Materi PKN Tentang Tugas Presiden Sebagai Kepala Negara Dan Kepala Pemerintahan
Materi PKN Tentang Tugas Presiden Sebagai Kepala Negara Dan Kepala Pemerintahan
Di dalam diri kita masing-masing pasti memiliki rasa kecintaan terhadap tanah air, tanah kelahiran, rasa
bela negara, dan bangga terhadap tanah air Indonesia. Namun, apakah Anda sudah mengetahui dengan
benar mengenai dasar dan silsilah negara tercinta kita, Indonesia? Seperti yang telah Anda ketahui,
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Republik adalah keadaan suatu negara
dimana pemerintahan berasal dari rakyat, dan bukan berdasarkan keturunan dari bangsawan. Republik
dikepalai atau dipimpin oleh seorang Presiden. Saat ini Presiden Republik Indonesia adalah Ir. H. Joko
Widodo yang dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014, dan akan menjabat menjadi Presiden Republik
Indonesia selama lima tahun ke depan. Jika masa jabatan telah berakhir, Beliau dapat dipilih kembali
menjadi Presiden Republik Indonesia hanya untuk satu kali lagi masa jabatan, dengan jabatan yang sama.
Republik berbeda konsep dengan demokrasi. Terdapat anggapan bahwa Negara Republik akan lebih
demokratik jika dibandingkan dengan Negara Monarki. Hal ini sebenarnya bergantung pada pemegang
kuasa eksekutif. Namun biasanya Negara Republik sering disamakan dengan demokrasi, karena pemimpin
dipilih oleh rakyat. Dalam Negara Monarki, kepala pemerintahan menjabat seumur hidup dan kuasanya
akan diberikan kepada penerus dalam keluarganya. Untuk Konsep Republik, sebenarnya telah diterapkan
sejak lama, salah satunya yaitu oleh Republik Roma. Ketua Negara Republik pada saat ini biasanya hanya
Selain berbentuk Republik, Indonesia juga merupakan sebuah Negara Kesatuan. Negara Kesatuan adalah
negara berdaulat yang dipimpin sebagai satu kesatuan tunggal. Pemerintahan pusat adalah pemegang
telah ditetapkan serta dipilih oleh pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh masing-masing kepala
daerah dalam satu Negara Kesatuan. Selain di Indonesia, Saat ini bentuk pemerintahan Negara Kesatuan
Seorang Presiden di dalam Negara Republik mempunyai dua tugas dan jabatan, yakni sebagai Kepala
Negara dan Kepala Pemerintahan. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Karena Negara Indonesia ini
merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, maka Presiden juga memiliki dua fungsi yaitu
sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Untuk lebih memahami perbedaan antara Kepala
Negara dan Kepala Pemerintahan, mari kita simak penjelasan berikut ini.
Perbedaan Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan
Kepala Negara adalah jabatan yang dilaksanakan secara individu maupun kolektif, namun tetap memiliki
peranan sebagai ketua atau pemimpin tertinggi dari sebuah Negara. Negara yang dimaksud adalah Negara
Republik, Negara Monarki, Negara Federasi, Negara Persekutuan, serta bentuk-bentuk negara lainnya.
Tanggung jawab Kepala Negara antara lain yaitu memiliki hak politis yang ditetapkan sesuai dengan
konstitusi sebuah Negara. Oleh sebab itu, Kepala Negara dapat dibedakan berdasarkan konstitusi yang
Kepala Negara Simbolis : Kepala Negara yang tidak memiliki Hak Prerogratif serta Hak Politik. Artinya,
Kepala Negara tidak dapat mencampuri masalah pemerintahan dan legislatif. Kepala Negara Sombolis juga
memiliki sedikit kewenangan jika Kepala Pemerintahan adalah seorang Perdana Menteri serta
Kepala Negara Populis : Kepala Negara yang memiliki Hak Prerogratif dan Politik. Kepala Negara dapat
mencampuri masalah pemerintahan dan legislatif. Kepala Negara Populis memiliki banyak kewenangan jika
Kepala Pemerintahan adalah seorang Presiden atau seorang Perdana Menteri yang memiliki sistem
Berdasarkan tanggung jawab serta hak politis yang ditetapkan oleh masing-masing konstitusi
suatu Negara, maka Kepala Negara berdasarkan jenis konstitusi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Sistem Presindensiil : Berbentuk Negara Republik dengan Presiden menjabat sebagai Kepala Negara.
negara pada suatu negara yang diimplementasikan pada kementerian-kementerian yang ada pada
kabinet. Presiden memiliki hak secara luas sebagai Kepala Birokrasi atau Aparatur Negara. Presiden
mewakili Negara untuk perjanjian kerjasama dengan Luar Negeri, serta berkewajiban menjalankan
kebijakan dalam Negeri yang telah ditetapkan sebelumnya oleh konstitusi dan perundangan-undangan
yang berlaku. Contoh Negara dengan sistem Presindensiil adalah Filipina, Amerika Serikat, serta
Indonesia.
