BAB I
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat :
Topik
Pokok Bahasan : Organisasi perangkat daerah, jenjang jabatan dan
tingkat eseloneringnya.
Waktu : 2 x 50 menit
Tujuan : Agar peserta didik (Praja) dapat memahami
organisasi perangkat daerah, sebagai pemahaman
dalam melakukan koordinasi, penandatanganan
naskah dinas dan penggunaan stempel jabatan
maupun stempel dinas.
Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Pada penulisan modul ini, penulis lebih banyak mengutip pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 dan 3 Tahun 2012.
1
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
2
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
3
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
E. Dinas
Sebagai unsur pelaksana, dinas daerah kabupaten/kota mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas ekonomi dan tugas
pembantuan.
Adapun dalam pelaksanaannya dinas daerah kabupaten/kota
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya dan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Walikota.
Pada dinas daerah kabupaten/kota terdiri dari 1 (satu) sekretariat dengan
tigkat eselonering IIIa, terdiri dari 3 (tiga) subbagian dengan tingkat eselonering
IVa, dan paling banyak 4 (empat) bidang dengan tingkat eselonering IIIb.
F. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga teknis daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 dapat berbentuk badan, kantor dan rumah sakit. Lembaga teknis
daerah merupakan unsur pendukung daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, sehingga
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya dan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Walikota.
Pada lembaga teknis daerah kabupaten/kota yang terbentuk kantor terdiri
dari 1 (satu) subbagian tata usaha dan paling banyak 3 (tiga) seksi dengan masing-
masing tingkat eselonering IVa.
4
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
G. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota, dengan tugas menyelenggarakan
kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan
oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, sehingga
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DRPD;
b. Penyelenggaraan keuangan;
c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD dan;
d. Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan DPRD.
Pada sekretariat DPRD kabupaten/kota terdiri dari 1 (satu) sekretariat
dengan tingkat eselonering IIb, terdiri dari paling banyak 4 (empat) bagian dengan
tingkat eselonering IIIa, dan masing-masing bagian terdiri dari 3 (tiga) subbagian
dengan tingkat eselonering IVa.
H. Kecamatan
Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat dengan
kabupaten/kota, dengan tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh Bupati/Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi
daerah, sehingga mempunyai fungsi ;
a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum;
c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan.
Pada kecamatan terdiri dari 1 (satu) sekretariat dengan tingkat eselonering
IIIb, dan paling banyak 5 (lima) seksi, dengan tingkat eselonering masing-masing
adalah IVa.
Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
kabupaten/Kota dalam wilayah kecamatan, yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui camat.
5
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Pada kelurahan terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat)
seksi, dengan tingkat eselonering masing-masing adalah IVb.
Berdasarkan uraian mengenai organisasi perangkat daerah kabupaten/kota
terdapat tingkatan eselonering tertinggi yaitu :
1. Jabatan struktural eselon IIa;
2. Jabatan struktural eselon IIb;
3. Jabatan struktural eselon IIIa;
4. Jabatan struktural eselon IIIb;
5. Jabatan struktural eselon IVa dan;
6. Jabatan struktural eselon IVb.
6
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
BAB II
KOORDINASI
Deskripsi Singkat :
Topik
Pokok Bahasan : Koordinasi dalam praktek menyusun naskah dinas
antar satker secara eksternal maupun unit kerja
dalam lingkungan satker secara internal.
Waktu : 2 x 50 menit
Tujuan : Agar peserta didik (Praja) dapat melakukan
koordinasi dalam bentuk pembubuhan paraf,
penandatanganan naskah dinas dan penggunaan
stempel jabatan maupun stempel dinas.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan simulasi.
Alokasi Waktu : 1 kali pertemuan, yaitu 2 x 50 menit.
A. Pengertian Koordinasi
Koordinasi dilakukan guna usaha untuk menghasilkan suatu kegiatan yang
teratur dan terpadu, sehingga dalam pelaksanaannya berupa suatu pengaturan
yang tertib dan serasi dalam kegiatan dimaksud.
