Anda di halaman 1dari 7

SELOKA 5 (1) (2016)

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka

PERANGKAT PENILAIAN BERBICARA MATA PELAJARAN BAHASA


JAWA JENJANG SEKOLAH DASAR

Mujimin 1, Bambang Indiatmoko2

1
Jurusan Bahasa dan Sastra jawa,Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
2
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Perangkat penilaian kompetensi berbicara mata pelajaran bahasa Jawa di sekolah dasar belum optimal sehingga
Diterima Februari 2016 belum mampu mengungkap seluruh potensi siswa. Penilaian masih menitikberatkan pada bentuk tertulis. Oleh
Disetujui maret 2016 karena itu, alat penilaian yang komprehensif untuk menilai seluruh aspek perlu dikembangkan. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan karakteristik pengembangan perangkat penilaian berbicara, menyusun kembali
Dipublikasikan April
model perangkat penilaian kompetensi berbicara, dan menguji keefektifan perangkat penilaian kompetensi
2016
berbicara pada mata pelajaran bahasa Jawa di SD Kelas Tinggi. Prosedur penelitian yang digunakan adalah
________________ Reaserch and Development (R&D). Data penelitian ini berupa deskripsi kebutuhan, deskripsi saran dari ahli, dan
Keywords: hasil uji coba produk. Data dikumpulkan dengan teknik angket, uji ahli, serta tes. Data dianalisis menggunakan
Development, assessment, teknik deskriptif kualitatif, kuantitatif prosentase, dan uji keefektifan. Hasil penelitian ini berupa model
penilaian kompetensi berbicara meliputi jenis bercerita, berpidato, dan berdialog. Perangkat penilaian ketiga jenis
speak, primary school
berbicara tersebut terdiri atas materi ajar yang sesuai KD, penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan
____________________
keterampilan. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru sekolah dasar kelas tinggi untuk melakukan
penilaian kompetensi berbicara. Penelitian ini meneliti penilaian kompetensi berbicara, agar lebih lengkap perlu
dilakukan penelitian lanjutan dengan kompetensi yang berbeda.
Abstract
___________________________________________________________________
The assessment tools of speaking competence in Javanese language subjects in primary schools have not been
optimal so that they have not been able to uncover all students’ potential. The assessments are still focused on
written form Therefore, an assessment tool that meets the rules needs to be developed. This study aimed to
describe the characteristics of the development of assessment tools to speak, recast the model of speaking
competence assessment tools, and test the effectiveness of the assessment of competence to speak on the subjects of
the Java language in high grade primary school. The procedure of the research is Research and Development
(R & D). This research data is in the form of need description, a description of the expert advice, and product
test results. The data were collected by questionnaire technique, expert testing and tests. They were analyzed
using qualitative descriptive technique, quantitative percentages, and test effectiveness. The results of this
research are models of speaking competence assessment include types of storytelling, speeches, and dialogue.
Three types of speaking assessment tools consist of appropriate teaching materials based on Basic Competence
(KD), assesses the attitudes, knowledge, and skills. The results of this study can be exploited for high-grade
primary school teachers to conduct speaking competence assessment. This study examined the speaking
competence assessment, in order to more fully need to do further research with different competencies.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-6744
Jurusan Bahasa dan Sastra jawa,Fakultas Bahasa dan Seni
e-ISSN 2502-4493
Universitas Negeri Semarang
E-mail: seudati3@yahoo.com

