Anda di halaman 1dari 3

Early Warning System

(EWS)

I. Pendahuluan.

Early Warning system yang dipasang pada Inter bus Transformer (IBT)
dimaksudkan sebagai sarana pendeksi dini kondisi trafo IBT 500/150 kV pada
GITET-GITET wilayah kerja PT PLN (Persero) P3BJB seperti GITET Cibinong,
Bandung, Ungaran dan Paiton . Peralatan sensor dan kompailer data yang dapat
diakses baik secara on line dari kantor Region dan P3B, maupun secara off line di
ruang operator GITET
Data hasil monitoring dan pengukuran berdasarkan featur EWS merk Hydran
produk dari General Electric Canada dapat diolah menggunakan expert system
yang merupakan salah satu bentuk keunggulan yang dipernah disampaikan oleh
pihak pabrikan,
Output expert system EWS yang dipasang pada GITET-GITET diharapkan mampu
memberikan sinyal secara dini kondisi Trafo IBT di GITET-GITET khususnya di
GITET Cibinong, sehingga diharapkan managemen PT PLN (Persero) yang
diwakili oleh asset manager mampu membuat rencana kerja secara berkelanjutan
untuk mempertahankan performa trafo IBT.

II. Maksud dan Tujuan.

Pemasangan perangkat EWS pada trafo IBT adalah untuk mengetahui pameter-
parameter operasi seperti : kandungan air (moisture) dalam minyak trafo,
perubahan nilai temperatur winding, perubahan beban, kondisi OLTC dan besaran
lainnya. Pada Umumnya besaran yang dapat di monitor adalah yang berkaitan
dengan isolasi, seperti kita ketahui bahwa pada transformator faktor isolasi adalah
bagian yang sangat berperan besar dalam menentukan unjuk kerjanya. Pemilihan
pada trafo IBT juga merupakan pertimbangan yang sangat panjang, disamping
merupakan back bone system kelistrikan se Jawa Bali, secara financial harga per
unit trafo IBT cukup tinggi serta dampak yang ditimbulkan akan meluas apabila
terjadi kegagalan dalam pengoperasiannya.
Hasil monitoring dan pengukuran yang sudah dibuat trending-nya dapat di analisa
oleh expert system berdasarkan data based EWS sehingga output-nya sudah
merupakan rekomendasi yang harus dilaksanakan oleh utilities (PLN) pengguna
peralatan tersebut. Namun ini masih perlu kajian lebih lanjut, mengingat data awal
kondisi trafo IBT ketika selesai pemasangan belum dimasukan dalam expert
system, sehingga kita kehilangan satu slot data sebagai pembanding output data
EWS. Keunggulan dari EWS terpasang yang disampaikan oleh pabrik pembuat
dapat digunakan sebagai salah satu data dalam permodelan statistik pada
program Condition Based Maintenance, disamping data-data operasional lainnya.
Dengan dapat dimonitor secara on line besaran-besaran operasi yang di ukur,
maka sangat dimungkinkan analisa data dapat dilakukan pada level organisasi
yang lebih tinggi dimana seluruh data terkumpul, sehingga kondisi trafo IBT
seluruh Jawa yang sudah dipasang EWS dapat termonitor serta dapat
dibandingkan. Pertanyaanya kenapa analisa data harus dilakukan pada level
organisasi yang lebih tinggi.? Salah satu jawabbannya adalah untuk lebih
memperkaya data sekaligus sebagai dasar menentukan kebijakan managemen
dalam program pemeliharaan di seluruh Gardu Induk yang berada pada wilayah
kerjanya.

III. EWS pada GITET Cibinong.

Perangkat peralatan EWS yang dipasang pada IBT #2 500 MVA 500/150 kV
GITET Cibinong adalah terdiri dari sensor temperatur yang dipasang
menggunakan magnet serta ditempelkan pada bagian dinding (main tank) trafo,
hal ini perlu disempurkan lagi, mengingat beberapa kali terjadi korrosif pada
bagian sensornya, karena perbedaan material serta terjadi pengembunan pada
bagian dalamnya akibat terjebaknya oksigen terlebih bila musim hujan, sehingga
membuat bias-nya parameter temperatur yang dimonitor.
Selain sensor temperatur pada IBT yang dilengkapi EWS juga dipasang Hydran
untuk mengetahui kadar air dalam minyak trafo, prinsip kerja alat ini adalah
mengalirkan minyak trafo kedalam alat prosesnya, sehingga akan diketahui
besarnya kandungan air dalam minyaknya. Besarnya kandungan air dalam minyak
akan mempengaruhi performa isolasi, baik isolasi padat maupun isolasi cair.
Sehingga pada gilirannya secara umum akan dapat mempengaruhi performa trafo.
Data dari sensor-sensor dilapangan selanjutnya di kumpulkan pada data kompailer
di ruang operator dengan menggunakan sarana kabel optik, hal ini dimaksud untuk
meminimalisasi pengaruh induksi listrik terhadap peralatan dan salurannya.
Maksimal data yang dapat ditrampilkan pada monitor adalah 6 parameter,
pemilihan parameter sangat bergantung kepada kebutuhan data yang akan di
analisa.
Analisa data yang dilakukan oleh program expert system pada peralatan tersebut
belum dapat dikatakan sempurna, mengingat tidak seluruh data dapat digunakan
sebagai data yang dapat dianalisa, karena faktor lingkungan, metoda
pemasangan. Penunjukan hyrarki tanggung jawab yang mengelola data menjadi
penting, mengingat validitas data adalah menjadi salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan program EWS pada trafo IBT.

IV. Kendala.

Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan sistem deteksi dini pada
trafo adalah validitas data, berdasarkan rekaman data pada bulan Maret 2007
EWS Trafo IBT #2 GITET Cibinong menunjukan adanya pengaruh radiasi matahari
pada main tank yang digunakan sebagai monitor temperatur baik pada OLTC
maupun oil temperatur, demikian halnya dengan besarnya beban pada masing-
masing fasa, sehingga sangat mempengaruhi dalam menentukan ageing trafo
yang dihitung berdasarkan korelasi antara temperatur dan beban.
Data hasil monitoring dan pengukuran selama ini belum dijadikan sebagai acuan
dalam membuat rencana kerja secara berkelanjutan, hal dimungkinkan terjadi
karena masih ada kecenderungan terjadi perbedaan persepsi tentang siapa dan
bagaiman data dikaji untuk medapatkan perhatian segera (early warning) kondisi
trafo baik pada levet UPT sebagai pemilik asset, kantor Region dan P3B sebagai
pengendali kebijakan dalam program operasi dan pemeliharaan asset-asset PLN
P3B JB.

V. Kesimpulan

Data EWS GITET Cibinong dapat ditampilkan secara on line akan tetapi validitas
datanya masih perlu dikaji lebih lanjut, khususnya penempatan alat sensor yang
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Perlu dibuat prosedur baku sehingga hirarki pengelolaan data menjadi jelas antara
batas wewenang dan tanggung jawab.
Karena keterbatasan personil yang mengelola dan beberapa proses analisa yang
terpasang masih menjadi “option” pabrikan, sehingga expert sistem yang
merupakan keunggulan EWS terpasang belum optimal digunakan, sehingga
terkesan masih sebatas alat pengumpul data (Filling system).

Anda mungkin juga menyukai