Bab 1-3 Lokmin Kel 2
Bab 1-3 Lokmin Kel 2
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DIRUANG RAWAT ANAK RSUD dr. RASIDIN PADANG
I ILM
GG U
IN K
E
T
H
S
EH
A
S EKO L
SY E NT I K A AT A N
D Z A SA I
Oleh :
KELOMPOK 2
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapakan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
Profesi Ners Manajemen Keperawatan Di Ruang Rawat Anak RSUD dr. Rasidin
2019. Disusunnya lokakarya ini berkat dukungan dari berbagai pihak, pada
1. Dr. Hj. Herlin Sridjani selaku Direktur RSUD dr. Rasidin Padang.
Padang.
3. Irwandi, SKM, MARS selaku Kasi Askep RSUD dr. Rasidin Padang.
4. Ns. Siska Olivia, S. Kep selaku Kepala Ruangan Anak RSUD dr. Rasidin
6. Ibu Ns. Ratna Indah Sari Dewi, M. Kep selaku pembimbing Akademik
Manajemen Keperawatan.
Manajemen Keperawatan.
Kami menyadari bahwa laporan kegiatan ini belum sempurna, untuk kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan dimasa
Semoga Allah SWT memberi balasan setimpal dan semoga laporan ini
Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Praktik
B. Hand Hygiene....................................................................................... 12
C. Efek Hospitalisasi................................................................................. 15
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
prioritas utama, hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global
Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan upaya dan
yang akan datang, tantangan yang selalu kita hadapi adalah masalah
keluarga dan masyarakat dengan jumlah dan mutu yang memadai (Nursalam,
2011).
dengan sendirinya pemberian jasa pelayanan itu harus selalu tanggap dan
mampu menghadapi serta menyesuaikan diri dengan diantaranya adalah
ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan
dan spiritual, mulai dari tingkat individual dan mencakup seluruh sudut
dirumah sakit, karena hubungan perawat dengan pasien adalah selama 24 jam
Rumah sakit umum daerah dr. Rasidin Padang merupakan rumah sakit
08 Juli -12 Juli 2019 di Ruang Rawat Anak RSUD dr. Rasidin Padang dengan
yaitu Belum optimalnya pelaksanaan Hand Hygiene pada pasien dan kelaurga
di Ruang Anak RSUD dr. Rasidin Padang, Belum tersedianya ruangan untuk
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORITIS
(Nursalam, 2011).
melalui upaya orang lain (Liang Lie, 2008). Manajemen keperawatan adalah
sumber yang ada, baik sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana
dikembangkan yaitu :
a. Tim
b. Primer
c. Kasus
dengan para perawat dari beberapa level hirarki serta didasarkan pada
informasi penuh dan akurat tentang apa yang perlu dan harus
diselesaikan, dengan cara dan alasan apa, tujuan dan sumberdaya apa
yang efektif harus mampu mempertahankan suatu level yang tinggi bagi
bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua
Peralatan Peneiti
Pengumpulan Perencanaan Pengaturan
Informasi - Tujuan - Tabel organisasi
Persediaan mengenai unit - Sistem - Evaluasi tugas
kerja, pasien, - Standar - Deskripsi kerja
karyawan, dan - Kebijaksanaan - Pembentukan
sumber daya. - Prosedur kerjasama tim
anggaran
Kepegawaian
Pengawasan
- Klasifikas pasien Kepemimpinan
- Jaminan keselamatan
- Penentuan kebutuhan staf - Penggunaan kekuatan
- Audit pasien
- Rekrutmen - Pemecahan masalah
- Penilaian prestasi
- Pemilihan orientasi - Pengambilan keputusan
- Disiplin
- Penjadwalan - Memengaruhi perubahan
- Hubungan pekarya dan
- Penugasan - Menangani konflik
tenaga kerja
- Minimalisasi ketidakhadiran - Komunikasi dan analisis
- Sistem informasi
- Penurunan pergantian transaksional
komputer
- Pengembangan staf
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
1. Kelebihan :
2. kelemahan :
Skema 2.3
Kepala Ruangan
Klien Klien
(Sitorus, 2006).
