Anda di halaman 1dari 18

A.

Pengertian dan Istilah Hukum Administrasi Negara


Sejarah dari Hukum Administrasi Negara dari Negara Belanda yang disebut Administratif
recht atau Bestuursrecht yang berarti Lingkungan Kekuasaan/ Administratif diluar dari
legislatif dan yudisil. Ada banyak lagi istilah-istilah lain seperti di Perancis disebut Droit
Administrative, di Inggris disebut Administrative Law, di Jerman disebut Verwaltung recht.
Beberapa istilah Hukum Administrasi Negara di Indonesia, yaitu:
1. E. Utrecht memakai istilah hukum tata usaha Indonesia, kemudian mennggunakan istilah
Hukum tata usaha Negara Indonesia, dan yang terakhir menggunakan istilah Hukum
Administrasi Negara Indonesia.1
2. Wirjono Prajokodikoro, dalam tulisannya di majalah hukum tahun 1952, menggunakan
istilah “Tata Usaha Pemerintahan”.
3. Djuial Haesen Koesoemaatmadja dalam bukunya Pokok-pokok Hukum Tata Usaha Negara,
menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara dengan alasan sesuai dengan Undang-
undang Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 14 tahun 1970.
4. Prajudi Armosudidjo, dalam prasarannya di Musyawarah Nasional Persahi tahun 1972 di
Prapat mengunakan istilah Peradilan Administrasi Negara.
5. W.F. Prins dalam bukunya Inhiding in het Administratif recht van Indonesia, menggunakan
istilah, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia.
6. Rapat Staf Dosen Fakultas Hukum Negeri seluruh Indonesia bulan Maret 1973 di Cirebon,
memutuskan sebaiknnya menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara dengan alasan
Hukum Administrasi Negara pengertiannya lebih luas dan sesuai dengan perkembangan
pembangunan dan kemajuan Negara Republik Indonesia kedepan.
7. Surat Keputusan Mendikbud tahun 1972, tentang Pedoman Kurikulum minimal Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta, meggunakan istilah. Hukum Tata Pemerintahan ( HTP ).
8. Undang-undang Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 14 tahun 1970 dan TAP MPR No.
II/1983 tentang GBHN memakai istilah Hukum Tata Usaha Negara.
9. Surat Keputusan Mendikbud No. 31 tahu 1983, tentang kurikulum Inti Program Pendidikan
Sarjana Hukum menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara.

1
E. Utrecht; Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Balai Buku Ichtiar, Jakarta,
1966.

1
Sejarah Hukum Administrasi Negara ( HAN ) atau Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) atau
Hukum Tata Pemerintahan ( HTP ) di Negeri Belanda disatukan dalam Hukum Tata Negara
yang disebut Staats en Administratiefrecht. Pada tahun 1946 di Universitas Amsterdam baru
diadakan pemisahan mata kuliah Administrasi Negara dari mata kuliah Hukum Tata Negara,
dan Mr. Vegting sebagai guru besar yang memberikan mata kuliah Hukum Administrasi
Negara. Tahun 1948 Universitas Leiden mengikuti jejak Universitas Amsterdam memisahkan
Hukum Administrasi Negara dari Hukum Tata Negara yang diberikan oleh Kranenburg. Di
Indonesia sebelum perang dunia kedua pada Rechtshogeschool di Jakarta diberikan dalam satu
mata kuliah dalam Staats en administratiefrecht yang diberikan oleh Mr. Logemann sampai
tahun 1941. Baru pada tahun 1946 Universitas Indonesia di Jakarta Hukum Administrasi
Negara dan Hukum Tata Negara diberikan secara tersendiri. Hukum Tata Negara diberikan
oleh Prof. Resink, sedangkan Hukum Administrasi Negara diberikan oleh Mr. Prins.
Berdasarkan uraian-uraian di atas jelaslah bahwa Ilmu Hukum Administrasi Negara adalah
ilmu yang sangat luas dan terus berkembang mengikuti tuntutan Negara/masyarakat, sehingga
lapangan yang kan digalinyapun sangat luas dan beranekan ragam dan campur tangfan
pemerintah dalam kehidupan masyarakat.

B. Definisi Hukum Administrasi Negara


Pada dasarnya definisi Hukum Administrasi Negara sangat sulit untuk dapat memberikan
suatu definisi yang dapat diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum Administrasi
Negara sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah pengolahan/penyelenggaraan suatu
Negara. Namun sebagai pegangan dapat diberikan beberapa definisi sebagai berikut :
1. Oppen Hein mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan
ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila
badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum
Tata Negara.”
2. J.H.P. Beltefroid mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-
aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan
majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya.”
3. Logemann mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-
norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para
pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.”

