Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RAKHMADHANA F.

BASRI
NIM : 821416050
KELAS : B S1 FARMASI 2016
TUGAS PHARMACEUTICAL CARE

1. Bapak ANT usia 60 thn berat 85 kg komisaris sebuah perusahaan nasional yg


berkembang dtg ke RS dg keluhn pusing, leher terasa kaku. Bapak ANT dlm 2 th t’akhir
mderita DM , obat yg biasa digunakn daonil 5 mg tab 1x1. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkn hsl lab:
 TD 145/90 mmHg
 Heart rate : 70 kali/menit
 Kolesterol 150 mg/dl (normal 110-200 mg/dl)
 Gula darah 180 mg/dl (normal 70-110 mg/dl)
 Kreatinin 0,8 mg/dl (normal 0,5-1,5 mg/dl)
 Diagnosa hipertensi
Jawaban
a. Permasalahan Utama yaitu hipertensi
b. Riwayat Penyakit
2 tahun terakhir pasien menderita DM
c. Subjektif
- pusing
- leher terasa kaku
d. Objektif
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Usia : 60 tahun
- BB : 85 kg
- TD 145/90 mmHg (normal 120/80 mmHg)
- Heart rate : 70 kali/menit (normal 600-100 kali/menit)
- Kolesterol 150 mg/dl (normal 110-200 mg/dl)
- Gula darah 180 mg/dl (normal 70-110 mg/dl)
- Kreatinin 0,8 mg/dl (normal 0,5-1,5 mg/dl)
e. Assessment
- Problem 1 : Hipertensi belum tertangani, dilihat dari tekanan darah yang
melebihi normal dan ditandai gejala pusing serta leher kaku yang belum teratasi..
Menurut (Harrison, 2005), Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi yaitu pusing, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain.
- Problem 2 : Diabetes mellitus yang diderita 2 tahun terakhir dengan
menggunakan terapi obat daonil 5 mg tab 1x1, masih belum terkontrol karena
dilihat dari kadar gula darah masih diatas normal.
f. Plan
- Problem 1 : Hipertensi
Rekomendasikan dan diskusikan dengan dokter untuk memulai terapi terhadap
hipertensinya serta selalu melakukan pemantauan tekanan darah.
Terapi non farmakologinya seperti mengubah gaya hidup dengan pengurangan
berat badan serta melakukan aktivitas fisik yang teratur. Terapi farmakologi :
untuk terapi utama yaitu penghambat ACE dan penggunaan ARBs.
- Problem 2 : Diabetes Mellitus
Rekomendasikan dan diskusikan dengan dokter terapi non farmakologi dan terapi
farmakologi yang sesuai serta mengontrol kadar gula darah agar terapi menjadi
efektif.
2. Bpk ws (45 th), sorg wiraswastawan mngalami tekanan perasaan yg brt stlh dia gagal tpilih
mjd anggota legislatif di kab Bone Gorontalo, krn mnurutx dia ttipu o/ pngurus partaix.
Padahl u/ “nyaleg“ dia tlh bhutang sampai 350jt skrg dia srg bengong tdk bgairah & sgt
mnyesal, srg mnyalahkn diri atas peristiwa tsbt. Tdk bisa tdr, tdk doyan makan, BB turun 5
kg dlm 2 bln t’akhir. Penyakit asmax jg srg kumat & mgunakn brongkodilator
Diagnosa : depresi ringan
Jawaban:
a) Permasalahan utama: depresi ringan, asma kambuh dan menggunakan brongkodilator
b) Subyek:
- Sering bengong (melamun) sehingga tidak bergairah
- Susah tidur
- Kurang nafsu makan
- Penyakit asma sering kambuh
c) Objektif
- Umur 45 tahun
- Jenis kelamin laki-laki
- BB turun 5 kg
d) Assesment
Problem 1 : bapak WS tidak menjelaskan obat bronkodilator yang digunakan untuk
mengatasi asma. Tetapi menurut Mukti (2011), Ada tiga jenis obat bronkodilator
