Bab 123 Final
Bab 123 Final
PENDAHULUAN
1
Universitas Kristen Petra
menghasilkan nilai yang diharapkan (Expected Value) adalah suatu ilmu yang
sudah diakui dalam ilmu pengambilan keputusan (Williams, 1996). Hasil dari
penggabungan frekuensi dan dampak bisa dikelompokkan menjadi Probability
and Impact Matrix (PMBOK, 2016). Risiko yang paling besar dampaknya
tergolong dalam kategori Extreme dan risiko yang paling kecil dampaknya
tergolong dalam kategori Low.
Dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Widjaja (2017)
membahas tentang dampak risiko berdasarkan dampak waktu saja, sedangkan
dampak terhadap biaya masih belum dibahas. Selain itu penelitian serupa yang
juga dilakukan oleh Santoso (2004) menggunakan daftar risiko dari Kangari
(1995), Kartam (2001) dan Ahmed (1999). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Widjaja (2017) menggunakan daftar risiko yang dibuat oleh El-Sayegh (2008),
Praboyo (1999) dan Gunduz et al. (2013) dimana jumlah daftar risiko yang ada
berkisar 30 buah dan hanya membahas risiko yang ada pada tahap pelaksanaan
konstruksi.
Oleh karena latar belakang penelitian diatas maka pada penelitian ini juga
akan membahas Status Risiko pada tahap Pra Konstruksi dan tahap Konstruksi
berdasarkan berbagai daftar risiko yang ada ditambah dengan daftar risiko dari
Project Management Institute (PMI) yang lebih lengkap, kemudian dapat
membandingkan perbedaan pendapat antara Owner dan Kontraktor dalam hal
frekuensi kejadian dan dampak risiko.
2
Universitas Kristen Petra
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Status Risiko apa yang tergolong Extreme terhadap
Dampak Waktu dan Dampak Biaya pada tahap Pra Konstruksi proyek
konstruksi bangunan tinggi.
2. Untuk mengetahui Status Risiko apa yang tergolong Extreme terhadap
Dampak Waktu dan Dampak Biaya pada tahap Konstruksi proyek
konstruksi bangunan tinggi.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapat antara Owner dan
Kontraktor dalam hal frekuensi kejadian dan dampak risiko.
3
Universitas Kristen Petra
3. Daerah penelitian yang dilakukan dibatasi hanya proyek di Surabaya dan
sekitarnya.
4
Universitas Kristen Petra
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Risiko merupakan sesuatu yang tidak bisa terlepas dari aktifitas kehidupan
manusia, termasuk di dalamnya adalah proyek konstruksi (Jimoh, 2015). Oleh
karena itu manajemen risiko yang baik bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan
dampak dari kejadian negatif di proyek konstruksi sekaligus meningkatkan
frekuensi dan dampak dari kejadian positif di proyek kosntruksi (PMI, 2016).
Adapun definisi dari risiko adalah:
1. Variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau
kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang
merupakan ancaman terhadap properti dan keuntungan finansial
akibat bahaya yang terjadi. (Labombang, 2011).
2. Suatu peristiwa atau kondisi tak tentu, dimana jika hal tersebut
muncul akan memiliki efek positif atau negatif pada proyek.
(Marques, 2014).
Menurut Hendrickson (1998), siklus proyek konstruksi terdiri dari empat
tahap, yaitu tahap feasibility, tahap desain dan perencanaan (Pra Konstruksi),
tahap pelaksanaan (konstruksi), dan tahap serah terima dan pengoperasian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widjaja (2017) pada tahap desain dan
perencanaan, biaya yang dikeluarkan untuk perubahan belum banyak karena
efektifitas dari perubahan masih sangat mungkin dilakukan. Namun berbanding
terbalik dengan pada tahap pelaksanaan, seiring dengan berjalannya proyek maka
biaya yang dikeluarkan semakin banyak dan perubahan desain semakin tidak
efektif untuk dilakukan. Pada akhirnya perubahan yang ada selain menyebabkan
keterlambatan juga menyebabkan pembengkakan biaya, perubahan itulah yang
harus di manajemen secara efektif dengan manajemen risiko yang baik.