2
4. De La Bascecoir Anan mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah himpunan
peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi/ bereaksi dan peraturan-
peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga Negara dengan pemerintah.”
5. L.J. Van Apeldoorn mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan
yang hendaknya diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan penguasa yang diserahi
tugas pemerintahan itu.”
6. A.A.H. Strungken mengatakan “ Hukum Administarsi Negara adalah aturanaturan yang
menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa sendiri.”
7. J.P. Hooykaas mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah ketentuanketentuan
mengenai campur tangan dan alat-alat perlengkapan Negara dalan lingkungan swasta.”
8. Sir. W. Ivor Jennings mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum yang
berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini menentukan organisasi kekuasaan
dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi.”
9. Marcel Waline mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan
yang menguasai kegiataqn-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat
perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman menentukan luas dan batas-
batas kekuasaan alat-alat perlengkapan tersebut, baik terhadap warga masyarakat maupun
antara alat-alat perlengkapan itu sendiri, atau pula keseluruhan aturan-aturan yang
menegaskan dengan syarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha negara/ administrasi
memperoleh hak-hak dan membebankan kewajiban-kewajiban kepada para warga
masyarakat dengan peraturan alat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan umum.
10. E. Utrecht mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah menguji hubungan hukum
istimewa yang diadakan agar memungkinkan para pejabat pemerintahan Negara
melakukan tugas mereka secara khusus. Jadi ada tiga ciri-ciri Hukum Administarsi Negara:
menguji hubungan hukum istimewa, adanya para pejabat pemerintahan, melaksanakan
tugas-tuigas istimewa.
11. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum mengenai
operasi dan pengendalian dari kekuasaan-kekuasaan administrasi atau pengawasan
terhadap penguasa-penguasa administrasi.
12. Bachsan Mustofa mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah sebagai gabungan
jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan
sebagian dari pekerjaan pemerintahan dalam arti luas yang tidak diserahkan pada badan-
badan pembuat undang-undang dan badan-badan kehakiman.
3
Dari pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa bidang Hukum Administrasi Negara
sangatlah luas, banyak segi dan macam ragamnya. Pemerintah adalah pengurus dari pada
Negara, pengurus Negara adalah keseluruhan dari jabatan-jabatan didalam suatu Negara yang
mempunyai tugas dan wewenang politik Negara dan pemerintahan. Apa yang dijalanakan oleh
pemerintah adalah tugas Negara dan merupakan tanggung jawab dari pada alat-alat
pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administarsi Negara adalah
Hukum mengenai Pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-tuganya, fungsi dan
wewenangnya sebagai Administrator Negara.

C. Sejarah Hukum Administrasi Negara


Pada awalnya, Penggunaan istilah Hukum Administrasi Negara (HAN) sedikit banyak
dipengaruhi oleh Keputusan/Kesepakatan pengasuh mata kuliah Fakultas Hukum pada
pertemuan di Cibulan tanggal 26-28 Maret 1973. Sebelum itu, dalam kurikulum minimal tahun
1972, istilah yang digunakan dalam SK Menteri P dan K tanggal 30 Desember 1972 No.
0198/U/1972 adalah Hukum Tata Pemerintahan. Meskipun istilah Hukum Tata Pemerintahan
tercantum dalam SK tersebut diatas, namun dalam kenyataan penggunaan istilah itu oleh
beberapa fakultas hukum – terutama fakultas hukum universitas negeri (yang kemudian diikuti
juga oleh berbagai fakultas hukum universitas swasta) tidak seragam. Istilah-istilah yang
beranekaragam itu adalah: Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum
Administrasi Negara.
Administrasi Negara merupakan bagian dari administrasi umum. Ilmu Administrasi Negara
merupakan cabang Ilmu Sosial dan (Ilmu Politik). menurut pendapat Leonard D.White bahwa
administrasi negara terdiri atas semua kegiatan Negara dengan maksud untuk menunaikan dan
melaksanakan kebijakan Negara. Dan juga pendapat Dimock dan Koening tentang administrasi
negara dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, administrasi negara adalah kegiatan
negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya. Dalam arti sempit, administrasi negara
adalah kegiatan eksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan. karena hukum administrasi
negara sangat berkaitan erat dengan pemerintahan.2
1. Sejarah Pemerintahan di Indonesia