55
Mujimin / SELOKA 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN kebebasan kepada siswa berekspresi dan


berkreasi melalui tugas-tugas dan teks yang
Melakukan penilaian pembelajaran tidak bersifat aktual dan baru. Trianto (2013) dan
bisa dilepaskan dari proses dan bahan ajar yang Subyantoro (2014) memberikan konsep 4C
disampaikan guru sebelumnya. Bahan ajar apa sebagai acuan pemilihan atau penyusunan
yang dipilih dengan cara apa bahan tersebut bahan ajar. Konsep 4C (content, communication,
disampaikan akan menggambarkan bagaimana cognitive and culture) merupakan penghubung
bentuk penilaiannya. Pendekatan saintifik pada antara teori dan praktik.
kurikulum 2013 diyakini dapat mendorong Dari berbagai perubahan orientasi
siswa mengembangkan struktur berpikir yang pembelajaran bahasa menuntut adanya
rasional dan objektif, kritis, dan analitis. perubahan orientasi yang sama pada evaluasi
Struktur berpikir tersebut dapat dibentuk oleh atau penilaiannya. Hal ini mutlak dilakukan
struktur teks, sehingga di setiap penguasaan jenis karena keduanya memiliki hubungan yang erat.
teks tertentu, pemelajar diharapkan memiliki Penilaian sebagai ujung akhir pembelajaran
kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks dipengaruhi oleh aspek-aspek yang
yang dikuasainya. Berdasar pada pemikiran mendahuluinya, yaitu perencanaan dan proses
seperti itu pengajaran bahasa kini mengarah pembelajaran.
pada pembelajaran berbasis teks (genre-base Permasalahan tentang penilaian pada
pedagogy) yang diperkenalkan pertama di kurikulum 2013 dirasakan oleh guru terutama
Australia (Rothery 1996; Chriesti 1999; Macken- pada sekolah yang menjadi pilot project
Horarik 2001; Subyantoro 2014). Dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Penilaian
pembelajaran berbasis teks, bahasa dipandang pembelajaran menjadi rangkaian kegiatan yang
sebagai suatu sistem yang dinamis. Bahasa rutin dilaksanakan oleh guru. Namun demikian,
diajarkan bukan sekadar pengetahuan bahasa, penilaian pembelajaran sulit diterapkan ketika
melainkan sebagai teks yang berfungsi sebagai kurikulum KTSP berubah ke kurikulum 2013.
sumber aktualisasi diri penggunanya. Bahasa Sistem penilaian pada KTSP cenderung
diposisikan sebagai pembawa pengetahuan (isi). menitikberatkan pada ranah kognitif dengan tes
Ketidaksempurnaan pemahaman bahasa akan tertulis, sedangkan sistem penilaian pada
menyebabkan terjadinya distorsi dalam proses kurikulum 2013 menyeimbangkan antara ranah
pemahaman pengetahuan. Oleh karena itu, afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penilaian
antara bahasa dan pengetahuan memiliki yang hanya menitikberatkan salah satu ranah
keterpaduan. Keterpaduan tersebut bersumber menjadikan penilaian tersebut kurang variatif.
dari pendekatan content language integrated Hal ini akan mengakibatkan potensi peserta
learning (CLIL). Atas dasar itulah, para ahli didik kurang dihargai dan cenderung tidak adil
pengajaran bahasa menyepakati bahwa CLIL (Akhadiah 1998). Penilaian yang demikian itu
merupakan perkembangan yang lebih realistis masih diarahkan pada penguasaan materi yang
dari pengajaran bahasa komunikatif yang akan diujikan di akhir satuan waktu tertentu.
mengembangkan kompetensi komunikatif Penilaian pada kurikulum 2013 dilakukan
(Trianto 2013). secara proses saat kegiatan belajar berlangsung
Sebagai sebuah pendekatan, CLIL dan akhir pembelajaran seperti ulangan harian,
membutuhkan penerapan yang nyata dalam UTS, UAS. Penilaian proses dilakukan pada
pembelajaran. Bahan ajar merupakan wujud tiga ranah yaitu afeksi, kognitif, dan psikomotor.
nyata dari kurikulum. Dari bahan ajar inilah Secara umum penilaian dilakukan dengan
siswa berinteraksi dengan kurikulum. Oleh bentuk tes dan nontes. Penilaian yang
karena itu, pendekatan yang digunakan pada mengukur ranah kognitif pelaksanaannya
kurikulum akan mempengaruhi pula konstruksi banyak didominasi bentuk tes tertulis sedangkan
bahan ajarnya. Kurikulum 2013 ranah yang lain menggunakan pengamatan dan
mengisyaratkan bahan ajar yang memberikan unjuk kerja. Kurikulum 2013 memberi porsi