Koordinasi menurut Siagian (1982:110) adalah :”Suatu proses pengaturan
tata hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam
usaha pencapaian tujuan bersama pula”, selanjutnya Siagian menambahkan bahwa
dengan koordinasi “Suatu kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun
menjadi suatu kebulatan yang terintegrasi dengan cara seefisien mungkin”.
Pada penyusunan naskah dinas di kabupaten/kota pelaksanaan koordinasi
ini sangatlah penting karena setiap produk naskah dinas akan diproses oleh setiap
SKPD yang terkait dengan naskah dinas dimaksud, dan setiap SKPD tidaklah bisa
berdiri sendiri dalam menentukan suatu kebijakan yang akan tertuang dalam
naskah dinasnya. Begitu pula dengan Bupati/Walikota, tidak semua naskah dinas
yang ditandatanganinya merupakan konsep yang bersangkutan, atau staf/sekretaris
7
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
8
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
- Sekretaris daerah.
Untuk naskah dinas yang disusun oleh suatu SKPD dan akan
ditandatangani oleh SKPD, misalnya pada suatu dinas, naskah dinas yang akan
ditandatangani oleh kepala dinas,maka naskah dinas dimaksud harus diparaf oleh :
- Pada posisi satu tingkat, paraf pertama oleh Kepala seksi, yang karena
tugas pokok dan fungsinya untuk memproduk naskah dinas dimaksud.
- Pada posisi dua tingkat, paraf kedua oleh kepala bidang (sebagai atasan
langsung kelapa seksi) dan;
- Pada posisi tiga tingkat, paraf ketiga oleh kepala bagian tata usaha.
Pembubuhan paraf tersebut, di atas berlaku untuk semua SKPD yang
berada di lingkungan kabupaten/kota, baik itu badan, kantor, maupun rumah sakit.
Perbedaan yang harus diperhatikan adalah struktur organisasi masing-masing
satuan kerja perangkat daerah dan nomenklatur atau penamaan dari unit organisasi
yang berada pada setiap SKPD, kecuali untuk kecamatan dan kelurahan sebagai
berikut :
Pembubuhan paraf hierarkhis pada naskah dinas di lingkungan kecamatan
untuk naskah dinas yang akan ditandatangani oleh camat paraf dilakukan oleh ;
- Kepala seksi, yang karena tugas pokok dan fungsinya untuk memproduksi
naskah dinas dimaksud dan;
- Sekretaris kecamatan.
Pembubuhan paraf hierarkhis pada naskah dinas di lingkungan kelurahan
untuk naskah dinas yang akan ditandatangani oleh lurah paraf dilakukan oleh ;
- Kepala seksi, yang karena tugas pokok dan fungsinya untuk memproduksi
naskah dinas dimaksud dan;
- Sekretaris kelurahan.
Pembubuhan paraf sebagai bentuk koordinasi dalam penyusunan naskah
dinas di lingkungan pemerintahan kabupaten/kota, selain bentuk pembubuhan
para secara hierarkhis sebagaimana diuraikan di atas, juga terdapat bentuk
koordinasi lain yang disebut pembubuhan paraf koordinasi. Pembubuhan paraf
koordinasi pada naskah dinas pada dasarnya hampir sama dengan pembubuhan
paraf hierarkhis. Perbedaan terletak pada materi naskah dinas yang disusun, yang
9
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
merupakan produk dari beberapa unti kerja yang dalam struktur organisasi satuan
kerja perangkat daerah tidak berjenjang secara heirarkhis, akan tetapi bisa secara
horizontal maupun diagonal dengan unit kerja lain baik yang berada di lingkungan
SKPD dimaksud maupun tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja
ataupun SKPD dan saling berkaitan.
10
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
BAB III
PENGERTIAN SURAT DAN NASKAH DINAS
Deskripsi Singkat :
Topik
Pokok Bahasan : Pengertian surat dan naskah dinas di lingkungan
kabupaten/kota.
Waktu : 2 x 50 menit
Tujuan : Agar peserta didik (Praja) dapat memahami surat,
surat dinas, jenis, bentuk serta susunan naskah dinas
di lingkungan kabupaten/kota.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan simulasi.
Alokasi Waktu : 1 kali pertemuan, yaitu 2 x 50 menit.