yang umum digunakan, yaitu B2 Agonis (albuterol) untuk asma ringan, kortikosteroid
(Glukokortikoid ) untuk asma sedang dan nebulasi β2 agonis dan antikolinergik untuk
asma berat.
Problem 2: Kurang nafsu makan belum teratasi sehingga bapak WS mengalami
penurunan BB 5 kg selama 2 bulan,
Problem 3 : Stress seperti sering melamun dan menyalahkan diri sendiri serta susah
tidur yang belum teratasi.
e) Plan
Problem 1 : Penyakit Asma
Diskusikan dengan dokter untuk penyesuaian dosis bronkodilator agar penyakit asma
tidak sering kambuh dan terapi menjadi efektif
Problem 2 : Nafsu Makan
Rekomendasikan dan diskusikan dengan dokter suplemen multivitamin untuk
meningkatkan berat badan yang menurun.
Problem 3 : Stress
Rekomendasikan terapi non farmakologi yaitu dengan berolahraga ringan agar
pikiran lebih fresh sehingga menjadi lebih tabah dalam menerima musibah yang
menimpa bapak ws. Sehingga pola tidur bisa menjadi teratur.
3. Bpk AST (57 kg) 74 thn kklinik hari ini dg keluhn lemah & lesu slm 2 bln terakhir. Bpk
AST mngalami serangan kejang akibat mngalami kecelakaan mtr 2 thn lalu. Kejangx sdh
bisa dikontrol & hy mngalami sekali serangan sj 6 bln terakhir
Riwayat pyk lain gangguan lambung (maag) & hepatitis B
Riwayat sosial : perokok berat & dahulu srg mnm alcohol
Diagnosa : Epilepsi
Jawaban :
a. Permasalahan Utama
Pasien di diagnosa Epilepsi
b. Riwayat Penyakit lain
Gangguan Lambung (mag) dan hepatitis B
c. Riwayat Sosial
Perokok berat & dahulu sering minum Alkohol
d. Subjektif
- Serangan kejang akibat mengalami kecelakaan motor 2 tahun lalu
- Serangan kejang bisa dikontrol
- Sekali serangan saja 6 bulan terakhir
e. Objektif
Umur : 74 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Berat Badan : 74 kg
f. Assesment
Pasien mengalami epilepsi, karena dilihat dari data subjektif, pasien mengalami serangan
kejang akibat mengalami kecelakaan motor pada 2 tahun lalu, serangan kejangnya bisa
dikontrol, dan mengalami sekali serangan saja sejak 6 bulan terakhir
g. Plan
- Non Farmakologi
1. Diet Ketogenik
Diet ketogenik adalah diet tinggi lemak, cukup protein, danrendah karbohidrat,
yang akan menyediakan cukup protein untukpertumbuhan, terapi kurang
karbohidrat untuk kebutuhanmetabolisme tubuh. Dengan demikian tubuh akan
menggunakanlemak sebagai sumber energi, yang pada gilirannya
akanmenghasilkan senyawa keton.
2. Hentikan merokok, karena kandungan nikotin dalam rokok meningkatkan risiko
terjadi Drug Related Problems (DRPs) selama pengobatan (Siregar, 2004)
3. Jangan mengkonsumsi alkohol lagi dikarenakan faktor pencetus epilepsi adalah
mengkonsumsi alcohol yang berlebih (Kasteijnet. 2012)
- Farmakologi
a. Pasien mengalami epilepsy golongan Kejang parsial yaitu simple partial seizure,
dimana pasien tidak mengalami kehilangan kesadaran atau kejangnya masih bias
dikontrol karena tidak hilangnya kesadarana pasien
b. Pengobatan epilepsy untuk firstline menurut (Mutschler, 1991), Fenitoin
merupakan obat pilihan pertama untuk kejang umum, kejang tonik – klonik, dan
pencegahan kejang pada pasien trauma kepala. Fenitoin berefek stabilisasi pada
semua membran neuronal, termasuk saraf perifer, fenitoin menurunkan aliran ion