2
Soewarno Handayaningrat dalam bukunya Administrasi Pemerintahan Dalam
Pembangunan Nasional

4
Organisasi pemerintahan setelah penyerahan oleh Raffles adalah sebagai berikut:
pemerintah pusat membentuk sebuah sekretariat yang dinamakan “Algemene Secretarie” di
Bogor. Pimpinan urusan “oorlog en marine” diserahkan kepada sebuah departemen; urusan
keuangan diserahkan kepada “Generale Directive van Financien”. Susunan pemerintahan yang
sederhana itu baru dapat dikembangkan lebih luas pada masa Gubernur Jenderal Duymaer van
Twist (1851-1856). Sesudah tahun 1904 susunan departemen adalah sebagai berikut:
a. Pertanian
b. Perusahaan Negara (gouvernements bedrijven)
c. Kehakiman (pertama kali didirikan tahun 1870)
d. Keuangan
e. Pemerintahan (binnenlands bestuur)
f. Pengajaran dan keagamaan (onderwijs en eeredienst)
g. Perekonomian
h. Perhubungan dan Pengairan (verkeer en waterstaat)
i. Peperangan (oorlog)
j. Angkatan Laut (marine)
Pada tanggal 18 Agustus 1945 dibentuknya UUD Negara RI Tahun 1945, yang dapat
dipandang sebagai akte kelahiran dari Negara Republik Indonesia. Selain itu juga diangkat
Presiden dan Wakil Presiden. Pada tanggal 19 Agustus tahun 1945 oleh PPKI ditetapkan
susunan kementrian negara dan pada tanggal 2 September 1945 Presiden mengangkat menteri-
menteri Negara yang masing-masing mengepalai satu departemen, yaitu: Dalam negeri, Luar
negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran dan Pendidikan, Sosial,
Pertahanan, Penerangan, Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Karena saat itu, sistem pemerintahan belum dapat dilaksanakn secara penuh. Maka Belanda
berusaha kembali untuk menguasai negara RI akhirnya melahirkan suatu Negara Serikat, yaitu
Republik Indonesia Serikat dengan konstitusinya disebut dengan Konstitusi RIS. Namun pada
tanggal 17 Agustus 1950 (kurang dari satu tahun masa RIS) bentuk negara kembali ke bentuk
negara kesatuan dan lahirlah Undang-Undang Dasar Sementara tahun 1950. tugas pemerintah
di bidang eksekutif adalah menyelenggarakan kesejahteraan Indonesia dan teristimewa
berusaha supaya UUD, Undang-undang, dan peraturan-peraturan lain dijalankan (Pasal 82).
Untuk membentuk anggota DPR dan Dewan Konstituante, dibawah UUDS tahun 1950 telah
diselenggarakan Pemilu yang pertama kali tanggal 1 April 1954 hingga tanggal 16 Juli 1956.
Pada tanggal 23 Maret 1956 Presiden mengambil sumpah para anggota DPR di Istana Negara

