Akan tetapi, bayi juga bisa buang air lebih sedikit ketika baru lahir. Penyebabnya adalah
asupan makan pertama yang ia dapat masih berupa kolostrum, bukan ASI. Jika ASI sudah
diproduksi, bayi akan pipis lebih sering.
Seiring waktu, bayi akan lebih jarang buang air kecil karena sistem kandung kemihnya sudah
mulai beradaptasi.
Jika kondisi ini terjadi, segera pergi ke dokter untuk mengetahui penyebab sekaligus cara
mengatasinya.
Ada beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan bayi jarang buang air kecil lebih, di
antaranya:
1. Dehidrasi
Anda pasti paham kenapa dehidrasi menyebabkan bayi jarang pipis. Ya, semakin sedikit
cairan yang masuk ke tubuh, semakin sedikit juga cairan yang akan dikeluarkan oleh tubuh.
Dehidrasi sangat umum terjadi pada bayi dan anak-anak, terutama saat ia demam dan tidak
mendapatkan cairan yang cukup.
Jarang pipis merupakan gejala ringan dari dehidrasi pada bayi. Ini ditandai dengan pipis yang
hanya satu atau dua kali dalam sehari.
Selain itu, menurut situs Healthy Children, tanda dan gejala dehidrasi lainnya yang harus
orangtua waspadai, meliputi:
Bayi dengan kandung kemih yang tidak aktif mungkin tidak pipis selama 6-8 jam. Selain
jarang pipis, bayi atau anak yang lebih dewasa akan menunjukkan gejala, seperti:
Tidak selalu jarang pipis, bayi atau anak bisa juga mengeluarkan pipis sedikit secara
terus-menerus
Sering mengompol di malam hari karena ketidakmampuan otot kandung kemih untuk
menahan pipis
Anak dengan disfungsi kandung kemih sering mengalami sembelit
3. Penyumbatan urine
Jarang buang air kecil pada bayi bisa disebabkan oleh penyumbatan urine. Kondisi ini
umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir akibat adanya cacat lahir di saluran kemih yang
menghalangi aliran urine.
Akibatnya, bayi akan buang air kecil sangat jarang atau sama sekali tidak bisa pipis. Selain
bayi jadi jarang buang air kecil, penyumbatan urine juga menimbulkan gejala lain, seperti:
Demam
Tidak mau makan
Mual dan muntah
Urine yang dikeluarkan berwarna keruh, gelap, bau, dan bisa juga berdarah