56
Mujimin / SELOKA 5 (1) (2016)

yang seimbang antara penilaian pada ranah berbicara yang digunakan guru dalam
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Oleh sebab pembelajaran dan penguasaan guru terhadap
itu, penilaian yang dilakukan lebih variatif bisa materi ajar bersumber dari buku, jurnal, internet,
melalui tes atau nontes. Penilaian melalui tes dan buku ajar. Data berupa teknik guru dalam
bukan sesuatu yang baru bagi para guru. melaksanakan penilaian kompetensi berbicara,
Namun, penilaian nontes menjadi hal baru bagi kendala, dan kebutuhan yang diperlukan untuk
sebagian besar guru ketika kurikulum 2013 menunjang kegiatan penilaian pada mata
dilaksanakan. Salah satu bentuk instrumen pelajaran bahasa Jawa diperoleh dari responden
penilaian yang diperkenalkan dalam kurikulum yaitu guru SD. Data berupa perbaikan dan saran
2013 adalah rubrik penilaian atau rubrik terhadap model perangkat penilaian kompetensi
penskoran (Permendikbud No. 66 tahun 2013). berbicara yang telah disusun diperoleh dari ahli.
Kebutuhan alat penilaian yang baik dan Data berupa nilai kompetensi berbicara
tepat saat ini sangat diperlukan. Dengan alat diperoleh dari siswa SD kelas tinggi. Data-data
penilaian yang baik dan tepat diharapkan dapat tersebut dikumpulkan dengan teknik baca simak
memberi gambaran yang jelas terhadap proses catat, wawancara, angket, dan teknik tes. Untuk
pembelajaran. Namun pada kenyataannya, mendapatkan simpulan yang akurat data-data
masih banyak alat penilaian yang kurang sesuai tersebut dianalisis dengan beberapa teknik,
dengan harapan kurikulum maupun proses yaitu: analisis deskriptif kualitatif; menyeleksi,
pembelajarannya. Alat penilaian yang demikian memfokuskan, menyederhanakan,
ini belum mampu memberikan dampak hasil mentransformasikan dan merespon data;
(washback) kepada pembelajar. Oleh karena itu, kuantitatif prosentase; serta uji validitas dan uji
perlu dikembangkan alat penilaian yang sesuai reliabilitas.
dengan tuntutan kurkilum. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan karakteristik HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan perangkat penilaian berbicara,
menyusun kembali model perangkat penilaian Karakteristik Kebutuhan Perangkat Penilaian
kompetensi berbicara, dan menguji keefektifan Kompetensi Berbicara
perangkat penilaian kompetensi berbicara pada Karakteristik kebutuhan ini berupa
mata pelajaran bahasa Jawa di sekolah dasar kebutuhan perangkat penilaian kompetensi
kelas tinggi. berbicara dihasilkan dari pengumpulan data
awal dengan teknik angket kepada responden.
METODE PENELITIAN Dari analisis kebutuhan tersebut dapat diketahui
bahwa (1) seluruh responden belum memiliki
Penelitian ini menggunakan metode dokumen kurikulum 2013 mata pelajaran
research and development (R&D). Prosedur bahasa Jawa. Hal ini mempengaruhi pada
penelitiannya mengadopsi langkah-langkah yang komponen yang lain yaitu penyususnan silabus,
dikemukakan Sugiyono (2008:298) yang terdiri teknik penyusunan silabus, dan sistem penilaian
atas 10 langkah. Mempertimbangkan waktu dalam silabus, (2) responden sudah menyususn
pelaksanaan penelitian, maka langkah penelitian RPP. Penyusunan RPP tersebut berdasar
ini disederhanakan menjadi enam langkah sebaran kompetensi dasar yang ada pada buku
penelitian. Keenam langkah tersebut yaitu; (1) ajar, (3) responden telah mengajarkan
potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) kompetensi dasar sesuai tuntutan kurikulum, (4)
desain produk, (4) uji ahli, (5) revisi produk, dalam pembelajaran responden belum
dan (6) uji coba produk. Data pada penelitian ini menerapkkan pendekatan saintifik, masih
disesuaikan dengan langkah-langkah penelitian. terjebak pada penyajian buku yang
Data berupa teori atau temuan yang berkaitan menggunakan pola kurikulum KTSP, (5)
dengan penilaian kemampuan berbicara responden membutuhkan model perangkat
khususnya kompetensi berbicara, materi ajar penilaian pembelajaran berbicara. Model