Berdasarkan definisi risiko dan penelitian diatas maka dalam penelitian ini
risiko dapat dianggap sebagai ancaman (threat) karena bisa memberikan dampak
negatif bagi dampak waktu dan dampak biaya proyek konstruksi.
5
Universitas Kristen Petra
2.2 Manajemen Risiko pada Proyek Konstruksi
Menurut Project Management Body Of Knowledge atau PMBOK (2013),
manajemen risiko dapat dibagi menjadi enam proses yang ada pada gambar 2.1.
Perform
Plan Risk Identify Risks
Qualitative
Management
Risk Analysis
Perform
Plan Risk
Control Risk Quantitative
Responses
Risk Analysis
Pada penelitian ini tidak akan dilakukan analisa secara kuantitatif dikarenakan
fokus dari penelitian ini adalah survey Status Risiko dan respons risiko juga tidak
akan dibahas lagi dikarenakan sudah dibahas sebelumnya pada penelitian yang
dilakukan oleh Widjaja (2017).
6
Universitas Kristen Petra
5. Berdasarkan sumber dari risiko;
6. Berdasarkan fase konstruksi.
Tabel 2.1. Risiko Pada Tahap Pra Konstruksi dan Sumber Literaturnya
Sumber
No Jenis Risiko Literatur
PMI Jimoh Proboyo
(2016) et al. (1999)
(2016)
A RISIKO DESAIN
A1 Kesalahan desain oleh konsultan √ √
A2 Ketidaktepatan dalam pemilihan metode √ √ √
konstruksi dengan desain
A3 Desain yang tidak lengkap √ √ √
7
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.1. Risiko Pada Tahap Pra Konstruksi dan Sumber Literaturnya
(Sambungan)
Penjelasan dari beberapa faktor pada Tabel 2.1 adalah sebagai berikut:
Kesalahan desain oleh konsultan
- Menurut PMI
Kesalahan dan kelalaian oleh konsultan
- Menurut Jimoh
Kesalahan dan kelalaian pada desain
Berdasarkan kedua item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko
tersebut menjadi kesalahan desain oleh konsultan karena keduanya memiliki arti
dan maksud yang sama.
8
Universitas Kristen Petra
Ketidaktepatan dalam pemilihan metode konstruksi dengan desain
- Menurut PMI
Ketidaktepatan dalam pemilihan metode konstruksi.
- Menurut Jimoh
Interaksi desain dengan metode konstruksi
- Menurut Praboyo
Metode konstruksi atau pelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat
Berdasarkan ketiga item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko
tersebut menjadi kesalahan dan kelalaian oleh konsultan karena keduanya
memiliki arti dan maksud yang sama.
Desain yang tidak lengkap
- Menurut PMI
Desain yang tidak memadai dan tidak lengkap
- Menurut Jimoh
Interaksi desain dengan metode konstruksi
- Menurut Praboyo
Perencanaan yang salah atau tidak lengkap
Berdasarkan ketiga item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko
tersebut menjadi desain yang tidak lengkap karena keduanya memiliki arti dan
maksud yang sama.
Kurangnya pengetahuan terhadap kondisi lapangan
- Menurut PMI
Pengetahuan yang tidak lengkap terhadap kondisi lapangan
- Menurut Praboyo
Kondisi dan lingkungan tapak ternyata tidak sesuai dengan dugaan
Berdasarkan kedua item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko
tersebut menjadi kurangnya pengetahuan terhadap kondisi lapangan karena
keduanya memiliki arti dan maksud yang sama.
Kesulitan dalam meminta persetujuan owner tentang desain proyek
- Menurut PMI
Keterlambatan dalam meminta persetujuan owner
- Menurut Praboyo
9
Universitas Kristen Petra
Proses persetujuan ijin kerja yang bertele-tele
Berdasarkan kedua item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko
tersebut menjadi kesulitan dalam meminta persetujuan owner tentang desain
proyek karena keduanya memiliki arti dan maksud yang sama.
