Anda di halaman 1dari 38

STUDI KELAYAKAN

APOTEK WARGA FARMA

Disusun Oleh :

CHYNTIA PRAMITA SARI (20184040079)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
TIM PENDIRI APOTEK...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................4
B. TUJUAN UMUM...........................................................................................................5
BAB II PROFIL APOTEK
A. DESKRIPSI APOTEK....................................................................................................8
B. SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN DI SEKITAR APOTEK......................8
C. TUJUAN KHUSUS PENDIRIAN APOTEK.................................................................9
D. VISI DAN MISI APOTEK.............................................................................................9
E. STRATEGI......................................................................................................................9
F. LOGO APOTEK...........................................................................................................10
G. SARANA DAN PRASARANA....................................................................................10
H. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.........................................................13
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN...........................................................................17
J. PERPAJAKAN..............................................................................................................14
K. ANALISA SWOT.........................................................................................................15
BAB III ANALISIS KEUANGAN
A. JUMLAH MODAL / INVESTASI................................................................................20
B. RENCANA ANGGARAN BIAYA PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN KE-1
(RABP TAHUN 1)................................................................................................................23
BAB IV PENUTUP................................................................................................................25
BAB V DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................28
LAMPIRAN.............................................................................................................................29

2
TIM PENDIRI APOTEK

Pembina : Aji Winanta, M.Sc., Apt


Ketua : Chyntia Pramita Sari, M.Sc., Apt.
Sekretaris : Chelsea Islan, M.Sc., Apt
Bendahara : Jefri Nichol, S.Farm., Apt.
Staff : 1. Jan Ethes, S.Farm
2. Bjorka, S.Farm
3. Gempita Noura Marten, S.Farm

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi semua orang.
Pentingnya arti kesehatan di masyarakat diwujudkan dalam dibangunnya sarana
pelayanan kesehatan, baik oleh pemerintah maupun swasrta. Apotek merupakan
salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam bidang farmasi. Menurut Permenkes
RI No. 73 tahun 2016, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukannya praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan kefarmasian tersebut
meliputi dua kegiatan utama yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik.
Dalam pelaksanaannya, selain untuk tempat pengabdian seorang apoteker atas
profesi yang disandangnya juga dapat berfungsi sebagai unit sarana kesehatan
(patient oriented) dan sebagai sarana bisnis (profit oriented). Sebagai unit sarana
kesehatan pelayanan di apotek harus dijalankan secara professional dan
bertanggungjawab sesuai dengan peraturan yang berlaku, sedangkan sebagai
sarana bisnis apotek harus dapat memberikan keuntungan demi kelangsungan
berdirinya apotek. Kedua fungsi ini harus dijalankan dengan seimbang supaya
terjadi keseimbangan antara aspek klinis dan ekonomi demi kepentingan pasien
dan masyarakat dapat mendapatkan obat sesuai dengan kemampuan ekonominya.
Apotek yang berdiri di sekitar masyarakat saat ini diharapkan mampu
meningkatkan derajat kesehatan yang akan mempengaruhi kualitas hidup
masyarakat. Dengan didirikannya apotek yang dikelola oleh apoteker, masyarakat
bukan hanya mudah untuk mendapatkan obat yang bermutu dengan harga yang
terjangkau saja, tetapi juga mudah dalam mendapatkan informasi tentang obat dan
pelayanan kesehatan yang lebih terjamin, aman dan efektif. Melalui proposal studi
kelayakan ini, kami berniat untuk mendirikan Apotek Warga Farma, yang
berlokasi di Jalan Kelud Nomor 73 Kota Blitar Jawa Timur.
Data kependudukan di Kota Blitar adalah menurut hasil proyeksi Badan
Pusat Statistik Jawa Timur, jumlah penduduk Kota Blitar tahun 2014 sebesar
136.952 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki sebesar 67.869 jiwa

4
dan penduduk perempuan 69.083 jiwa. Distribusi penduduk berdasarkan jenis
kelamin dan kelompok usia ditunjukkan pada gambar di bawah.

Situasi derajat kesehatan di Kota Blitar digambarkan dengan tiga indikator


pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/ Umur Harapan
Hidup, Angka Kesakitan (Morbiditas). Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan
dari fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community based).

Angka Kematian Ibu di tiap-tiap kecamatan

5
Angka Harapan Hidup

6
B. TUJUAN UMUM PENDIRIAN APOTEK

1. Memperoleh Profit sebesar-besarnya tanpa meninggalkan Kualitas dan harga


obat yang terjangkau untuk konsumen dengan mengedepankan
pharmaceutical care.
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

7
BAB II
PROFIL APOTEK

A. DESKRIPSI APOTEK
Apotek Warga Farma merupakan sarana pelayanan kefarmasian yang berbasis
Pharmaceutical Care. Apotek ini berada di Jalan Kelud Nomor 73 Kepanjen Kidul Kota
Blitar Jawa Timur. Apotek berada di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan lingkungan yang nyaman dan tempat parkir yang luas. Pencapaian
yang diharapkan dengan didirikannya apotek ini adalah dapat melakukan penjualan obat-
obatan untuk swamedikasi dan resep baik racikan maupun non racikan serta menjual alat
kesehatan dengan harga yang terjangkau dan berkualitas baik. Apotek ini juga
menyediakan layanan home care secara efektif. Melakukan pelayanan pasca pembelian
dengan pemantauan kesembuhan pasien. Serta menyediakan program penyuluhan tentang
obat secara rutin kepada masyarakat di kota Blitar dengan membawa nama apotek.

