Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada Penulis berupa ilmu dan kesehatan, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keutamaan dan Ancaman Meninggalkan Shalat”
tepat pada waktunya.
Terimakasih Penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang membangun. Penulis berharap
makalah ini bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui keutamaan shalat
2. Mengetahui ancaman meninggalkan shalat
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan
Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Basyahri
Assayuthi: 30). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
suatu ibadah kepada Allah, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir
dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ berupa
penyerahan diri secara lahir batin kepada Allah dalam rangkah ibadah dan memohon ridho-
Nya.
َي ِمن َّ َض هللاُ َعل َ اَ ْخ ِب ْرنِى َما فَ َر،ِس ْو َل هللاُ َيا َر:َ فَقَال،الرأْ ِس َّ س ْو ِل هللاِ ص ثَائِ َر ُ ط ْل َحةَ ب ِْن
ُ ع َب ْي ِد هللاِ ا َ َّن اَع َْرا ِبيًّا َجا َء اِلَى َر َ َع ْن
صيَ ِام
ّ ي ِمنَ ال َّ َض هللاُ َعل
َ ا َ ْخبِ ْرنِى َما فَ َر:َ قَال.ش ْيئًاَ ع َ َ اِالَّ ا َ ْن ت،س
َ ط َّو ُ صلَ َواتُ اْل َخ ْم َّ ال:َصالَةِ ! قَال َّ ضانَ اِالَّ !ال َ ش ْه ُر َر َم َ :َقَال
َ
قا َل.ش ْيئا ً َ ع َ َ َ َّ
َ ا ْن تَط َّو: ي ِمنَ الزكَاةِ ! قا َل َ
َّ ض هللاُ َعل ْ َ ّ ُ َ ْ
َ اخبِ ْرنِى َما َف َر: فَقَا َل.س ْو ُل هللاِ ص بِش ََرائِعِ ا ِال ْسال ِم كل َها ُ فَاخبَ َرهُ َر: َو الَّذِى
ْ َ
. َصدَق َ صدَقَ اَ ْو دَ َخ َل اْل َجنَّةَ ا ِْن َ ا َ ْفلَ َح اِ ْن.س ْو ُل هللاِ ص ُ فَقَا َل َر.ش ْيئًا َ يَّ َض هللاُ َعل َ ص ِم َّما فَ َرُ ُع َش ْيئًا َو الَ ا َ ْنق ُ ط َّو َّ َ الَ ا، َا َ ْك َر َمك
335 :1 فى نيل االوطار،احمد و البخارى و مسلم
4. Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah, bahwa seorang Arab gunung datang kepada
Rasulullah SAW dalam keadaan rambutnya kusut, lalu ia bertanya, “Ya
Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apa yang Allah wajibkan kepadaku dari
shalat?” Beliau bersabda: “Shalat-shalat yang lima, kecuali kamu mau
melakukan yang sunnah”. Ia bertanya: “Beritahukanlah kepadaku, apa yang
Allah wajibkan kepadaku dari puasa?” Beliau bersabda: “Puasalah bulan
Ramadhan, kecuali kamu mau melakukan yang sunnah”. Ia bertanya lagi:
“Beritahukanlah kepadaku, apa yang Allah wajibkan kepadaku dari zakat?’.
Thalhah berkata: Lalu Rasulullah SAW memberitahukan kepadanya tentang
syariat-syariat Islam seluruhnya. Lalu orang Arab gunung itu berkata: “Demi
Allah yang telah memuliakan engkau, saya tidak akan menambah sesuatu dan
tidak akan mengurangi sedikitpun dari apa-apa yang telah diwajibkan oleh
Allah kepada saya”. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Pasti ia akan bahagia,
jika benar. Atau pasti ia akan masuk surga jika benar (ucapannya)”. [HR.
Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 335]
5. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: “Diwajibkan shalat itu pada Nabi SAW
pada malam Isra’, lima puluh kali. Kemudian dikurangi sehingga menjadi lima
kali, kemudian Nabi dipanggil: “Ya Muhammad, sesungguhnya tidak diganti
(diubah) ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan
lima puluh kali”. [HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi
menshahihkannya, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 334]
6. Dari ‘Asy-Sya’bi bahwa ‘Aisyah RA pernah berkata: “Sungguh telah
difardlukan shalat itu dua rakaat dua rakaat ketika di Makkah. Maka tatkala
Rasulullah SAW tiba di Madinah (Allah) menambah pada masing-masing dua
rekaat itu dengan dua rekaat (lagi), kecuali shalat Maghrib, karena
sesungguhnya shalat Maghrib itu witirnya siang, dan pada shalat Fajar
(Shubuh), karena panjangnya bacaannya”. Asy-Sya’bi berkata, “Dan adalah
Rasulullah SAW apabila bepergian (safar), beliau shalat sebagaimana pada
awalnya (dua rekaat)”. [HR. Ahmad 6 : 241]
1. Takbirotul Ikhrom
Gerakan ini memperlancar aliran darah, getah bening dan kekuatan
otot lengan. Posisis jantung dibawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar keseluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot
bahu meregang sehingga aliran darah kaya dengan oksigen menjadi
lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan didepan perut atau dada
bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
2. Ruku’
Gerakan ini menjaga kesempuranaan posisi dan fungsi tulang
belakang(corpus vertebrea) sebagai penjaga tubuh dan pusat syaraf,
selain itu ruku’ adalah latihan kemih untuk menjaga dari gangguan
prostat.
3. I’tidal
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujut ini,merupakan latihan pencernaan
yang baik. Organ-organ pencernaan didalam perut mengalami pemijatan
dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya pencernaan menjadi lancar.
4. Sujud
Pada posisi tersebut aliran getah bening dipompa kebagian leher dan
ketiak. Posisi jantung diatas otak menyebabkan darah kaya akan oksigen
mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh terhadap daya pikir
seseorang. Posisi ini juga menghindarkan dari gangguan wasir. Khusus
bagi wanita baik ruku’ ataupun sujud memiliki manfaat yang luar biasa
bagi kesuburan dan kesehatan organ wanita.
5. Duduk Iftirosy dan Tawarruk
Saat iftirosy kita bertumpu pada pangkal paha yang tersambung dengan
syaraf nervus ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri dari pangkal
paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.
Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih, kelenjar kelamin pria, dan saluran vas deferens. Jika
dilakukan dengan benar posisi ini mencegah impotensi. Variasi posisi
telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian rileks kembali, gerak dan tekanan
harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ
gerak kita.
6. Salam
Untuk relaksasi otot sekitar leher, kepala, dan menyempurnakan aliran
darah di kepala.
http://eprints.dinus.ac.id/18852/9/bab1_17898.pdf
http://darmi-ar.blogspot.com/2008/05/keutamaan-dan-keistimewaan-shalat.html
Abidin, S.A. Zainal, Kunci Ibadah, (Semarang: PT.Karya Toha Putra Semarang, 2001)
Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009).
Al-Qor’an dan terjemahannya
Asas Agama Islam, Bulan Bintang, 1976
Bimbingan Shalat lengkap,Mitra Umat,1998
Mimbar Utama, Edisi September 2004
http://fajri-makalahsholat.blogspot.co.id/
http://dalamislam.com/shalat/shalat-fardhu
https://tuntunansholatsunah.wordpress.com/category/macam-macam-sholat-sunnah/
http://www.sman1ciasem.com/ada-15-ancaman-bagi-orang-yang-meninggalkan-sholat.html
https://www.facebook.com/notes/stop-fesbuk-saat-adzan/ancaman-meninggalkan-shalat-by-
echi-sofwan/96009986712
http://kabarnet.wordpress.com/2012/11/13/azab-mengerikan-bagi-yang-meninggalkan-sholat/
Hambal, Iman Ahmad Ibnu, Betulkan Shalatmu, Jakarta: Bulan Bintang, 1974
Thaha, Mahmoud Muhammad, Maknai Terus Shalatmu, Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara,
2001.
Shalih, Su’ad Ibrahim, Fiqh Ibadah Wanita, Jakarta: Amzah, 2011.