57
Mujimin / SELOKA 5 (1) (2016)

penilaian yang dibutuhkan oleh responden Desain Awal Pengembangan Perangkat


dirinci menjadi lima komponen, yaitu; petunjuk Penilaian Kompetensi Berbicara Bahasa Jawa
penggunaan, materi ajar, lingkup penilaian, jenis Jenjang Sekolah Dasar
penilaian, skoring dan pembobotan tiap aspek. Kompetensi Dasar berbicara yang ada
pada kurikulum 2013 bahasa Jawa kelas tinggi
Prinsip-Prinsip Pengembangan Perangkat sebanyak 14 KD. Keempat belas KD berbicara
Penilaian Kompetensi Berbicara dari kelas IV, V, dan VI terebut terdapat KD
Hasil penyelarasan data analisis yang memiliki kemiripan pada jenis berbicara
kebutuhan dan pedoman penyusunan penilaian yang dituntut. Oleh karena itu, KD berbicara
pembelajaran selanjutnya dispesifikasikan tersebut diklasifikasikan menjadi tiga jenis
menjadi prinsip-prinsip pengembangan kegiatan berbicara. Ketiga jenis kegiatan
penilaian. Prinsip tersebut mengacu pada prinsip berbicara tersebut adalah bercerita, berpidato,
penilaian secara umum. Selain itu, ada beberapa dan berdialog. Selanjutnya, uraian
prinsip yang peneliti tambahkan berdasar pengembangan perangkat penilaian berbicara
kebutuhan dan kesesuaian dengan produk yang hanya pada ketiga jenis berbicara tersebut.
dihasilkan. Prinsip-prinsip yang digunakan Susunan perangkat penilaian pada tiap-tiap KD
dalam penyusunan perangkat penilaian diawali pencantuman KD, indikator, dan kisi-
berbicara bahasa Jawa jenjang sekolah dasar kisi penilaian, materi ajar, bentuk penilaian
kelas tinggi yaitu: (1) sahih, artinya penilaian aspek sikap, bentuk penilaian aspek
didasarkan pada data yang mencerminkan pengetahuan, dan berikutnya bentuk penilaian
kemampuan yang diukur, (2) adil, penilaian aspek keterampilan.
yang dilakukan tidak menguntungkan atau KD yang dicantumkan dalam perangkat
merugikan peserta didik karena berkebutuhan penilaian ini terdiri atas KD berbicara yang
khusus, (3) terpadu, artinya penilaian yang diambil dari KI 1, 2, 3, dan 4. KD tersebut
dilakukan merupakan bagian dari proses sudah dikelompokkan berdasar hubungan
pembelajaran, (4) terbuka, artinya prosedur antarkompetensi. KD tersebut selanjutnya
penilaian, kriteria penilaian, dan dasar dirumuskan indikator-indikatornya. Indikator
pengambilan putusan dapat diketahui oleh pihak ini diambil dari pengembangan silabus yang
yang berkepentingan, (5) menyeluruh dan telah tersedia. Jika KD dalam silabus belum ada
berkesinambungan, artinya penilaian mencakup indikatornya, maka peneliti merumuskan
semua aspek kompetensi dengan menggunakan indikator. Indikator-indikator yang telah
berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk dirumuskan ini selanjutnya dibuat kisi-kisi
memantau perkembangan peserta didik, (6) penilaiannya. Kisi-kisi penilaian ini berisi
sistematis, artinya penilaian dilakukan secara indikator, nomor soal, dan aspek penilaian.
berencana dan bertahap dengan mengikuti Indikator sebagai tolok ukur capaian penilaian.
langkah-langkah baku, (7) beracuan kriteria, Nomor soal sebagai urutan indikator tersebut.
artinya penilaian didasarkan pada ukuran Aspek penilaian sebagai penggolongan masuk
pencapaian kompetensi yang ditetapkan (KD), aspek apa indikator penilaian tersebut sikap,
(8) akuntabel, artinya penilaian dapat pengetahuan, atau keterampilan.
dipertanggungjawabkan baik dari segi teknik, Setelah indikator dan kisi-kisi disusun
prosedur, maupun hasil. (9) sederhana, artinya selanjutnya mengembangkan materi ajar. Materi
penilaian yang dilakukan tidak rumit sehingga ajar ini merupakan bahan yang akan
tidak menyulitkan atau membebani penilai. dibicarakan. Setiap jenis berbicara yang
dikembangkan didahului materi ajar. Materi
ajar ini telah disesuaikan dengan kompetensi
dasarnya. Materi ajar untuk tiap-tiap KD
dicantumkan satu teks saja. Pemilihan materi
ajar didasarkan pada materi ajar yang selama ini

