
b. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,
akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
c. Papilla atau puting
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu

D. Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita


1. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu


amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak
terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan
seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6
bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

2. Kanker genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan
ovarium.
3. Kanker vagina

Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan


terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya
antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

4. Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di


seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat
uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe
panggul.

5. Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa
berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami
pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan
pembedahan dan kemoterapi.

6. Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat


di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar
uterus, misalnya di paru-paru.

Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan


nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.

7. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal.
Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat
hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

8. Keputihan (Fluor Albus)

Penyakit yang dialami perempuan ini disebabkan oleh berbagai


parasit, antara lain jamur Candida albicans, Protozoa dari jenis Trichomonas
vaginalis, bakteri, dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang
mengandung gula dan hangat. Jamur ini sering ditemukan pada perempuan
hamil dan penderita diabetes melitus (kencing manis).

9. AIDS

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immttne Deficiency


Syndrome (sindrom hilangnya kekebalan karena bentukan). Penyakit ini
disebabkan oleh virus HIV (Human Immtmodeficiency Virus). Sampai
sekarang, penyakit mematikan ini belum ada obatnya. Orang yang terinfeksi
virus HIV tidak langsung menderita AIDS. Penyakit ini baru terlihat setelah
enam bulan sampai lima tahun, bergantung pada ketahanan tubuh seseorang.
Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih yang merupakan bagian dari
sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, jika terinfeksi kuman tertentu yang bagi
orang biasa tidak membahayakan. penderita AIDS dapat meninggal.

10. Kista

Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang


dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya.
Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista
pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium,
gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.

11. Myom
Myom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak.
Istilah mudahnya, daging tumbuh di rahim.
Gejala-gejala myom:

a. Nyeri perut atau pinggul.


b. Perut terasa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Gejala anemia karena kehilangan darah haid.
e. Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.
f. Tekanan pada panggul.
g. Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dan pendarahan
tidak normal (lebih banyak atau lebih lama).

Gejala tersebut dapat dirasakan apabila kondisi myom sudah


membesar.

E. Fisiologi Alat Reproduksi Wanita


1. Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam


ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel
indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23
pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara
mitosis membentuk oosit primer.

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam


kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan.
Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah
secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak
dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang
mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat
(dorman).

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya


mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak
perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan
oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.

Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami


perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis
tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan
dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit
yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel
yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).

Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis


kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung
diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi
ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami
degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada
oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit
sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel
kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar
pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada
tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari
oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel


telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi
ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit.
Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer
menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul
pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I
pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder.
Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi
folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi
folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel,
folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi,
korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

2. Menstruasi (Haid)

Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari


uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum
tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan
ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang
berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil
kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang
mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi,


patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi.
Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode
atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung
sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi
empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-
ovulasi.
a. Fase menstruasi

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma,


sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal
(endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium
sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan
pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan
terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya
berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-
rata sekitar 50mL.

b. Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus
mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis
untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer.
Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga
folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di
dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon
estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali
(proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium.
Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga
mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa.
Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada
serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

c. Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14


terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama
fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis.
Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH
merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat
inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari
folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi
pada hari ke-14.

d. Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh


oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah
menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen
(namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan
hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja
estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium.
Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan
pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi
progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan
penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau
kehamilan.

Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari


ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki
kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga
konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini,
hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH,
sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase
menstruasi berikutnya.

3. Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang


mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera
setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat
memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-
lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut
korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah
korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di
sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit
sekunder.

Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun


oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu,
sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.

4. Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus.
Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali.
Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya,
dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.

Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini


disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel
(blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.

a. Sel-sel bagian luar blastosit

Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang


akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas
membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi
sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik
yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium.
Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara
aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut.
Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah
(berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai
membran kehamilan.

Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk


membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi
penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya
lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis
dari luar, termasuk kekeringan.

1) Sakus vitelinus

Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk


kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm
(lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat
pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama
embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk
korion.

2) Korion

Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi


embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam
endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang
berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di
dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium
uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi
bagi embrio.

3) Amnion

Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi


embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan
amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi
untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga
melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan
dari luar.

4) Alantois

Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari).


Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada
endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah
yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan
mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea
untuk dibuang oleh ibu.

b. Sel-sel bagian dalam blastosit


Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal
embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar
yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam
(endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga
membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan
tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis)
pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.

Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung.


Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah,
ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-
organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan
pernapasan.

Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum


kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan
tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.

5. Laktasi

Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu


dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu
(payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan
adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan
saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.

Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang


oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari
hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah
besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga
sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara
bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga
bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk
perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus
dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu.
Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu
meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar
hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu
ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi
sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat
laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.