LOKASI

B. SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN DI SEKITAR APOTEK


Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Adapun tenaga kerja dan sarana kesehatan di
kecamatan Kepanjen Kidul adalah sebagai berikut :
· RSU : RSK Budi Rahayu (jarak 850 meter ) ,

8
RS Aminah (jarak 1,5kilometer)
· Banyaknya apotek/ toko obat di kecamatan Kepanjen Kidul :
Ø Apotek : 1 apotek dengan jarak 2 kilometer

C. TUJUAN KHUSUS PENDIRIAN APOTEK


1. Sebagai tempat sarana pengabdian seorang apoteker setelah mengucap sumpah
jabatan apoteker
2. Sebagai tempat sarana farmasi dalam melakukan peracikan, perubahan bentuk,
pencampuran serta penyerahan obatatau bahan obat.
3. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat serta masyarakat pada
umumnya
4. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara
rasional dalam praktek pemakaian sendiri (swamedikasi)

D. VISI DAN MISI APOTEK


· VISI

Dalam waktu 7 tahun mampu menjadi apotek modern dengan pelayanan


kefarmasian berbasis pharmaceutical care yang berkualitas, dan terpercaya
bermutu sehingga menjadi pilhan utama bagi masyarakat.
· MISI
a. Menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan yang lengkap dan memiliki
kualitas baik serta harga yang terjangkau
b. Menyediakan tenaga yang kompeten dalam memberikan pelayanan sehingga
terwujud penerapan farmasi klinik dan swamedikasi yang optimal
c. Melakukan evaluasi rutin dan menyeluruh terhadap kinerja apotek serta
senantiasa melakukan peningkatan kualitas pelayanan
d. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien

E. STRATEGI
1. Menjadi pembicara di seminar, dan bicarakan hal-hal yang hanya dikuasai,
sehingga dapat mempromosikan apotek kita.
2. Menerbitkan bulletinatau artikel yang berkaitan dengan usaha yang dimiliki atau
edukasi tentang obat dan pentingnya kesehatan, paling tidak 3 bulan sekali
sehingga setiap konsumen dapat mengetahui informasi tentang apotek kita.
9
3. Menyelipkan brosur, katalog promosi atau bahan promosi lain ke dalam produk
obat yang telah dibeli konsumen.
4. Untuk mencapai target jumlah kunjungan, maka dibuatkan sebuah doorprise
undian berupa televisi, magicjar, dan sepeda dll yang diundi pada bulan terakhir.
Biaya promosi ini tidak lebih dari Rp2.000.000,00.
5. Melayani deliveri obat dengan menggunakan sarana motor.

6. Untuk meningkatkan kunjungan pasien, maka juga disebar voucher diskon


sebanyak 500 voucher yang bekerja sama dengan tempat praktek dokter, tempat
makan sekitar apotek. Voucher diskon tersebut dapat berupa voucher diskon untuk
cek kesehatan di apotek ataupun voucher diskon makan di tempat makan sekitar
apotek tersebut.
7. Layanan pasca pembelian resep dan swamedikasi. Layanan pasca pembelian resep
dan swamedikasi antara lain :
a) Sms mengingatkan minum obat dan mendoakan agar cepat sembuh pada hari
pertama setelah membeli obat
b) Menyelesaikan masalah kesembuhan bagi yang meresponsms tidak sembuh
dan mencarikan solusi – solusinya pada hari ke 4 jika dipastikan belum
sembuh.

8. Boom SMS menggunakan sms gateway software, yakni setiap harinya


mengirimkan info kesehatan dan tentang obat–obatan baik melalui jaringan
komunikasi whatsapp dan sms dilengkapi dengan membuka layanan konsultasi
obat

F. LOGO APOTEK

G. SARANA DAN PRASARANA


1. Bangunan
10
Bangunan Apotek Warga Farma merupakan bangunan satu lantai yang
dibangun dengan dua ruangan. Ruang pertama untuk pelayanan dengan ukuran 4 x
6 meter2, sedangkan ruang kedua digunakan untuk penyimpanan persediaan
dengan luas 3 x 4 meter2. Apotek mendapatkan sumber air bersih dari PDAM serta
sumber listrik dari PLN. Dengan adanya sarana dan fasilitas tersebut menjamin
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek dapat berjalan dengan baik. Berikut rencana
layout dari Apotek Warga Farma:

3 meter 6 meter

Wc
T PI
Meja konsultasi

V N
ALKES

T
ku U
lka
s
Obat keras

OTC dan Obat bebas terbatas

4 meter
dis Tempat duduk
pe Tempa
nse t
r Peracik
susu. dll

an Tempat duduk
NA
PZA
kasir

2. Fasilitas
Ruangan apotek dibagi menjadi beberapa bagian yaitu ruang tunggu, ruang
penerimaan resep, dan penyerahan resep, penyimpanan obat, pencucian alat, ruang
kerja APA, dan WC.