Jadwal proyek yang diberikan owner terlalu optimis
- Menurut PMI
Estimasi jadwal proyek yang tidak akurat
- Menurut Jimoh
Jadwal proyek yang diberikan owner terlalu optimis
- Menurut Praboyo
Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik
Berdasarkan ketiga item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko
tersebut menjadi keterlambatan dalam meminta persetujuan owner karena
keduanya memiliki arti dan maksud yang sama.
Pemilihan kontraktor yang tidak bertanggung jawab
- Menurut Jimoh
Pemilihan pemberi layanan yang tidak pantas.
- Menurut Proboyo
Kualifikasi personil / pemilik yang tidak profesional di bidangnya.
Berdasarkan kedua item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko
menjadi pemilihan kontraktor yang tidak bertanggung jawab karena tidak
profesional bisa dikatakan sama dengan tidak bertanggung jawab.
Sumber
No Jenis Risiko Literatur
PMI Jimoh Proboyo
(2016) et al. (1999)
(2016)
D Risiko Pelaksana dan Supplier
D1 kontraktor atau supplier yang tidak √
berpengalaman
D2 Peralatan, tenaga kerja dan material yang tidak √ √
cocok
10
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.2. Risiko Pada Tahap Konstruksi dan Sumber Literaturnya (Sambungan)
D3 Keselamatan kerja yang kurang diperhatikan √
dalam konstruksi
D4 Kelalaian / keterlambatan pekerjaan oleh sub- √
kontraktor
E Risiko Faktor Teknis
E1 Change order yang mendadak √ √
E2 Kurangnya penjelasan mengenai jadwal √
proyek dan dokumen gambar kerja
E3 Biaya tak terduga untuk pengujian dan sampel √
E4 Rencana / urutan kerja yang tidak tersusun √
dengan baik
E5 Terdapat item pekerjaan yang tidak tercantum √
dalam jadwal kerja
F Risiko Kondisi Lapangan dan Kondisi Tata
Letak
F1 Akses lapangan sulit (jalan rusak,dll) √ √
F2 Kondisi proyek yang tidak aman √
F3 Kurangnya kapasitas layanan utilitas (air, √
listrik, dll)
F4 Material yang menumpuk di lapangan √
F5 Terlalu banyak pekerja yang menganggur √
G Risiko Faktor Fisik
G1 Uji dan sampel geoteknik dan geologis (tanah) √
yang tidak akurat
G2 Groundwater level (tingkat air tanah) yang √
tinggi
H Risiko Faktor Keamanan
H1 Korupsi √
H2 Penyerangan, vandalism, sabotase dan √ √
pencurian
H3 Ada hunian ilegal di lokasi proyek √
I Risiko Faktor Kontraktual
I1 Estimasi waktu tender yang tidak akurat √
I2 Prosedur change order yang tidak memadai √
I3 Pendanaan proyek yang tidak terencana √
dengan baik
I4 Ketidaksepahaman aturan pembuatan gambar √
kerja
11
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.2. Risiko Pada Tahap Konstruksi dan Sumber Literaturnya (Sambungan)
I5 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu √
pelaksanaan
J Risiko Faktor Performa
J1 Pekerjaan yang rusak dan perlu diulang √ √
J2 Ketidakterampilan pekerja √ √
K Risiko Faktor yang Tidak Terduga
K1 Ketidakstabilan ekonomi dan politik negara √
K2 Perubahan regulasi kerja √
K3 Mogok kerja √ √
K4 Cuaca yang merugikan (hujan terus menerus) √
K5 Bencana alam √ √
L Risiko Faktor Sosial
L1 Kurangnya kedisiplinan pekerja √
L2 Adanya organisasi masyarakat yang √
menentang proyek
M Risiko Keterlibatan Publik
M1 Protes warga pada proyek √
N Risiko Faktor Lingkungan
N1 Penilaian dampak lingkungan yang negative √
N2 Kondisi lingkungan yang rusak karena adanya √
proyek
O Risiko Visibilitas Politik dan Faktor
Regulasi
O1 Persyaratan atau izin resmi lembaga, √
pemerintah dan administrasi yang susah
didapatkan
P Risiko Organisasi
P1 Budaya organisasi yang tidak baik √
P2 Ketidaksepakatan tentang tujuan organisasi √
P3 Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan √
dari banyak kontraktor / sub-kontraktor