A. Pengertian Surat
Untuk memahami tata naskah dinas peserta didik diharuskan memahami
tentang surat menyurat, bentuk-bentuk surat, fungsi surat, syarat surat, jenis surat,
peranan surat dan lain sebagainya kegunaan dari surat menyurat dalam suatu
organisasi baik itu organisasi publik maupun organisasi swasta.
Pengertian surat menurut E. Zaenal Arifin (1996:2) adalah : “Salah satu
sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan dari pihak (orang, instansi,
atau organisasi) kepada pihak lain”.
Surat merupakan bentuk tulisan untuk menjelaskan pikiran dan perasaan
seseorang. Surat merupakan bentuk percakapan tertulis. Oleh karena itu, melalui
surat orang bisa saling berdialog dan berkomunikasi. Melalui surat, isi atau
percakapan atau pesan yang dimaksud dapat sampai kepada alamat yang dituju
sesuai dengan sumber aslinya. Hal ini berbeda dengan komunikasi yang terjadi
secara lisan. Penyampaian pesan sebagaimana tersebut sangat penting dalam suatu
organisasi baik publik maupun swasta.
11
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Adapun yang dimaksud dengan surat resmi ialah surat yang berisi masalah
kedinasan atau bisnis tertentu. Oleh karena itu, pembuatan surat-surat resmi
merupakan bagian dari pekerjaan administrasi yang penting.
Surat, terutama surat-surat resmi, juga bisa menjadi alat bukti tertulis yang
mempunyai kekuatan hukum. Dalam suatu organisasi, surat-surat yang diarsipkan
juga dapat menjadi alat bukti historis dan alat pengingat aktivitas yang dilakukan
oleh organisasi tersebut. Lebih lanjut, surat juga mencerminkan corak, keadaan
mentalitas, dan nilai pejabat organisasi yang bersangkutan. Dengan kata lain,
dapat dikemukakan bahwa surat merupakan duta organisasi. Oleh karena itu, surat
harus ditulis dan disusun dengan selalu berhati-hati dan cermat.
Surat sebagai alat komunikasi haruslah dapat memberikan pemahaman
kepada pihak yang akan menerimanya sehingga penerima pesan tidak akan
menjadi bingung karenanya. Agar surat dapat memberikan pemahaman kepada
penerima harus memenuhi syarat paling tidak sebagai berikut :
1. Bentuk/format surat harus sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku;
2. Isi surat tidak terlalu panjang, singkat, jelas dan padat;
3. Adab atau beretika dan;
4. Perhatikan estetika.
Apabila disimak berdasarkan pengertian di atas, fungsi surat adalah
sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Secara khusus fungsi surat adalah ;
1. Surat sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan
bicara. Oleh karenanya isi surat dapat memberikan performance penulis
atau pengirimnya;
2. Surat dinas sebagai alat pengingat karena surat dinas harus diarsipkan
dan dapat dibuka kembali apabila diperlukan;
3. Surat Dinas sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, terutama surat
perjanjian;
4. Sebagai bukti sejarah dan lain sebagainya.
12
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
13
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
14
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
BAB IV
PENANDATANGANAN DAN TUJUAN NASKAH DINAS
Deskripsi Singkat :
Topik
Pokok Bahasan : Kabupaten/kota.
Waktu : 2 x 2 x 50 menit
Tujuan : Agar peserta didik (Praja) dapat memahami dan
mempraktekkan penggunaan istilah-istilah pada
penandatanganan dan tujuan naskah dinas di
lingkungan kabupaten/kota.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan simulasi.
Alokasi Waktu : 2 kali pertemuan, yaitu 2 x 2 x 50 menit.
15
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Contoh :
a.n. Bupati/Walikota…………….
Sekretaris Daerah…………..
Nama Jelas
Pangkat, Gol Ruang
NIP.
Contoh :
a.n. Bupati/Walikota…………….
Sekretaris Daerah…………..
u.b.
Kepala Biro…………..
Nama Jelas
Pangkat, Gol Ruang
NIP.
16
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Contoh :
Bupati/Walikota………….ai
Nama Jelas
17
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Contoh :
Plt./Plh./Pj. Bupati/Walikota…………….
