Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terpuruknya perekonomian masyarakat Indonesia akibat krisis moneter

yang terjadi sekitar tahun 1998 berdampak pada kurangnya kemampuan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan

manusia yaitu kebutuhan nutrisi. Kekurangan nutrisi pada individu berdampak

pada penurunan daya tahan tubuh sehingga individu tersebut mudah terserang

penyakit terutama penyakit infeksi baik itu infeksi saluran pencernaan maupun

saluran pernafasan. Salah satu penyakit infeksi yang paling sering terjadi

adalah penyakit Tuberkulosis paru.

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi menular yang

menyerang parenkim paru dan di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis

(Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002:584). TB paru ini merupakan

penyakit rakyat dan menyerang sebagian besar kelompok usia produktif,

kelompok ekonomi lemah dan pendidikan rendah (Depkes RI, 2001).

WHO memperkirakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan


kasus TB Paru terbesar ke-3 di dunia. Setiap tahunnya diperkirakan
terdapat penderita TB Paru menular sebanyak 262.000 orang dari
583.000 penderita baru TB Paru. Sebanyak 140.000 orang diantaranya
diperkirakan meninggal. (Profil Kesehatan Indonesia, 2002).

Perkiraan tersebut benar, jika dikaitkan dengan kondisi lingkungan

perumahan yang tidak sehat, sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta

kecenderungan peningkatan penderita HIV/AIDS di Indonesia. Hal ini


2

sebagai dampak dari perilaku yang buruk seperti merokok serta merebaknya

konsumsi narkoba dan prostitusi di Indonesia.

Menurut hasil SURKESNAS 2001, TB Paru menempati urutan ke-3

penyebab kematian umum (9,4%) setelah penyakit kardiovaskuler dan

penyakit saluran pernafasan. Tahun 2002 jumlah kasus baru BTA (+) yang

ditemukan sebesar 76.230 orang dan angka kesembuhannya sebesar 70,23%

(Profil Kesehatan Indonesia, 2002)

Sementara data tentang jumlah kasus TB paru baru di Provinsi Jawa

Barat dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1
Jumlah kasus TB Paru baru Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat tahun 2003

Tuberkulosis Paru
N
Kabupaten / Kota Penderita Baru Pengobatan
O BTA (+) BTA (+) RO (-) EP ulang
1 2 4 5 6 7
1 KAB. BOGOR 1.716 948 70 -
2 KAB SUKABUMI 426 - - -
3 KAB. CIANJUR 436 - - -
4 KAB. BANDUNG 1.363 712 93 174
5 KAB. GARUT 1.960 - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 686 303 37 22
7 KAB. CIAMIS 2.130 440 4 -
8 KAB. KUNINGAN 4.094 4.140 - -
9 KAB. CIREBON 810 942 11 27
10 KAB. MAJALENGKA 726 414 20 13
11 KAB. SUMEDANG 424 321 125 -
12 KAB. INDRAMAYU 398 144 2 1
13 KAB. SUBANG 520 162 1 -
14 KAB. PURWAKARTA 104 178 10 7
15 KAB. KARAWANG - 654 14 -
16 KAB. BEKASI 500 431 6 5
17 KOTA BOGOR 445 297 7 -
18 KOTA SUKABUMI 176 - - -
19 KOTA BANDUNG 688 376 106 -
20 KOTA CIREBON 299 281 1 4
21 KOTA BEKASI 761 569 68 14
22 KOTA DEPOK 1.668 - - -
23 KOTA CIMAHI 499 - - -
24 KOTA TASIKMALAYA 405 215 66 -
25 KOTA BANJAR 34 5 - 2
3

JAWA BARAT 21.278 11.532 641 269


Jumlah 33.451 269
Sumber : Profil Kesehatan JawaBarat 2003

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa di Jawa Barat angka kejadian TB

Paru cukup tinggi yaitu sebanyak 33.451 orang dimana jumlah penderita TB

Paru baru BTA (+) sebanyak 21.278 orang dan BTA (-) Ro (+) sebanyak

11.532 orang, sementara jumlah penderita TB extra paru sebanyak 641 orang.

