Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang


digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem
pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa
udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik
udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan
ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki
sistem pernapasan.

Pengertian pernapasan atau respirasi sendiri adalah suatu proses mulai


dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan
energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.

Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran


pernapasan dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah
sebagai berikut: rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru
(bronkiol dan alveolus). Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian
rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga
suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang
masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

Namun banyak sekali kelainan dari sistem pernapasan yang dapat


mengganggu proses dari pernapasan kita. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang beberapa kelainan dan ganggguan pada sistem pernapasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai


berikut.
1. Apa saja kelainan dan gangguan sistem respirasi pada manusia?
2. Bagaimana cara menangani penyakit penyakit saluran pernafasan?
3. Bagaimana cara pencegahan penyakit penyakit saluran pernafasan?

1
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kelainan dan gangguan sistem respirasi pada manusia.
2. Untuk mengetahui cara menangani penyakit penyakit saluran pernafasan.
3. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit penyakit saluran pernafasan.

2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Kelainan dan Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia

Sistem pernapasan manusia dapat mengalami gangguan atau kelainan


yang disebabkan karena sesuatu, misalnya infeksi kuman, gaya hidup yang
salah, kecelakaan atau faktor bawaan. Namun secara umum ada dua hal yang
menyebabkan terjadi gangguan yaitu gangguan pada pengikatan oksigen dan
gangguan pada saluran pernapasan.

Gambar. Perbandingan paru-paru A) sehat dan B) perokok

Gangguan pada pengikatan oksigen misalnya yaitu ketika sesorang telah


banyak menghirup atau keracunan gas karbon monoksida. Gas karbon
monoksida lebih mudah berikatan dengan hemoglobin daripada oksigen. Bila
sebagian besar darah berikatan dengan gas karbon monoksida, maka tubuh
akan kekurangan oksigen. Gangguan pada saluran pernapasan misalnya
ketika seseorang tenggelam di laut/sungai, maka alveolus akan terisi oleh air
sehingga mengganggu saluran pernapasan.

Adapun kelainan dan gangguan pada sistem pernapasan manusia antara


lain sebagai berikut.

1. Asma

Asma merupakan gangguan pada saluran bronkus atau bronkiolus


yang mengalami penyempitan karena alergi/psikis atau disebabkan adanya
otot polos pada trakea yang mengalami kontraksi sehingga saluran trakea
menyempit. Penderita asma akan mengalami gejala sesak napas.

3
2. Sinusitis

Penyakit merupakan gangguan sistem pernapasan akibat adanya


peradangan yang terjadi pada sebelah atas rongga hidung (sinus
paranasalis). Adapun gejalanya yakni berupa hidung tersumbat, ingus
berbau, berwarna kuning hijau dan sakit di daerah sinus yang terserang.

3. Renitis

Renitis merupakan penyakit yang disebabkan peradangan pada


rongga hidung sehingga mengalami pembengkakan dan mengeluarkan
lendir. Penyakit ini dapat disebabkan oleh adanya alergi terhadap sesuatu.

4. Bronkitis

Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan adanya peradangan


pada selaput lendir, saluran bronkial dan trakea. Seseorang yang
mengalami penyakit ini akan mengalami dada nyeri, batuk dan sesak napas.

5. Tonsilitis

Tonsilitis merupakan peyakit yang disebabkan adanya pembengkakan


kelenjar limfe di daerah tekak sehingga terjadi penyempitan pada saluran
pernapasan. Pembengkakan ini bisa disebabkan oleh bakteri. Gejala bagi
penderita penyakit ini antara lain demam, nyeri tenggorokan dan nyeri otot.

6. Tuberculosis (TBC)

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan


karena bakteri Mycobacterium tuberculosa. Penyakit ini bisa menular
melalui udara. Penderita akan mengalami peradangan pada dinding
alvelous sehingga difusi O2akan terganggu.

7. Emfisema

Emfisema merupakan penyakit pernapasan yang terjadi karena


adanya perobekan pada alveolus sehingga daerah pertukaran gas menjadi
lebih kecil.

8. Dipteri

Dipteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh


bakteri Corynebacterium diphterial yang mengakibatkan adanya
penyumbatan oleh lendiri pada bagian laring dan bronkusnya. Pada

4
penderita tingkat lanjut, maka si penderita dapat mengalami kerusakan
selaput jantung, demam, lumpuh bahkan bisa berakibat meninggal dunia.

9. Asfiksi

Asfiksi merupakan gangguan pernapasan pada saat proses


pengangkutan oksigen.