Nama Jelas
Contoh penggunaan:
Kepada
Yth. Bupati/Walikota…………….
u.p. Sekretaris Daerah………
atau
Kepada
Yth. Kepala Dinas…………….
u.p. Kepala Bidang………
18
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
D. Penggunaan Stempel
Stempel pada organisasi perangkat daerah terdiri atas :
1. Stempel jabatan, yang pada stempel tersebut berisikan nama jabatan
dan nama daerah yang bersangkutan;
2. Stempel satuan perangkat daerah, berisikan nama satuan kerja
perangkat daerah yang bersangkutan dengan nama daerah
kabupaten/kota di mana satuan perangkat daerah dimaksud berada.
19
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
20
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
BAB V
BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH DINAS BERUPA PRODUK HUKUM
Deskripsi Singkat :
Topik
Pokok Bahasan : Bentuk dan susunan naskah dinas berupa produk
hukum di lingkungan kabupaten/kota.
Tujuan : Agar peserta didik (Praja) dapat memahami dan
mempraktekkan penyusunan naskah dinas berupa
perda, perbup/wal, peraturan bersama
bupati/walikota, keputusan bupati/walikota dan
instruksi bupati/walikota.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek.
Alokasi Waktu : 2 kali pertemuan, yaitu 2 x 2 x 50 menit.
A. Peraturan daerah
1. Pengertian
Peraturan Daerah adalah Naskah Dinas yang berbentuk Peraturan
perundang-undangan, yang mengatur urusan otonomi daerah dan tugas
pembantuan atau untuk mewujudkan kebijakan baru, melaksanakan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan menetapkan sesuatu
organisasi dalam lingkungan pemerintah kabupaten/kota yang ditetapkan
oleh Bupati/Walikota, dengan persetujuan Dewan Perwakilan Daerah.
2. Susunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas :
a. Kepala peraturan daerah;
b. Pembukaan;
c. Isi peraturan daerah;
d. Bagian akhir peraturan daerah.
21
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
22
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
23
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
2. Ciri-ciri
Materi yang bersifat pengaturan yang dituangkan dalam bab-bab dan pasal-
pasal menggunakan angka bulat dan ditandatangani oleh Bupati/Walikota.
3. Susunan Peraturan Bupati/Walikota terdiri atas :
a. Kepala Peraturan Bupati/Walikota;
b. Pembukaan Peraturan Bupati/Walikota;
c. Isi Peraturan Bupati/Walikota;
d. Bagian Akhir Peraturan Bupati/Walikota.
Ad. a. Kepala Peraturan Bupati/Walikota terdiri atas :
1) Tulisan “Bupati/Walikota……..”;
2) Nomor dan tahun;
3) Nama peraturan yang tertulis “TENTANG…….”.
Ad. b. Pembukaan Peraturan Bupati/Walikota terdiri atas :
1) Tulisan “Bupati/Walikota…..”;
2) Konsideran/Menimbang dan Mengingat;
(Menimbang, memuat alasan-alasan pertimbangan-pertimbangan
pembuatan peraturan dan konstattering fakta-fakta secara singkat,
sedangkan mengingat, memuat dasar hukum untuk menerapkan peraturan
dimulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan lain-lain
Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar hukum bagi
pembuatan Peraturan tersebut).
3) Menetapkan judul, terdiri atas :
a) Tulisan “Memutuskan”;
b) Tulisan “Menetapkan:;
c) Tulisan “Bupati/Walikota……Tentang”.
Ad. c. Isi Peraturan Bupati/Walikota terdiri atas :
a) Dirumuskan dalam bentuk pasal-pasal dan ayat-ayat;
b) Apabila materinya luas dibagi dalam bab-bab, bagian-bagian dan
paragraf.
24
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
25
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
26
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
2. Ciri-ciri
Materi yang bersifat penetapan yang dituangkan dalam diktum
PERTAMA, KEDUA dan seterusnya dan penandatanganannya dapat
didelegasikan kepada pimpinan perangakat daerah.