6. Menopause

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi


yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah
saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya
yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut
sebagai perubahan kehidupan. Sekitar 80 persen wanita mulai melompat-
lompat menstruasinya.

F. Hubungan Ovarium dan Gonadotropin Hormon

Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan


kanan uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah
ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi. Ovarium mempunyai tiga fungsi yaitu, memproduksi ovum,
memproduksi hormone estrogen dan memproduksi progesterone.

Gonadotropin merupakan hormon yang diproduksi oleh aktivitas sel


pada ovari dan testis. Gonadotropin sangat berperan dalam kesuburan. Hal
yang terpenting adalah Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH), yang keduanya disekresikan oleh kelenjar pituitari. Jenis
gonadotropin yang lain adalah hormon hCG(human Chorionic Gonadotrophin)
yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Beberapa gonadotropin
digunakan untuk penyembuhan terhadap kemandulan.
1. Efek Hormon Ovarium

Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami.


Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai
jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Contoh efek hormon pada tubuh manusia:

a. Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah


tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara
membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin
pada pria).
b. Perubahan Psikologis yaitu perilaku feminin dan maskulin, sensivitas,
mood/suasana hati.
c. Perubahan Sistem Reproduksi pematangan organ reproduksi, produksi
organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).

Pada wanita terdapat releasing factor (RF) yang dikeluarkan dari


hipotalamus ke hipofisis yang merangsang pengeluaran. Follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), keduanya dikeluarkan dari
hipofisis anterior.

1) Hormone estrogen

Disekresi oleh sel-sel trache intravolikel ovarium, korpus


latum dan plasenta, sebagian kecil oleh korteks adrenal. Estrogen
mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan tuba
uterine dan jumlah otot uterus dan kadar protein kontraktil uterus.
Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi
FSH, dalam beberapa keadaan menghambat sekeresi LH dan pada
keadaan lain meningkatkan LH. Efek dari hormone estrogen adalah:

a) Mempertahankan fungsi otak.


b) Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan
mood.
c) Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas
sel jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
d) Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh
wanita yang feminin.
e) Produksi sel pigmen kulit.
f) Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit,
mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga
kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan
air
2) Hormone progesterone

Hormone ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, yang


bertanggungjawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik
dalam serviks dan vagina. Efek hormone progesteron adalah:

a) Mengatur siklus haid.


b) Mengembangkan jaringan payudara.
c) Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
d) Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker
endometrium.
e) Keseimbangan elektolit
f) Peningkatan sekresi air dan natrium.
3) FSH (follicle stimulating hormone)

Hormone ini mulai ditemukan pada gadis berumur 11 tahun


dan jumlahnya terus-menerus bertambah hingga dewasa. FSH ini
dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofise. Pambentukan FSH ini
akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah
yang cukup, suatu keadaan yang terjadi pada kehamilan.

FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan kematangan


folikel atau sel telurdalam ovarium dan juga berpengaruh pada
peningkatan hormon estrogen pada wanita.
4) LH (luteinizing hormone)

LH bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi


estrogen dari folikel de graff. LH juga menyebabkan penimbunan
substansi dari progesterone dalam sel granulosa. Bila estrogen
dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan
pengurangan produksi FSH sedangkan produksi Lh bertambah hingga
tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH dapat merangsang
terjadinya ovulasi.

5) Prolaktin (luteotropin, LTH)

Hormone ini ditemukan pada wanita yang mengalami


menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, masa laktasi dan
menopause dibentuk oleh sel alfa (asidofil) dari lobus anterior kelenjar
hipofise.

Hormon ini berfungsi untuk memulai dan mempertahankan


produksi progesterone dari corpus luteum dan memproduksi ASI.

6) Hormon Gonadotropik (Hormon perangsang folikel yang berasal dari


FSH)

Hormon ini merangsang perkembangan folikel de graaf di


dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di dalam testis.

2. Sekresi Hormon Ovarium

Perubahan yang terjadi selama pubertas, baik pemunculan karakter


seks primer maupun sekunder, semuanya diregulasi neurohormon. Ada
banyak hormon yang mengatur hal tersebut, dan cara kerjanya saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Secara garis besar terdapat tiga hirarki hormonal yang berperan saat
pubertas pada wanita yaitu:
a. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh
hipotalamus.
b. Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
yang dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH.
c. Estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons
atas FSH dan LH.
1) Gonadotopin-releasing hormone (GnRH)

GnRH adalah hormon peptida yang dihasilkan oleh


hipotalamus, yang menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis
anterior. Di hipotalamus sendiri pengeluaran GnRH diatur oleh nukleus
arkuata. Neuron pada nukleus arkuata memiliki kemampuan untuk
memproduksi dan melepas gelombang GnRH ke hipofisis.