P4 Cara inspeksi dan control pekerjaan yang √
terlalu rumit oleh owner
Q Risiko Manajemen Proyek
Q1 Kurangnya sumber daya yang ditugaskan √
untuk manajemen proyek
Q2 Beban kerja manager proyek yang berlebihan √
(delegasi yang lemah)
12
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.2. Risiko Pada Tahap Konstruksi dan Sumber Literaturnya (Sambungan)
Q3 Rotasi pekerja yang tinggi (turnover pekerja √
tinggi)
Q4 Kegagalan komunikasi dalam tim proyek √ √
R Risiko Keuangan dan Ekonomi
R1 Fluktuasi nilai tukar mata uang √ √
R2 Pertumbuhan dan resesi ekonomi √
R3 Suku bunga pinjaman tinggi √
S Risiko Perencanaan, Pemantauan dan
Pengendalian
S1 Pengawasan proyek kurang ketat √
S2 Proses pengujian material yang tidak akurat √
T Risiko Status Tanah dan Kekayaan
T1 Kerusakan properti tetangga √
U Risiko Logistik
U1 Kerusakan bahan dan peralatan selama √
transportasi
U2 Suku cadang peralatan yang susah didapatkan √
U3 Mobilisasi sumber daya (bahan,alat, tenaga √
kerja) yang lambat
Penjelasan dari beberapa faktor pada Tabel 2.2 adalah sebagai berikut:
13
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
change order yang mendadak karena sama-sama tentang change order dan
pekerjaan tambah termasuk sebuah change order.
Akses lapangan sulit (jalan rusak,dll)
- Menurut PMI
Akses lapangan
- Menurut Proboyo
Transportasi ke proyek yang sulit.
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
akses lapangan sulit (jalan rusak,dll) karena transportasi menuju proyek sama
dengan akses menuju proyek.
Penyerangan, vandalism, sabotase dan pencurian
- Menurut PMI
Penyerangan, vandalism, sabotase dan pencurian
- Menurut Proboyo
Adanya huru-hara/kerusuhan, perang
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
penyerangan, vandalism, sabotase dan pencurian karena terkesan sama-sama
kerusuhan.
Pekerjaan yang rusak dan perlu diulang
- Menurut PMI
Pekerjaan yang rusak dan perlu diulang
- Menurut Proboyo
Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat/tidak
benar
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
pekerjaan yang rusak dan perlu diulang karena lebih jelas dan singkat.
Ketidakterampilan pekerja
- Menurut PMI
Ketidakterampilan
- Menurut Proboyo
14
Universitas Kristen Petra
Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja-
pekerja langsung di tapak
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
ketidakterampilan pekerja karena lebih singkat dan jelas.
Mogok kerja
- Menurut PMI
Mogok kerja
- Menurut Proboyo
Adanya pemogokan buruh
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
mogok kerja karena memiliki arti yang sama.
Bencana alam
- Menurut PMI
Bencana alam
- Menurut Proboyo
Terjadinya hal-hal tidak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin
rebut, gempa bumi, tanah longsor, cacat amat buruk
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
bencana alam karena memiliki arti yang sama tetapi lebih singkat.
Kegagalan komunikasi dalam tim proyek
- Menurut PMI
Kegagalan komunikasi dalam tim proyek
- Menurut Proboyo
Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar bagian-bagian dalam
organisasi kerja kontraktor
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
kegagalan komunikasi dalam tim proyek karena lebih singkat dan komunikasi
yang buruk sama dengan kegagalan komunikasi.
Fluktuasi nilai tukar mata uang
- Menurut PMI
Fluktuasi nilai tukar mata uang
- Menurut Jimoh
15
Universitas Kristen Petra
Fluktuasi harga pasar
Berdasarkan item risiko diatas, penulis menggabungkan kedua risiko menjadi
fluktuasi nilai tukar mata uang karena sama-sama tentang inflasi.