3. Susunan Keputusan Bupati/Walikota terdiri atas :
a. Kepala keputusan Bupati/Walikota;
b. Pembukaan keputusan Bupati/Walikota;
c. Isi Keputusan Bupati/Walikota;
d. Bagian akhir keputusan Bupati/Walikota.
Ad. 1). Kepala Keputusan Bupati/Walikota terdiri atas :
a. Tulisan “Bupati/Walikota….”;
b. Nomor dan tahun;
c. Nama keputusan yang ditulis “TENTANG….”.
Ad. 2). Pembukaan Keputusan Bupati/Walikota terdiri atas :
a. Tulisan “Bupati/Walikota…..”;
b. Konsideran/Menimbang dan Mengingat;
(Dalam konsideran memuat pertimbangan-pertimbangan motivasi,
tujuan yang akan dicapai dan Perundang-undangan yang menjadi dasar
hukum bagi pembuatan keputusan tersebut).
c. Memutuskan;
d. Menetapkan judul.
Ad. 3). Isi Keputusan Bupati/Walikota terdiri atas :
a. PERTAMA;
b. KEDUA, KETIGA dan seterusnya.
Ad. 4). Bagian Akhir Keputusan Bupati/Walikota terdiri atas :
a. Nama tempat ditetapkan;
b. Tanggal, bulan dan tahun;
c. Tandatangan pejabat;
d. Nama pejabat;
e. Stempel jabatan.
27
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
4. Penandatanganan
a. Keputusan Bupati/Walikota yang ditandatangani Bupati/Walikota
dibuat di atas formulis ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah
dinas Bupati/Walikota dengan lambang negara warna hitam;
b. Otentifikasi Keputusan Bupati/Walikota dibuat di atas formulir ukuran
folio, yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota atau sekretaris daerah.
E. Instruksi Bupati/Walikota
1. Pengertian
Instruksi Bupati/Walikota adalah naskah dinas yang berisikan perintah
atasan kepada bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah atau
untuk melaksanakan peraturan Perundang-undangan.
2. Ciri-ciri
a. Berisi petunjuk teknis;
b. Masa berlakunya lama;
c. Setelah tulisan “Menetapkan” tidak menggunakan Judul;
d. Menggunakan nomor bulat;
e. Materi dituangkan dalam bentuk diktum tulisan Kepada :, Untuk :,
Pertama ;, Kedua dst;
f. Dapat menggunakan tulisan “Memperhatikan” setelah tulisan
“Mengingat”.
3. Susunan Instruksi Bupati/Walikota terdiri atas :
a. Kepala Instruksi;
b. Pembukaan Instruksi;
c. Isi Instruksi;
d. Bagain Akhir Instruksi.
Ad. a. Kepala Instruksi terdiri atas :
a. Tulisan “Instruksi Bupati/Walikota….”;
b. Nomor dan tahun;
c. Nama Instruksi.
28
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
29
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
BAB VI
BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH DINAS BERUPA SURAT
Deskripsi Singkat :
Topik
Pokok Bahasan : Bentuk dan susunan naskah dinas berupa surat di
lingkungan kabupaten/kota.
Tujuan : Agar peserta didik (Praja) dapat memahami dan
mempraktekkan penyusunan naskah dinas
bermacam-macam surat dinas sebagai alat
komunikasi dan koordinasi secara eksternal maupun
internal di lingkungan kabupaten/kota.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek.
Alokasi Waktu : 6 kali pertemuan, yaitu 6 x 2 x 50 menit.
A. Surat Edaran
1. Pengertian
Surat edaran adalah tata naskah dinas yang berisikan pemberitahuan,
penjelasan dan atau petunjuk cara melaksanakan sesuatu ketentuan yang
telah ada dan ditujukan kepada pejabat tertentu.
2. Susunan Surat Edaran terdiri atas :
a. Kepala surat;
b. Isi surat sdaran;
c. Bagian akhir surat edaran.
Ad. a. Kepala Surat Edaran terdiri atas :
a. Nama tempat ditetapkan;
b. Tanggal, bulan dan tahun;
c. Pejabat/Alamat yang dituju;
d. Nomor;
e. Sifat;
f. Lampiran;
30
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
g. Hal dan;
h. Kata “Surat Edaran” ditetapkan di tengah lembar isi naskah dinas.
