ABSTRAK
Analisis sweep respon frekuensi (SFRA) adalah teknik diagnosis yang sensitif untuk
mendeteksi atau mengetahui perubahan karakteristik kumparan transformator distribusi dengan
menginjeksi tegangan rendah pada rentang frekuensi yang ditentukan. Perubahan tersebut dapat
disebabkan oleh kerusakan kelistrikan atau gangguan mekanis (kerusakan pada saat transportasi
pengiriman, gempa bumi, hubung singkat, dll). Jenis gangguan yang dapat dideteksi adalah kerusakan
pada inti transformator, pergeseran masalah kumparan, dan perubahan bentuk kumparan (deformasi)
transformator. Metode pengujian yang dipergunakan disini adalah dengan melakukan perbandingan
antara jarak kaki – kaki antar bushing yang di implementasikan dalam bentuk hubungan kurva antara
frekuensi dan magnitude. Pengujian dilakukan pada satu jenis transformator distribusi D-YN5 dengan
kapasitas daya 315 kVA yang berlokasi di PT. PLN Area Kebon Jeruk. Hasil pengujian yang didapat
akan di sesuaikan pada acuan standar yang DL/T 911-2004 yang telah ditetapkan.
Kata kunci: Sweep Frequency Response Analysis, deformasi transformator, pengujian SFRA, FRAX
101.
Keywords: Sweep Frequency Response Analysis, transformer deformation, SFRA testing, FRAX 101.
2 JURNAL ELEKTRO, Vol. 10, No. 1, April 2017 : 1 - 14
kompleks tersebut berupa bentuk kurva yang bentuk kurva dapat diidentifikasikan apa
unik oleh karena itu, dapat dianggap sebagai jenis kerusakannya.
suatu sidik jari (a fingerprint). [1].
Nilai kapasitansi transformator B. Pengetahuan Dasar tentang
dipengaruhi oleh variasi jarak antara Analisis Respon Frekuensi[2,3]
konduktor-konduktor. Oleh karena itu,
dengan adanya pergeseran kumparan bisa Transformator merupakan jaringan yang
mempengaruhi nilai kapasitansi dan kompleks terdiri dari komponen RLC.
sekaligus merubah bentuk kurva yang Jaringan kompleks RLC ini tersusun dari
dihasilkan. Darik hasil pengukuran sinyal elemen-elemen resistansi belitan tembaga;
frekuensi respon ini kemudian dibandingkan induktansi kumparan belitan dan kapasitansi
dengan referensi yang telah pernah diukur dari lapisan isolasi antara kumparan-
sebelumnya untuk mengetahui seberapa kumparan, antara belitan-belitan, antara
besar perubahan kondisi struktur mekanikal belitan dan inti, antara inti dan tangki, antara
pada elemen-elemen aktif transformator. tangki dan belitan, dll. Sebuah rangkaian
Dari perbedaan nilai parameter RLC itulah ekuivalen sederhana dengan komponen
dapat dilakukan deteksi awal mengenai RLC, seperti pada Gambar 2 dapat
kondisi mekanis transformator.[1] digunakan untuk menjelaskan tentang
Jika terjadi suatu perubahan geometris prinsip respon frekuensi.
Belitan HV
pada elemen-elemen rangkaian atau CH CT CH CT CH
pergeseran tempat diantara elemen-elemen
LH RH LH RH
maka bisa menyebabkan penyimpangan
pada respon frekuensi. Perbedaan respon
Antar Belitan
frekuensi yang terjadi diantara kurva “sidik CHL
LL RL
CHL
LL RL
CHL
50Ω Vukur
Vref
50Ω
50Ω
dalam transformator daya dan juga SFRA menginjeksi sinyal input dengan
merupakan investasi yang bisa menghemat nilai tegangan yang kecil namun dengan
waktu dan biaya. [1] frekuensi yang nilainya bervariasi (antara
10 Hz – 1 MHz). SFRA ini kemudian
A. Sweep Frequency Response dihubungkan dengan komputer yang akan
Analysis (SFRA) menampilkan respon frekuensi
SFRA adalah metode pengujian yang transformator pada display monitor
dilakukan 1 kali dalam 2 tahun untuk dengan bantuan software FRAX.
mengetahui kondisi mekanis dari
transformator seperti inti dan belitan, B. Analisis Hasil Pengujian SFRA
sehingga pengukuran SFRA sangat perlu
dilakukan untuk mengindari adanya Sebagai pedoman umum, bila terjadi
gangguan transfer daya pada transformator. masalah hubung singkat di belitan atau
Ada beberapa alasan sehingga harus masalah magnetisasi di inti bisa mengubah
dilakukan pengujian SFRA, antara lain: bentuk kurva respon frekuensi pada range
a. Tahap pembuatan agar diketahui frekuensi rendah, yaitu 1 kHz sampai 100
kualitas transformator daya kHz.
b. Terjadinya hubung singkat pada Jika perubahan bentuk kurva di frekuensi
transformator menengah, 100 kHz sampai 600 kHz,
c. Adanya pengujian impulse pada menunjukkan terjadi pergerakan aksial atau
transformator radial dalam kumparan sedangkan
d. Diketahui terdapat penurunan kinerja perubahan bentuk kurva pada frekuensi
dari tekanan mekanis kumparan tinggi, 600 kHz sampai 1 MHz,
e. Terjadinya perubahan struktur menunjukkan masalah yang terjadi pada
mekanikal pada transformator kumparan, bushing dan pengubah tap,
Pada peralatan Sweep Frequency seperti pada Gambar 7.