5
Jakarta dan pada tanggal 10 Nopember melantik anggota Konstituante di gedung Konstituante
di Bandung.
Ternyata hasil pemilu itu kemudian menimbulkan masalah dalam kehidupan
ketatanegaraan Indonesia. Kemelut kabinet terus berlangsung dan akhirnya Presiden Soekarno
telah memutuskan menunjuk dirinya sendiri sebagai Kepala Negara membentukk baru yang
dilantik tanggal 9 April 1957 dipimpin oleh Ir. Djoeanda selaku PM, Mr. Hardi selaku
WAPERDAM I, K.H. Idham Khalid selaku WAPERDAM II, kabinet itu terkenal dengan nama
Kabinet karya. Berhubung kabinet karya disandarkan kepada UUDS 1950 yang dinyatakan
tidak berlaku melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, pada tanggal 6 Juli 1959 kabinet Djoeanda
mengembalikan mandat kepada Presiden. Pada tanggal 9 Juli Presiden membentuk Kabinet
baru, yaitu Kabinet Kerja. Kabinet Kerja terdiri dari tiga kelompok Menteri, yaitu: Menteri
Inti, Menteri Muda dan Menteri Ex Officio (KASAD, KSAU, KSAL, KKN, Jaksa Agung,
Wakil Ketua DPA dan Ketua Dewan Nasional). Susunan Kabinet Kerja kemudian dilengkapi
dengan Menko, Ketua DPR dan MPRS menjadi Menko, sedangkan wakil ketuanya menjadi
menteri.
Pelaksanaan pemerintahan dengan Demokrasi Terpimpin ternyata mengarah ke pemusatan
kekuasaan di tangan presiden. Keadaan ini dibonceng oleh PKI dan akhirnya meletus peristiwa
G.30 S.PKI tahun 1965. Peristiwa ini sekaligus menarik garis pemisah masa pemerintahan
sebelumnya dengan sebutan Orde Lama dan Orde Baru. Langkah-langkah pertama
pemerintahan Orde Baru diawali dengan Supersemar tahun 1966. langkah konstitusional
ditempuh melalui siding-sidang umum MPRS pada tahun 1966, siding istimewa tahun 1967
dan sidang umum V tahun 1968.
Berdasarkan ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 dibentuk Kabinet Ampera dengan
Kep.Pres No. 163/1966. Program Kabinet Ampera terkenal dengan nama Dwidharma Catur
Karya. Pada tanggal 11 Oktober diadakan perubahan terhadap Kabinet Ampera. Dalam sidang
istimewa, MPRS melalui TAP No. XXXIII/MPRS/1967 kekuasaan Presiden Soekarno
ditarik/dicabut dan Jenderal Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden. Dalam sidang umum
MPRS V dengan TAP No. XLIV/MPRS/1968 Jenderal Soeharto diangkat sebagai Presiden RI.
Melalui TAP No.XLI/MPRS/1968 telah ditetapkan pembentukan Kabinet Pembangunan.
Struktur Kabinet pembangunan terdiri atas 18 menteri yang memimpin departemen dan 5
menteri Negara.
Pada tanggal 29 Desember tahun 1986 telah disahkan dan diundangkan Undang-undang
No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Lahirnya UU ini telah memberikan
penghargaan tersendiri bagi hukum administrasi.
6
2. Pemerintahan dalam Zaman Modern
Ciri-ciri yang paling penting dari negara ialah pelaksanaan kekuasaan dalam arti
menciptakan suatu ketertiban tertentu dalam kenyataan. Sebagai kelanjutannya ditemukan
“tugas-tugas negara yang lebih klasik” dan “tugas-tugas negara yang lebih modern”.
a. Tugas-tugas Klasik Negara adalah:
 Melindungi bangsa dan wilayah terhadap serangan dari luar (pertahanan)
 Melindungi bangsa dan wilayah terhadap kerusuhan dari dalam (pembentukan dan
pemeliharaan hukum; polisi)
 Penagihan uang pajak dan pengelolaan dana tersebut untuk kepentingan pembiayaan
tugas-tugas negara
Kementerian-kementerian “lama” yang paling terkenal adalah: Departemen Luar Negeri
dan Pertahanan, Dalam Negeri dan Kehakiman, demikian pula Departemen Keuangan. Hukum
Adminaistrasi Modern seringkali merupakan suatu akibat dari kesukaran dan kebutuhan yang
berbagai macam yang kerapkali ada kaitan langsung dengan pertumbuhan penduduk.
b. Tugas-tugas Modern Pemerintah adalah:
 Jalan, sungai, perhubungan, angkutan, pos, telekomunikasi
 Pendidikan, Pemeliharaan kesehatan
 Lingkungan, planologi dan Perumahan rakyat
 Perekonomian, pertanian dan perikanan,perdagangan, industri
 Urusan tenaga kerja, Jaminan sosial
 Kebudayaan, Pengembangan masyarakat

D. Perkembangan Hukum Administrasi


Hukum administrasi negara telah berkembang sejalan dengan gerak pemerintah mulai
menata masyarakat. Dalam kaitan itu pemerintah menggunakan sarana hukum sebagai
instrumen pengaturan. Sebagai perwujudannya, pemerintah mengeluarkan/ melaksanakan
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan daerah, dan keputusan-
keputusan yang mengandung suatu larangan maupun berupa kebolehan (izin). Oleh karna itu,
sejak awal, bahkan, sejak dahulu kala pemerintah telah terlibat atau telah menggunakan sarana
hukum dalam penataan dan pengelolaan masyarakat.
Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat menyebabkan pula berkembangnya tugas-
tugas pemerintahan yang dapat di lihat pada berbagai bidang urusan pemerintahan telah terjadi
penumpukan aturan-aturan dan keputusan-keputusan pemerintah yang saling melengkapi,