Sistem Semi-presidensiil : Sistem ini memiliki Presiden atau gelar lain serta Perdana Menteri yang membagi
tanggung jawab serta hak dalam menjalankan pemerintahan. Perdana Menteri yang akan membentuk
kabinet, ditunjuk dan dipilih oleh Presiden sendiri. Tugas Perdana Menteri secara Konstitusional adalah
bertanggung jawab kepada parlemen. Namun parlemen tidak dapat atau tidak memiliki hak untuk
memberhentikan atau memecat Perdana Menteri. Pada kasus ini, perlemen juga tidak dapat meminta
pertanggungjawaban dari Presiden. Negara-negara yang menganut sistem semi-presidensiil adalah Rusia,
Kepala Pemerintahan adalah pemimpin kabinet atau pemerintah, yang mana harus memastikan
berjalannya suatu pemerintahan suatu Negara. Di dalam sistem Presidensiil maupun Monarki, Kepala
Pemerintahan biasanya juga menjabat sebagai Kepala Negara yang disebut sebagai Presiden atau Raja.
Dalam sistem Parlementer, yang menjabat sebagai Kepala Pemerintahan adalah Perdana Menteri. Dalam
menjalankan tugas sebagai Kepala Pemerintahan, Presiden dibantu oleh menteri-menteri dalam kabinet
selaku Kepala Negara. Untuk menentukan tugas-tugas tersebut, perlu suatu peraturan perundangan-
undangan dasar yang telah disusun sebelumnya agar dapat menjadi pedoman seorang Presiden untuk
menjalankan tugasnya sebagai Kepala Negara. Maka dari itu di dalam sebuah Negara, peran Undang-
Undang Dasar sangat penting untuk menentukan tugas Presiden sebagai Kepala Negara. Tugas Presiden
sebagai Kepala Negara tercantum dalam peraturan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut :
1. UUD 1945 Pasal 10: Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
4. UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
5. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
6. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
7. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
8. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
9. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
10. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3: Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
landasan atau dasar sebagai pedoman dalam menjalankan pemerintahan suatu Negara. Maka dari itu, di
dalam sebuah Negara, pastilah memiliki landasan atau aturan dasar untuk menentukan pedoman
tersebut. Aturan dasar tersebut terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945. Di Indonesia, tugas Presiden
Undang-Undang Dasar.
2. UUD 1945 Pasal 5 ayat 2: Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
3. UUD 1945 Pasal 17 ayat 2: Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
4. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 1: Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang
5. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 2: Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
6. UUD 1945 Pasal 20 Ayat 4: Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui
7. UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2: Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan
oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
8. UUD 1945 Pasal 23F Ayat 1: Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.
9. UUD 1945 Pasal 24A Ayat 3: Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
10. UUD 1945 Pasal 24B Ayat 3: Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang
12. UUD 1945 Pasal 28I Ayat 4: Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
13. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya
14. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
15. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
Wewenang Presiden
Selain harus melaksanakan tugas dan kewajiban seorang Presiden sebagai Kepala Negara dan
Kepala Pemerintahan, Presiden juga memiliki hak atau wewenangnya sendiri dalam memimpin
suatu Negara. Hak atau wewenang Presiden tersebut juga telah tertuang dalam peraturan
Presiden yang cukup banyak, Presiden dapat dibantu oleh Wakil Presiden serta membentuk jajaran
1. UUD 1945 Pasal 5 Ayat 1: Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
2. UUD 1945 Pasal 11 Ayat 1: Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
4. UUD 1945 Pasal 12: Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan
5. UUD 1945 Pasal 14 Ayat 1: Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
6. UUD 1945 Pasal 14 Ayat 2: Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
7. UUD 1945 Pasal 15: Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang.
8. UUD 1945 Pasal 16: Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang.
9. UUD 1945 Pasal 22 Ayat 1: Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
10. UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
11. UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
Di Luar Kekuasaan
Selain tugas Presiden sebagai Kepala Negara, tugas sebagai Kepala Pemerintahan, serta Wewenang
Presiden, masih terdapat peraturan di luar kekuasaan seorang Presiden, yaitu tertuang dalam UUD
1945 Pasal 7C: "Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan
Rakyat." Peraturan ini telah tercantum dalam peraturan perundangan-undangan yang berlaku di
periode masa jabatan dengan nama kandidat Presiden yang sama. Satu masa periode jabatan
seorang Presiden adalah lima tahun. Menurut Undang-Undang Pemilu tahun 2008, partai yang dapat
mengajukan kandidatnya sebagai calon Presiden adalah partai yang menguasai lebih dari 205 kursi
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dipilih berdasarkan perolehan suara sebanyak lebih
dari 50% dari total jumlah perolehan suara dan dengan minimal 20% suara di masing-masing
Provinsi dari 50% jumlah Provinsi di Negara Indonesia. Jika dalam Pemilu tersebut tidak diperoleh
pasangan calon Presiden yang unggul dengan suara terbanyak atau sesuai dengan persyaratan, maka
dua pasangan calon Presiden yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua berhak
melakukan pemilihan umum putaran kedua untuk menentukan pemenang berdasarkan suara
terbanyak yang diberikan masyarakat terhadap dua kandidat pasangan calon Presiden tersebut.
