Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP di strata


pertama pelayanan kesehatan. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten /kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan di kabupaten/kota.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif dengan menggerakan dan
memperdayakan masyrakat untuk hidup sehat dan meningkatkan akses masyrakat
terhadap pelayanan kesehatan. Keberadaan puskesmas tidak hanya sebagai pusat
pelayanan tetapi juga sebagai pusat komonikasi masyarakat. Oleh karena itukeberadaan
Puskesmas dapat diumpakan sebagai agen perubahan dimasyarakat sehingga dapat timbul
gerakan – gerakan upaya kesehatan.
Dalam pelaksanaanya Puskesmas masih menghadapai berbagai masalah yaitu puskesmas
masih berorientasi pada kuratif yang datang ke puskesmas tidak pada masalah dan
kebutuhan masyarakat, dan keterlibatan masyarakat di puskesmas kurang. Hal itu tidak
sejalan dengan fungsi Puskesmas yaitu ; Sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pratama.
Untuk mengatasi masalah tersebut puskesmas harus menggerakan dan memperdayakan
masyarakat agar berperan aktif dalam setiap upaya kesehatan terutama dalam berperilaku
hidup bersih dan sehat. Untuk melaksanakan upaya kesehatan tersebut di Puskesmas
diperlukan tenaga fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat untuk mengelola promosi
kesehatan profesional yang dapat menyelenggaran pelayanan yang bersifat promotif dan
preventif.
.
B. Tujuan Pedoman
Sebagai acuan bagi petugas Puskesmas untuk menyelenggarakan kegiatan promosi
keehatan di wilayah kerja puskesmas jiken

1
C. Sasaran
Sasaran kegiatan promosi kesehatan adalah petugas dan semua masyarakat di puskesmas
jiken
D. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya
kesehatan perorangan (UKP), maupun upaya kesehatan masyarakat(UKM), pelayanan
kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada upaya promotif dan prefentif tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

E. Batasan Operasional
Promosi kesehatan adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada
masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,
keluarga, serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber masyarakat
Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar kesehatan yang
diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri. Disamping itu , petugas
kesehtan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan
masyarakat untuk melakukan PHBS

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan UPTD
Puskesmas Jiken adalah Sumber Daya Manusia (SDM Kesehatan). Yang dimaksud
dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu minimal
golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai
performance (kinerjanya), dan standar kompetensi.
Pengelolaan pelayanan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang
mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan. Koordinator pelayanan promosi
kesehatan UPTD Puskesmas Jiken dipilih dari tenaga Perawat dan pelaksana dari tenaga
Penyuluh Kesehatan Masyarakat. Tenaga Promosi Kesehatan memilki pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan informasi atau konseling. Untuk tenaga UKS ditetapkan
satu petugas penanggung jawab program UKS dari tenaga perawat.
Pola Ketenagaan Unit Pelayanan Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Jiken

Kualifikasi
No Tenaga Jumlah
Status Pendidikan Pelatihan

Koordinator DIV
1 PNS - 1
Promosi Kesehatan Keperawatan

Sarjana
Pelaksana Promosi
PHL Kesehatan - 1
2 Kesehatan
Masyarakat

Total 2

Untuk Puskesmas Jiken Kualifikasi Sumber Daya Manusia belum sesuai dikarenakan
petugas belum pernah mengikuti pelatihan Promosi Kesehatan

3
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan Unit Pelayanan Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Jiken

Puskesmas
No Jenis Tenaga
Wajib Ada Kekurangan
1 Perawat 1 1 0
Sarjana Kesehatan
2 1 1 0
Masyarakat

C. Jadwal Kegiatan
Pengaturan kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang
program dan Penaggung Jawab UKM dalam kegiatan pertemuan internal UKM, Mini
Lokakarya bulanan maupun lintas sektor, dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
Jadwal kegiatan di buat untuk jangka waktu satu tahun dan di Break down dalam
jadwal kegiatan bulanan dan di koordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan
jadwal.
Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan Promosi Kesehatan di
koordinasikan pada PJ UKM dan Kepala Puskesmas.
Jadwal kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Orientasi dan Pertemuan Forum Kesehatan Desa dilakukan setahun 2 kali di 11
Desa
2. Survei Mawas Diri setahun sekali di 11 Desa
3. Musyawarah Masyarakat Desa setahun sekali di 11 Desa
4. Advokasi dan Monev Pasca MMD
5. Pembinaan PHBS dan Desa Siaga setahun sekali di Puskesmas dan Desa
6. Kunjungan Kesehatan Pesantren setahun 4 kali di dua Ponpes.
7. Pendataan Terintegrasi setahun sekali di 11 desa
8. Pembentukan dan Monev Kelompok Peduli Kesehatan setahun 1 kali di 3 desa
9. Rakor SBH Kwaran Jiken setahun sekali di Puskesmas
10. Sosialisasi dan Pelatihan Kader Keluarga Sehat setahun sekali di Puskesmas Jiken
11. Pendataan Keluarga Sehat di 3 Desa
12. Monev pasca Pendataan PIS-PK setahun satu kali di 8 desa
13. Pembinaan Keluarga Rawan
14. Monev Hatra setahun dua kali di Puskesmas

