Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari pokok pembahasan diatas
adalah apakah terapi komplementer dapat digunakan di komunitas dan
apasajakah terapi yang daat digunakan dikomunitas?
C. Tujuan
Dari pokok masalah di atas memiliki tujuan umum dan khusus, yaitu :
a. Tujuan Umum
Makalah ini di buat secara umum bertujuan untuk mengetahui tentang
terapi komplementer yang dapat dilakukan di komunitas
b. Tujuan Khusus
a) Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan terapi komplementer
b) Agar mengetahui jenis jenis dari komplementer yang dapat di
gunakan di komunitas
c) Agar mengetahui fokus dari terapi komplementer di komunitas
d) Agar mengetahui peran perawat dalam terapi komplementer di
komunitas
e) Agar mengetahui teknik dari terapi komplementer di komunitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kramlich (2014) menyebutkan terapi komplementer merupakan cara atau
terapi tambahan bersamaan dengan pengobatan konvensional.
Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa pengobatan
komplementer alternatif sebagai pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menggunakan
upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang diperoleh
melalui pendidikan terstruktur dengan melalui kualitas,
keamanan,efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan
biomedik, upaya ini belum diterima kedokteran konvensional (Permenkes
RI, No. 1109, 2007).
Menurut definisi yang dijelaskan diatas menunjukan bahwa terapi
komplementer adalah tindakan yang diberikan sebagai bagian dari
keperawatan kesehatan, terdiri dari berbagai macam bentuk praktik
kesehatan selain tindakan konvensional, ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan di tahap pencegahan primer, sekunder, dan tersier dan
diperoleh melalui pendidikan khusus yang didasari oleh ilmu-ilmu
kesehatan.
Terapi komplementer setiap jenisnya memiliki teknik tertentu. Berikut ini
dijelaskan beberapa teknik sesuai dengan tipe terapi komplementer atau
alternatif. Lima tipe berikut sesuai dengan klasifikasi NCCAM tahun 2012
yaitu : pikiran dan tubuh (mind body therapies) sistem pemeliharaan
kesehatan,produk alami, praktik manipulasi sitem tubuh dan terapi energi
(Linquist, Snyder, & Tracy, 2014). Klasifikasi terapi pikiran dan tubuh
(mind and body therapies) contohnya yaitu meditasi, yoga, terapi musik,
berdo’a, terapi seni imagery, journaling (menulis jurnal/sebuah diari yang
berbentuk formal) biofeedback, humor, dan tai-chi. Alternatif sistem
pemeliharaan kesehatan contohnya pengobatan tradisional cina, ayuvedia
(pengobatan india), dan curanderismo (pengobatan asli amerika), terapi
biologis yaitu natural dan praktik biologikal dan hasil-hasilnya misalnya
herbal, terapi diet, pengobatan orthomolekuler (suplemen nutrisi dan
makanan) terapi energi misalnya reiki, healing touch, dan magnet. Di
bawah ini akan dibahas beberapa teknik sesuai klasifikasi tersebut.
e. Bekam
Bekam dikenal dari masa kuno, cina dan tmur tengah sebagai salah
satu teknik pengobatan tertua didunia. Pengertian bekam adalah
melakukan suction pada bagian tertentu (lokal) dengan menggunakan
cups pada area yang telah dipilih pada tubuh. Setelah beberapa menit,
cup akan dipindahkan dan dilakukan penyayatan kecil dengan
menggunakan scalpel. Suction kedua menggunakan cup pada bagian
tersebut akan mengeluarkan darah dari dalam tubuh dengan kuantitas
kecil yang berfungsi untuk mengeluarkan racun dari tubuh.
Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk mempercepat aliran darah
dan membantu mengeluarkan darah yang sudah tidak memiliki
manfaat bagi tubuh. Bekam juga berguna untuk mengeluarkan racun
dari sirkulasi kulit dan kompartemen interstisial (Kim et al, 2012).
Pada klien terapi bekam terdapat berhubungan dari kulit dengan organ
internal lainnya seperti sistem peredaran limpa dan sistem imun.