Ad. b. Isi Surat Edaran dituangkan/dirumuskan dalam bentuk uraian.
Ad. c. Bagian Akhir Surat Edaran terdiri atas :
a. Nama jabatan;
b. Tandatangan pejabat;
c. Nama, pangkat dan NIP bagi PNS;
d. Stempel jabatan/instansi;
e. Tembusan.
3. Penandatangan ;
a. Surat edaran ditandatangani oleh Bupati/Walikota, dibuat di atas formulir
ukuran folio dengan menggunakan kop naskah dinas
Bupati/Walikota……… dengan lambang negara warna hitam;
b. Surat edaran yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat dibuat di atas
formulir ukuran folio dengan menggunakan kop naskah dinas perangkat
daerah yang bersangkutan;
c. Surat edaran yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat daerah atas
wewenang jabatannya dibuat di atas formulir ukuran folio dengan
menggunakan kop naskah dinas Perangkat daerah yang bersangkutan.
B. Surat Biasa
1. Pengertian
Surat Biasa adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi
pemberitahuan, pertanyaan, permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
Surat biasa dipergunakan oleh suatu satuan kerja ketika berkomunikasi
tertulis dengan satuan kerja lainnya di luar satuan kerja dimaksud, misalnya
antar dinas, suatu dinas dengan Sekretaris Daerah, atau Lembaga Teknis
Daerah maupun sebaliknya.
2. Susunan Surat Biasa terdiri atas :
a. Kepala Surat Biasa;
b. Isi Surat Biasa;
c. Bagian Akhir Surat Biasa.
31
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
32
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
C. Surat Keterangan
1. Pengertian
Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi pernyataan tertulis dari
Pejabat sebagai tanda bukti kebenaran sesuatu hal.
2. Susunan Surat Keterangan terdiri atas :
a. Kepala Surat Keterangan;
b. Isi Surat Keterangan;
c. Bagian Akhir Surat Keterangan.
Ad. a. Kepala Surat Keterangan terdiri atas :
a. Kata “Surat Keterangan” ditempatkan dibagian tengah lembar naskah.
b. Nomor dan Tahun atau dapat menggunakan nomor panjang menurut
kebutuhan.
Ad. b. Isi Surat Keterangan :
a. Nama dan jabatan yang menerangkan;
b. NIP, Pangkat/Golongan, Umum kebangsaan, Agama, Pekerjaan, Alamat
dan Identitas yang diperlukan dari pihak yang diterangkan;
c. Maksud keterangan
Ad. c. Bagian Akhir Surat Keterangan terdiri atas :
a. Nama Tempat;
b. Tanggal, Bulan dan Tahun;
c. Tandatangan Pejabat;
d. Nama Jabatan;
e. Nama Jelas Pejabat;
f. Pangkat dan NIP;
g. Stempel Jabatan/Instansi;
h. Tembusan.
3. Penandatanganan
a. Surat Keterangan ditandatangani oleh Bupati/Walikota dibuat di atas
kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Bupati/Walikota……” dengan lambang Negara warna hitam;
33
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
34
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
3. Penandatanganan
a. Surat Perintah yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dibuat di atas
kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Bupati/Walikota……” dengan lambang Negara warna hitam;
b. Surat Perintah yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah atas
nama Bupati/Walikota atau atas wewenang Jabatannya dibuat di atas
kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas Perangkat
Daerah yang bersangkutan;
c. Surat Perintah yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat daerah atas
wewenang Jabatannya dibuat di atas formulir ukuran folio dengan
menggunakan kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang bersangkutan.
E. Surat Izin
1. Pengertian
Surat Izin adalah Naskah Dinas yang berisi persetujuan terhadap suatu
permohonan yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota atau pejabat
berwenang menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Susunan Surat Izin terdiri atas :
a. Kepala Surat Izin;
b. Isi Surat Izin;
c. Bagian Akhir Surat Izin.