2) Gonadotropin

Gonadotropin pada wanita meliputi Follicle-stimulating


hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH). Baik FSH dan LH
disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior pada usia antara 9-12
tahun. Efek dari sekresi hormon tersebut adalah siklus menstruasi yang
terjadi pada usia sekitar 11-15 tahun. Periode ini dikatakan pubertas
sedangkan siklus menstruasi pertama disebut menarche.
FSH dan LH bekerja menstimulasi ovarium dengan berikatan pada
reseptor FSH dan reseptor LH. Reseptor yang teraktivasi akan
meningkatkan laju sekresi sel, pertumbuhan, dan proliferasi sel.

3) Follicle-stimulating hormone (FSH)

FSH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein,


diproduksi di sel gonadotrop hipofisis, distimulasi oleh hormon aktivin
dan dihambat oleh hormon inhibin. FSH berfungsi dalam pertumbuhan,
perkembangan, maturasi saat pubertas, dan reproduksi.
Pada wanita, FSH menstimulasi maturasi sel-sel germinal,
menstimulasi pertumbuhan folikel terutama pada sel-sel granulosa dan
mencegah atresia folikel. Pada akhir fase folikular kerja FSH dihambat
oleh inhibin dan pada akhir fase luteal aktivitas FSH kembali
meningkat untuk mempersiapkan siklus ovulasi berikutnya, demikian
seterusnya.

Kerja FSH juga dihambat oleh estradiol (estrogen) yang


dihasilkan oleh folikel matang sehingga menyebabkan folikel tersebut
dapat mengalami ovulasi sedangkan folikel lainnya mengalami atresia.

4) Luteinizing hormone (LH)

LH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein


heterodimer, diproduksi di sel gonadotrop hipofisis dan kerjanya tidak
dipengaruhi oleh aktivitas aktivin, inhibin, dan hormon seks.

Pada saat FSH menstimulasi pertumbuhan folikel, khususnya sel


granulosa, maka pengeluaran estrogen akan memicu munculnya
reseptor untuk LH. LH akan berikatan pada reseptornya tersebut dan
estrogen akan mengirim umpan balik positif untuk mengeluarkan lebih
banyak lagi LH. Dengan semakin banyaknya LH, maka akan memicu
ovulasi (pengeluaran ovum) dari folikel sekaligus mengarahkan
pembentukan korpus luteum. Korpus luteum yang terbentuk akan
menghasilkan progesteron yang berguna pada saat implantasi.

G. Kehamilan dan Laktasi


1. Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin


lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Saifudin, 2006).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,
2008).

Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan


(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya
sang bayi (Monika, 2009).

Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari


perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9
(Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007. p. 89).

Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan


sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada
suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadiankejadian itu ialah
pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),
penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini
berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai
(Bobak, 2005, p. 74).

Gravida dan Para

1. Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil.


2. Primigravida adalah seorang ibu yang sedang hamil untuk pertama kali.
3. Multigravida adalah seorang ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5 kali.
4. Nulipara adalah seorang ibu yang belum pernah melahirkan bayi untuk
pertama kali.
5. Para adalah seorang ibu yang melahirkan bayi dan mampu hidup di luar
kandungan.
6. Primipara adalah seorang ibu yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kali.
7. Multipara (pleura) adalah seorang ibu yang pernah melahirkan bayi
beberapa kali (Prawirohardjo, 2008, p.180).

Berikut ini adalah hormon-hormon yang diproduksi selama kehamilan,


berikut fungsi dan dampak yang dihasilkannya :

a. BHCG (Beta Human Corionic Gonadotropin)

Hormon yang terbentuk pada awal kehamilan ini diproduksi oleh sel-
sel kehamilan sebelum terbentuknya plasenta. Produksi hormon ini biasanya
tinggi pada awal-awal kehamilan.

Fungsi :

1) Menjadi indikator untuk dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui air seni.
Itulah mengapa, pada awal kehamilan, kebanyakan alat tes kehamilan akan
mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine. Dengan
demikian, alat tes kehamilan akan mengindikasikan terjadinya kehamilan
atau kebanyakan orang menyatakan bahwa hasil tesnya positif.

2) Mempertahankan kehamilan sehingga janin bisa menempel dalam rahim


ibu. Dengan berkembangnya kehamilan dan mulai terbentuknya plasenta,
terutama pada usia kehamilan 14-16 minggu, plasenta mulai mengambil
alih fungsi BHCG dengan menghasilkan hormon progesteron.

Dampak :

a) Kadar BHCG yang tinggi dalam darah menyebakan mual muntah


(morning sickness).

b) Kadar BHCG yang kurang pada masa awal kehamilan dapat


membahayakan janin. Biasanya akan menyebabkan terjadinya vlek-vlek,
bahkan bisa menyebabkan keguguran.
b. Progesteron

Kadar hormon progesteron pada tubuh ibu akan semakin tinggi seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan.

Fungsi :

1) Sama dengan BHCG, yakni mempertahankan kehamilan layaknya


penguat.

2) Menyebabkan rahim tidak berkontraksi sehingga tidak terasa kencang.