Terdapat dua tipe utama dari bekam yaitu kering (dry cupping) yaitu
dengan melakukan suction pada kulit sacara langsung dilakukan
penyedotan oleh vakum pada cup. Bekam Basah (wet cupping) pada
area tersebut di insisi pada bagian superfisial kulit, lebih aman apabila
menggunakan lancet, sehingga darah dapat keluar pada bagian kulit
yang dilakukan penyedotan oleh vakum. Kedua tipe tersebut sangat
dianjurkan meningkatkan intake air terlebih dahulu sebelum tindakan.
Bekam keringan selalu digunakan sebelum bekam basah.
f. Terapi Benson
Terapi ini dikenal dengan respons relaksasi, yaitu kondisi fisiologis
dan psikologis yang melawan stress (Dusek & Benson, 2009). Benson
dan proctor mendefinisikan teknik relaksasi benson adalah upaya
mengembangkan metode releksasi pernafasan dengan melibatkan
keyakinan klien mengenai kondisi kesehatannya sehingga dapat
membantu menciptakan lingkungan internal dan membantu klien
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi
(Purwanto, 2006).
Teknik relaksasi Benson menggabungankan antara meditasi dengan
relaksasi napasan dalam. Tujuan kombinasi tersebut adalah
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurasi stress fisik
maupun emosional serta membantu keluhan sulit tidur. Hal perlu
diperhatikan selama intervensi pada terapi ini adalah kondisi
lingkungan yang tenang agar tercapai efek optimal, kemampuan fisik
memungkinkan tindakan.
g. Hipnoterapi
h. Food Combining
Food combining adalah pola makan yang diselaraskan dengan
mekanisme alamiah tubuh manusia. Artinya cara ini menggunakan
pola makan yang benar sesuai dengan siklus pencernaan sehingga
mengatur waktu makan dan kombinasi makanan yang serasi. Tujuan
dilaksanakannya food combining adalah untuk mempermudah
pekerjaan system pencernaan sehingga pemakaian energy tubuh lebih
efisien dan tubuh menjadi sehat serta membentuk berat badan dan
tinggi badan yang ideal.
Prinsip food combining menyesuaikan dengan siklus pencernaan
tubuh manusia. Siklus tersebut terbagi dalam tiga periode yaitu siklus
pencernaan, siklus penyerapan, siklus pembuangan. Penjelasan lebih
lanjut bahwa siklus pencernaan berlangsung pada pukul 12.00-20.00
Waktu ini merupakan saat yang tepat untuk mengkonsumsi makanan
padat secara aktif. Siklus penyerapan dimulai pada pukul 20.00-04.00
WIB. Sebagai besar zat makanan yang telat dicerna dibagikan ke
seluruh tubuh. Pada saat ini sebaiknya jangan banyak melakukan
aktivitas dan tidak makan pagi, karena sel-sel tubuh yang rusak
digantikan pada periode ini. Siklus pembuangan merupakan siklus
terakhir yang terjadi pada pukul 04.00-12.00 WIB. Energi sangat
banyak dikeluarkan pada periode ini. Sebaiknya menghindari makan
makanan padat pada periode ini cukup dengan meminum segelas jus.
Ketiga periode tersebut bukan hanya memperhatikan jam waktu
makan, tetapi juga keseimbangan asam dan basa (nilai pH makanan)
yang dimakan.
i. Jamu
Obat tradisional Indonesia dikenal dengan istilah jamu (WHO, 2010;
Chaudhury & Rafei). Perkembangan jamu yang dikelola secara
modern sudah semakin maju dengan adanya pabrik yang
memproduksi secara masal dan ada yang telah menggunakan resep
dokter. Jamu yang sudah menggunakan resep dokter tersebut kenal
dengan obat herbal, adapun jumlahnya masih sedikit. Di Indonesia ada
3 jenis pembagian yaitu jamu ( obat tradisional), obat herbal terstandar
dan fitofarmaka (BPOM, 2005). Obat tradisional adalah bahan baku
atau ramuan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sari
atau campuran dari bahan tersebut yang digunakan secara turun
temurun berdasarkan pengalaman untuk pengobatan. Obat herbal
terstandar adalah sediaan obat bahan yang telah terbukti keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinik dan bahan bakunya
telah terstandar. Fitofarmaka adalah sediaan obat dari alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya selain dari uji praklinik juga di
uji klinik secara ilmiah serta berbahan baku dan produknya
terstandarisasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Puskesmas pasar minggu sedang mengadakan penelitian terkait dengan
tingkat stres siswa dalam menghadai Ujian Nasional. Pihak puskesmas
memerintahkan perawat komunitas untuk melakukan pengkajian di SMK
kesehatan Mulia Karya Husada. Di SMK Kesehatan Mulia Karya Husada
terdapat 240 siswa/i kelas 3 yang akan menghadapi ujian nasional.