Konsep Metode Tim
keperawatan terjamin
jawabnya
c) Memberikan laporan
a) Membuat perencanaan
kebutuhan pasien
e) Menyelenggarakan konferensi
pelayanan keperawatan
a) Perencanaan
prosedur tindakan
ketergantungan klien
dan pelatihan
asuhan keperawatan
(9) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b) Pengorganisasian
(3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
administrasi pasien
dengan baik
dan sikap
diruangan
melaksanakan tugasnya
d) Pengawasan
itu juga
- Pengawasaan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua
Ketua Tim
(1) Perencanaan
keperawatan
- Mengikuti visite dokter
kegawatdaruratan
(2) Pengorganisasian
asuhan keperawatan
(3) Pengarahan
tim
(4) Pengawasan
- Melalui komunikasi
- Melalui supervisi
- Mengevaluasi
jawabnya.
a) Perencanaan
rencana tindakan
keperawatan
dilakukan selanjutnya.
(8) Menyiapkan klien secara fisik secara fisik dan secra mental
b) Pengorganisasian
kepala tim
berlaku
c) Pengawasan
d) Pengarahan
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga
kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun
orang tua dan keluarga (Wong, 2009). Hospitalisasi merupakan suatu proses
karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal
diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab anak
pada anak. Perubahan psikis terjadi dikarenakan adanya suatu tekanan atau
krisis pada anak. Jika seorang anak di rawat di rumah sakit, maka anak
tersebut akan mudah mengalami krisis yang disebabkan anak mengalami stres
Utami, 2012)
seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah
menekan. Stresor atau pemicu timbulnya stres pada anak yang dirawat di
tempat tidur yang sempit dan kuang nyaman, tingkat kebersihan kurang,
dan pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu redup. Selain itu suara
yang gaduh dapat membuat anak merasa terganggu atau bahkan menjadi
ketakutan. Keadaan dan warna dinding maupun tirai dapat membuat anak
sakit dapat membuat anak merasa asing. Hal tersebut akan menjadikan
anak merasa tidak aman dan tidak nyaman. Ditambah lagi, anak
anak terganggu. Reaksi anak usia prasekolah terhadap rasa nyeri sama
seperti sewaktu masih bayi. Anak akan bereaksi terhadap nyeri dengan
20012).
emosi. Selain perubahan pada lingkungan fisik, stressor pada anak yang
kecemasan yang bersifat berat. Pada saat anak menjalani masa perawatan,
anak harus berpisah dari lingkungannya yang lama serta orang-orang yang
kehilangan pada anak akan orang yang terdekat bagi dirinya dan akan
Utami, 2012).
Pada kondisi cemas akibat perpisahan anak akan memberikan
di bagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap protes ( phase of protest), tahap
putus asa (phase of despair), dan tahap menolak (phase of denial). Pada
agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta
menolak perhatian orang asing atau orang lain. Tahap putus asa
biasanya terjadi setelah anak berpisah lama dengan orang tua. Selain
kehilangan kendali atas dirinya. Akibat sakit dan dirawat di rumah sakit,
sebagian besar sudah dapat mengerti dan mampu mengerti bahasa yang
(Supartini, 2011).
Sebagai akibatnya, anak merasa gugup dan tidak tenang, bahkan pada saat
merasa malu, bersalah, dan cemas atau takut. Anak yang sangat cemas
terhadap Hospitalisasi
utama yang dapat mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit dan proses
sakit. Hal ini tidak berlaku sepenuhnya bagi bayi yang masih sangat
anak takut dan trauma. Sebaliknya apabila anak dirawat di rumah sakit
treatment padanya, minta dipeluk saat merasa takut dan cemas bahkan
sakit menjadi terlalu khawatir atau stres akan menyebabkan anak menjadi
semakin stres dan takut. Selain itu, pola asuh keluarga yang terlalu
aktivitas sehari-hari anak akan lebih kooperatif bila dirumah sakit. Selain
rumah sakit.
4. Reaksi Anak Usia Prasekolah terhadap Stres akibat Sakit dan
tampak pada anak. Jika anak dirawat di rumah sakit, anak akan mudah
mengalami krisis karena anak stres akibat perubahan baik pada status
menangis tidak mau dirawat. Jika anak sangat ketakutan, anak dapat
perawat, dan ketergantungan pada orang tua. Anak pada usia pra sekolah
2009).
Biasanya anak akan melontarkan beberapa pertanyaan karena
anak juga akan menangis, bingung, khususnya bila keluar darah atau
prosedur medis dapat membuat anak semakin takut, cemas, dan stres.
kontrol anak merasa takut dan khawatir serta mengalami kelemahan fisik.
Reaksi terhadap perlukaan tubuh dan nyeri dengan menggigit bibir dan
kesakitan.
F. HAND HYGIENE
Perry, 2009) dalam (Zulpahiyana, 2013). Menurut Van dan Enk (2009)
dalam Zulpahiyana (2013), hand hygiene adalah cara yang paling efektif
Pseudomonas, E.Coli.
tangan
tenaga kesehatan
4) invasif
lainnya. Setelah: kontak dengan kulit pasien, kontak dengan cairan tubuh,
berbasis alkohol atau dengan mencuci tangan dengan sabun dan air
Hand hygiene menjadi lebih efektif bila tangan bebas luka, kuku
bersih, pendek dan tangan dan pergelangan bebas dari perhiasan dan
permukaan tangan
saling mengunci
alkohol
saling mengunci
begitu sebaliknya
detik.
BAB III
Barat, 300 m dari jalan raya By pass yang menjadi jalur alternaif utama dan
arah penembangan Kota Padang. Sebagai rumah sakit daerah satu – satunya,
RSUD dr. Rasidin memiiliki peluang yang sangat strategis sebagai rumah
menjadi kendala karna angkutan kota yang terbatas dan belum adanya alat
sebaga berikut:
perinatologi dan NICU, ruang anak terbagi atas rawat inap kelas 1
rawat kelas II, ruang rawat kelas III. Ruang isolasi merupakan ruangan
rawat inap untuk pasien dengan kondisi pemantauan yang ketat dan
NICU.
B. VISI RSUD DR RASIDIN PADANG
rumah sakit .
keperawatan.
keperawatan.
pelayanan
perhatian, dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh semua jajaran
yang ada dirumah sakit. pelayanan prima harus sesuai dengan indikator
yang baik.
1. KARAKTERISTIK RUANGAN
keperawatan
1) Fokus telaah
sedang, TTN.
2) Lingkup garapan
3) Basis intervensi
4) Model pelayaan
Pada saat pre dan post conference dipagi hari karu mebuka pre
5) Kapasitas ruangan
2 Kelas 2 - 2 2
3 Ruang Isolasi - 2 2
4 kelas 3 - 9 9
5 Ruang tunggu 1 1
pasien
6 Ruangan NICU 1. Infarm - -
warmer : 1
2. Incubator : 12
3. Box bayi : 4
Jumlah 17 13 30
17 Tempat bayi.
2. SUMBER DAYA / KEKUATAN KERJA
a. Manusia/ ketenagaan
1 ♀ SPK -
4 ♀ S1 Keperawatan 3 orang
b. Non manusia
1) Metode
akan memilih ketua tim (tim A dan tim B), jika katim
2) Money
3) Machine
a. Karakteristik
b. Tingkat ketergantungan
Selama observasi kelompok dari tanggal 09 Juli
4. LINGKUNGAN KERJA
a. Lingkungan fisik
Hasil Winshield survey di ruang bangsal anak pada tanggal 8 Juli 2019
dalam hal penerapan profesional di ruang bangsal anak yang dikepalai oleh 1
orang kepala rungan dengan pendidikan profesi ners, jumlah tenaga kesehatan
diatas, kelompok ingin mengangkat masalah hand hygiene pada pasien dan
pada anak.