7
bahkan dapat pula bersifat mengubah karna terjadinya perubahan situasi dan kondisi dalam
masyarakat.
Hukum administrasi telah berkembang dalam suasana manakala pihak pemerintah mulai
menata masyarakat dan dalam kaitan itu menggunakan sarana hukum seperti yang di nyatakan
di atas, umpamanya dengan menetapkan keputusan-keputusan larangan tertentu atau dengan
menerbitkan sistem-sistem perizinan. Perkembangan hukum administrasi umum boleh
dikatakan baru saja tumbuh sejak Perang Dunia Kedua.
Suatu perkembangan telah terjadi dalam kajian hukum administrasi yakni timbulnya
pemikiran tentang kebutuhan pengembangan secara ilmiah terhadap unsur-unsur bersama yang
mewarnai setiap bagian dan setiap urursan pemerintahan yang bersifat khusus untuk suatu asas-
asas umum pemerintahan[1]
Dapat dikatakan bahwa perkembangan hukum (pemerintahan) administrasi umum yang
sedang giat dilaksanakan di banyak Negara, bergerak dalam tiga taraf secara berturut-turut.
a. Pada mulanya perkembangan hukum administrasi umum itu hanya merupakan suatu
perkembangan dalam ilmu pengetahuan sendiri.
b. Perkembangan kedua yang penting dimulai dengan diperkenalkannya peradilan
administrasi Negara.
c. Perkembangan yang ketiga timbul manakala pembuat UU memutuskan dengan tujuan
menyelaraskan tindakan-tindakan pemerintah untuk mengadakan “pembuatan UU umum”,
1. Sejarah Pertumbuhan Administrasi Negara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat tali sejarah yang merakit
perkembangan administrasi negara. Apa yang dicapai dan diberikan oleh administrasi negara
sekarang, tidak lepas dari upaya-upaya yang tidak kenal lelah yang telah dilakukan oleh para
peletak dasar dan pembentuk administrasi yang dahulu. Administrasi modern penuh dengan
usaha untuk lebih menekan jabatan publik agar mempersembahkan segala kegiatannya untuk
mewujudkan kemak-muran dan melayani kepentingan umum. Karena itu, administrasi negara
tidak dipandang sebagai administrasi “of the public”, tetapi sebaliknya adalah administrasi “for
the public”.
Ide ini sebenarnya bukanlah baru. Orientasi semacam ini telah dicanangkan dengan jelas
dalam ajaran Confusius dan dalam “Pidato Pemakaman” Pericles, bahkan dalam kehidupan
bangsa Mesir kuno. Bukti – bukti sejarah dengan jelas membuktikan upaya-upaya yang
sistematis, yang dikobarkan oleh tokoh-tokoh seperti Cicero dan Casiodorus. Selama abad ke-
16 – 18 tonggak kemapanan admi-nistrasi negara Jerman dan Austria telah dipancangkan oleh

8
kaum Kameralis yang memandang administrasi sebagai teknologi. Administrasi negara juga
memperoleh perhatian penting di Amerika, terutama setelah negara ini merdeka.
Apa yang dikemukakan oleh Cicero dalam De Officiis misalnya, dapat ditemukan dalam
kode etik publik dari kerajaan-kerajaan lama. Hal yang umum muncul di antara mereka adalah
adanya harapan agar administrasi negara melakukan kegiatan demi kepentingan umum dan
selalu mengembangkan kemakmuran rakyat. Dengan kata lain, administrasi negara tidak
seharusnya mengeruk kantong kantornya (korupsi) demi kepentingan dirinya sendiri.
2. Pendekatan Administrasi Negara Modern
Perkembangan evolusioner administrasi negara diuraikan melalui pendekatan tradisional,
pendekatan perilaku, pendekatan pembuatan keputusan (desisional) dan pendekatan ekologis.
Secara khusus, pendekatan tradisional mengungkapkan tentang pengaruh ilmu politik, sebagai
induk administrasi negara, pendekatan rasional dalam administrasi dan pengaruh Gerakan
Manajemen Ilmiah terhadap perkembangan administrasi negara.
Di antara empat pendekatan yang diajukan, tidak ada satu pun pendekatan yang lebih
unggul daripada pendekatan-pendekatan yang lain, karena setiap pendekatan berjaya pada
sesuatu masa, di samping kesadaran bahwa setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Karena administrasi mengandung berbagai macam disiplin, sehingga cara pendekatan dan
metodologi dalam administrasi juga beraneka ragam, maka administrasi negara merupakan
bidang kajian yang dinamis. Selanjutnya sukar untuk secara khusus menerapkan satu-satunya
pendekatan terbaik terhadap aspek administrasi tertentu. Kiranya lebih bermanfaat untuk
mempergunakan keempat cara pendekatan tersebut sesuai dengan aksentuasi dari sesuatu
gejala yang diamati.
Pengaruh politik terhadap administrasi negara selalu besar, tidak peduli kapan pun
masanya. Hal ini disebabkan oleh adanya gejala di semua negara yang menunjukkan bahwa
setiap pemerintah disusun di atas tiga cabang pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif). Hubungan terus menerus administrasi dengan politik mencerminkan keberlanjutan
hubungan antara lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif, sebagaimana dicerminkan
dalam dua tahap pemerintahan, yakni tahap politik dan tahap administrasi. Jika tahap pertama
merupakan tahap perumusan kebijakan, maka tahap kedua merupakan tahap implementasi
kebijakan yang telah ditetapkan dalam tahap pertama.
Adanya perkembangan beberapa teori dari lapangan administrasi negara tergantung pula
pada pekembangan dari suatu system pemerintahan yang dianut oleh negara yang bersangkutan