Ad. a. Kepala Surat Izin terdiri atas :
a. Tulisan “Surat Izin” yang ditempatkan di tengan lembar atas Naskah Dinas;
b. Nomor, tanggal dan tahun;
c. Tulisan “Tentang”;
Ad. b. Isi Surat Izin terdiri atas :
c. Nama Pejabat dan jabatan yang memberikan perintah;
d. Nama Pejabat yang diberi perintah, jenis perintah khusus yang harus
dilaksanakan dan waktu pelaksanaan.
35
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
36
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
37
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
G. Surat Undangan
1. Pengertian
Surat Undangan adalah Naskah Dinas merupakan pemberitahuan yang
meminta kepada yang bersangkutan untuk datang tepat waktu, tempat dan
acara yang ditentukan.
2. Susunan Surat Undangan terdiri atas :
a. Kepala Surat Undangan;
b. Isi Surat Undangan;
c. Bagian Akhir Surat Undangan.
Ad. a. Kepala Surat Undangan terdiri atas :
a. Nama tempat, Tanggal, bulan dan tahun ditempatkan di kanan atas;
b. Alamat undangan yang ditujukan ditempatkan di bawah nama, tempatkan di
bawah nama, tempat, tanggal, bulan dan tahun;
c. Nomor, sifat, lampiran dan perihal diketik secara vertikal, ditempatkan
disebelah kiri atas.
Ad. b. Isi Surat Undangan terdiri atas :
a. Maksud dan tujuan;
b. Hari Penyelenggaraan;
c. Tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan;
d. Acara yang akan diselenggarakan;
e. Tulisan penutup.
Ad. c. Bagian Akhir Surat Undangan terdiri atas :
a. Nama jabatan;
b. Tanda tangan pejabat;
c. Nama jelas pejabat, pangkat dan NIP;
d. Stempel jabatan/instansi;
e. Catatan yang dianggap perlu.
3. Penandatanganan
a. Surat Undangan yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dibuat di
atas kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Bupati/Walikota dengan lambang Negara warna hitam;
38
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
39
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
3. Penandatanganan
a. Surat Panggilan yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dibuat di
atas kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Bupati/Walikota dengan lambang Negara warna hitam;
b. Surat Panggilan yang ditandatangani oleh pimpinan perangkat daerah
atas nama Bupati/Walikota atau atas wewenang Jabatannya dibuat di
atas kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Sekretaris Daerah yang bersangkutan;
c. Surat Panggilan yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah
atas wewenang Jabatannya dibuat di atas formulir ukuran folio dengan
menggunakan kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang
bersangkutan.
I. Nota Dinas
1. Pengertian
Nota Dinas adalah Naskah Dinas sebagai alat komunikasi tertulis intern
antar pejabat unit-unit organisasi, yang memuat/berisi pemberitahuan,
permintaan penjelasan, laporan dan sebagainya mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan proses penggarisan atau pematangan sesuatu
kebijaksanaan atau proses penyesuaian persoalan/masalah.
2. Susunan Nota Dinas terdiri atas :
a. Kepala Nota Dinas;
b. Isi Nota Dinas;
c. Bagian Akhir Nota Dinas.
Ad. a. Kepala Nota Dinas terdiri atas :
a. Tulisan “Nota Dinas” ditempatkan di tengah-tengah isi naskah dinas;
b. Pejabat/alamat yang dituju;
c. Pejabat yang mengirim;
d. Tanggal, bulan dan tahun;
e. Nomor dapat ditambahkan kode sesuai dengan kebutuhan;
f. Sifat, lampiran dan perihal.
40
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
41
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
3. Penandatanganan
a. Pengumuman yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dibuat di atas
kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Bupati/Walikota dengan lambang Negara warna hitam;
b. Pengumuman yang ditandatangani oleh sekretaris daerah atas nama
Bupati/Walikota atau atas wewenang Jabatannya dibuat di atas kertas
ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas Sekretaris Daerah
yang bersangkutan;
c. Pengumuman yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah atas
nama Bupati/Walikota atau wewenang Jabatannya dibuat di atas formulir
ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas organisasi yang
bersangkutan.
K. Telegram
1. Pengertian
Telegram adalah Naskah Dinas yang berisi berita singkat yang
disampaikan dengan cepat, menggunakan kata-kata singkat dan jelas yang
dikirim melalui telekomunikasi elektronik.