11
Penataan ruang apotek ditata sedemikian rupa untuk menjaga kenyamanan
dalam melayani resep dan tidak membatasi ruang gerak agar kegiatan diapotek
lancar dan meningkatkan kemajuan apotek.
Ruang peracikan hendaknya dalam keadaan bersih dan jauh dari sumber
debu/kotoran seperti pintu utama, dan letak WC juga diletakkan jauh dengan ruang
peracikan untuk menghindari kontaminasi ke obat yang sedang diracik.
3. Perlengkapan
Perlengkapan apotek meliputi :
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan yang terdiri dari :
· Timbangan digital yang telah dikalibrasi.
· Mortir dan stamper
· Perlengkapan lain sesuai kebutuhan
b. Pelengkapan dan alat perbekalan farmasi
· Lemari dan rak penyimpanan obat
· Lemari pendingin
· Lemari untuk NAPZA
c. Wadah pengemas dan pembungkus
· Kertas perkamen
· Etiket
· Wadah pengemas dan pembungkus untuk menyerahkan obat
4. Alat administrasi
· Blanko pesanan obat
· Blanko salinan resep
· Blanko faktur dan nota penjualan
· Buku pencatatan narkotik
· Buku pemesanan obat narkotik.
5. Buku standar yang diwajibkan
· Farmakope Indonesia Edisi terbaru.
· Informasi Spesialite Obat (ISO).
· Indonesia Index of Medical Specialities (IIMS)
· Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
apotek.

Sarana dan prasarana lain diapotek :


a) Ruang tunggu yang nyaman dilengkapi TV, leaflet kesehatan dan informasi
pemeriksaan yang dapat dilakukan di apotek.
b) Keranjang sampah yang tersedia untuk staf dan pasien.
c) Sumber air bersih
d) Penerangan yang baik
e) Alat pemadam kebakaran
f) Ventilasi dan sanitasi yang baik
Sarana Obat-Obatan
Salah satu metode dalam melakukan pengadaan obat untuk sarana obat-obatan
apotek menggunakan analisis ABC. Analisis ABC digunakan untuk menentukan
12
persediaan obat. Analisis ABC di lakukan dengan mengklasifikasikan jenis obat
menjadi 3 golongan, yaitu:
· Golongan A (jumlah sedikit, harga total tinggi)
Contoh: vaksin, hormone, sediaan- sediaan injeksi.
· Golongan B (jumlah sedang, harga total sedang)
Contoh: sediaan drop(eyes drop, oral drop,ear drop), sediaan inhaler/
spray)
· Golongan C (jumlah banyak, harga total rendah)
Contoh: obat- obat bebas yang sering digunakan secara swamedikasi (obat
batuk, diare, flu, sakit kepala, demam, vitamin, obat luka dll).

Analisis ABC bermanfaat untuk menekan frekuensi pemesanan, mengurangi


biaya total pengiriman obat dan menekan jumlah persediaan sehingga mengurangi
biaya total penyimpanan di gudang

H. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


1. STRUKTUR ORGANISASI
Apotek dikepalai oleh Apoteker Pengelola Apotek sekaligus Pemilik Sarana
Apotek yang memilki wewenang dan bertugas mengawasi seluruh kegiatan di apotek.
Apoteker Pengelola Apotek bekerja dibantu dengan 2 apoteker pedamping.Struktur
organisasi yang jelas berfungsi untuk memudahkan pembagian tugas sehingga tidak
meminimalisir kesalahan yang mungkin muncul.