Na yang tersisa maupun yang mengalir selama aksi potensial atau depolarisasi
karena proses khemis. Fenitoin menunda aktifitas aliran ion K keluar selama aksi
potensial menyebabkan kenaikan periode refactory dan menurunnya cetusan
ulangan. Dosis dewasa diberikam dosis awal 3-4 mg/kg BB/hari. Pemberian
intravena tidak boleh lebih 50 mg/menit
- Informasi pada pasien
Jika pasien mengalami kejang-kejang, diharuskan pasien harus mendahulukan
pengobatan untuk kejang-kejang (epilepsy) diabandingkan penyakit lain yang diderita
yaitu gangguan lambung (mag) dan hepatiti
4. Seorang ibu yang tampak cemas (ibu R) datang dengan putrinya yg berusia 3 tahun yang
sedang sakit. Putrinya menderita infeksi setelah makan direstoran siap saji. Buang BAB
sering dan encer. nafasnya tersengal sengal dan ibunya khawatir ttg keadaan tsb, Saat ibu R
membawa putrinya kedokter, dia menerima resep sirup sanprima tiap 8 jam dan sirup
kaopectate tiap 8 jam.
Jawaban :
a) Permasalahan utama pada pasien yaitu pasien mengalami infeksi setelah makan di
restoran siap saji.
b) Subjektif
- Buang BAB sering dan encer
- Nafas tersenggal-senggal
c) Objektif
- Jenis kelamin perempuan
- Umur 3 tahun
d) Assessment
- Problem 1 :
Napas yang tersenggal-senggal diduga infeksi bakteri pada saluran pernapasan, perlu
diatasi segera. Sanprima sirup diberikan untuk napas tersenggal-senggal juga bisa
untuk diare
- Problem 2 :
Diare dilihat dari data subjektif berupa keluhan sering BAB dan encer, perlu diatasi.
Sehingga diberikan Sanprima sirup dan Kaopectate sirup.
e) Plan
- Problem 1
1) Diskusikan dengan dokter tentang dosis, karena pada resep tertulis tiap 8 jam yang
artinya 3 kali sehari, namun dosis umumnya untuk anak 3 tahun yaitu 2 kali
sehari, sendok teh.
2) Edukasi kepada pasien tentang informasi terapi non farmakologi maupun
farmakologi, yaitu jika sesak napas muncul kembali, cobalah beristirahat dan
mengubah posisi duduk menjadi bersandar ke depan dengan tangan di atas meja,
dan badan sedikit menunduk
3) Efek samping pada sanprima yaitu mual, muntah, demam, nyeri otot dan sendi.
4) Sanprima sirup harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam,
gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat.
5) Sanprima merupakan antibiotik, sehingga harus dihabiskan. Serta harus
mengkonsumsi banyak air putih jika menggunakan obat ini.
- Problem 2
1) Memberi edukasi pada pasien tentang informasi obat,dimana pada resep dokter
tertulis diminum tiap 8 jam, dan takarannya 1-2 sendok teh untuk anak 3 tahun.
2) Obat ini diminum bersamaan dengan makanan.
3) Efek samping obat ini yaitu demam
4) Untuk terapi non farmakologi yaitu awasi pola hidup dan makan pada anak,
hindari makanan pedas, biasakan mencuci tangan sebelum makan..
5) Jika terjadi diare lagi, langkah pertama yaitu meminum ORALIT, kalau di rumah
bisa dibuat dengan melarutkan garam dan gula pada air hangat.

Referensi :
Harrison’s . 2005. Principles of Internal Medicine 16th Edition. The McGraw – Hill Companies.

Mukti, D. 2011. Kajian Ketepatan Pemilihan Obat, Dosis Dan Potensial Interaksi Obat Pada
Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta Tahun 2009. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai