Makalah Geokimia Kelompok 2
Makalah Geokimia Kelompok 2
MAKALAH GEOKIMIA
TENTANG
UNSUR TANAH JARANG DAN IMPLIKASI TEKTONIK-ALTERASI
MINERALISASI
OLEH :
KELOMPOK 2 (DUA)
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kepada ALLAH SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah UNSUR
TANAH JARANG DAN IMPLIKASI TEKTONIK ALTERASI-MINERALISASI.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nia Sasria, S.Si, MT sebagai
dosen pembimbing mata kuliah,orang tua, sahabat dan rekan-rekan mahasiswa yang
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah tersebut. Sebagai tugas final mata
kuliah Geokimia itu sendiri.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan
bagi para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih minim. Akhir kata,
wassalammu alaikum warahmatulahi wabbarakatuh.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat di huni oleh mahluk hingga
saat ini. Hal tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya kandungan
unsur-unsur mineral dalam lapisan pada bumi, mulai dari lapisan inti hingga pada
lapisan mantel bumi yang tersusun oleh ribuan jenis mineral maupun batuan baik
yang secara menguntungkan atau bernilai ekonomi serta bernilai estetika.
Mineral ataupun batuan tersebut terbentuk dari proses intrusi magma yang
bersifat panas. Sifat inilah yang menyebabkan adanya gaya atau tekanan yang terjadi
terus-menerusmencari kemudian mengikis zona-zona lemah pada batuan yang
menyebabkan terjadinya struktur geologi seperti kekar atau rekahan hingga sesar
maupun lipatan. Nah, dari aktivitas intrusi tersebut terjadi proses naiknya magma ke
permukaan bumi, dimana proses naiknya tersebut terbentuk suatu batuan dan mineral
yang disebut dengan batuan beku.
I.3. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu dapat di jadikan sebagai bahan
referensi terhadap materi tentang pengertian, kegunaan hingga pada pengolahan
unsur – unsur tanah jarang yang disebut juga sebagai “Rare Earth Element”.
Unsur atau logam tanah jarang adalah suatu kelompok mineral yang terdiri
dari 17 unsur kimia yang terdapat bersama-sama dalam sebuah sistem tabel periodik.
Kelompok ini terdiri dari yttrium dan 15 elemen lantanida (lanthanum, cerium,
praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium,
terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, dan lutetium). Kadang-
kadang skandium juga masih masuk sebagai kelompok logam tanah jarang, karena
sering ditemukan bersama-sama dalam sebuah deposit. "International Union of Pure"
dan "Applied Chemistry" telah memasukan skandium sebagai logam tanah jarang
yang dapat dilihat pada tabel periodik berikut :
Berdasarkan variasi radius ion dan susunan elektron, unsur tanah jarang
diklasifikasikan ke dalam dua subkelompok, yaitu :
Unsur tanah jarang ringan, atau subkelompok cerium yang meliputi
lanthanum hingga europium
Unsur tanah jarang berat, atau subkelompok yttrium yang meliputi
gadolinium hingga lutetium dan yttrium.
Logam tanah jarang (LTJ) tidak ditemukan di bumi sebagai unsur bebas
melainkan paduan berbentuk senyawa kompleks. Sehingga untuk pemanfaatannya,
logam tanah jarang harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut.
Selama ini telah diketahui lebih dari 100 jenismineral tanah jarang, dan 14 jenis di
antaranya diketahui mempunyai kandungan total % oksida tanah jarang tinggi.
Mineral tanah jarang tersebut dikelompokkan dalam mineral karbonat,
fospat, oksida, silikat, dan fluorida. Mineral logam tanah jarang bastnaesit, monasit,
xenotim dan zirkon paling banyak dijumpai di alam, jenis-jenisnya sebagai berikut :
Tabel 5 Klasifikasi Intensitas Ubahan (Browne, 1991 op.cit. Corbett dan Leach,
1998)
Derajat alterasi merupakan parameter yang menunjukkan kondisi bawah
permukaan berdasarkan identifikasi mineral alterasi (Browne, 1991). Misal, adularia
memiliki derajat alterasi tinggi pada batuan yang memiliki permeabilitas tinggi, dan
epidot memiliki derajat alterasi yang tinggi pada kisaran temperatur yang besar.