Apoteker Pemilik Sarana


Apotek sekaligus APA

Apoteker Pedamping Apoteker Pengelola


Apotek
Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Administrasi/kasir

Shift pagi Shift sore

13
Jam kerja apotek terbagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi (07.00-15.00) dan shift
sore (15.00-22.00). Dimana setiap shift terdapat 1 Apoteker baik Apoteker Pengelola Apotek
atau Apoteker Pedamping dan seorang asisten Apoteker yang merangkap sebagai kurir.
Struktur apotek dapat dilihat dari gambar di atas.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek dilakukan oleh Apoteker dan
tanggungjawab berada di tangan Apoteker. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian pada
fasilitas pelayanan kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan/atau
Tenaga Teknis Kefarmasian.
Dalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus memiliki sertifikat
kompetensi profesi, ijazah dari institusi, Surat Tanda Registrasi Apoteker, dan Surat
Izin Praktek Apoteker.
Menurut peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009, syarat memperoleh Surat Tanda
Registrasi Apoteker adalah :
1. Memiliki ijazah Apoteker
2. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
3. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah Apoteker
4. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter
5. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
2. KLASIFIKASI TUGAS
1. Pemilik Sarana Apotek (PSA)
Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan operasional dan
program-program apotek terutama dalam hal penyediaan modal.
2. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
a) Memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien dengan berlandaskan
pharmaceutical care.
b) Berkewajiban dan bertanggung jawab penuh dalam memimpin dan mengelola
sumber daya di apotek.
c) Mengawasi dan mengevaluasi kinerja karyawan di apotek.
d) Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas apotek.
e) Membina hubungan yang harmonis terhadap tenaga kesehatan lain dan stake
holder.
f) Menyusun SOP di apotek.
g) Melakukan pelaporan penggunaan obat kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
h) Membuat laporan keuangan apotek dan laporan pajak.
3. Apoteker Pendamping
14
a) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA berhalangan
selama jam kerja apotek.
b) Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal‐hal penting yang
mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.
c) Bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas fungsi sebagai
apoteker pendamping sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi APA.
4. Asisten Apoteker
a) Melaksanakan pekerjaan yang sesusai dengan profesinya sebagai asisten
apoteker, yaitu meliputi:
- Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep)
sesuai petunjuk pimpinan apotek
- Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan dan
meracik
- Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik
- Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran
kegiatan pembelian
- Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur
kecuali faktur narkotik dan psikotropik, mencatat ke dalam buku
pembelian dan menjaga agar daftar harga tetap up to date
- Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan
dan peracikan obat
- Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya (sesuai dengan
susunan penyimpanan).
b) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan lain
sebagainya.
c) Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas yang
diselesaikannya.
Tugas dan fungsi Apoteker adalah:
1. Membuat perencanaan, koordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan di apotek,
baik yang bersifat manajerial maupun teknis kefarmasian.
2. Memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat berupa komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE).
3. Bertanggungjawab atas apotek yang dikelolanya dan memberikan hasil yang
optimal sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian,Apoteker dapat :
1. Mengangkat seorang Apoteker Pendamping yang memiliki SIPA

15
2. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya
atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien
3. Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep
dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tenaga kefarmasian yang meliputi Apoteker, Asisten Apoteker (AA), Sarjana
Farmasi,Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi dalam melakukan pekerjaan
kefarmasianpada fasilitas pelayanan kefarmasian wajib mengikuti paradigma
pelayanankefarmasian dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pelayanan dibagi menjadi dua yaitu pasien dengan resep dan non resep dimana pasien
dengan resep terdapat yang diracik dan non racikan.
Penerimaan resep di Apotek terlebih dahulu dicek keabsahannya dengan mengecek :
a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan resep seperti identitas dokter meliputi
nama, alamat, no telpon, no SIP, tanggal pemeriksaan, tanda tangan dokter.
b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis,
frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
obat.
c. Mengkaji aspek klinis seperti adanya alergi, efek samping dan interaksi.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghindari adanya kepalsuan resep


danmenghindari kesalahan pemberian obat. Bila resep tersebut diragukan
keabsahannya maka apoteker dapat menolak dan mengkonsultasikan secara baik
kepasien dengan alasan obat habis atau dapat lakukan konfirmasi ke dokter yang
bersangkutan terlebih dahulu. Bila obat yang diinginkan habis maka dapat
meminta konfirmasi kepada dokter dan pasien agar obat dapat diganti dengan obat
yang memiliki kandungan sama yang terdapat di apotek, jika pasien atau dokter
tidak setuju maka kita dapat membelikan diapotek lain. Jika pasien dan dokter
setuju resep akan dikerjakan, untuk obat yang mengandung narkotika dan
psikotropika diberikan tanda dengan tulisan bius untuk narkotik dan OKT untuk
psikotropika di resep.
Untuk obat racikan akan disiapkan oleh asisten apoteker sesuai dengan resep di
piring dengan etiket lalu akan diperiksa oleh apoteker sebelum diracik. Setelah
diracik dan dilakukan pengemasan dan etiket .

16
Untuk obat non racikan, obat disiapkan oleh asisten apoteker dan pemberian
etiket hal ini dibawah pengawasan apoteker yang bertugas. Copy resep dan
kwitansi ditulis oleh asisten apoteker dan di tanda tangan oleh apoteker yang
berjaga. Obat yang sudah siap diberikan kepasien dicek lagi untuk menghindari
kesalahan, setelah semua benar lalu dapat diberikan obatnya dengan KIE.
J. PERPAJAKAN
Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pengusaha dalam hal ini pemerintah
berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku. Ada beberapa jenis pajak yang
dibayarkan, yaitu :
1. Pajak langsung adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan
2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dilimpahkan kepada pihak
lain, misalnya pajak pertambahan nilai (PPN) dan materai.

Macam pajak yang harus dibayar yaitu :


1. Pajak penghasilan

Pajak penghasilan dikenakan jika omset yang didapat pertahun adalah > 4,8 Milyar.
Pajak yang dikenakan berdasarkan PPh 25 final yaitu sebesar 0,5% omset.
2. Pajak Reklame

Dikenakan terhadap pemasangan papan nama apotek, pajak ini dibayarkan satu
tahun sekali.
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

PBB adalah pajak atas tanah dan bangunan apotek, besarnya pajak ditentukan oleh
luas tanah dan bangunan apotek.
4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

PPN apotek dibayarkan melalui PBF, karena apotek membayar PPN saat pelunasan
faktur kepada PBF. PPN dibebankan dalam harga jual obat. Jadi harga jual obat
diperoleh dari netto obat PBF, ditambah PPN 10% kemudian dikalikan dengan rasio
keuntungan apotek.
K. ANALISA SWOT
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi
strategis daerah/peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa

17
halyangpenting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman terhadap apotek “WARGA FARMA” yang akan didirikan (Swot Analisis).

1. Kekuatan/Strength

Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek “WARGA FARMA” yang akan


didirikan adalah sebagai berikut:
a. Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di Apotek
WARGA FARMA relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang mencapai
kepuasan pelanggan sehingga akan meningkatkan omzet apotek.
b. Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
c. Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan tepat, cermat dancepat.
d. Letak/lokasi apotek mudah dijangkau (denah terlampir)

f. Memiliki Apoteker yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan dan pengobatan,


memberikan pelayanan yang ramah dan sopan.
g. Apoteker “WARGAFARMA” menerapkan konsep pelayanan kefarmasian“No
Pharmacist No Service”

2. Kelemahan/Weakness
Warga Farma merupakan apotek baru, sehingga masyarakat belum mengenal dan belum
mempunyai pelanggan tetap. Sehingga perlu strategi agar menarik masyarakat untuk datang
ke Apotek, yaitu dengan membuat tanda Apotek di pinggir jalan.

3. Peluang/Opportunity
a. Potensi daerah
Jumlah penduduk tinggi karena merupakan daerah pemukiman penduduk, dekat
dengan tempat keramaian (Alun-alun Kota) dan cukup dekat dengan Rumah Sakit, dengan
jarak apotek satu dengan yang lain 2 kilometer.
b. Lokasi daerah
Calon lokasi apotekWARGA FARMA strategis karena terletak di sebelah jalan raya
yang merupakan akses utama yang mempermudah masyarakat untuk mengakses obat,yang
dulunya susah karena adanya apotek pesaing lainnya berada jauh sehingga masyarakat tidak
perlu jauh- jauh untuk memperoleh obat lagi karena selain dekat dengan rumah sakit RSK
Budi Rahayu dan RS Aminah dan praktik dokter.
c. Dekat dengan praktik dokter umum sehingga dapat membentuk kerjasama.
4. Ancaman/Threat
Ada apotek kompetitor di daerah tersebut, dimana jarak antara Apotek berada ± 2km
18
BAB III
ANALISIS KEUANGAN

A. JUMLAH MODAL / INVESTASI


Total Modal Awal yang dimiliki adalah sebesar Rp 200.000.000,00. Sumber Modal
berasal dari modal sendiri. Adapun rincian modal tetap sebagai berikut :
19
Perlengkapan dan Peralatan Apotek
URAIAN INVESTASI
Papan Nama Apotek 1.500.000
Papan Nama APA, APING, dan SIA 500.000
Wastafel 500.000
Dispenser dan galon 300.000
1 set komputer 5.000.000
Lemari Es 1.300.000
AC (2 unit) 4.500.000
Software 2.000.000
TOTAL 15.600.000

1. Mebeulair

URAIAN INVESTASI
Etalase penyimpanan obat 20.000.000
Lemari Narkotik dan Psikotropik 1.000.000
Lemari Arsip 650.000
Meja Kursi Apoteker 1.500.000
Kursi Karyawan 500.000
Meja Peracikan Obat 3.000.000
Kursi Tunggu Pasien (2 unit) 3.000.000
Meja Kasir 500.000
TOTAL 30.150.000

20
2. Alat-alat Perlengkapan Administrasi

URAIAN INVESTASI
Buku surat pesanan obat 1.000.000
Buku faktur penjualan 10.000
Buku penjualan 10.000
Buku nota obat 50.000
Buku kwitansi 10.000
Buku pemesanan obat prikotropik 50.000
Buku pemesanan obat narkotik 50.000
Buku salinan copy resep 50.000
Buku catatan pembelian 20.000
Buku catatan penjualan 20.000
Buku catatan keuangan 20.000
Buku catatan narkotika 20.000
Buku catatan psikotropika 20.000
Kartu stok obat 250.000
Stempel dan tinta 100.000
Alat tulis kantor 100.000
Kalkulator 200.000
TOTAL 1.980.000

3. Buku-buku Standar

URAIAN INVESTASI
Farmakope Indonesia 1.500.000
ISO 100.000
MIMS 100.000
IONI 100.000
Kumpulan undang-undang apotek 100.000
TOTAL 1.900.000

4. Perlengkapan lain-lain

URAIAN INVESTASI
Timbangan obat gram dan miligram 3.000.000
Alat racik (mortir, stamper, dll) 500.000
Telepon 500.000
Pengemas obat 100.000
Alat kebersihn 250.000
Pot salep, cangkang kapsul 250.000
21
Kertas puyer 15.000
Plastik klip, kesek, etiket, label 150.000
Erlenmeyer 40.000
Cawan porselen 40.000
Gelas ukur 60.000
Batang pengaduk 15.000
Pipet 5.000
Corong glass 15.000
Timbangan dan pengukur TB 1.000.000
TV ruang tunggu dan antenna 1.600.000
Alat pemadam kebakaran Fire Indo 200.000
Printer 750.000
TOTAL 8.490.000