E. IDENTIFIKASI MASALAH
Jenis kelamin
0%
Perempuan
Laki-Laki
100%
Diagram 1
Jenis kelamin perawat di ruang rawat inap anak RSUD
dr.Rasidin Padang
kelamin perempuan.
Tingkat Pendidikan
SPK D3
0% KEPERAWAT
AN
S2
Ners 27%
KEPERAWAT
20%
S1 AN
KEPERAWAT 0% D3
AN KEBIDANAN
33% 20%
Diagram 2
Tingkat pendididkan perawat di ruang rawat anak RSUD dr.Rasidin Padang
6-10 tahun
50%
1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun
Diagram 3
Tingkat lama kerja perawat di ruang rawat anak RSUD dr.Rasidin Padang.
Pendidikan Terakhir
S1 SD
14% 14%
D III
14%
SMP
22%
SMA/SMK
36%
SD SMP SMA/SMK D III S1
Diagram 3
Tingkat pendidikan terakhir pengunjung di ruangan rawat anak RSUD dr.
Rasidin Padang
Ya Tidak
28%
72%
Diagram 4
Pengetahuan cara cuci tangan 6 langkah pada keluarga dan
pengunjung pasien di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
28% Ya Tidak
72%
Diagram 5
Pengetahuan tujuan cuci tangan 6 langkah pada keluarga dan
pengunjung pasien di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
33%
67%
Diagram 6
Pengetahuan kapan cuci tangan 6 langkah pada keluarga dan
pengunjung pasien di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
DIBERITAHU PETUGAS
Ya Tidak
44%
56%
Diagram 7
Diberitahu cara cuci tangan 6 langkah pada keluarga dan
pengunjung pasien di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
11% Ya Tidak
89%
Diagram 8
Melakukan cara cuci tangan 6 langkah pada keluarga dan
pengunjung pasien di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
Ya Tidak
11%
89%
Diagram 9
Melakukan cuci tangan 6 langkah sebelum menyentuh pasiene
di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
pasien.
28% Ya Tidak
72%
Diagram 10
Melakukan cuci tangan 6 langkah setelah menyentuh pasiene
di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
Ya Tidak
39%
61%
Diagram 11
Melakukan cuci tangan 6 langkah setelah tangan terkena
cairan tubuh pasien di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
tubuh pasien.
MELAKUKAN CUCI TANGAN 6 LANGKAH
SETELAH DARI RUANGAN PASIEN
11% Ya Tidak
89%
Diagram 12
Melakukan cuci tangan 6 langkah setelah menyentuh dari
ruangan pasiene di ruangan anak RSUD dr. Rasidin Padang
ruangan pasien.
20% Ya Tidak
80%
Diagram 13
Anak ketakutan berada di ruangan rawat anak RSUD dr.
Rasidin Padang
(80%) keluarga mengatakan anak takut berada di ruangan anak RSUP dr.
Rasidin Padang.
Ya
40%
60%
Diagram 14
Anak menangis dan berteriak saat perawat mendekatinya
mendekatinya.
ANAK GEMETAR DAN GELISAH SAAT
MENGHADAPI PERAWAT RUANGAN
10%
Ya Tidak
90%
Diagram 15
Anak gemetar dan gelisah saat menghadapi perawat ruangan
di RSUD dr. Rasidin Padang
10%
Ya Tidak
90%
Diagram 16
Anak merasa tidak nyaman karena menginap dan berada di
ruangan rawat di RSUD dr. Rasidin Padang
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
Ya Tidak
30%
70%
Diagram 17
Anak merasa tidak selera makan ketika berada di ruangan
rawat di RSUD dr. Rasidin Padang
FASILITAS TAK
YA
0%
TIDAK
100%
Diagram 18
Ketersediaan fasilitas TAK
Rasidin Padang.
F. ANALISA DATA
No DATA MASALAH
tangan 6 langkah
tangan 6 langkah
tangan 6 langkah.
ruangan
Wawancara :
anak-anak.
G. PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN RSUD Dr.
1. Belum optimalnya
dr.Rasidin Padang
kecemasan hospitalisasi
dr.Rasidin Padang.