4
15. Supervisi dan Monev Hatra setahun dua kali di 6 Desa
16. Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah tingkat SD/MI, SMP/MTS dan SMK
17. Pemeriksaan Kesehatan Berkala Anak Sekolah tingkat SD,SMP dan SMK
18. Kunjungan Kesehatan Gigi dan Mulut TK/PAUD dan Pemeriksaan SDIDTK

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
1. Lantai 1 (satu) bagian Rawat Jalan dan Kantor

2. Lantai 2 (dua)

6
3. Bagian Rawat Inap

4. Bagian IGD

7
B. Standart Fasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Upaya Keehatan Lingkungan, Puskesmas
Jiken memiliki sarana penunjang antara lain :
No Jenis Kegiatan Fasilitas Keterangan
1 Dalam Gedung a. Meja Kerja a. 2 Bh
. b. Kursi Kerja b. 2 Bh
c. Ruang Konseling c. Ruang Konseling
bersama
d. Media Penyuluhan d. Lembar Balik
e. Leaflet
f. Poster
g. LCD set
h. Amplifiyer
micropone
i. Papan Informasi
j. Banner
2 Luar Gedung a. Kendaraan a. Puskesmas
. Operasional Keliling
b. Media Penyuluhan b. LCD set
c. Pin Kesga
d. Leaflet
e. Poster
f. Lembar Balik
g. UKS Kit
h. Phantom Gigi

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan Promkes meliputi :
1. Konseling Promosi Kesehatan
2. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkat
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegaah penyakit, meningkatkan kesehatannya.
Pemberdayaan terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang diselenggarakan
puskesmas harus memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
Pemberdayaan Masyarakat yang berwujud UKBM
1) Upaya kesehatan Ibu dan Anak : posyandu balita, Kelas Ibu Hamil dan Balita
2) Upaya perbaikan gizi : posyandu balita
3) Upaya Pemberantasan Penyakit : Posbindu
4) Upaya kesehatan sekolah : Dokter kecil, saka bakti husada, pos kesehatan
pesantren.
5) Upaya kesehatan lingkungan : pemantauan jentik berkala, pemicuan
6) Pembinaan Forum Kesehatan Desa (FKD)
7) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

3. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya mencipkakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu , keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehataan.
Metode yang tepat disini adalah penggunaan media seperti pembagian selebaran
(leaflet). Pemasangan poster, banner, penyuluhan disertai pemutaran video tentang
kesehatan. Dengan demikian mereka dapat membantu menyampaikan informasi yang
diperoleh kepada masyarakat yang lainnya.-

9
Petugas kesehatan puskesmas harus benar-benar konsisten dengan pelayanan yang
diberikan. Misalnya : ramah (tidak terkesan stress), tidak merokok, memelihara
hygiene atau kebersihan dan keselamatan perorangan, dan lain sebagainya.
Melaksanakan penyuluhan kelompok. Sementara itu, di dinding dan sudut-sudut
ruangan, bahkan dihalaman puskesmas juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan
bina suasana kepada para pengantar pasien, para penjenguk pasien dan pengunjung
puskesmas lainnya.
4. Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk medapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak – pihak yang terkait ( tokoh- tokoh masyarakat informal
dan formal ) agar masyarakat dilingkungan puskesmas berdaya mencegah dan
meningkatkan kesehatanya serta melakukan advokasi kepada pimpinan desa
setempat untuk di terbitkannya peraturan tentang kesehatan.
5. Kemitraan
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan puskesmas dengan sasaran dalam
pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Tiga prinsip dasar dalam
kemitraan adalah (1) kesetaraan (2) keterbukaan (3) saling menguntungkan
Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan : tujuh saling) yang harus di
perhatikan dan di praktekkan dalam mengembangkan kemitraan, yaitu :
a. saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi masing- masing.
b. saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing,
c. saling berupaya untuk membangun hubungan,
d. saling berupaya untuk mendekati,
e. saling terbuka terhadap kritik/ saran, serta mau membantu dan dibantu,
f. saling mendukung upaya masing-masing