Menurut Browne (1991) op.cit Corbett dan Leach (1998), terdapat enam
faktor yang mempengaruhi pembentukan mineral ubahan dalam sistem hidrotermal,
yaitu :
1. Temperatur
2. Sifat kimia larutan hidrotermal
3. Konsentrasi larutan hidrotermal
4. Komposisi batuan samping
5. Durasi aktivitas hidrotermal
6. Permeabilitas
Corbett dan Leach (1998) membagi zona ubahan hidrotermal ke dalam lima
zona ubahan berdasarkan kumpulan dan asosiasi mineral ubahan yang muncul pada
kondisi kesetimbangan yang sama dan derajat pH, sebagai berikut :
Argilik lanjut (advanced argillic), terdiri dari fasa mineral pada kondisi pH
rendah (≤4) yaitu kelompok silika dan alunit. Meyer dan Hemley (1967)
op.citCorbett dan Leach (1998) menambahkan kelompok kaolin temperatur
tinggi seperti diktit dan pirofilit.
Argilik, terdiri dari kumpulan mineral ubahan dengan temperatur relatif
rendah (<220-250ºC) dan pH larutan antara 4-5. Zona ubahan ini didominasi
oleh kaolinit dan smektit. Pada zona ini mungkin juga terdiri dari klorit dan
ilit.
Filik, terbentuk pada pH yang hampir sama dengan pH ubahan argilik, namun
temperaturnya lebih tinggi daripada temperatur ubahan argilik. Dicirikan
dengan Kehadiran mineral serisit atau muskovit. Pada zona filik dapat juga
hadir kelompok mineral kaolin temperatur tinggi yaitu pirofilit dan andalusit
dan juga mineral klorit.
Propilitik, terbentuk pada kondisi pH mendekati netral dengan kehadiran
mineral epidot dan/atau klorit (Meyer dan Hemley, 1967 op.cit Corbett dan
Leach, 1998). Pada zona ini dapat juga ditemukan mineral k-feldspar dan
albit sekunder. Pada temperatur yang relatif rendah (<200-250ºC), dicirikan
oleh ketidakhadiran epidot yang dikenal sebagai zona subpropilitik.Potasik,
terbentuk pada temperatur tinggi, kondisi netral, dicirikan dengan kehadiran
mineral biotit dan/atau k-feldspar ± magnetit ± aktinolit ± klinopiroksen
Larutan hidrotermal baik sebagai pembawa mineralisasi maupun tidak
menyebabkan terjadinya alterasi pada batuan samping yang dilaluinya. Adanya
alterasi pada batuan merupakan kontrol penting terhadap kemungkinan adanya
konsentrasi mineralisasi logam disekitar zona alterasi tersebut.
III.1. KESIMPULAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu untuk memahami materi
tentang unsur tanah jarang dan implikasi tektonik dan alterasi mineralisasi, maka
sebaiknya mencari referensi atau materi yang lebih.
Referensi :
1. Apabila unsur tanah jarang ini di terapkan system tambang terbuka seperti
yang di tampilkan di slide tadi apabila ditinjau dari segi ekonomi apakah
menguntungkan atau bagaimana ? (penanya : Andi Awaluddin Setiawan)
2. Apa saja kegunaan unsur tanah jarang ? (penanya : Wa Ode Fadila)
3. Bagaimana cara membedakan unsur tanah jarang dengan mineral lain ?
(penanya : Andi Arwan)
4. Bagaimana proses ektraksi unsur tanah jarang ? (penanya : Muh. Nuzul
Khaq)
JAWABAN :
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................
III.1. Kesimpulan..........................................................................................
III.2. Saran....................................................................................................
Referensi......................................................................................................................
Lampiran.....................................................................................................................