TUGAS PK Sayfudin (NAPZA)
TUGAS PK Sayfudin (NAPZA)
ZAT ADIKTIF : adalah Suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan
kecanduan atau ketergantungan.
4. ZAT PSIKOAKTIF
ZAT PSIKOAKTIF : Golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak sehingga dapat
menimbulkan perubahan pada : perilaku, emosi, kognitif, persepsi, kesadaran seseorang. Ada 2
jenis psikoaktif :
o Bersifat Adiksi
- Golongan Opioida : Morfin, Heroin (Putaw), candu, Codein, Petidin
- Golongan Kanabis : Ganja (Mariyuana), minyak hassish
- Golongan Kokain : Serbuk kokain dan daun koka
- Golongan Alkohol : Semua minuman yang mengandung Ethyl alkohol : Brandy, bir, Wine, Whisky,
Cognac, Brem, tuak, Anggur ortu (AO), dsb.
- Golongan Sedatif Hipnotik : BK, Rohypnol, Magadon, Dumolid, Nipam, Madrax
- Golongan MDA (Methylene Dioxy Ampethamine) : Ampetamine benzedrine, Dexedrine
- Golongan MDMA (Methylene dioxy meth Ampetahamine) : Extacy
- Golongan halusinogen : LSD, Meskaloin, Mushrom, Kecubung
- Gologan Solven dan inhalansia : Aica Aibon (Glue) Saceton, Thiner, N2O
- Nikotine : tembakau
- Kafein: Kopi dan the
- Golongan lainnya.
o Bersifat Non Adiksi : Obat neuroleptika untuk kasus gangguan jiwa psikotik, obat anti depresi.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan menjadi tiga
golongan :
o Golongan Depresan (Downer)
Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini menbuat
pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri.
Golongan ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot
tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.
o Golongan Stimulan (Upper)
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan
ini adalah : Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain.
o Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan
pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.
2. Faktor Lingkungan : Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
3. Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
4. Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif
dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
1. Pengkajian
a. Fisik :
Data fisik yang mungkin ditemukan pada klien dengan penggunaaan NAPZA pada saat pengkajian
adalah sebagai berikut : Nyeri, gangguan pola tidur, menurunnya selera makan, konstipasi, diarhe,
perilaku sek melanggar norma, kemunduran dalam kebersihan diri, potensial komplikasi , jantung,
hati dsb. Infeksi pada paru-paru.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk teratur dalam pola hidupnya.
b. Emosional
Perasaan gelisah (takut kalau diketahui), tidak percaya diri, curiga dan tidak berdaya. Sasaran yang
ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk mengontrol dan mengendalikan diri sendiri.
c. Sosial
Lingkungan sosial yang biasa akrab dengan klien biasanya adalah teman pengguna zat, anggota
keluarga lain pengguna zat, lingkungan sekolah atau kampus yang digunakan oleh para pengedar.
d. Intelektual
Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adikitif, perasaan ragu untuk berhenti, aktivitas sekolah
atau kuliah menurun sampai berhenti, pekerjaan terhenti. Sasaran yang ingin dicapai adalah agar
klien mampu untuk konsentrasi dan meningkatkan daya pikir ke hal-hal yang posistif.
e. Spiritual
Kegiatan keagamaan tidak ada, nilai-nilai kebaikan ditinggalkan karena perubahan perilaku (tidak
jujur, mencuri, mengancam dan lain-lain). Sasaran yang ingin dicapai adalah mampu meningkatkan
ibadah , pelaksanaan nilai-nilai kebaikan.
f. Keluarga
Ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan dan pengurasan secara
ekonomi oleh klien, komunikasi dan pola asuh tidak efektif, dukungan moril terhadap klien tidak
terpenuhi. Sasaran yang hendak dicapai adalah keluarga mampu merawat klien yang pada akhirnya
mencapai tujuan utama yaitu mengantisipasi terjadinya kekambuhan (relaps).
