Secara etimologi Hukum berasal dari bahasa arab yaitu “alkas” yang selanjutnya diambil
alih ke dalam bahasa Indonesia menjadi ”Hukum”. Pengantar Ilmu Hukum terdiri dari
kata Pengantar Dan Ilmu Hukum. Pengantar artinya membawa ke tempat yang di tuju,
dalam bahasa Belandanya di sebut “Inleiding” yang berarti memperkenalkan, dalam hal
ini yang diperkenalkan adalah Ilmu Hukum. PIH merupakan basis leervak atau mata
pelajaran dasar yang tidak boleh di tinggaklkan oleh mereka yang ingin mempelajari
masalah dan cabang-cabang ilmu hukum. Istilah PIH pertama kali digunakan di Belanda
pada tahun 1920. Sedangkan di Indonesia istilah Inleiding telah di kenal sejak tahun 1924
dengan didirikannya sekolah tinggi hukum di Batavia Jakarta.
Pengantar ilmu hukum berasal dari terjemahan bahasa Belanda ”inlaiding tot de
rechtswetenschap” istilah ini dipakai di perguruan tinggi di Belaanda dari tahun 1920,
istilah ini dipakai untuk mengganti istilah Encyclopedie yang semula digunakan. Istilah
ini yang sebenarnya merupakan terjemahan dari ”Einfuhrung in die rechrswis sensehaft”
yang pernah digunakan di Jerman akhir abad ke 19. di Indonesia istilah ini telah dikenal
sejak 1924 dengan didirikannya Sekolah Tinggi Hukum di Batavia istilah hukum pertama
kali digunakan di Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada tanggal 3 Maret 1946
Definisi Hukum
Sampai saat ini definisi hukum belum di sepakati oleh para ahli hukum. Mengetahui dan
memahami hukum sebagai suatu ilmu tampaknya agak sulit tanpa memahami definisi
hukum itu sendiri, sebagai objek dari ilmu hukum. Belum adanya kesepakatan para
ilmuwan hukum, karena terdapat kesulitan dalam mendefinisikan atau memberikan
pengertian hukum. Kesulitan tersebut disebabkan oleh 2 fakor sebagai berikut :
1. Faktor Interen (Hukum bersifat abstrak bdan mengatur hampir seluruh kehidupan
manusia)
2. Faktor Ekstren (Perbedaan Bahasa dan tidak adanya kesepakatan para ilmuan hukum)
1. Subjek Hukum
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi pendukung
(dapat memiliki) hak dan kewajiban. Subjek hukum ini, dalam kasus ilmu hukum
disebut juga “orang” atau pendukung hak dan kewajiban. Dengan demkian, subjek
hukum memiliki kewenangan untuk bertindak menurut tata cara yang ditentukan atau
dibenarkan.
2. Objek Hukum
Objek hukum adalah segala sesutu yang bermanfaat bagi subjek hukum, dan dapat
menjadi objek hukum suatu hubungan hukum. Menurut istilah objek hukum juga bisa
disebut benda atau barang.
3. Hak dan Kewajiban
Hak adalah izin dan wewenang yang diberikan oleh hukum terhadap setiap subyek
hukum. Hak itu dapat dibedakan antara lain :
a. Hak mutlak (hak absolut), hak yang memberikan wewenang kepada seseorang
untuk melakukan sesuatu perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap
siapapun juga, sebaiknya setiap orang juga harus menghormati hak tersebut.
Hak mutlak dapat pula dibagi dalam 3 (tiga) golongan :
I. Hak asasi manusia
II. Hak publik mutlak
III. Hak Keperdataan
b. Hak nisbi (hak relatif), hak yang memberikan wewenang kepada seorang
tertentu atau beberapa orang tertentu untuk menuntut agar supaya seseorang
atau beberapa orang lain tertentu memberikan sesuatu, melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu.
Kewajiban adalah suatu beban yang ditanggung oleh seseorang yang bersifat kontraktual
(asas pact sunt servanda). Hak dan kewajiban itu timbul apabila terjadi hubungan antara
dua pihak yang berdasarkan pada suatu kontrak atau perjanjian. Jadi selama hubungan
hukum yang lahir dari perjanjian itu belum berakhir, maka pada salah satu pihak ada
beban kontraktual, ada keharusan atau kewajiban untuk memenuhinya. Kewajiban tidak
selalu muncul sebagai akibat adanya kontrak, melainkan dapat pula muncul dari peraturan
hukum yang ditentukan oleh lembaga yang berwenang.
Peristiwa Hukum
Sumber Hukum
1. Sumber Hukum dalam arti material, yaitu: suatu keyakinan/ perasaan hukum individu
dan pendapat umum yang menentukan isi hukum.
2. Sumber Hukum dalam arti Formal, yaitu: bentuk atau kenyataan dimana kita dapat
menemukan hukum yang berlaku.
Adapun yang termasuk sumber hukum dalam arti formal adalah :
1) Undang-undang
2) Kebiasaan atau hukum tak tertulis
3) Yurisprudensi
4) Traktat
5) Doktrin
Tujuan Hukum
Tujuan hukum dalam 3 aliran konvensional:
1. Aliran etis yang menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah semata-mata
untuk mencapai keadilan.
2. Aliran utilistis yang menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah semata-
mata untuk menciptakan kemanfaatan atau kebahagiaan warga.
3. Aliran normatif-dogmatik yang menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah
semata-mata untuk menciptakan kepastian hukum.
Fungsi Hukum
1. Fungsinya yang pasif yang hanya untuk menjaga status quo. Fungsi ini disebut
“sarana sosial sontrol”.
2. Fungsinya yang aktif yang merombak tatanan yang telah ada menuju suatu keadaan
yang dicita-citakan. Fungsi ini dikenal sebagai “law is tool of social engneering”,
atau fungsi hukum sebagai alat perekayasa sosial.