9
sehingga perkembangan administrasi negara sangat di pengaruhi oleh perkembangan sistem
pemerintahan ynag dianut oleh negara bersangkutan.
Adapun sejarah yang mengawali suatu perkembangan hukum administrasi negara
adalah administrasi negara mempunyai hal-hal yang bersifat khusus yang tidak dimiliki oleh
organisasi-organisasi lainnya. Caiden (1982) menunjukkan tujuh kekhususan administrasi
negara, yaitu
a. Kehadiran administrasi negara tidak bisa dihindari.
b. Administrasi negara mengharapkan kepatuhan.
c. Administrasi negara mempunyai prioritas.
d. Administrasi negara mempunyai kekecualian.
e. Manajemen puncak administrasi negara adalah politik.
f. Penampilan administrasi negara sulit diukur.
g. Lebih banyak harapan yang diletakkan pada administrasi negara.
Jadi kesimpulannya, perkembangan Hukum administrasi negara berkembang sejalan
dengan gerak pemerintah dari mulai menata masyarakat.yang Dalam kaitan itu pemerintah
menggunakan sarana hukum sebagai instrumen pengaturan. Sebagai perwujudannya,
pemerintah mengeluarkan/ melaksanakan undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan
menteri, peraturan daerah, dan keputusan-keputusan yang mengandung suatu larangan maupun
berupa kebolehan (izin). demi terbentuknya negara yang berkedaulatan adil dan makmur.

E. Dasar Hukum Administrasi Negara


Dasar Hukum Administrasi Negara adalah sebagai berikut.
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. TAP MPR
4. PERPU
5. PP
6. Keppres
7. Permen Dan Kepmen
8. Perda Dan Kepkada
9. Yurisprodensi
10. Hukum Tidak Tertulis
11. Hukum Internasional
12. Keptun
10
13. Doktrin

F. Sumber Hukum Administrasi Negara


Pada umumnya, dapat dibedakan menjadi dua :
1. Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan isi kaidah hukum.
Sumber hukum material ini berasal dari peristiwa-peristiwa dalam pergaulan
masyarakat dan peristiwa-peristiwa itu dapat mempengaruhi bahkan menentukan sikap
manusia.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber hukum yang sudah diberi bentuk tertentu. Agar
berlaku umum, suatu kaidah harus diberi bentuk sehingga pemerintah dapat
mempertahankannya.

G. Ruang Lingkup Hukum Administarsi Negara


Isi dan ruang lingkup Hukum Administarsi Negara adalah sebagai berikut.3
1. Hukum Tata Negara/Staatsrecht meliputi:
a. Pemerintah/Bestuur
b. Peradilan/Rechtopraak
c. Polisi/Politie
d. Perundang-undangan/Regeling
2. Hukum Perdata / Burgerlijk
3. Hukum Pidana/ Strafrecht
4. Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi :
a. Hukum Pemerintah / Bestuur recht
b. Huku Peradilan yang meliputi :
 Hukum Acara Pidana
 Hukum Acara Perdata
 Hukum Peradilan Administrasi Negara
c. Hukum Kepolisian
d. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht.
Pendapat Van Vallen Hoven ini dikenal dengan “ Residu Theori”. Menurut Walther
Burckharlt (Swiss), bidang-bidang pokok Hukum dministrasi negara adalah. :