5. Biaya Pengadaan Obat Awal dan Alkes

URAIAN INVESTASI
Pengadaan obat resep, narkotika dan psikotropika 15.000.000
Pengadaan obat OWA 20.000.000
Obat bebas dan non obat 15.000.000
Peralatan bayi dan susu 10.000.000
Alat kesehatan 20.000.000
TOTAL 80.000.000

6. Biaya Proses Izin Apotek

URAIAN INVESTASI
Keanggotaan IAI selama 1 tahun APA 240.000
Keanggotaan IAI selama 1 tahun 2 APING 480.000
Berkas (print, fotocopy, materai) 200.000
Administrasi rekomendasi dari Puskesmas 25.000
HO 200.000
TOTAL 1.145.000

7. Biaya Sewa Bangunan : Rp 30.000.000


8. Biaya Cadangan Modal : Rp 30.735.000

TOTAL MODAL = Rp 200.000.000


B. RENCANA ANGGARAN BIAYA PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN KE-1
(RABP TAHUN 1)
a) Biaya Rutin perbulan tahun ke I

22
1) Tenaga Kerja
APA 1 orang Rp. 3.500.000,00
Aping 1 orang Rp. 3.000.000,00
AA 2 orang Rp. 3.500.000,00
Admin/Keuangan Rp. 1.500.000,00 +

Jumlah Rp.11.500.000,00
2) Biaya Lain-lain
Biaya Penyusutan dan peneliharaan Rp. 1.000.000,00
Listrik,Air,telepon,Koran,dsb Rp.1.550.000,00 +

Jumlah Rp. 2.550.000,00


Biaya Total Rp. 14.050.000,00

b) Biaya Rutin Tahun ke I


1) Biaya Rutin bulanan x 12 tahun Rp 168.600.000,00
2) THR Rp. 12.500.000,00 +

Total biaya Rutin tahun ke I Rp.181.100.000,00

c. Proyeksi Pendapatan Tahun Ke I


Pada tahun ke I diproyeksikan resep yang masuk 7 lembar/hari dengan perkiraan harga
rata-rata Rp. 75.000.00/lembar
1. Penjualan Obat Resep tahun ke I (untung 30%)
7 lembar x 25 hari x 12 bulan x Rp 75.000 Rp. 204.750.000,00
2. Penjualan Obat Bebas dan non obat (untung 15%)
25 hari x 12 bulan x Rp. 850.000 Rp. 258.750.000,00
3. Penjualan OWA (untung 20%)
25 hari x 12 bulan x Rp. 750.000 Rp. 270.000.000,00
4. Penjualan Alkes (untung 10%)
25 hari x 12 bulan x Rp. 400.000 Rp. 132.000.000,00
5. Penjualan Susu, Perlengkapan Bayi (untung 10%)
25 hari x 12 bulan x Rp. 600.000 Rp. 198.000.000,00 +

Total Rp.1.063.500.000,00

d. Pengeluaran Rutin Tahun Ke I


1. Pembelian Obat Resep
70% x Rp 204.750.000,00 Rp. 143.325.000,00
2. Pembelian Obat Bebas dan non obat
85% x Rp. 258.750.000,00 Rp. 219.937.500,00
3. Pembelian OWA
80% x Rp. 270.000.000,00 Rp. 216.000.000,00
4. Pembelian Alkes
90% x Rp. 132.000.000,00 Rp. 118.800.000,00
5. Pembelian Susu, Perlengkapan Bayi
90% x 198.000.000,00 Rp. 178.200.000,00 +
Rp.876.262.500,00

23
Total biaya Rutin tahun ke I Rp.181.100.000,00 +

JUMLAH Rp.1.057.362.500,00

e. Perkiraan Laba Rugi tahun ke I


1. Pendapatan Tahun ke I Rp. 1.063.500.000,00
2. Pengeluaran tahun ke I Rp. 1.057.362.500,00

LABA KOTOR Rp. 6.174.500,00


Pajak PPH 0,5% Rp. 30.872,00

LABA BERSIH Rp. 6.143.628,00


Zakat 2,5% x Rp. 6.143.628,00 Rp. 153.590, 00 _

LABA BERSIH SETELAH ZAKAT Rp. 5.990.038,00

Proyeksi pemasukan tahun I-V dengan asumsi kenaikan 15%


Diasumsikan inflasi 15 % per tahun

Kegiatan Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Rp Rp Rp Rp Rp
Penjualan Obat Resep
204.750.000 235.462.500 270.781.875 311.399.156 358.109.030
Penjualan Obat Bebas Rp Rp Rp Rp Rp
dan non obat 258.750.000 297.562.500 342.196.875 393.526.406 452.555.367
Rp Rp Rp Rp Rp
Penjualan OWA
270.000.000 310.500.000 357.075.000 410.636.250 472.231.688
Rp Rp Rp Rp Rp
Penjualan Alkes
132.000.000 151.800.000 174.570.000 200.755.500 230.868.825
Penjualan Susu, Rp Rp Rp Rp Rp
Perlengkapan Bayi 198.000.000 227.700.000 261.855.000 301.133.250 346.303.238
Rp Rp Rp Rp Rp
Total
1.063.500.000 1.223.025.000 1.406.478.750 1.617.450.563 1.860.068.147

Proyeksi pengeluaran tahun I-V dengan asumsi kenaikan 10%


Diasumsikan inflasi 10 % per tahun
24
Tahun ke- Tahun ke- Tahun ke- Tahun ke- Tahun ke-
Kegiatan 1 2 3 4 5
Pembelian Obat Rp Rp Rp Rp Rp
Resep 143.325.000 157.657.500 173.423.250 190.765.575 209.842.133
Pembelian Obat
Bebas dan non Rp Rp Rp Rp Rp
Resep 219.937.500 241.931.250 266.124.375 292.736.813 322.010.494
Rp Rp Rp Rp Rp
Pembelian OWA 216.000.000 237.600.000 261.360.000 287.496.000 316.245.600
Rp Rp Rp Rp Rp
Pembelian Alkes 118.800.000 130.680.000 143.748.000 158.122.800 173.935.080
Pembelian Susu, Rp Rp Rp Rp Rp
Perlengkapan Bayi 178.200.000 196.020.000 215.622.000 237.184.200 260.902.620
Rp Rp Rp
Total biaya Rp Rp 1.060.277.6 1.166.305.3 1.282.935.9
variabel 876.262.500 963.888.750 25 88 26
Biaya rutin Rp Rp Rp Rp Rp
pertahun 181.100.000 181.100.000 181.100.000 181.100.000 181.100.000
Rp Rp Rp Rp Rp
Pajak 0.5% 30.872 33.959 37.355 41.091 45.200
Biaya sewa Rp Rp Rp Rp Rp
bangunan 30.000.000 33.000.000 36.300.000 39.930.000 43.923.000
Rp Rp Rp Rp Rp
1.087.393.3 1.178.022.7 1.277.714.9 1.405.486.4 1.546.035.1
Total 72 09 80 78 26

PERKIRAAN LABA RUGI TAHUN I-V

Kegiatan Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5

Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan
1.063.500.000 1.223.025.000 1.406.478.750 1.617.450.563 1.860.068.147
Rp Rp Rp Rp Rp
Pengeluaran
1.087.393.372 1.178.022.709 1.277.714.980 1.404.486.487 1.546.035.126
Rp Rp Rp Rp Rp
Laba/Rugi
(23.893.372) 45.002.291 128.763.770 212.964.076 314.033.021

e. Perhitungan BEP Tahun Ke I


1. Pay Back Periode

Total Investasi 200.000 .000


PBP = Laba Bersih = 128.763 .770
=1,55 tahun
2. ROI (Return On Investement)
Laba Bersih 128.763 .770
ROI = Total Investasi x 100 % = 200.000 .000 x 100 =64,38

3. BEP (Break Even Point )


a. Break Event Point (BEP)
25
1
BEP = × Biaya tetap
1−(Biaya variabel/ Pendapatan)

1
= 1−(Rp . 876.262.500 /1.063 .500 .000) × Rp .181.100 .000

= Rp. 1.028.639.295/Tahun
= Rp. 85.719.941/ bulan
= Rp. 234.849/ hari

Biaya tetap
%BEP = × 100
Pendapatan−Biaya Variabel
181.100 .000
= Rp 1.063 .500.000−Rp.876 .262 .500 ×100
= 96,72%
Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP X Jumlah lembar resep / tahun
= 96,72% x (7lembar x 25 hari x 12 bulan )
= 2031 resep / tahun
= 169 resep / bulan
= 7 resep / hari

26
BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil studi kelayakan, Apotek Warga Farma yang akan didirikan ini
memiliki kekuatan yang sangat baik meskipun memiliki beberapa kelemahan dan ancaman,
namun hal-hal tersebut dapat ditutupi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang
dimiliki oleh apotek Warga Farma.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa apotek Warga Farma layak untuk didirikan dan
memiliki peluang kesuksesan yang cukup tinggi.

27
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1980. Peraturan Pemerintah RI No.25 tentang perubahan peraturan pemerintah
No. 26 Tahun 1965 tentang Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 2002. Keputusan Mneteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Perubahan
atas Permenkes Nomor 992 Tahun 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/MENKES/SK/IX/2004, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian. Jakarta: Depkes RI.

28
LAMPIRAN

LAMPIRAN DITAMBAH, ETIKET, SP, SP NARKO, SP PREKUR, LEMBAR


COPY RESEP, DLL.
LEMBAR COPY RESEP

APOTEK WARGA FARMA


JL. Kelud Nomor 73 Yogyakarta
Telp: (0274) 801374
Apoteker : Chyntia Pramita Sari, S.Farm., Apt
SIPA : 20184040079
SIA : 546/48293

No R/ : Tgl :
Dari dr. : Tgl :
Untuk :

R/

Pcc

29
KUMPULAN ETIKET

APOTEK WARGA FARMA


JL. Kelud Nomor 73 Kepanjen Kidul Kota Blitar Telp: (0342) 801374
Apoteker : Chyntia Pramita Sari, S. Farm., Apt
SIKA: 20184040079

No: Tgl:

Sebelum/bersamaan/sesudah makan
Semoga Lekas Sembuh 

APOTEK WARGA FARMA


JL. Kelud Nomor 73 Kepanjen Kidul Kota Blitar Telp: (0342) 801374
Apoteker : Chyntia Pramita Sari, S. Farm., Apt
SIKA: 20184040079