SR = F x D (2.1)
Dimana :
SR = Status Risiko
16
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.3. Penilaian Terhadap Frekuensi
(AS/NZS 4360:2004)
Frekuensi Definisi
(AS/NZS 4360:2004)
Dampak Definisi
17
Universitas Kristen Petra
Dalam menentukan Status Risiko secara kualitatif dapat menggunakan
matriks risiko atau di dalam PMBOK (2016) disebut sebagai Probability and
Impact Matrix. Matriks ini mengelompokkan risiko menjadi empat tingkat yaitu:
rendah, sedang, tinggi dan ekstrim dengan blok matriks berwarna (Widjaja, 2017;
PMBOK, 2016). Pada Tabel 2.5 diperlihatkan matriks risiko secara kualitatif
menggunakan AS/NZS 4360:2004.
(AS/NZS 4360:2004)
Sangat M H H E E
Sering
Sering M M H H E
Kadang L M M H E
Jarang L M M H H
Sangat L L M H H
Jarang
Keterangan:
E = Extreme Risk, perlu penanganan khusus dan detail oleh pimpinan proyek
18
Universitas Kristen Petra
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
START
Rumusan Masalah
Studi Literatur
Pembuatan Kuesioner
Penyebaran Kuesioner
FINISH
19
Universitas Kristen Petra
apa yang akan diteliti yang disebut latar belakang masalah. Rumusan masalah
terletak pada Bab 1.
Owner dalam hal ini juga diwakilkan oleh konsultan perencana dan konsultan
pengawas. Mereka dapat didefinisikan sebagai badan professional yang telah
ditunjuk oleh owner untuk memberi saran dan bertindak atas nama mereka
sebagai anggota tim proyek yang berbeda dalam batas yang diberikan oleh owner
dalam mengambil keputusan, menyelesaikan perselisihan, dan mengkoordinasikan
berbagai pihak proyek untuk mencapai tujuan owner (Nesan & Price, 1997).
20
Universitas Kristen Petra
3.5 Pembuatan Kuesioner
Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang dihasilkan oleh berbagai
daftar risiko yang sudah diteliti pada Bab 2. Dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner tertutup dimana kuesioner dibuat oleh peneliti dengan menyediakan
jawaban dari pertanyaan tersebut sehingga responden hanya memilih Status
Risiko dari jawaban yang sudah disediakan. Risiko yang ada di kuesioner
dikelompokkan menjadi beberapa bagian dengan maksud untuk mempermudah
dan memperjelas arah dari kuesioner tersebut sehingga jawaban dari responden
sesuai dengan jawaban yang diharapkan oleh peneliti.
21
Universitas Kristen Petra
atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan
definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Pada penelitian ini skala likert yang digunakan adalah skala kata-kata dan
skala 1-5, dari sangat kecil sampai dengan sangat besar. Dalam Tabel 3.1
dijelaskan skala frekuensi kejadian, pada Tabel 3.2 dijelaskan skala dampak /
pengaruh terhadap waktu dan pada Tabel 3.3 dijelaskan skala dampak / pengaruh
terhadap biaya.
22
Universitas Kristen Petra
pelaksanaan konstruksi serta mengetahui dampak / pengaruh terhadap waktu dan
biaya sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 (3.1)
𝑀𝑒 =
𝑛
Dimana :
Me = Nilai rata-rata (mean).
n = Jumlah responden
xi = Data ke-i
∑xi = Jumlah keseluruhan data.
Setelah mendapatkan nilai mean maka akan dikonversikan menjadi bentuk
tabel dan grafik. Grafik yang akan digunakan adalah snake diagram untuk
memudahkan visualisasi hasil analisa data.
3.7.2 Analisa Status Risiko
Melanjutkan penelitian dari Widjaja (2017) untuk mencari tingkat
kepentingan atau Status Risiko menggunakan tabel matriks kualitatif pada tabel
3.4. Status Risiko didapatkan dengan nilai mean yang didapatkan setelah
pengolahan data kemudian digabungkan ke tabel matriks risiko yang ada pada
tabel 3.4. pada warna merah mewakili Status Risiko extreme, oranye mewakili
23
Universitas Kristen Petra
Status Risiko high, kuning mewakili Status Risiko medium dan hijau mewakili
Status Risiko low.