3
Van Vallen Hoven dalam buku Omtrek van het administratiefrecht
11
1. Hukum Kepolisian, Kepolisian dalam arti sebagai alat administrasi Negara yang sifat
preventif misalnya pencegahan dalm bidang kesehatan, penyakit flu burung, malaria,
pengawasan dalam pembangunan, kebakaran, lalu lintas, lalulintas perdagangan ( Ekspor-
Impor).
2. Hukum Kelembagaan, yaitu administrasi wajib mengatur hubungan hukum sesuai dengan
tugas penyelenggara kesejahtreaan rakyat missal dalam bidang pendidikan, rumah sakit,
tentang lalu lintas ( laut, udara dan darat), Telkom, BUMN, Pos, pemeliharaan fakir miskin,
dan sebagainya.
3. Hukum Keuangan, aturan-aturan tentang keuangan Negara, missal pajak, bea cukai,
peredaran uang, pembiayaan Negara dan sebagainya. Ruang lingkup Hukum Administarsi
Negara adalah:4
a. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum daripada Administrasi Negara.
b. Hukum tentang organisasi dari Administrasi Negara.
c. Hukum tentang aktifitas-aktifitas dari Administrasi Negara yang bersifat yuridis.
d. Hukum tentang sarana-sarana dari Administrasi Negara terutama mengenai
kepegawaian Negara dan keuangan Negara.
e. Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah dan wilayah yang dibagi menjadi :
 Hukum Administrasi Kepegawaian
 Hukum Administrasi Keuangan
 HukumAdministrasi Materiil
 Hukum Administrasi Perusahaan Negara
f. Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara
Kusumadi Pudjosewojo, membagi bidang-bidang pokok yang merupakan lapangan
HukumTata Usaha Negara atau Hukum Adminsitrasi Negara, yang diambil dari Undang-
undang Dasar Sementara adalah sebagai berikut :
 Hukum Tata Pemerintahan
 Hukum Tata Keuangan
 Hukum Hubungan Luar Negeri
 Hukum Pertahan Negara dan Keamanan Umum

4
Prajudi Atmosudirdjo,; Hukum Administrasi Negara, Gralia Indonesia, Jakarta ,1966.

12
Golongan yang berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
tidak ada perbedaan prinsip yaitu :
 Kranenburg
 Vegting
 Prins
Golongan ini berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
tidak ada perbedaan prinsipil, hanya pada titik berat/focus pembahasan Hukum Tata Negara
fokusnya adalah hukum rangka dasar dari Negara, sedangkan Hukum Administrasi Negara
adalah administrasi dari Negara, dengan demikian Hukum Administrasi Negara merupakan
hukum khusus dari hukum tata Negara.
1. Kranenburg
Tidak ada perbedaan yang prinsipil antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Administrasi Negara, perbedaannya hanya terjadi dalam praktek dalam rangka tercapainya
suatu kemanfaatan saja. Hukum Tata Negara adalah hukum mengenai struktur umum
daripada suatu pemerintahan Negara. Sedangkan Hukum Administrasi Negara merupakan
peraturan-peraturan yang bersifat khusus.
2. Mr. Prins
Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar
dari Negara. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat
teknis yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para spesialis.

H. Kedudukan dan Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Hukum


lainnya.
Dalam sistematika Ilmu Hukum, Hukum Administrasi Negara termasukm dalam hukum
publik dan merupakan bagian daripada hukum Tata Negara. Dilihat dari sejarahnya sebelum
abad 19 Hukum Administrasi Negara menyatu dengan Hukum Tata Negara dan baru setelah
abad ke 19 Hukum Administrasi Negara berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu hukum
tersendiri. Pada pertengahan abad 20 Hukum Administrasi Negara berkembang dengan pesat
sebagai akibat tuntutan timbulnya Negara hukum modern ( welfarestate ) yang mengutamakan
kesejahteraan rakyat. Hukum Administrasi Negara sebagai suatu disiplin ilmiah tersendiri
dapat dilihat dalam teori Residu dari Van Vallen Hoven yang membagi seluruh materi hukum
itu secara terperinsi sebagai berikut:
1. Hukum Tata Negara (materiil)

13
a. Pemerintahan
b. Peradilan
c. Kepolisian
2. Hukum Perdata ( materiil)
3. Hukum Pidana (materiil)
a. Hukum Pemerintahan
b. Hukum Peradilan
 Peradilan Tata Negara
 Hukum Acara Perdata
 Hukum Acara Pidana
 Hukum Peradilan Tata Usaha Negara
Ilmu Hukum Administrasi Negara sebagai suatu disiplin ilmiah tersendiri maka harus
ditentukan batasan-batasan serta hubungan-hubungan antara ilmu administrasi Negara dengan
beberapa cabang ilmu hukum lainnya seperti Hukum Tata Negara, Hukum Perdata, Hukum
Pidana dan Ilmu Pemerintahan yang akan dibahas di bawah ini :
 Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara dilihat dari segi
sejarah bahwa sebelum abad ke 19 Hukum Administrasi Negara menyatu dengan
Hukum Tata Negara dan baru setelah abad ke 19 Hukum Administrasi Negara berdiri
sendiri.
Mengenai batasan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara ini
terdapat dua golongan pendapat yaitu :
1. Bahwa antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara ada perbedaan
prinsip.
a. Oppen Heim
Oppen Heim mengatakan bahwa pokok bahasan Hukum Tata Negara adalah Negara
dalam keadaan diam (Strats in rust) , dimana Hukum Tata Negara membentuk alat-alat
perlengkapan Negara dan memberikan kepadanya wewenang serta membagi bagikan
tugas pekerjaan kepada alat-alat perlengkapan Negara ditingkat tinggi dan tingkat
rendah. Sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah Negara dalam keadaan
bergerak (Staats ini beveging) dimana Hukum Administrasi Negara melaksanakan
aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Hukum Tata Negara baik ditingkat tinggi
maupun ditingkat rendah.
b. Van Vallen Hoven