B. Metode
Methode Kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan dalam bentuk:
1. Konseling dan Pembinaan
2. Penyuluhan
3. Pendataan dan survei
4. Rakor

10
5. Skrining Kesehatan
6. Kunjungan

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Perencanaan
Perencanaan akan menghasilkan penentuan prioritas, rumusan masalah, rumusan
intervensi dan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan kegiatan PHBS
hendaknya terintegrasi dengan kegiatan perencanaan di wilayah kerja puskesmas
1. Menentukan prioritas masalah
Dari beberapa masalah mana yang diselesaikan lebih mudah, mengapa terjadi,
bagaimana mengatasi, bentuk kegiaatan , sumber dana, jadwal, siapa yang
mengerjakan, waktu
2. Menentukan tujuan
Tujuan merupakan keinginan yang akan dicapai sbagai jawaban untuk
mengatasi masalah di puskesmas.
3. Menentukan kegiatan
Membuat beberapa alternatif kegiatan dan dipilih sesuai ketersediaan sumber
daya
4. Menyusun jadwal kegiatan
Dibuat jadwal kegiatan selama jangka waktu tertentu

2. Penggerakan dan Pelaksanaan


Mekanisme penggerakan dan pelaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu :
1. Mengerakan keluarga pasien seperti suami untuk aktif pada kelompok –
kelompok ibu hamil
2. Memperdayakan dukungan tokoh masyarakat bentuk komitmen sumber dana
dan target

3. Pemantaun
Pemantauan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas

11
Mekanisme pemantauan dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Pelaporan yang bersih dan realisasi pelaksanaan
2. Kunjungan / peninjauan lapangan

4. Evaluasi
Evaluasi sebaiknya dilakukan disetiap manajerial mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil

5. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi
promosi kesehatan Puskesmas.
Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukansecara paripurna , maka indikator
meliputi ;
A. Indikator masukan
Masukan yang perlu diperhatikan yang berupa komitmen, sumber daya
manusia, sarana dan dana.oleh karena itu, indicator masukan ini dapat
mencakup:
a. ada/ tidaknya komitmen kepala puskesmas yang tercermin dalam
rencana umum pengembangan promosi kesehatan puskesmas
b. ada/ tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana
operasional promosi kesehatan
c. ada/ tidaknya tenaga PKM Puskesmas sesuai dengan acuan dalam
standar SDM promosi kesehatan
d. ada / tidaknya tenaga PKM dan tenaga-tenaga kesehatan lain di
puskesmas yang sudah di latih
e. ada/ tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan puskesmas sesuai
dengan acuan dalam standar sarana/peralatan promosi kesehatan
puskesmas
f. ada/ tidaknya dana di puskesmas yang mencakupi untuk
penyelenggaraan promosi kesehatan puskesmas.

12
B. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan puskesmas
meliputi promosi kesehatan didalam gedung dan promosi kesehatan di
masyarakat
a. Sudah/ belum dilaksanakannya kegiatan promosi kesehatan di dalam
gedung (setiap tenaga kesehatan melakukan promosi atau di
selenggarakan klinik khusus, pemasangan poster, dan lain-lain) atau
frekuensinya.
b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk, dan
lain-lain) yaitu masih bagus atau sudah rusak.

C. Indikator keluaran
Indikator yang digunakan adalah berupa cakupandari kegiatan
a. Apakah semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promosi
kesehatan
b. Berapa banyak pasien/ klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan
promosi kesehatan dalam gedung (konseling, biblioterapi, dan lain-lain)
c. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh
puskesmas

D. Indikator dampak
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakanya promosi kesehatan
puskesmas, yaitu tercapainya PHBS dimasyarakat
a. Persalinan dengan tenaga kesehatan
b. ASI eksklusif
c. Penimbangan balita
d. Cuci tangan dengan sabun
e. Rumah bebas jentik
f. Menggunakan air bersih
g. Menggunakan jamban sehat

13
E. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI DALAM GEDUNG
PUSKESMAS
Yang dimaksud dengan promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah
promosi kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas
seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar
obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas
a. Di tempat Pendaftaran
Kegiatan dapat dilakukan dengan penyebaran informasi melalui media
seperti poster, leaflet, selebaraan yang dipasang / diletakkan didepan loket
pendaftaran.
b. Di Poliklinik
Petugas meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan
pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang ditelannya.
c. Di ruang pelayanan KIA & KB
Diutamakan adalah pengunjung ibu –ibu atau wanita yang tidak sakit yang
berhubungan dengan pelayanan yang didapatkan
d. Di ruang perawatan inap
Pemberdayaan terhadap pasien rawat inap dilakukan terhadap pasien ibu –
ibu bersalin, pasien yang sudah dalam fase penyembuhan dan pasien
penyakit kronis
e. Di Laboratorium
Dilakukan promosi kesehatan yang bersifat swalayan ( self service ) seperti
poster yaang mudah dibaca karena pengunjung tidak terlalu lama

F. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS


Promosi kesehatan di luar gedung adalah promosi kesehatan yang dilakukan
petugas puskesmas di luar gedung puskesmas. Artinya promosi kesehatan
dilakukan untuk masyarakat yang berada diwilayah kerja puskesmas
Pelaksanaan promosi kesehatan di luar gedung dilakukan oleh puskesmas
bekerja sama dengan berbagai pihak potensial dengan Advokasi, Bina
suasanan, dan Pemberdayaan masyarakat, yaitu

14
1. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu
Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan terutama pada pasien yang
memiliki masalah kesehatan cukup berat untuk melaksanakan tidak lanjut
di rumah untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (misalnya
semen lantai rumah, membuat jamban keluarga, menanam TOGA).
2. Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok
Untuk menjangkau pendekatan kelompok puskesmas lebih baik bekerja
sama dengan mitra-mitra yaitu : para pemuka masyarakat dan kader-kader.
3. Promosi kesehatan melalui Penggerakan dan pengorganisasian masyarakat

15
BAB V
LOGISTIK

Untuk terselenggaranya kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas harus didukung


dengan ketersediaan:
a. Sumber daya manusia;
b. Sarana dan prasarana yang diperlukan; dan
c. Pendanaan yang memadai.

Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud adalah paling sedikit 1 (satu) orang Tenaga
Promosi . Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud adalah paling sedikit meliputi:
a. Ruang untuk Konseling yang terintegrasi dengan layanan Konseling lain;
b. Peralatan yang dibutuhkan dalam Promosi Kesehatan dan
c. Media komunikasi, informasi, dan edukasi.
Ruang sebagaimana dimaksud merupakan ruangan promosi kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendanaan sebagaimana dimaksud dibebankan pada anggaran Pemerintah Pusat,
pemerintah daerah dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

16
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk
mencapai luaran yang optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003).
Keselamatan sasaran menghindarkan sasaran dari potensi masalah dalam pelayanan promosi
kesehatan yang sebenarnya bertujuan untuk membantu sasaran.
Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasaran pelayanan
promosi kesehatan UPTD Puskesmas Jiken, meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab)
petugas promosi kesehatan terhadap sasaran, menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan),
serta terlaksananya program - program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
(kejadian tidak diharapkan).
Sasaran keselamatan sasaran pelayanan promosi kesehatan sebagaimana dimaksud
meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :
a. Ketepatan identifikasi sasaran;
Identifikasi sasaran kegiatan yang akan menerima pelayanan promosi kesehatan sesuai
rencana kegiatan unit pelayanan promosi kesehatan yang telah disusun.
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh sasaran promosi
kesehatan akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan
sasaran. Evaluasi di akhir pelayanan promosi kesehatan dilakukan untuk memastikan
sasaran tidak salah memahami informasi yang diberikan.
c. Peningkatan keamanan sarana promosi kesehatan
Memantau lokasi, bangunan dan material promosi kesehatan yang dapat
membahayakan keselamatan sasaran promosi kesehatan.
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-metoda, tepat-sasaran
Menyusun dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) pelayanan promosi
kesehatan untuk menghindari kesalahan lokasi, metoda dan sasaran pelayanan promosi
kesehatan

17
e. Pengurangan risiko psikososial terkait pelayanan promosi kesehatan
Resiko psikososial seperti bosan, mengantuk, lelah dan pusing dapat terjadi selama
pelayanan promosi kesehatan berlangsung. Untuk meminimalisir bahkan menghindari
hal tersebut diperlukan komitmen bersama sasaran, memilih metoda yang tepat dan
memberikan reward.
f. Pengurangan risiko sasaran jatuh/terluka
Memilih dan memantau lokasi pelayanan promosi kesehatan untuk menghindari
sasaran mengalami cedera baik dalam perjalanan maupun selama dalam ruangan
menerima pelayanan promosi kesehatan.
Sistem Keselamatan Sasaran Pelayanan Promosi Kesehatan dilakukan dengan melakukan
assesment resiko, identifikasi resiko, dampak dan menyusun implementasi solusi untuk
mengendalikan atau meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem Keselamatan Sasaran Unit Pelayanan Promosi Kesehatan