58
Mujimin / SELOKA 5 (1) (2016)

digunakan guru dalam mengajarkan KD yang keterampilan. Jenis penilaian yang digunakan
bersangkutan. Materi ajar ini berfungsi sebagai pada aspek keterampilan ini berupa tes unjuk
acuan dalam menilai aspek pengetahuan siswa. kerja. Oleh karena itu, instrumen penilaiannya
Unsur selanjutnya yang dikembangkan menggunakan rubrik penilaian. Rubrik ini
adalah perangkat penilaian. Perangkat penilaian dikembangkan berdasar konsep-konsep
ini terdiri atas tiga aspek yaitu sikap, penilaian berbicara. Penilaian unjuk kerja ini
pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan bertujuan untuk mengungkap kemampuan siswa
tiap-tiap aspek penilaian disesuaikan dengan berdasar aspek-aspek yang telah ditentukan.
jenis penilaian yang diperoleh dari analisis Oleh karena itu, penilaian unjuk kerja ini
kebutuhan. Penilaian sikap dikembangkan menggunakan jenis rubrik analitik. Adapun
dengan jenis penilaian pengamatan. Hal ini aspek-aspek yang diamati dalam penyusunan
agar penilaian lebih praktis dan mudah instrument penilaian berbicara yaitu, bahasa,
dilaksanakan oleh guru. Penentuan jenis-jenis isi, dan penampilan. Ketiga aspek tersebut
sikap yang diamati didasarkan pada sikap dapat dirinci menjadi subaspek-subaspek
secara umum, sikap pada KI 1, dan sikap penilaian yang lebih kecil. Misalnya, aspek
terhadap isi materi ajar yang dibahas. Sikap bahasa dapat dirinci menjadi subaspek pelafalan,
yang dinilai pada aspek ini diantaranya; diksi, ragam bahasa, dan intonasi. Demikian
pemilihan bahasa yang digunakan ketika pula dengan aspek yang lain. Perincian aspek
berbicara selama pembelajaran, santun, menjadi subaspek disesuaikan dengan
mengagumi watak baik tokoh, disiplin, kebutuhan yang didasarkan pada jenis berbicara
bersungguh-sungguh, ingin tahu, kerja sama, yang akan dinilai. Dalam pelaksanaan
dan menghargai orang lain. Teknik penilaian penilaiannya aspek-aspek penilaian tersebut
pengamatan sikap ini dengan cara memberikan diberi bobot yang tidak sama. Dari ketiga aspek
tanda cek pada kolom yang disediakan. penilaian tersebut bahasa diberi bobot 50%, isi
Pengembangan penilaian berikutnya 30%, dan penampilan 20%. Pembobotan ini
adalah penilaian aspek pengetahuan. Penilaian dilakukan agar kemampuan anak dapat dilihat
aspek pengetahuan dikembangkan untuk secara optimal. Selain itu, pembobotan lebih
mengukur sejauh mana siswa memahami isi diutamakan pada aspek bahasa karena bahasa
materi yang dibahas sebelumnya. Oleh karena menjadi hal yang utama dalam pengembangan
itu, penilaian aspek pengetahuan banyak penilaian ini.
menggunakan tes yang berbentuk tes tulis. Setelah perangkat penilaian berbicara
Adapun jenis tes aspek pengetahuan yang bahasa Jawa jenjang sekolah dasar ini disusun,
dikembangkan diantaranya; pelafalan kata atau kemudian produk tersebut dinilai oleh para ahli.
frasa, jawaban singkat, isian singkat, pilihan Uji ahli seluruh kelas dihasilkan rata-rata yaitu;
ganda, identifikasi kesalahan, pembetulan aspek materi 93% berarti sangat valid,
kesalahan, melanjutkan cerita, dan para frase. penilaian aspek sikap 85% berarti sangat valid,
Jenis-jenis penilaian tersebut merupakan jenis penilaian aspek pengetahuan 86% berarti sangat
penilaian pengetahuan untuk seluruh jenis valid, dan penilaian aspek keterampilan 100%
berbicara. Penentuan jenis tes pengetahuan yang berarti sangat valid. Dari keempat aspek
tersebut didasarkan pada jenjang kelas dan KD tersebut setelah dirata-rata hasilnya 90,5%,
berbicara yang dikembangkan. Misalnya, artinya secara keseluruhan hasil uji validasi
pelafalan kata digunakan pada kelas IV perangkat penilaian berbicara bahasa Jawa
sedangkan kelas V dan VI pelafalan frasa, sangat valid. Berdasar penilaian ahli, diketahui
identifikasi kesalahan dan pembetulan kesalahan bahwa perangkat penilaian berbicara bahasa
digunakan pada berbicara jenis dialog, parafrase Jawa jenjang sekolah dasar kelas tinggi
digunakan untuk memahami teks tembang. tergolong sangat baik. Namun demikian, ada
Pengembangan perangkat penilaian beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Saran-
diakhiri dengan pengembangan aspek