2. Pathway Penggunaan NAPZA
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut NANDA (The American Nursing Diagnosis Association) :
1. Gangguan persepsi sensori pada penggunaan halusinogen sehubungan dengan tekanan
teman sebaya, dimanifestasikan dengan berteriak dan menutup telinga bila ditinggal sendiri di
kamar
2. Gangguan proses berfikir pada penggunaan alkohol sehubungan dengan tekanan dari
hukum dan tuntutan dari keluarga dimanifestasikan dengan bingung dan kurang sadar
3. Gangguan persepsi sensori visual pada penggunaan alkohol sehubungan dengan
hilangnya pekerjaan dan ditolak keluarga
4. Gangguan hubungan sosial ; manipulatif sehubungan dengan kondisi putus zat adiktif
5. Gangguan konsep diri ; harga diri yang rendah sehubungan dengan ketidakmampuan
mengatasi masalahanya
6. Gangguan konsep diri sehubungan dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri ;
denial agar tetap menggunakan obat
7. Gangguan konsep diri harga diri rendah sehubungan dengan tidak mampu mengenal
kualitas yang positif dari diri sendiri
8. Ganguan pemusatan perhatian sehubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif
9. Gangguan aktifitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehubungan dengan dampak
penggunaan zat adiktif
10. Partisipasi keluarga yang kurang dalam pengobatan klien sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan
11. Potesial mengancam keamanan diri sehubungan dengan kondisi kondisi pemutusan zat
sedatif hipnotik
12. Potensial memburuknya kesadaran ; koma sehubungan dengan overdosis penggunaan
sedatif hipnotik
13. Potensial gangguan kardiovaskuler ; postural hipotensi sehubungan dengan intoksikasi
sedatif hipnotik
14. Gangguan gastrointestinal ; mual , muntah, diarhe, sehubungan dengan kondisi
pemutusan zat adiktif
5. Intervensi
1. Koping individu tidak efektif sehubungan dengan tidak mampu mengatasi keinginan
menggunakan zat adiktif
Tujuan : klien mampu untuk mengatasi keinginan menggunakan zat adiktif
Individu :
- Identifikasi situasi yang menyebabkan timbulnya sugesti
- Identifikasi perilaku ketika sugesti dating
- Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari sugesti yang lebih positif
- Bantu klien mengekspresikan perasaannya
Kelompok :
- Diskusikan pengalaman mengucapkan kata-kata yang mengandung semangat menghindari
zat adiktif
Keluarga :
- Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu jujur bila sugestinya dating
- Diskusikan upaya keluarga membantu klien mengurangi sugesti
- Bantu suasana mendukung keakraban di rumah
2. Distress spiritual sehubungan dengan kurangnya pengetahuan
Tujuan : klien meningkatkan kegiatan spiritual
Klien :
- Bantu mengidentifikasi kebutuhan spiritual
- Identifikasi arti keyakinan keagamaan
- Motivasi menjalankan keagamaan
Kelompok :
- Diskusikan nilai-nilai kebaikan
- Lakukan kegiatan ibadah bersama
Keluarga :
- Diskusikan pentingnya kegiatan keagamaan
- Bantu menyiapkan kegiatan keagamaan di rumah
- Motivasi orang tua sebagai contoh untuk kegiatan keagamaan
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan dan ADL
Tujuan : klien mampu mengambil keputusan merubah dan memperbaiki gaya hidupnya
Klien :
- Identifikasi gaya hidup selama menggunakan zat adiktif
- Diskusikan kerugian gaya hidup pengguna zat adiktif
- Bantu kebiasaan mengontrol penggunaan zat/merokok
- Bantu latihan gaya hidup sehat : makan, mandi dan tidur teratur
Kelompok :
- Diskusikan gaya hidup sehat dan manfaatnya
Keluarga :
- Identifikasi gaya hidup keluarga
- Diskusikan keluarga sebagai model dan tempat berlatih untuk hidup sehat
4. Koping keluarga tidak efektif sehubungan dengan pola asuh yang salah
Tujuan : keluarga mampu memberikan kenyamanan pada klien sehingga mampu berhenti
menggunakan zat adiktif
Kelompok :
- Beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
- Diskusikan cara menghadapi perilaku klien dan rencana sebelum pulang
- Bantu mencapai kesepakatan tndak lanjut perawatan rehabilitasi mental
Keluarga :
- Identifikasi penerimaan keluarga terhadap masalah
- Bantu menerima masalah
- Identifikasi harapan untuk sembuh total
- Bantu respon keluarga bila klien menggunakan zat adiktif
- Bantu keluarga latihan mengucapkan kata-kata yang menghargai dan mendukung klien
untuk berhenti
5. Gangguan kesadaran somnolent sehhubungan dengan intoksikasi obat sedative hipnotik
Tujuan : klien mampu melakukan interaksi dan memberikan respon terhadap stimulus secara
optimal
Klien :
- Observasi tanda-tanda vital terutama kesadaran
- Bekerja sama dengan dokter dalam pemberian terapi medis
- Memberikan rasa nyaman dan aman dengan pengaturan posisi
- Menjaga keselamatan diri klien selama kesadaran terganggu
- Observasi keseimbangan cairan
Keluarga :
- Berikan penjelasan tentang pengaruh zat adiktif terhadap kondisi fisik, social dan emosional
klien
6. Evaluasi
Evaluasi kemamapuan klien dalam mengatasi keinginan menggunakan zat misalnya dalam
pikiran klien sudah tergambar masa depan yang lebih baik (tanpa zat), hdup yang lebih
berharga dan keyakinan tidak akan lagi menggunakan zat. Perilaku klien untuk mengatakan
tidak terhadap tawaran penggunaan zat dan menyuruh pergi. Evaluasi apakah hubungan klein
dengan keluarga sudah terbina saling percaya dan kesempatan untuk saling mendukung
melakukan komunikasai yang lebih efektif untuk sama-sama mengatasi keinginan
menggunakan zat lagi oleh klien, serta masalah yang timbul akibat penggunaan zat.
DAFTAR PUSTAKA
Allen K.M. (1996) Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia: Lippincott
Tom, Kus, Tedi,, (1999) Bahaya NAPZA Bagi Pelajar , Bandung :Yayasan Al-Ghifari