KELOMPOK 8
KELAS B
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
SURABAYA
2018
BAB 1
KONSEP DAN TEORI ASET
1.1 Aset
Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan
tujuan untuk menghasilkan laba. Aset dapat pula diartikan sebagai segala kekayaan
yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang dimaksud dengan kekayaan ini adalah
sumber daya yang dapat berupa benda atau hak yang dikuasai dan yang sebelumnya
diperoleh perusahaan melalui transaksi atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat diakui
sebegai aset, kekayaan atau sumber daya tersebut harus bisa diukur menggunakan
satuan mata uang, seperti Rupiah, Dollar, atau mata uang lainnya tergantung dengan
situasi dan kondisi yang menyertai. Banyak juga yang menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan aset adalah suatu manfaat ekonomik masa depan yang cukup
pasti, yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu. Dikatakan sebagai manfaat ekonomik masa depan
yang cukup pasti dikarenakan aset tersebut merupakan sumber daya perusahaan
yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya, seperti
operasional bisnis, pembiayaan, ataupun investasi. Kemudian, disebut akibat dari
transaksi atau kejadian masa lalu dikarenakan perusahaan dalam memperoleh dan
menguasai aset melalui transaksi-transaksi dan kejadian yang sebelumnya telah
dilakukan, seperti transaksi pinjam meminjam dengan Bank, pembelian, kontrak
piutang, penerbitan saham, investasi, dan transaksi lainnya.
Aset dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu aset lancar dan aset
tidak lancar. Aset lancar (current assets) merupakan sumber daya atau klaim atas
sumber daya yang dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi
perusahaan masih berjalan. Aset lancar perusahaan pada umumnya terdiri atas kas,
setara kas, efek, piutang, derivatif, persediaan dan beban diterima di muka.
Sedangkan aset tidak lancar (non-current assets) merupakan sumber daya atau
klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada
perusahaan selama periodenya melebihi periode saat ini. Aset tidak lancar sering
juga disebut sebagai aset tetap (fixed assets), dimana aset tidak lancar ini terdiri atas
properti, gedung atau bangunan, peralatan, aset tidak berwujud (paten, goodwill,
dll), investasi dan beban yang ditangguhkan. Ada beberapa perbedaan antara aset
tetap dan aset lancar:
1.3 Persediaan
Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas
operasi normal perusahaan. Dalam prakteknya, persediaan harus diperhatikan
karena persediaan merupakan komponen utama dari aset operasi dan langsung
mempengaruhi perhitungan laba perusahaan. Menurut PSAK 14 (1994), persediaan
adalah:
a. Aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
b. Aktiva yang dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan;
c. Aktiva yang dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan dan persediaan harus dinilai berdasarkan biaya atau nilai realisasi
bersih.
b. Sistem Periodik
Dalam sistem persediaan periodic, rincian persediaan barang yang dimiliki
tidak disesuaikan secara terus menerus dalam satu periode. Harga Pokok Penjualan
barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Untuk menentukan harga
pokok penjualan dalam sistem periodik, harus:
1. Menentukan harga pokok barang yang tersedia pada awal periode,
2. Menambahkannya pada harga pokok barang yang dibeli,
3. Mengurangkannya dengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir
periode akuntansi.
Konsep penting akuntansi persediaan terletak pada arus biaya. Jika seluruh
perusahaan diperoleh atau dibuat pada saat periode terjualnya, maka HPP akan
sama dengan biaya pembelian atau pembuatan barang. Akan tetapi, jika persediaan
tersisa di akhir periode akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana yang
telah terjual dan biaya mana yang tersisa pada neraca.
1.6 Biaya Angkut Persediaan
COGS Method
HPP 12.000
Persediaan 12.000
Loss Method
Kerugian akibat penurunan NRV 12.000
Persediaan 12.000
b. Penurunan Harga
Terjadi karena stock di pasaran melimpah, daya beli masyarakat turun dan
karena adanya model baru yang lebih canggih. Contoh konkrit penurunan harga
adalah pada produk elektronik dan alat komunikasi handphone. Jika ada model baru
maka model lama ditinggalkan / tidak lagi diminati, hal ini menimbulkan penurunan
harga.
Produk yang hilang atau rusak tersebut dicatat sebesar harga perolehannya.