59
Mujimin / SELOKA 5 (1) (2016)

saran yang direkomendasikan oleh ahli Penilaian aspek pengetahuan soal yang
dijadikan sebagai prinsip-prinsip perbaikan. tergolong valid jika hasil skor setelah
Keefektifan Perangkat Penilaian Berbicara dikonsultasikan dengan tabel r product moment
Bahasa Jawa Jenjang Sekolah Dasar dengan jumlah responden 26 dan dengan taraf
Keefektifan perangkat penilaian berbicara signifikansi 5% melebihi 0,388. Hasil analisis
bahasa Jawa jenjang sekolah dasar diketahui item instrument aspek pengetahuan seperti tabel
dengan cara uji validitas dan uji reliabilitas 2 berikut.
produk. Uji keefektifan perangkat penilaian
berbicara ini dilakukan di SD Islam Al Azhar 14 Tabel 2. Hasil Analisis Item Instrumen Aspek
Semarang dengan pertimbangan sekolah Pengetahuan
tersebut memiliki unsur-unsur penunjang. No Butir Instrumen Hasil Keterangan
Diantaranya; memiliki kelas paralel, sarana 1 0,184 Tidak Valid
prasarana kelas memadai, dan proses
pembelajarannya standar. Uji validitas dan 2 0,490 Valid
reliabilitas perangkat penilaian ini dilakukan
3 -0,244 Tidak valid
dengan cara menggunakan perangkat penilaian
tersebut untuk menilai siswa sesuai kelas yang 4 0,279 Tidak valid
dibutuhkan. Skor hasil penilaian tersebut
selanjutnya dihitung dengan formula tertentu. 5 0,436 Valid
Hasil dari penghitungan tersebut selanjutnya
6 0, 414 Valid
dikonsultasikan dengan tabel nilai-nila r product
moment. 7 0,789 Valid
Hasil r hitung selanjutnya dibandingkan
dengan r tabel. Hasil dapat digolongkan valid 8 0,403 Valid
jika r (hitung) lebih besar dari r (tabel) demikian pula
9 0,729 Valid
sebaliknya. Dari formula tersebut dapat
diketahui hasil uji validitas dan reliabilitas 10 0,584 Valid
perangkat penilaian berbicara jenjang sekolah
dasar pada jenis bercerita sebagai berikut. Pada
aspek sikap pernyataan yang tergolong valid Perangkat penilaian aspek keterampilan
dengan r (hitung) lebih besar dari r (tabel) 0,388 terdapat empat item. Keempat item tersebut
dengan taraf signifikansi 5% dapat dilihat pada adalah; lafal, diksi, isi, dan kelancaran. Setelah
tabel 1berikut dilakukan uji validitas, keseluruhan item
tergolong valid. Berikut hasil uji validitas
Tabel 1. Hasil Analisis Item Instrumen Aspek instrumen yang telah dilakukan.
Sikap mengumpulkan tugas tepat waktu
Pernyataan Ket.Hasil Tabel 3 Hasil Analisis Item Instrumen Aspek
bersungguh-sungguh 0,608 valid Keterampilan
perhatian 0,547 valid No Butir Soal Koefisien Korelasi Keterangan
segera mengerjakan tugas 0,428 valid 1 0,985 valid
mengajukan pertanyaan 0,608 valid
aktif dalam kelompok 0,644 valid
2 0,979 valid
mengumpulkan tugas tepat waktu 0, 392 valid
3 0,984 valid
mencatat hal-hal penting 0,693 valid
menghargai/menghormati teman 0,065 tidak valid 4 0,969 valid
menghargai/menghormati guru 0,090 tidak valid
santun 0,090. tidak valid