No: Tgl:

OBAT LUAR
Semoga Lekas Sembuh 

30
KUMPULAN SOP

APOTEK STANDAR PROSEDUR


Halaman 1 dari 1
Warga Farma OPERASIONAL
No Revisi Nomor
- PELAYANAN OBAT WAJIB APOTEK A – 001
Tanggal Revisi (OWA) Mulai Berlaku
- 2019

1. TUJUAN
Prosedur ini di buat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat kepada pasien yang
ingin membeli obat wajib apotek (OWA)
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Penanggung Jawab
3. PROSEDUR
1.1 .Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
1.2 Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya,
1.3 Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
1.4 Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk
pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
1.5 Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
1.6 Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,
1.7 Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi :
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan
jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
1.8 Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien.
1.9 Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patient data record
Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Apoteker Pengelola Apotek

............................................................. Chyntia Pramita Sari, S. Farm., Apt


APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
Warga Farma OPERASIONAL
No Revisi Nomor
- KONSELING OBAT WAJIB A –002
Tanggal Revisi APOTEK (OWA) Mulai Berlaku
- 2019

31
1. TUJUAN
Prosedur ini di buat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konsultasi obat kepada
pasien atas obat wajib apotek (OWA).
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Penanggung Jawab
3. PROSEDUR
3.1 Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,
3.2 Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai
untuk pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,
3.3 Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut meliputi
dosis, frekuensi, durasi, dan cara penggunaan. Bila ada yang kurang atau salah
maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
3.4 Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut,
3.5 Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
3.6 Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk makan
sebaiknya dirujuk ke dokter,
3.7 Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Apoteker Pengelola Apotek

............................................................. Chyntia Pramita Sari, S.Farm., Apt

32
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
Warga Farma OPERASIONAL
No Revisi Nomor
- PELAYANAN OBAT OVER THE A –003
Tanggal Revisi COUNTER (OTC) Mulai Berlaku
- 2019

1. TUJUAN
Prosedur ini di buat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat over the counter
(OTC) kepada pasien.
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Penanggung Jawab
3. PROSEDUR
3.1 Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
3.2 Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian
bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
3.3 Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
3.4 Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,
3.5 Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.

Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Apoteker Pengelola Apotek

............................................................. Chyntia Pramita Sari, S. Farm., Apt

33
KUMPULAN SURAT PESANAN

APOTEK WARGA FARMA


JL. Kelud Nomor 73 Kepanjen Kidul Kota Blitar
Telp: (0342) 801374
SIA: 657/DINKES/IV/2019

Apoteker : Chyntia Pramita Sari, S. Farm., Apt


SIPA: 20140350013

SURAT PESANAN
Nomor: Kepada

Yth. ……………………………

…………………………………

No. Nama Obat Jumlah

Keterangan: Blitar, ………………….


Penanggungjawab

Chyntia Pramita Sari, S. Farm., Apt

Rayon : Model N9
34
No. SP : Lembar ke 1/2/3/4

SURAT PESANAN NARKOTIKA

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Alamat Rumah :

Mengajukan pesanan narkotika kepada:


Nama distributor :
Alamat dan telepon :
Sebagai berikut:

Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan Apotek Warga Farma

Blitar, ………………………….
Pemesan

(…………………………………..)
No. SIK :

SURAT PESANAN OBAT-OBAT TERTENTU


35
Nomor:

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama:

Jabatan :

Mengajukan pesanan obat-obat tertentu kepada

Nama distributor:

Alamat :

Telepon :

Dengan obat yang dipesan adalah:

Obat-obat tertentu tersebut akan dipergunakan untuk:


Nama Sarana : Apotek Warga Farma

Alamat Sarana : Jl. Kelud nomor 73 Kepanjenkidul Kota Blitar

Blitar, ………………………...
Apoteker Penanggungjawab

(……………………………….)
No. SIPA

36
SURAT PESANAN OBAT JADI PREKURSOR FARMASI
Nomor:

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama:

Jabatan :

Mengajukan pesanan Obat Jadi Prekursor Farmasi kepada

Nama distributor:

Alamat :

Telepon :

Dengan Obat Jadi Prekursor Farmasi yang dipesan adalah:

Obat Jadi Prekursor Farmasi tersebut akan dipergunakan untuk:


Nama Sarana : Apotek Warga Farma

Alamat Sarana : Jl. Kelud nomor 73 Kepanjenkidul Kota Blitar

Blitar, ………………………...
Apoteker Penanggungjawab

(……………………………….)
No. SIPA

SURAT PESANAN PSIKOTROPIK


37
Nomor:

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

Jabatan :

Alamat dan nomor Telepon :

Mengajukan pesanan psikotropika

Nama distributor:

Alamat :

Telepon :

Dengan Psikotropika yang dipesan adalah:

Psikotropika tersebut akan dipergunakan untuk:


Nama Sarana : Apotek Warga Farma

Alamat Sarana : Jl. Kelud nomor 73 Kepanjenkidul Kota Blitar

Blitar, ………………………...
Pemesan

(……………………………….)
No. SIKA/SIPA:

38

Anda mungkin juga menyukai