DAMPAK/
NO LOKASI RISIKO SASARAN PENGENDALIAN
AKIBAT

· Menyampaikan materi
yang benar dan jelas
Salah menerapkan
Salah memahami menggunakan metoda
1 Dalam gedung informasi yang
informasi yang diterima yang tepat.
diterima
· Mengevaluasi hasil
penyuluhan

· Sakit akibat
Fisik (dinding, lantai, tersandung terpeleset,
· Pemantauan berkala
pencahayaan, tertabrak
fisik bangunan
suhu/kelembaban, · Kepanasan, pengap
· Rambu peringatan
kebisingan) · Kenyamanan
terganggu

· Pemilihan lokasi yang


Transportasi menuju Kecelakaan lalu
2 Luar gedung mudah dan aman
lokasi penyuluhan lintas
dijangkau sasaran

18
· Membangun komitmen
bersama
· Mengantuk
· Penyampaian materi
· Pusing
Psikososial efektif dan efisien
· Bosan
· Pemilihan metoda
· Lelah
promosi kesehatan yang
tepat

19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keamanan dan
keselamatan kerja baik bagin petugas pelaksana kegiatan maupun hasil kegiatannya.
Keselamatn kerja merupakan rangkaian untuk menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak
pekerjaan yang dilakukan bagi petugas pelaksana maupun petugas terkait. Keselamat Kerja
disini lebih terkait dengan perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
menamanatkan antara lain : setiap tempat kerja harus melaksanakan Upaya Keselamatan
Kerja, agar tidak terjadi ganguan kesehatan pada pekerja, masyarakat, keluarga dan
lingkungan.
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi khususnya sarana prasarana kesehatan,
sehingga resiko yang dihadapi petugas pun semakin meningkat. Petugas merupakan orang
pertama yang akan terpajan terhadap masalah kesehatan. Untuk itu semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum melaksanakan
pekerjaan harus dilaksanakan uji kesehatan untuk memastikan kondisi fisik yang sehat.
Menggunakan desinfektanyang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola
limbah infeksius yang benar, harus menggunakan APD yang benar.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan program kesling perlu diperhatikan
keselamatan kerja petugas Puskesmas dan lintas sektor dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saaat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang

DAMPAK/
NO LOKASI RISIKO SASARAN PENGENDALIAN
AKIBAT

· Menyampaikan materi
Salah menerapkan
Salah memahami yang benar dan jelas
1 Dalam gedung informasi yang
informasi yang diterima menggunakan metoda
diterima
yang tepat.

20
· Mengevaluasi hasil
penyuluhan

· Sakit akibat
Fisik (dinding, lantai, tersandung terpeleset,
· Pemantauan berkala
pencahayaan, tertabrak
fisik bangunan
suhu/kelembaban, · Kepanasan, pengap
· Rambu peringatan
kebisingan) · Kenyamanan
terganggu

· Pemilihan lokasi yang


Transportasi menuju Kecelakaan lalu
2 Luar gedung mudah dan aman
lokasi penyuluhan lintas
dijangkau sasaran

· Membangun komitmen
bersama
· Mengantuk
· Penyampaian materi
· Pusing
Psikososial efektif dan efisien
· Bosan
· Pemilihan metoda
· Lelah
promosi kesehatan yang
tepat

21
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutinyang dirancang untuk mengukur
dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar
kegiatan yang dlakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai
dengan standart yag telah di tetapkan.
Kinerja pelaksanaan di monitor dan di evaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2. Kesesuai petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan Methode yang digunakan
4. Tercapainya Indikator Kesehatan lingkungan
Hasil pelaksanaan Monitoring dan evaluasi serta permasaahan yang ditemukan dibahas pada
setiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

22
BAB IX
PENUTUP

Promosi Kesehatan di Puskesmas diarahkan untuk upaya Promotif dan Preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Peran Puskesmas selain memberikan pelayanan
yang bersifat upaya kesehatan perseorangan, juga pada upaya kesehatan masyarakat melalui
Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat sehingga masyarakat diharapkan mampu
mengidentifikasi permasalahan kesehatan serta mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
mengatasi permsalahan kesehatan secara mandiri.
Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas ini juga menjadi bagian penting dari standar
pelayanan minimal kabupaten/kota yang merupakan indikator bagi pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan terhadap masyarakatnya. Diharapkan dengan ditetapkannya
pengaturan mengenai Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di Puskesmas, masyarakat akan
semakin mendapat kemudahan akses dari fasilitas pelayanan kesehatan dalam memperoleh
kebutuhan untuk mendukung dan meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya serta
meningkatkan kemandirian dalam mengatasi permasalahan kesehatan melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat.

23

Anda mungkin juga menyukai