60
Mujimin / SELOKA 5 (1) (2016)

Dari uji validitas ketiga aspek tersebut dihasilkan beberapa butir instrumen pada
diketahui soal-soal yang valid. Setelah dilakukan penilaian aspek sikap dan pengetahuan tidak
uji reliabilitas seluruh soal yang valid juga valid. Butir instrumen yang valid diuji
reliabel. Reliabilitas instrumen aspek sikap r reliabilitasnya dengan hasil reliabel. Instrumen
(hitung) 0,548 > r (tabel) 0,388, aspek pengetahuan r penilaian pada aspek keterampilan seluruhnya
(hitung) 0,674 > r (tabel) 0,388, dan aspek valid dan reliabel.
keterampilan r (hitung) 0,994 > r (tabel) 0,388.
Berdasar uji coba instrumen ini sudah valid dan DAFTAR PUSTAKA
reliabel seluruh butirnya maka instrumen dapat
digunakan untuk pengukuran. Akhadiah, Sabarti, 1998. Evaluasi dalam
Pembelajaran Bahasa. Jakarta: P2LPTK
SIMPULAN Dirjen Dikti Depdikbud
Christie, F. [ed.]. 1999. Pedagogy and the Shaping
Kurikulum 2013 bahasa Jawa jenjang of Counsciousness. London: Continuum
sekolah dasar kelas tinggi belum disertai Macken-Horaric, M. 2001. „Something to shoot
perangkat penilaian yang memadai. Oleh for: a systemic functional approach to
karena itu, responden membutuhkan perangkat teaching genre in secondary school
penilaian berbicara dengan karakteristik sebagai science‟ dalam A.M John [ed.] Genre in
berikut. Perangkat penilaian didahului materi the Classroom: Multiple Perspectives.
ajar. Penilaian meliputi aspek sikap London: Lawrence Erlbaum Associates.
pengetahuan, dan keterampilan. Ada sistem Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang
penskoran yang memudahkan pengguna. Standar Penilaian Pendidikan
Pengembangan perangkat penilaian berbicara Rothery, J. 1996. „Making change: developing
bahasa Jawa kelas tinggi adalah model and educational linguistics‟ dalam R.
perangkat penilaian yang sesuai kebutuhan guru Hasan and G. Williams [eds.] Literacy and
serta mendapat saran dari para ahli. Adpaun Society. London: Longman.
model yang dimaksud berupa pengembangan Subyantoro. 2014. Teori Pembelajaran Bahasa:
perangkat berbicara yang terdiri atas kelas IV Implementasi Psikolinguistik Pendidikan.
sebanyak 5 KD, kelas V 4 KD, dan kelas VI 5 Semarang: Unnes Press
KD. Dari setiap KD dikembangkan perangkat Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif
penilaian yang terdiri atas empat bagian. Bagian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
pertama berupa materi yang sesuai dengan KD. Trianto, Agus. 2013. Kurikulum 2013:Konsep Dan
Bagian kedua perangkat penilaian aspek sikap Implementasi Bahasa Indonesia sebagai
berupa penilaian pengamatan guru. Bagian Wahana Pengetahuan Berbasis Content
ketiga perangkat penilaian aspek pengetahuan. Language Integrated Learning (CLIL).
Soal pada aspek pengetahuan ini berupa isian Makalah Seminar Nasional “Menakar
singkat, jawaban singkat, para frase, B-S, Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia
identifikasi kesalahan, dan pembetulan sebagai Penghela Peradaban Bangsa
kesalahan. Bagian keempat penilaian dalam Percaturan Global” yang
keterampilan. Penilaian ini berupa rubrik diselenggarakan oleh Jurusan Bahasa dan
pengamatan unjuk kerja. Adapun aspek yang Sastra Indonesia, FBS Unnes
dinilai dari setiap unjuk kerja disesuaikan bekerjasama dengan Balai Bahasa
dengan jenis unjuk kerja yang dituntutkan. Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 2
Prototipe perangkat penilaian yang telah November 2013.
disusun diuji keefektifnnya dengan hasil sebagai
berikut. Dari uji keefektifan perangkat penilaian

61

Anda mungkin juga menyukai