Anda di halaman 1dari 9

i

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi TB MDR

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Kuman TB sering menyerang paru,

penularannya dari pasien TB Paru BTA positif melalui percikan dahak.

Semakin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, semakin tinggi daya

penularan pasien tersebut. Gejalanya adalah batuk berdahak 2-3 minggu/lebih.

Faktor yang mempengaruhi adalah daya tahan tubuh yang rendah misalnya gizi

buruk, HIV/AIDS, dan kencing manis (diabetes melitus).

TB resistan/kebal obat adalah resistansi kuman M. TB dimana kuman tidak

dapat lagi dibunuh dengan OAT yang sudah digunakan selama ini. Ada 5

kategori resistansi terhadap obat anti TB yaitu monoresistan, poliresistan,

MDR, XDR dan RR. Resistansi tersebut dapat diketahui dengan pemeriksaan

dahak di Rumah Sakit rujukan dan Sub Rujukan yang ditunjuk.

Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) atau TBC MDR adalah TBC

resistan Obat terhadap minimal 2 (dua) obat anti TBC yang paling poten yaitu

INH dan Rifampisin secara bersama sama atau disertai resisten terhadap obat

anti TBC lini pertama lainnya seperti etambutol, streptomisin dan pirazinamid.
Extensively Drug Resistant Tuberculosis atau XDR TBC adalah TBC MDR

disertai dengan kekebalan terhadap obat anti TBC lini kedua yaitu golongan

fluorokuinolon dan setidaknya satu obat anti TBC lini kedua suntikan seperti

kanamisin, amikasin atau kapreomisin

2.2 Tanda dan Gejala TB MDR

Pasien TB yang resisten obat umumnya punya gejala yang sama seperti

kasus tuberkulosis biasa. Perlu diketahui juga, bahwa tanda dan gejala TB

resisten obat tergantung pada bagian tubuh mana bakteri TBC menyerang,

sehingga obat yang diberikan juga menyesuaikan.

Meski umumnya menyerang paru-paru, bakteri TB juga dapat menyerang

bagian tubuh lain, seperti tulang, usus, kulit, bahkan organ reproduksi.

Pengobatan TB MDR nantinya akan disesuaikan dengan kondisi tersebut.

Gejala TB resisten obat kurang lebih sama seperti pasien tuberkulosis pada

umumnya, seperti:

a. Batuk terus-menerus. Dalam kondisi parah, batuk bisa sampai

mengeluarkan darah

b. Sakit di dada

c. Mudah lelah, lemas, dan lesu

d. Tidak nafsu makan

e. Mengalami demam ringan

f. Berat badan menurun drastis

g. Sesak napas dan nyeri di dada


h. Berkeringat di malam hari tanpa sebab

2.3 Faktor Resiko TB MDR

TBC Resistan obat dapat mengenai siapa saja, akan tetapi biasanya terjadi

pada orang yang:

a. Tidak menelan obat TBC secara teratur atau seperti yang disarankan

oleh petugas kesehatan

b. Sakit TBC berulang serta mempunyai riwayat mendapatkan pengobatan

TBC sebelumnya

c. Datang dari wilayah yang mempunyai beban TBC Resistan obat yang

tinggi

d. Kontak erat dengan seseorang yang sakit TBC Resistan Obat, TBC

MDR, atau TBC XDR.

2.4 Penyebab TB MDR

Ada beberapa penyebab terjadinya kekebalan terhadap obat tuberkulosis,

yaitu:

a. Pemakaian hanya satu jenis obat pada pengobatan tuberkulosis

b. Penggunaan paduan obat yang tidak tepat

c. Konsumsi obat tidak teratur, misalnya obat diminum selama 2

hingga 3 minggu kemudian berhenti. Setelah 2 bulan, kemudian

berpindah dokter dan mendapat obat kembali selama 2–3 bulan, lalu

berhenti dan seterusnya


d. Konsumsi obat lain di luar obat tuberkulosis yang dapat

mengganggu kerja obat tuberkulosis

e. Penularan dari penderita TB MDR lain. Misalnya, seseorang yang

mengalami TB MDR bersin atau batuk dan di sekitarnya ada orang

lain yang belum pernah mengalami TB maka orang tersebut bisa saja

langsung mengalami TB MDR.

2.5 Penularan TB MDR

Penularan kuman TBC resistan obat, TBC MDR maupun TBC XDR adalah

sama seperti penularan kuman TBC yang tidak resistan obat pada umumnya.

Penularan kuman TBC dapat terjadi jika hal berikut :

a. Penularan TB terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TB

yang batuk tanpa menutup mulut.

b. Jika udara yang mengandung kuman TB tadi terhirup maka terdapat

kemungkinan kita terkena infeksi TB namun tidak selalu berarti kita

akan sakit TB, bisa jadi kuman TB tersebut ‘ tidur ’(dormant) dalam

badan kita. Kuman ‘tidur’ tidak membuat kita sakit TB dan kita juga

tidak dapat menularkan ke orang lain.

c. Jika daya tahan tubuh menurun kuman TB yang ‘tidur’ ini menjadi

aktif dan memperbanyak diri, maka kita menjadi sakit TB.

d. TB tidak menular melalui perlengkapan pribadi si pasien yang sudah

dibersihkan seperti peralatan makan, pakaian atau tempat tidur yang

digunakan oleh pasien TB.


Orang yang tertular (terinfeksi) kuman TBC Resistan obat, TBC MDR atau

TBC XDR dapat berkembang menjadi “sakit TB” dan akan mengalami“ sakit

TBC MDR” dikarenakan yang ada di dalam tubuh pasien tersebut adalah kuman

TBC MDR. Pasien TBC MDR dapat menularkan kuman TBC yang resistan

obat kepada masyarakat disekitarnya

2.6 Program TB MDR

Pada penanganan TB MDR terdapat program pengendalian yang sudah

dilakukan yakni : Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat

(MTPTRO)

Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat (MTPTRO) Adalah

kegiatan yang bertujuan untuk menangani TB resisten obat, TB MDR dan TB

XDR. Tujuan dari MTPTRO yang utama adalah mencegah terjadinya TB

resisten obat melalui pelayanan DOTS (Directly Observed Treatment Short-

course) yang bermutu dan melaksanakan manajemen penanganan TB resisten

obat yang terstandarisasi.

MTPTRO memerlukan dukungan dan keterlibatan aktif dari pemangku

kepentingan baik ditingkat pusat, provinsi ataupun daerah. Dengan

diketemukannya pasien yang terdeteksi resisten obat, sejak tahun 2016, RS Paru

dr. Ario Wirawan Salatiga telah membentuk tim MTPTRO yang diketuai dr.

Hasto Nugroho, Sp. P., FIRS yang beranggotakan Dwi Rahayu, Elin (Laborat),

Velly Yudha, Septi (data officer), Erna Prihandayani (case manager), Dwi

Yulianti (farmasi), Sri Budiarti, Agus S (keperawatan) dan Tim Ahli Klinis
yang terdiri dari dr. Priyanto Adi Nugroho Sp.PD, dr. Duhita Yassi, Sp.THT-

KL, dr. Nunung Dartini,MSc, Sp.PK, dr. Iffah C,Sp. KJ,M.Kes, dan dr. Hendy

Chrisandy Sp.M.

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga mempunyai fasilitas

pemeriksaan TCM sejak tahun 2014 dan menjadi salah satu rujukan TB resisten

obat di Jawa Tengah dari 6 rumah sakit rujukan yang ada. Dari data tim

MTPTRO RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga pada tahun 2016 ditemukan

kasus suspeck 192 , dengan kasus TB RR/ MDR 12 pasien. Tahun 2017 suspeck

sebanyak 1.243 dengan kasus TB RR/ MDR sebanyak 27 pasien dan tahun 2018

sampai dengan bulan Agustus jumlah suspeck 1.021, dengan kasus TB RR/

MDR sebanyak 33 pasien. RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga juga menerima

rujukan dari fasyankes baik untuk pemeriksaan TCM maupun rujukan pasien.

Fasyankes yang sering merujuk material TCM seperti BKPM Ambarawa,

BKPM Salatiga, RSUD Salatiga,RS dr.Asmir, RS Puri Asih dan Puskesmas-

Puskesmas di sekitar Salatiga dan Kabupaten Semarang. Sedangkan untuk

rujukan pasien kami sudah bekerjasama dengan 18 Kabupaten/ kota dan 5

provinsi antara lain DIY, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Selatan dan Lampung.

RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga mempunyai fasilitas rawat inap dan

rawat jalan khusus TB resisten obat. Fasilitas rawat inap sebanyak 4 TT, yang

merupakan ruang non kelas dan seluruh pembiayaan pasiennya ditanggung

KNCV dan Global Fund.

Pelayanan TB resisten obat berbasis rujukan dengan pengendalian berbasis

infeksi diharapkan seluruh pasien yang ditemukan segera diobati.


Dengan berbagai upaya dan kendala yang dihadapi akhirnya satu orang pasien

berhasil dinyatakan sembuh dan hidup tanpa mengkonsumsi obat MDR lagi. Satu

hal yang tak kalah penting adalah pendampingan, support keluarga dan masyarakat

pada pasien dengan tb resisten . Semoga keberhasilan ini menjadi motivasi bagi

pasien lain yang sedang menjalani program pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung sub Direktorat

TUBERKULOSIS. 2019 . TB MDR . Diakses pada tanggal 8 agustus 2019 pada

URL http://www.tbindonesia.or.id/page/view/22/tb-mdr

Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan. 2018. Siapa Bilang TB Resisten

TIdak Dapat Disembuhkan. Diakses pada tanggal 8 agustus 2019 pada URL

http://yankes.kemkes.go.id/read-siapa-bilang-tb-resiten-tidak-dapat-

disembuhkan-5750.html

KNCV Tuberculosis Foundation. 2019. Penularan TB. Diakses pada tanggal 8

agustus 2019 pada URL https://www.kncv.or.id/id/apa-itu-tb/tb-tbc/penularan-

tb.html
Timurtini, Sepriani Limbong. 2019. Mengenal Tuberkulosis MDR Lebih Dekat.

Diakses pada tanggal 8 agustus 2019 pada URL

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3625050/mengenal-tuberkulosis-

mdr-lebih-dekat

Joseph, N . 2019. Mengenal Gejala dan Pengobatan Pasien TB MDR. Diakses

pada tanggal 8 agustus 2019 pada URL https://hellosehat.com/pusat-

kesehatan/tuberculosis-tbc/faktor-risiko-pengobatan-tb-mdr/

Anda mungkin juga menyukai