Terdapat 168 orang siswi (70%) dan 72 orang siswa(40%).
Menurut hasil wawancara Siswa/i sedang disibukkan dengan try out dan
pendalaman materi yang di lakukan selama 3 bulan menjelang Ujian
Nasional. Siswa dan siswi tampak sangat stress. siswa/i mengeluh pada
perawat sudah tidak konsentrasi dalam belajar dan mengalami penurunan
motivasi belajar dikarenakan sudah merasa lelah dalam belajar. Siswa/i
merasa ada tekanan dari guru dan orang tua untuk terus meningkatkan
belajarnya hingga waktu tidur pun terganggu. 44 (5%)orang mengalami
gangguan tidur yaitu sulit tidur sebanyak 18 orang(2%) dan tidur yang
gelisah terdapat 26 orang(3%).
Sesuai dengan keluhan perawat komunitas membuat intervensi yang akan
dilakukan kepada siswa/i yaitu terapi penerapan untuk mengurangi
keluhan yang dirasakan siswa/i menggunakan beberapa terapi
komlementer yaitu hipnoterapi dan relaksasi.
B. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Core inti komunitas meliputi :
1) Riwayat kesehatan yang ada
i. Bagaimana terjadinya resiko penyakit
ii. Jenis penyakit yang sering ada
iii. Mengenai siapa saja
iv. Berapa lama
v. Didaerah mana
vi. Bagaimana upaya masyarakat
vii. Bagaimana program yang ada
2) Kultur
i. Bagaimana perkembangan masyarakat itu sendiri
ii. Bagaimana nilai atau keyakinan masyarakat
iii. Tradisi
3) Support
i. Dukungan dari profesi
ii. Dukungan dari masyarakat
iii. Bagaimana bentuk dukungan yang ada
4) Statistik
i. Distribusi usia
ii. Jenis kelamin
iii. Tingkat pendidikan
2. Data Sub Sistem
1) Data Lingkungan Fisik
2) Pelayanan kesehatan dan sosial
3) Ekonomi’
4) Keamanan dan transportasi
5) Politik dan pemerintahan
6) Komunikasi
7) Pendidikan
8) Rekreasi
3. Persepsi
1) Warga masyarakat
2) Persesi perawat
b. Analisa Data
No Data Masalah
1
2
3
c. Kriteria prioritas masalah
Dx 1 ansietas
No Kriteria Bobot Score Total Pembenaran
(1-10) (1- maksi
10) mal
(600)
1 Kesadaran 7 9 63 51% siswa mengetahui
siswa/i akan tentang masalah yang sedang
masalah dihadapi.
2 Motivasi 6 3 18 50% siswa mengatakan
siswa/i sering kabur dalam
untuk pendalaman materi.
menyelesaik
an masalah
3 Kemampua 9 10 90 Terapi relaksasi dan musik
n perawat diberikan perawat untuk
dalam mengurangi kecemasan
mempengar Siwa/i
uhi
penyelesaia
n masalah
4 Ketersediaa 9 7 63 UKS disekolah tersedia dan
n ahli atau siswa/i sering menggunakan
pihak UKS
terkait
dalam
penyelesaia
n masalah
5 Beratnya 8 6 48 Tingkat stress siswa/i yang
konsekuensi semakin banyak jika tidak
jika ditangani
masalah
tidak di
selesaikan
6 Mempercep 8 7 56 Dengan memberikan teknik
at relaksasi dan terapi musik
penyelesaia
n masalah
dengan
resolusi
yang dapat
di capai
Total penilaian 344
d. Rencana Tindakan
Data pendukung masalah kesehatan komunitas :
e. POA(Planning Of Action)
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA