Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanda Indira

NIM : 163221005
Kelas : PBI 6A
Islam dan Budaya Jawa

Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau individu.
Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Dalam menjalankan
aktivitas manusia perlu berkomunikasi dengan orang lain, salah satunya dengan menggunakan
bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga
menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya. Selain itu, fungsi bahasa
juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan
bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.

Indonesia memiliki banyak bahasa daerah yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, dan disetiap pulau tentunya
memiliki budaya dan bahasa masing-masing. Salah satunya yaitu Bahasa Jawa. Bahasa Jawa
adalah bahasa daerah yang digunakan oleh suku Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa
Timur. Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang bukan hanya mengajarkan bagaimana
berbahasa dengan menggunakan Bahasa Jawa yang benar, namun juga mengajarkan bagaimana
berperilaku yang benar. Penggunaan Bahasa Jawa selalu memperhatikan strata sosial yang dapat
membentuk karakter penggunanya. Orang jawa selalu tercirikan bicaranya yang sopan serta
perilakunya yang santun.

Adanya tingkatan sosial di masyarakat yang dapat dilihat dari segi kebangsawanan dan dari
segi kedudukan sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomian
yang dimiliki yang dapat mempengaruhi tutur kata yang akan diucapkan. Dalam Bahasa Jawa
terdapat 4 tingkatan bahasa, yaitu Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Lugu, dan Krama Inggil.

Bahasa ngoko digunakan untuk seseorang dengan derajat atau tingkatan dibawah kita
seperti adek, atau seseorang yang lebih muda dari kita sedangkan Krama digunakan untuk
berbicara dengan orang yang lebih tua.
Tingkatan dalam Bahasa Jawa samgat mempengaruhi sopan santun, sopan dalam berbicara
dan santun dalam berperilaku, sehingga berimplikasi terhadap pembentukan karakter dan
pribadi masyarakat. Berbahasa santun dalam perspektif Islam tidak bisa dipisahkan dengan nilai
dan moral dari sosial budaya, dan norma norma agama.

Kesantunan berbahasa dalam Al-Qur’an berkaitan degan cara pengucapan, perilaku dan kosa
kata yang santun serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi (lingkungan) penutur, ebagaimana
diisyaratkan dalam Al-Qur’an “….dan lunakanlah suaramu, sesungguhnya seburuk- buruk suara
adalah suara himar”17

Melunakan usara dalam ayat diatas mengandung pengertian cara penyampaian ungkapan yang
tidak keras atau kasar, sehingga misi yang disampaikan bukan hanya dapat dipahami saja. Tetapi
juag dapat diserap dan dihayati maknanya. Adapun perumpamaan ussuara yang buruk
digambarkan pada suara himar, karena binatang ini terkenal di kalangan orang Arab adalah
binatang yang bersuara jelek dan tidak enak di dengar.

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an mendorong manusia untuk berkata santun
dalam menyampaikan pikiran kepada orang lain. Kesantunan tersebut merupakan gambaran dari
manusia yang memiliki kepribadian yang tinggi, sedangkan orang yang tidak santun dipandang
dengan binatang. Bicara dengan orang tua dikaukan dengan menempatkan mereka pada posisi
yang tinggi dan terhormat, karena pemilihan kata dan cara mengatakannya disesuaikan
dengankehormatan yang dimiliki. Jadi kata “ah” saja dalam berbicara dengan orang tua
merupakan perkataan terlarang atau tidak santun. Karena itu, dalam kontek ini tutur kata yang
dianjurkan adalah kata- kata yang berkonotasi memuliakan kedua orang tua.

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa tingkatan tingkatan dalam Bahasa Jawa dapat
memberikan nilai sopan santun, sopan dalam berbicara dan santun dalam berperilaku yang bisa
berimplikasi pada pembentukan karakter dan pribadi masyarakat, pemilihan kata yang dipilih
secara cermat dan memperhatikan nilai nilai kesantunan dapat membawa pengaruh positif pada
suasana pembicara atau pendengarnya sebagaimana yang telah dianjurkan dalam Islam bahwa
komunikasi dilahirkan dengan santun dan bijaksana, mudah diterima/dipahami, benar, jujur, baik,
halus, sopan, pantas, selaras, lemah lembut dan rendah hati. Dengan menggunakan bahasa yang
santun, tidak menyinggung perasaan orang lain, dan memfungsikan bahasa sebagai alat dalam
berkomunikasi yang baik.

References :
https://www.scribd.com/doc/238747429/Tingkatan-Bahasa-Dalam-Bahasa-Jawa-docx
http://gurupintar.com/threads/ada-berapa-tingkatan-bahasa-dalam-bahasa-jawa.4840/
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3415/16_kesantunan_berbahasa_dalam
_islam.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Dahlan M.D. 2001 ”Nilai Al-Qur’an dalam Memelihara Tutur Kata. Makalah Tanggal 4
Desember 20001.

Anda mungkin juga menyukai