(AS/NZS 4360:2004)
Sangat M H H E E
Sering
Sering M M H H E
Kadang L M M H E
Jarang L M M H H
Sangat L L M H H
Jarang
24
Universitas Kristen Petra
3.7.4 Analisa Perbedaan Pendapat Frekuensi Kejadian Antara Owner dan
Kontraktor pada Tahap Konstruksi
Untuk mencari perbedaan pendapat frekuensi kejadian antar responden
pada tahap konstruksi digunakan uji dua sampel bebas yang tidak saling
berhubungan (t-test). Uji t-test merupakan uji beda untuk mengetahui adakah
perbedaan mean yang berbeda antara 2 kelompok bebas (independent). Uji ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM Statistik SPSS v.25.
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan apabila nilai
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Adapun hipotesa awal adalah sebagai berikut
:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden
mengenai frekuensi kejadian pada tahap konstruksi.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden mengenai
frekuensi kejadian pada tahap konstruksi.
3.7.5 Analisa Perbedaan Pendapat Dampak Terhadap Waktu Antara
Owner dan Kontraktor pada Tahap Pra Konstruksi
Untuk mencari perbedaan pendapat dampak terhadap waktu antar
responden pada tahap Pra Konstruksi digunakan uji dua sampel bebas yang tidak
saling berhubungan (t-test). Uji t-test merupakan uji beda untuk mengetahui
adakah perbedaan mean yang berbeda antara 2 kelompok bebas (independent). Uji
ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM Statistik SPSS v.25.
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan apabila nilai
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Adapun hipotesa awal adalah sebagai berikut
:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden
mengenai dampak terhadap waktu pada tahap Pra Konstruksi.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden mengenai
dampak terhadap waktu pada tahap Pra Konstruksi.
3.7.6 Analisa Perbedaan Pendapat Dampak Terhadap Biaya Antara Owner
dan Kontraktor pada Tahap Pra Konstruksi
Untuk mencari perbedaan pendapat dampak terhadap biaya antar
responden pada tahap Pra Konstruksi digunakan uji dua sampel bebas yang tidak
25
Universitas Kristen Petra
saling berhubungan (t-test). Uji t-test merupakan uji beda untuk mengetahui
adakah perbedaan mean yang berbeda antara 2 kelompok bebas (independent). Uji
ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM Statistik SPSS v.25.
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan apabila nilai
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Adapun hipotesa awal adalah sebagai berikut
:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden
mengenai dampak terhadap biaya pada tahap Pra Konstruksi.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden mengenai
dampak terhadap biaya pada tahap Pra Konstruksi.
3.7.7 Analisa Perbedaan Pendapat Dampak Terhadap Waktu Antara
Owner dan Kontraktor pada Tahap Konstruksi
Untuk mencari perbedaan pendapat dampak terhadap waktu antar
responden pada tahap konstruksi digunakan uji dua sampel bebas yang tidak
saling berhubungan (t-test). Uji t-test merupakan uji beda untuk mengetahui
adakah perbedaan mean yang berbeda antara 2 kelompok bebas (independent). Uji
ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM Statistik SPSS v.25.
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan apabila nilai
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Adapun hipotesa awal adalah sebagai berikut
:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden
mengenai dampak terhadap waktu pada tahap konstruksi.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden mengenai
dampak terhadap waktu pada tahap konstruksi.
3.7.8 Analisa Perbedaan Pendapat Dampak Terhadap Biaya Antara Owner
dan Kontraktor pada Tahap Konstruksi
Untuk mencari perbedaan pendapat dampak terhadap biaya antar
responden pada tahap konstruksi digunakan uji dua sampel bebas yang tidak
saling berhubungan (t-test). Uji t-test merupakan uji beda untuk mengetahui
adakah perbedaan mean yang berbeda antara 2 kelompok bebas (independent). Uji
ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM Statistik SPSS v.25.
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan apabila nilai
26
Universitas Kristen Petra
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Adapun hipotesa awal adalah sebagai berikut
:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden
mengenai dampak terhadap biaya pada tahap konstruksi.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara pendapat responden mengenai
dampak terhadap biaya pada tahap konstruksi.
27
Universitas Kristen Petra