1.9 Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur Dan Dampak Peningkatan
Produksi
Biaya persediaan manufaktur pada umumnya terdiri atas tiga komponen:
a Bahan Baku merupakan biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk
membuat produk.
b Tenaga Kerja merupakan biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan
untuk membantu penyelesaian produk.
c Overhead merupakan biaya tidak langsung pada proses manufaktur
(penyusutan peralatan manufaktur, gaji penyelia, biaya prasarana).
Biaya bahan baku dan tenaga kerja dapat diestimasi secara akurat dari
spesifikasi rancangan dan penelitian atas waktu dan pergerakan selama proses
pembuatan. Berbeda dengan bahan baku dan tenaga kerja, overhead merupakan
komponen biaya produk terbesar dan sulit diukur untuk tingkat produk. Seluruh
total dari biaya overhead ini harus dialokasikan pada seluruh unit yang diproduksi
dan kemudian biayanya dimasukan pada biaya persediaan dengan tetap berada pada
neraca sampai persediaan tersebut telah laku terjual. Dan apabila persediaan
tersebut telah laku terjual maka biaya persediaan yang tadinya berada di neraca
harus dipindahkan pada laporan laba rugi dengan pengakuan sebagai harga pokok
penjualan.
Menurut PSAK No. 14 apabila suatu barang dalam persediaan di jual maka
nilai tercatat persediaan harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya
pendapatan atas penjualan tersebut. Proses pengakuan nilai tercatat persediaan yang
telah dijual sebagai beban menghasilkan pengaitan (matching) beban dengan
pendapatan. Oleh karena itu dalam menentukan besarnya laba harus dihitung
terlebih dahulu besarnya harga pokok penjualan. Persediaan yang dibeli atau dibuat
selama suatu periode ditambahkan ke persediaan awal dan jumlah biaya persediaan
ini disebut dengan harga pokok barang tersedia untuk dijual. Pada akhir periode
akuntansi, jumlah biaya yang tersedia untuk dijual dialokasikan antara persediaan
yang masih tersisa (dicatat di neraca sebagai aktiva) dan persediaan yang dijual
selama periode (dilaporkan dalam laba rugi sebagai biaya, harga pokok
penjualan).Berbicara mengenai pengalokasian biaya overhead, produk yang
menggunakan sumber daya terbanyak harus menerima pengalokasian yang besar
dari biaya overhead.
Pada saat terjadi peningkatan produksi maka hal ini akan berpengaruh
terhadap persediaan akhir yang juga akan mengalami peningkatan dan oleh karena
itu hal ini akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang juga akan semakin
meningkat yang dikarenakan banyak biaya overhead yang ada pada biaya
persediaan yang tertinggal pada neraca. Sebaliknya, ketika jumlah persediaan
menurun, maka laporan laba rugi akan menjadi terbebani oleh biaya
overheadperiode berjalan dan juga terbebani oleh biaya overhead pada tahun
sebelumnya yang berakibat pada penurunan tingkat laba.
BAB 2
PERLAKUAN PERUBAHAN AKUNTANSI
IASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan yang mencakup tiga jenis
perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi adalah:
1. Biaya Politik. Semakin besar perusahaan dan terlihat lebih bersifat politis,
semakin besar para politis serta pembuat peraturan mencurahkan perhatian
kepada perusahaan tersebut.
2. Struktur Modal. Sejumlah studi telah mengindikasikan bahwa struktur
modal perusahaan dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi.
Sebagai contoh, perusahaan dengan rasio hutang terhadap ekuitas yang
tinggi akan sangat tergantung pada perjanjian hutang.
3. Pembayaran Bonus. Jika pembayaran bonus dilakukan kepada manajemen
berkaitan dengan laba, maka dapat dikatakan bahwa manajemen akan
memilih metode akuntansi yang memaksimalkan pembayaran bonus
mereka.
4. Memperlancar Laba. Kenaikan laba yang substansial dapat mengundang
perhatian dari para politisi, pembuat peraturan, dan pesaing. Selain itu
kenaikan laba yang besar juga dapat menciptakan masalah bagi manajemen
karena hasil yang sama akan sulit dicapai pada tahun berikutnya.
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
Produk utama yang dihasilkan oleh Perseroan dan entitas anaknya adalah
pakan ternak, anak ayam usia sehari komersial dan daging ayam olahan.
Misi
Memproduksi dan menjual pakan, anak ayam usia sehari dan makanan
olahan yang memiliki kualitas tinggi dan berinovasi.