Syarat untuk menjadi calon Presiden menurut peraturan Undang-Undang Dasar 1945 adalah :
Calon Presiden menurut UUD 1945 Pasal 6 ayat 1 adalah WNI sejak lahir.
Menurut UUD 1945 Pasal 6A ayat 1, Presiden dan Wakil dipilih dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat.
Presiden terpilih akan memegang jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia selama lima tahun
penuh dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama namun hanya untuk satu kali
masa jabatan.
Pengangkatan Presiden dan Wakil
Presiden
Proses pengangkatan Presiden Republik Indonesia tidak sesulit dan mencekam pada masa revolusi.
Namun proses pengangkatan presiden tetap harus dijalankan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. Di tahun 2015 ini, undang-undang yang berlaku untuk proses pengangkatan presiden
mengacu pada UUD 1945 Pasal 3 ayat 2, dimana isinya mengatur badan yang melantik Presiden dan
Wakil Presiden adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan menurut ketetapan MPR yang menjadi
Tidak hanya dipilih dan dilantik oleh MPR, menurut UUD 1945 Pasal 9, sebelum memangku
jabatannya seorang Presiden dan Wakil Presiden wajib mengucapkan sumpah menurut agamanya,
dan berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan
Perwakilan Rakyat. Berikut adalah Sumpah dan Janji Presiden dan Wakil Presiden:
“Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden
Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta
“Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik – baiknya dan seadil – adilnya, memegang teguh
Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-
Tercantum juga dalam UUD 1945 Pasal 9 ayat 2 bahwa jika MPR dan DPR tidak dapat mengadakan
sidang untuk proses pengangkatan Presiden maka Presiden dan wakilnya mengucapkan sumpah
dan janji di hadapan Pimpinan MPR yang disaksikan Pimpinan Mahkamah Agung. Jika seorang
Presiden tidak mengucapkan sumpah maka secara hukum presiden ini masih belum dianggap
sepenuhnya sah dan dapat menimbulkan masalah seperti yang terjadi pada pengangkatan Presiden
B.J. Habibie karena menurut pasal 8 yang berhak menggantikan Presiden yang mengundurkan diri
adalah wakil presiden yang saat itu adalah Bapak B.J. Habibie, namun beliau belum mengucapkan
Pemberhentian Presiden
Jabatan Presiden memegang peranan dan wewenang yang paling besar dalam menjalankan
pemerintahan. Oleh karenanya peran seorang Presiden diawasi agar tidak sampai diselewangkan
atau disalahgunakan. Jika karena suatu hal seperti penyalahgunaan atau karena pengunduran diri
dari Presiden atau terjadi hal darurat seperti mangkatnya Presiden maka MPR berhak
memberhentikan presiden tersebut sesuai UUD 1945 pasal 7A, “Presiden dapat diberhentikan dalam
Proses pemberhentian presiden awalnya diajukan oleh DPR ke Mahkamah Konstitusi. DPR berhak
melaporkan tindakan yang melanggar hukum dan tindakan lainnya yang membuat seorang presiden
tidak lagi memenuhi syarat memangku jabatannya. Gugatan yang dibuat oleh DPR harus disetujui
sekurang-kurangnya 2/3 suara dari anggota DPR seperti yang dimaksudkan dalam pasal 7B ayat 3.
Proses selanjutnya Mahkamah Konstitusi memeriksa gugatan dari DPR paling lama sembilan puluh
hari dari hari pengajuan. Jika Mahkamah Konstitusi menyetujui gugatan maka DPR da[at
mengajukan rapat paripurna untuk mengajukan gugatan kedua ke MPR. MPR akan memberikan
keputusan paling lama tiga puluh hari dari rapat paripurna. MPR harus mengadakan rapat yang
dihadiri setidaknya 3/4 anggota MPR dan dihadiri pula oleh Presiden untuk memberikan
penjelasan. Apabila gugatan pemeberhentian Presiden disetujui sedikitnya 2/3 anggota MPR maka
barulah Presiden diharuskan untuk turun dari jabatan presiden dan memberikan laporan