Response Analyzer terdapat 3 (tiga) probe,
yang terdiri dari: Hasil dari pengukuran SFRA kemudian
1) Probe Output, dihubungkan ke dibandingkan dengan kondisi normal/ tanpa
terminal bushing netral pada belitan gangguan. Referensi transformator keadaan
transformator konfigurasi Y dengan normal dapat diperoleh dari:
netral atau dihubungkan ke bushing 1) Transformator baru atau hasil
fasepada belitan konfigurasi Δ. pengujian transformator dari
2) Probe Referensi, dihubungkan ke beberapa tahun sebelumnya.
bushing yang sama dengan probe 2) Transformator sejenis yang memiliki
output. Probe ini akan bertindak daya yang sama dan dengan merek
sebagai acuan titik netral dagang yang sama (sister unit).
pengukuran. 3) Belitan fase yang sama dari
3) Probe Input, sebagai probe yang transformator yang lain untuk
mengalirkan arus/tegangan pengujian kondisi antar fase belitan.
sinusoidal ke fase yang diukur.
Dimas Fathoni, Chairul Gagarin Irianto, Analisis Awal Gangguan Mekanis... 7
R-
R-
R- Taps and
Winding
Core + windings
mengetahui kondisi mekanis transformator. dalam jangka waktu yang lama. Tetapi
[5] dengan adanya gangguan dan perubahan
mekanis yang terjadi menyebabkan umur
Dengan begitu pengujian metode SFRA dari transformator itu sendiri akan
kali ini dilakukan untuk mengetahui berkurang.
keadaaan awal transformatortersebut dan
juga nantinya akan dijadikan sebagai sampel Langkah pertama pengujian diawali
referensi yang berguna untuk pengujian dengan pemasangan kabel probe pada alat
berikutnya. FRAX-101 yang nantinya terhubung pada
bushing pada transformator, seperti pada
B. Langkah Pengujian SFRA Gambar 9.
Kemudian kabel probe yang terhubung
Pengujian SFRA ini dilakukan pada transformator dipasang pada bushing,
dengan menggunakan alat uji yang bernama yang nantinya pemasangan kabel probe
FRAX 101 Pax Diagnostic. Dimana alat ini tersebut akan disesuaikan untuk kebutuhan
bersifat portable sehingga sangat mudah pengujian dengan metode SFRA ini.Berikut
untuk dibawa, seperti pada Gambar 8. hubungan kabel probe terhadap ujung
Metode pengujian yang dipergunakan pada terminal belitan transformator,
SFRA ini adalah dengan perbandingan jarak bushinguntuk pengujian tegangan tinggi
antar kaki-kaki bushing. Hal ini dikarenakan antara H1 dan H2, seperti pada Gambar 10.
tidak adanya data referensi awal dari pihak
PT PLN (Persero) yang seharusnya
dipergunakan untuk perbandingan hasil
pengujian.
H1 H2 H3
C1 C2 C3 C4 C5
L1 R1 L2 R2
HV
C6 C7 C8
L4 R4 L3 R3
LV
C12 C10
H1 H2 H3
transformator masih dalam keadaan normal
C15 C17 C18
C14 C16
dan tidak mengalami gangguan, masing-
masing seperti pada Gambar15(a), (b) dan
L5 R5 L6 R6 (c).
HV
L8 R8 L7 R7
LV
x1 x2 x3
C25 C23
Demikian pula, dari hasil hubungan gangguan terhadap transformator pada saat
antara (H1-H3; H1-H2; H2-H3) kurva HV pengujian seperti:
terhadap (x1-x2-x3) LV yang dihubung-
singkat, jika dilihat reaksi pada R-LF, R- a. Gangguan pada kontak transformator
MF, dan R-HF menurut standar DL/T 911- dimana salah satu kaki bushing diberi
2004 nilai dari faktor relatif yang didapat gangguan seperti dialiri arus atau lapisan
pada setiap rentang frekuensi menunjukkan isolasinya dirusak.
kondisi transformator masih dalam keadaan b. Gangguan pada inti transformator
normal dan juga tidak mengalami gangguan, terhadap ground.
seperti pada Gambar 17. c. Gangguan pada 1 belitan transformator
Transformator pengujian ini masih antar fase R,S, dan T.
dalam keadaan normal dan kondisi baru Sehingga, dari hasil pengujian hubungan
masih beberapa bulan. Sehingga untuk antara (H1-H3; H1-H2; H2-H3) kurva HV
mendapatkan simulasi kurva saat terjadi terhadap (x1-x2-x3) LV yang di hubung-
gangguan mekanis diberikan beberapa singkat didapatkan kurva seperti pada
Gambar 18.
Gambar 17. Kurva Tegangan Tinggi, HV terhadap Tegangan Rendah, LV yang dihubung-singkat
12 JURNAL ELEKTRO, Vol. 10, No. 1, April 2017 : 1 - 14
(a) (b)
Gambar 19. Titik-titik perpotongan awal (a) dan akhir (b) yang mengindikasikan gangguan
transformator pada tingkat frekuensi rendah.
(a) (b)
Gambar 20. Titik-titik perpotongan awal (a) dan akhir (b) yang mengindikasikan gangguan
transformator pada tingkat frekuensi menengah.