Dari seluruh jumlah penderita TB tersebut yang menjalani pengobatan ulang

sebanyak 269 orang. Sedangkan di Kota Bandung sendiri, jumlah penderita

TB Paru baru BTA (+) sebanyak 688 orang dan BTA (-) Ro (+) sebanyak 376

orang, sementara jumlah penderita TB extra paru sebanyak 106 orang.

Data yang diperoleh dari Puskesmas Pasirkaliki mengenai jumlah

kunjungan kasus TB paru di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki periode

bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2005 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2
Distribusi kunjungan kasus TB paru di Puskesmas Pasirkaliki
Periode bulan Februari-Juli 2005

Kasus Tuberkulosis
Pasien
Bulan Katagori Katagori Katagori Konver Jumlah %
Sembuh baru BTA
I II III si
(+)
1 2 3 4 5 5 6 7 8
Februari 15 4 14 5 2 - 40 13,7
Maret 22 7 10 3 - - 42 14,3
April 22 6 10 - 5 - 43 14,8
Mei 25 7 11 - 6 7 56 19,1
4

Juni 26 7 11 - 6 3 53 18,2
Juli 28 7 10 2 8 3 58 19,9
292 100
Sumber : Laporan kunjungan bulanan kasus TB paru periode bulan Februari-Juli 2005
Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung.

Jika dilihat dari data diatas ternyata angka kejadian TB paru di wilayah

kerja Puskesmas Pasirkaliki cukup tinggi ditandai dengan masih adanya

penduduk yang terdeteksi menderita TB paru setiap bulannya, dari bulan

Februari sampai dengan bulan Juli saja terdapat 27 orang yang dinyatakan

BTA (+). Selain itu masih banyaknya penderita TB paru yang dinyatakan

kambuh, yaitu sebanyak 38 orang. Hal ini dikarenakan penularan TB paru

yang cepat dan penderita tidak disiplin dalam pengobatan dan ketidaktahuan

dalam perawatan penyakit TB paru.

Pada kunjungan rumah di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki

Bandung ditemukan keluarga TnA yang salah satu anggota keluarganya

menderita penyakit TB Paru sejak tahun 2003 yaitu Tn.A sendiri.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka penulis tertarik

untuk memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn A dan membuatnya

menjadi studi kasus dengan Judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

TN. A DENGAN TB PARU PADA TN.A DI RT 07 RW 08 KELURAHAN

ARJUNA KECAMATAN CICENDO WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PASIRKALIKI KOTA BANDUNG”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
5

Untuk memperoleh pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan

keluarga Tn.A dengan tuberkulosis paru pada Tn.A secara komprehensif

di RT 07 RW 08 Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo Wilayah Kerja

Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat :

a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.A dengan tuberkulosis paru

pada Tn.A

b. Membuat perencanaan keperawatan pada keluarga Tn.A dengan

tuberkulosis paru pada Tn.A

c. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A dengan

tuberkulosis paru pada Tn.A

d. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A dengan

tuberkulosis paru Tn.A

e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan pada

keluarga Tn.A dengan tuberkulosis paru pada Tn.A


6

C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini adalah

metode deskriptif berbentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

meliputi :

1. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan tanya jawab secara

langsung baik dengan klien, anggota keluarga lain atau dengan petugas

kesehatan lainnya.

2. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan secara

langsung terhadap klien dan anggota keluarganya juga keadaan rumahnya

untuk memperoleh data objektif tentang masalah kesehatan.

3. Pemeriksaan fisik

Yaitu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data objektif melalui

cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi kepada klien dan anggota

keluarga lain.

4. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mempelajari kartu dan catatan berobat dari Tn.A


7

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metoda dan

teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Berisi tentang konsep dasar keluarga, konsep dasar tuberculosis paru

dan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru.

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang tinjauan kasus pada keluarga Tn A dengan proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi serta pembahasan

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi tentang kesimpulan dari asuhan keperawatan yang telah

diberikan pada keluarga Tn.A.

Anda mungkin juga menyukai