14
Hukum Administrasi Negara adalah semua peraturan-peraturan hukum setelah
dikurangi hukum-hukum materiil Tata Negara, Pidana dan Perdata. Hukum
Administrasi Negara merupakan pembatasan dari kebebasan pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya. Badan-badan kenegaraan memperoleh kewenangan dari
Hukum Tata Negara, dan dalam melaksanakan kewenangan itu badan-badan
kenegaraan hasurlah berdasarkan pada Hukum Administrasi Negara.
c. Romeign
Hukum Tata Negara mengatur mengenai dasar-dasar dapipad Negara, sedangkan
Hukum Administrasi Negara mengenai pelaksanaan teknisnya.
d. Donner
Hukum Tata Negara menetapkan tugas, sedangkan Hukum Administrasi Negara
melaksanakan tugas itu yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara.
e. Logemann
Hukum Tata Negara merupakan suatu pelajaran tentang kompetensi, sedangkan Hukum
Administrasi Negara tentang perhubungan hukum istimewa.
Hukum Tata Negara mempelajari :
1. Jabatan-jabatan apa yang ada dalam susunan suatu Negara
2. Siapa yang mengadakan jabatan-jabatan itu
3. Cara bagaimana ditempati oleh pejabat
4. Fungsi jabatan-jabatan itu
5. Kekuasaan hukum jabatan-jabatan itu
6. Hubungan antara jabatan-jabatan
7. Dalam batas-batas manakah organ-organ kenegaraan dapat melakukan tugasnya.
Sedangkan Hukum Administrasi Negara mempelajari sifat bentuk dan akibat hukum
yang timbul karena perbuatan hukum istimewa yang dilakukan oleh para pejabat dalam
melaksanakan tugasnya.
2. Golongan yang berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara tidak ada perbedaan prinsip.
Golongan ini berpemdapat bahwa antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara tidak ada perbedaan prinsipil, hanya pada titik berat/focus pembahasan Hukum Tata
Negara fokusnya adalah hukum rangka dasar dari Negara, sedangkan Hukum Administrasi
Negara adalah administrasi dari Negara, dengan demikian Hukum Administrasi Negara
merupakan hukum khusus dari Hukum Tata Negara.
a. Kranenburg
15
Tidak ada perbedaan yang prinsipilantara Hukum Tat Negara dengan Hukum Administrasi
Negara, perbedaanya hanya terjadi dalam praktek dalam rangka tercapainya suatu
kemanfaatan saja. Hukum Tata Negara adalah hukum mengenai struktur hukum daripada
suatu pemerintahan Negara. Sedangkan Hukum Administrasi Negara merupakan
peraturanperaturan yang bersifat khusus.
b. Prins
Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar
dari Negara. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat
teknis, yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para spesialis

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Hukum tata usaha (administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan
administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya. Hukum administarasi negara memiliki kemiripan dengan hukum
tata negara. Kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan dalam hal
16
perbedaan hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang
digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum
administrasi negara dimana negara dalam “keadaan yang bergerak”. Hukum tata usaha
negara juga sering disebut HTN dalam arti sempit.
B. Saran
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar
terciptalah Negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada didalam dapat
terlendungi hukum dari hal-hal yang meresahkan dan tidak mengenakan, sebagai Negara
hukum Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung hukum agar ketentraman
dinegara Indonesia senantiasa terjaga dan terpelihara agar terciptalah kesejahteraan dan
ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah juga turut
turun langsung meninjau apakah seluruh masyarakat sudah mendapatkan hak-nya
dilindungi oleh hukum tanpa pandang bulu apa dia masyarakat yang mampu ataukah tidak
mampu. Karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga dan masyarakatlah yang
berhak dijamin atas hukum.

DAFTAR PUSTAKA

 E. Utrecht; Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Balai Buku Ichtiar,


Jakarta, 1966.
 http://muhammad-almansur.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-perkembangan-hukum-
administrasi.html
 Prajudi Atmosudirdjo; Hukum Administrasi Negara, Gralia Indonesia, Jakarta ,1966.

17
 Soewarno Handayaningrat: Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan
Nasional
 Van Vallen Hoven: Omtrek van het administratiefrecht

18

Anda mungkin juga menyukai