10. Pneumonia

Pneumonia merupakan gangguan pernapasan dimana bagian alveolus


terisi banyak lendir yang disebabkan terinfeksinya dinding alveolus oleh
bakteri.

11. Pleuritis

Pleuritis merupakan peradangan pada pleura. Penderita pleutiris akan


mengalami sakit ketika menarik napas.

12. Diptasi

Diptasi merupakan gangguan pernapasan dimana faring atau laring


terinfeksi oleh bakteri Corynebacterium diptherial sehingga laring atau
faring mengalami penyumbatan.

13. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) merupakan sebuah


penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus dari
ordo Coronaviridae. Gejala yang ditimbulkan antara lain muntah, batuk
dan demam tinggi.

14. Kanker Paru-paru

Kanker paru-paru disebabkan oleh kelainan sel pada epitel bronkial.


Sel ini kemudian akan tumbuh dengan cepat sebagai tumor ganas.
Penyebab kanker diantaranya adalah merokok.

B. Cara Menangani Gangguan Pada Sistem Respirasi


Pada masa pemerintahan Daendels terjadi pembaruan dalam bidang
politik dan administrasi pemerintahan. Gubernur Jenderal Daendels
menerapkan sistem pemerintahan sentralistik. Artinya, semua unsur birokrasi
berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Selain itu, pada masa ini Raad
5
van Indie masih berperan sebagai dewan penasihat pemerintah. Pada masa ini
Daendels membagi Pulau Jawa menjadi delapan wilayah besar (hoofafdeling)
yang disebut keresidenan (reidentie). Tiap-tiap keresidenan dibagi menjadi
beberapa kabupaten (regentschap).
Dalam pelaksanaan pemerintahan dalam negeri terjadi dualisme
pemerintahan, yaitu pemerintahan Eropa dan pemerintahan pribumi (inlands
bestuur). Kekuasaan tertinggi pemerintahan Eropa (Europeees bestuur)
dipegang oleh residen. Residen bertugas memimpin wilayah keresidenan. Di
bawah ada residen ada asisten residen. Asisten residen bertugas mengepalai
suatu wilayah bagian dari keresidenan yang dinamakan afdeling. Di bawah
asisten residen terdapat pegawai kontrolir (controleur) yang bertugas
memimpin wilayah controle-afdeling.
Kekuasaan tertinggi di lingkungan pemerintahan pribumi (inlands
bestuur) dijabat oleh bupati (regent). Dalam menjalankan tugasnya, bupati
dibantu oleh patih. Di bawah bupati dan patih terdapat wedana. Wedana
bertugas memimpin sebuah distrik dan membawahi asisten wedana atau camat
yang bertugas memimpin onderdistrik. Selanjutnya, di bawah onderdistrik
terdapat pemerintahan desa.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels para penguasa
pribumi diangkat menjadi pegawai pemerintah kolonial (pegawai negeri/
binnenland bestuur). Para pegawai pemerintahan sampai tingkat kabupaten
digaji secara bulanan dan dilarang menerima upeti. Dengan demikian, pada
masa ini penguasa pribumi khususnya para bupati kehilangan jabatan secara
turun temurun. Sementara itu, para pegawai Eropa diberi kekuasaan besar
untuk memperketat pengawasan administrasi dan keuangan penguasa pribumi.
Kondisi ini berdampak pada merosotnya kedudukan bupati dan berkurangnya
kekuasaan bupeti.

C. Masa Pemerintahan Letnan Gubernur Raffles


Letnan Gubernur Raffles merupakan seorang penganut liberalisme. Pada
awal pemerintahannya, Raffles berkeinginan mereformasi sistem
6
pemerintahan di Hindia Belanda menjadi sistem pemerintahan Eropa.
Reformasi tersebut berupa pembaruan di bidang ketatanegaraan, penghapusan
ikatan feondal dalam masyarakat Jawa, dan kepastian hukum bagi masyarakat.
Dalam struktur pemerintahan, Raffles membagi Pulau Jawa menjadi
enam belas keresidenan. Selain itu, Raffles menerapkan sistem pemerintahan
"tidak langsung". Artinya, pemerintah pusat memerintah rakyat melalui
perantara penguasa lokal. Akan tetapi, pengawasan langsung atas tanah-tanah
dilakukan oleh pemerintah kolonial. Adapun untuk menghapus feodalisme
dalam masyarakat Jawa, Raflles menerapkan beberapa kebijakan berikut.

1) Menjauhkan penguasa lokal seperti bupati dari kebijakan yang


menguntungkan diri sendiri.
2) Mempersempit ruang gerak para bupati dengan cara mengangkat para
bupati sebagai pegawai pemerintah di bawah seorang presiden.
3) Menghapus sistem penyerahan paksa dan kerja paksa agar rakyat memiliki
kebebasan berusaha.
4) Mereduksi peran kepala lokal agar tidak lagi mempunyai kekuasaan besar
terhadap rakyat, tetapi hanya sebagai pegawai pemerintah, bukan penarik
pajak.

D. Masa Pemerintahan Hindia Belanda


Pada masa pemerintah Hindia Belanda, kekuasaan tertinggi masih
dipegang oleh gubernur jenderal. Selain itu, Raad van Indie masih bertugas
sebagai dewan penasihat pemerintah. Selanjutnya, pada awal abad XX
pemerintah kolonial berkeinginan menyatukan seluruh wilayah Hindia
Belanda yang masih berbentuk kerajaan-kerajaan. Menanggapi keinginan
tersebut, pada abad XX Gubernur Jenderal Johannes Benedictus van Heutsz
mencetuskan konsep Pax Neerlandica (Perdamaian Neerlandica). Pax
Neerlandica mempunyai arti penyatuan seluruh wilayah Hindia Belanda di
bawah kekuasaan Belanda.
Pada masa kekuasaan pemerintah kolonial Belanda inilah dikenal batas-
batas wilayah Hindia Belanda dari ujung Barat (Aceh) sampai ujung Timur
7
(Papua). Wilayah Hindia Belanda ini menjadi cikal bakal wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah proklamasi kemerdekaan.
Dampak kolonialisme dan imperialisme dalam bidang politik-
pemerintahan terus mengalami perubahan selama masa kolonialisme di
Indonesia. Perubahan tersebut terjadi seiring perkembangan zaman dan
kebutuhan pemerintah kolonial yang sedang berkuasa.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa kekuasaan VOC menjadi awal kolonialisme di Indonesia karena
para penguasa pribumi dan rakyat menjadi bawahan penguasa kolonial. Pada
masa kekuasaan VOC, jabatan tertinggi dipegang oleh gubernur jenderal.
Dalam menjalankan kekuasaannya, gubernur jenderal dibantu oleh dewan
bersama Raad van Indie. Dewan ini bertugas mengawasi dan memberi nasihat
kepada gubernur jenderal.
Pada masa pemerintahan Daendels terjadi pembaruan dalam bidang
politik dan administrasi pemerintahan. Gubernur Jenderal Daendels
menerapkan sistem pemerintahan sentralistik. Dalam pelaksanaan
pemerintahan dalam negeri terjadi dualisme pemerintahan, yaitu pemerintahan
Eropa dan pemerintahan pribumi (inlands bestuur).
Letnan Gubernur Raffles merupakan seorang penganut liberalisme. Pada
awal pemerintahannya, Raffles berkeinginan mereformasi sistem
pemerintahan di Hindia Belanda menjadi sistem pemerintahan Eropa. Dalam
struktur pemerintahan, Raffles membagi Pulau Jawa menjadi enam belas
keresidenan.
Pada masa kekuasaan pemerintah kolonial Belanda inilah dikenal batas-
batas wilayah Hindia Belanda dari ujung Barat (Aceh) sampai ujung Timur
(Papua). Wilayah Hindia Belanda ini menjadi cikal bakal wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah proklamasi kemerdekaan.
Dampak kolonialisme dan imperialisme dalam bidang politik-
pemerintahan terus mengalami perubahan selama masa kolonialisme di
Indonesia. Perubahan tersebut terjadi seiring perkembangan zaman dan
kebutuhan pemerintah kolonial yang sedang berkuasa.

B. Saran
Dalam penulisan karya tulis ini mungkin masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari segi materi maupun penulisan. Untuk itu penulis

9
memohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang penulis
sajikan. Kritik dan saran dari pembaca sangatlah penulis harapkan agar dapat
memperbaiki serta menyempurnakan karya tulis ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Sejarah
Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Bagas F., Melkisedek, Muchlis, Muhammad dan Rahata, Ringo. 2016. Sejarah
Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Klaten: Intan
Pariwara.

Lepidoteran. 2017. Makalah: Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia.


http://underpapers.blogspot.com/2017/03/makalah-kolonialisme-dan-
imperialisme.html. diakses 11 Oktober 2018

11

Anda mungkin juga menyukai