Namun, seiring dengan semakin meningkatnya hormon progesteron,
hormon prostaglandin yang merangsang kontraksi pada persalinan juga
mengalami peningkatan.

3) Menyiapkan payudara untuk menyusui setelah persalinan kelak.

Dampak :

a) Kadar hormon progesteron yang kurang pada trimester awal dan kedua
dapat menimbulkan keluhan pecahnya ketuban atau terjadinya kontraksi
sebelum waktunya bersalin. Akibatnya, dapat menyebabkan terjadinya
kelahiran prematur.

b) Dapat mengembangkan pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan


darah. Itulah mengapa, ibu sering pusing saat hamil.

c) Menyebabkan otot-otot menjadi lemas, terutama otot saluran pencernaan


ibu, yang mengakibatkan timbul keluhan, seperti : mual muntah, perasaan
begah, dan susah buang air besar.

d) Mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh,


meningkatkan pernapasan, mual dan menurunnya gairah berhubungan
intim selama hamil.
c. Estrogen

Hormon ini dihasilkan oleh ovarium.

Fungsi :

1) Mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim.

2) Menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan histologi pada vagina.

3) Mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu


menyusui.

4) Mengontrol pelepasan LH dan FSH.

5) Menjadikan otot-otot uterus sensitif, mengendorkan serviks, vagina, vulva.

6) Menimbulkan kontraksi pada rahim.

7) Memperkuat dinding rahim demi mengatasi kontraksi saat persalinan.

8) Melembutkan jaringan tubuh agar jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi
lentur sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat.

9) Berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ


reproduksi, dan payudara.

Dampak :

a) Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga mengakibatkan


terjadinya penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan.

b) Dengan peningkatan hormon ini, ibu hamil sering merasa sakit punggung,
dapat juga menyebabkan varises.

d. HPL (Human Placental Lactogen)

Hormon yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan hormon


protein.
Fungsi :

1) Merangsang pertumbuhan janin.

2) Menyebabkan perubahan dalam metabolisme tubuh.

3) Berperan penting dalam produksi ASI.

Dampak :

a) Memberikan perubahan terhadap payudara berupa pembesaran pada


payudara serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.

b) Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi


dengan baik.

e. Prostaglandin

Produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Dihasilkan oleh


rahim.

Fungsi :

1) Meningkatkan kontraksi uterus.

Dampak :

a) Berkurangnya hormon prostaglandin dapat menyebabkan kehamilan lewat


waktu.

f. MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Fungsi :

1. Merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit.

Dampak :

1) Menggelapkan warna puting susu dan daearah di sekitarnya.


2) Pigmentasi kecokelatan pada wajah, bagian perut, dan garis dari pusar ke
simpisis (linea nigra).

2. Laktasi

Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI


yang membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian
bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.

Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin


membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke
reservoir susu yang berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi.
Pengaruh hormonal bekerja melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh
wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem
payudara.

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari
kehamilan bulan 7-8 memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya
menyusui bayi. Dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu
khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik dan
puting tidak akan lecet sewaktu dihisap bayi.

Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah


Sebagai berikut : Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita
memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem
payudara:

a. Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat


progesterone dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran.
b. Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat
estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan
selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari
KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah
produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone
(LH)

c. Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.


Prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari.
Hormon ini memiliki peran penting untuk memproduksi ASI, dan
meningkat selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada
ahir proses persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesteron
berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan
diaktifkanya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan menghambat ovulasi.
Kadar paling tinggi adalah ada malam hari dan penghentian pertama
pemberian air susu dilakukan pada malam hari.

d. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan


dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan,
oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu
let-down / milk ejection reflex.

e. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan,


plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan
payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan
keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa
juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

H. Faktor Hormone dalam Reproduksi Wanita

Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan


perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah
satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus
menstruasi.

1. Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen


tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita
yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

2. Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone


mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester
awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus


diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan
menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang


diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan
menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan
dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofobslas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah
atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan
(tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
6. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /
meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga
diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi
laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /
pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH
hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat
terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan
haid berupa amenorhea.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
Organ-organ eksternal, berfungsi kopulasi, terdiri dari: Vulva, mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, vestibulum, introitus/orificium vagina,
vagina, prineum. Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum,
transpoertasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan kelahiran terdiri
dari: Uterus, servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga
uterus. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum (sel telur) yang terjadi
didalam ovarium. Hasil dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.
Ovarium adalah organ reproduksi wanita dan gonadotropin hormone
berperan penting bagi alat reproduksi wanita ini.
Kehamilan adalah masa di mana
seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Laktasi (lactation) adalah periode setelah kelahiran anak ketika susu
diproduksi oleh payudara ibu akibat pengaruh hormone.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut
terjadi karena penulis masih dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan
untuk kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian untuk dapat membimbing dan
membantu pembelajaran lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai