Siapa Itu para Pendusta Agama

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Para Pendusta Agama?

Rabu 26 Jun 2019 19:28 WIB


Para pendusta agama telah disinggung dalam Alquran

Menyantuni fakir miskin dan yatim piatu dengan mencukupi kebutuhan


primernya, sandang, pangan adalah salah satu pintu kebaikan yang amat
agung nilainya. Ladang amal ini, bila dijalani, dapat menggerakkan hati ke
jalan Allah. Bila mengabaikannya, mereka berhadapan dengan ancaman
Allah.

Firman-Nya, ''Adapun terhadap anak yatim, janganlah kamu berlaku


sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah
kamu menghardiknya.'' (QS Adh-Dhuha [93]: 9-10).

‫أفأ أمماَّ اقلأيِتتيِأم أفأل أتققأهرَ أوأأمماَّ المساَّتئأل أفأل أتقنأهقرَأوأأمماَّ تبتنقعأمتة أرَدب أ‬
‫ك أفأحدد ق‬
‫ث‬
Karenanya, Allah sangat mengutuk dan mencela orang orang yang
menzalimi orang miskin dan anak yatim, dan menyebut mereka sebagai
pendusta agama. Lihat Alquran surah al-Ma'un ayat 1-3. Artinya, "Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak
yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin."

Tentang siksa bagi orang yang makan harta anak yatim, Allah berfirman,
''Sesungguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan
masuk ke dalam api neraka yang menyala.'' (QS An-Nisa' [4]: 10)

Dalam suatu hadis juga disebutkan, memakan harta anak yatim secara zalim
termasuk salah satu dosa besar.

Rasulullah SAW bersabda, ''Jauhilah tujuh petaka yang membinasakan.


Sahabat bertanya, ''Apakah itu ya Rasulullah?''
Beliau menjawab, ''Pertama, menyekutukan Allah (syirik), kedua sihir, ketiga
membunuh seseorang yang diharamkan kecuali dengan hak, keempat
memakan harta riba, kelima memakan harta anak yatim, keenam lari dari
peperangan, dan ketujuh, menuduh wanita Mukmin melakukan
penyelewengan (zina).'' (HR Imam Bukhari dan Muslim).

Namun, di balik semua itu, mencintai anak yatim dan fakir miskin adalah salah
satu bentuk mahabbatullah (cinta kepada Allah SWT). Karena itu, perhatian
dan sayang kepada mereka sudah semestinya jauh dari unsur riya' dan cari
perhatian.

Karena sesungguhnya, menyayangi anak yatim dan fakir miskin


menguntungkan bagi kita dari sisi rohani. Mencintai mereka berarti
menumbuhkan energi positif dalam diri kita. Dengan berbagi, nurani yang
padam bisa bersinar kembali, egois dan kikir bisa tersembuhkan.

Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan, suatu ketika seseorang datang


kepada beliau dan mengeluhkan masalah kerasnya hati.

Rasulullah SAW bersabda, ''Jika kamu ingin melunakkan hatimu, maka


berilah makan orang miskin, dan santunilah anak yatim.'' (HR Imam Ahmad).

Semoga kita bukan seorang pendusta agama. Semoga masih ada ruang
dalam hati kita untuk berbagi.

Anda mungkin juga menyukai