2. Susunan telegram terdiri atas :
a. Kepala telegram;
b. Isi telegram;
c. Bagian akhir telegram.
Ad. a. Kepala telegram terdiri atas :
a. Pejabat yang mengirim berita berikut pangkat dan NIP;
b. Pejabat/alamat yang dituju;
c. Tembusan
Ad. b. Isi telegram terdiri atas :
a. Klasifikai;
b. Nomor;
c. Uraian isi berita dirumuskan dalam kalimat singkat dan jelas;
d. Singkat title jabtan gubernur;
e. Tanggal, bulan dan tahun.
42
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
43
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
44
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
45
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
46
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
- Stempel jabatan/instansi;
- Tulisan “Dilakukan dihadapan…….. (siapa yang menyaksikan berita
cara tersebut)”
- Tanda tangan yang menyaksikan;
- Tulisan “Demikian berita acara ini dibuat dalam rangkap……
3. Penandatanganan
a. Berita acara yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya, termasuk pejabat yang menyaksikan;
b. Berita acara yang ditanda tangani oleh Buapti/Walikota di buat di atas
kertas ukuran folio dengan menggunkan kop naskah dinas
Bupati/Walikota, dengan lambing Negara warna hitam;
c. Berita acara yang ditanda tangani oleh pimpinan perangkat daerah atas
nama Bupati/Walikota dibuat di atas kertas ukuran folio dengan
menggunkan kop naskah dinas perangkat daerah;
d. Berita acara yang ditanda tangani oleh pimpinan perangkat daerah atas
wewenang jabatannya dibuat di atas kertas ukuran folio dengan
menggunakan kop naskah perangkat daerah yang bersangkutan.
P. Rekomendasi
1. Pengertian
Rekomendasi adalah naskah dinas yang memuat keterangan/penjelasan
atau catatan dari pejabat yang berwenang tentang sesuatu hal urusan yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh atasan.
2. Susunan rekomendasi terdiri atas :
a. Kepala rekomendasi terdiri atas :
- Tulisan “Rekomendasi” ditempatkan di tengah-tengah isi naskah
dinas;
- Nomor dan tahun ditempatkan di bawah tulisan “Rekomendasi”;
- Tulisan “Tentang”;
- Nama/judul rekomendasi.
b. Isi rekomendasi dirumuskan dalam bentuk uraian.
47
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
48
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
49
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
50
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
51
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
T. Surat Kuasa
1. Pengertian
Surat kuasa adalah naskah dinas sebagai alat pemberitahuan dan tanda
bukti yang berisi pemberian mandate, hak dan wewnang dari pihak
pejabat yang member kuasa kepada pejabat yang diberi kuasa untuk
bertindak menyelesaikan suatu urusan.
2. Susunan surat kuasa terdiri atas :
a. Kepala surat kuasa terdiri atas :
- Kata “Surat Kuasa” ditempatkan dibagian tengah naskha dinas;
- Tulisan “Nomor” di bawah tulisan “Surat Kuasa”.
b. Bagian isi surat kuasa terdiri atas :
- Nama pejabat, pangkat golongan ruang, dan NIP yang member
kuasa;
- Nama jabatan yang member kuasa;
- Tulisan “Memberi Kuasa”;
- Tulisan “Kepada”;
- Nama, pangkat golongan ruang dan NIP yang diberi kuasa;
- Nama jabatan yang diberi kuasa;
- Tulisan “untuk”;
- Materi tugas dan tindakan yang dikuasakan.
c. Bagian akhir surat kuasa terdidi atas :
- Nama tempat dikeluarkan;
- Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
- Nama jabatan pemberi kuasa;
- Tanda tangan pejabat pemberi kuasa;
- Nama jelas, pangkat dan NIP bagi PNS;
- Stempel jabatan/instansi;
- Tulisan “Yang Memberi Kuasa”
- Nama jabatan yang diberi kuasa;
- Tanda tangan pejabat yang diberi kuasa;
- Nama jelas, pangkat dan NIP yang diberi kuasa.
52
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
3. Penandatanganan
a. Surat kuasa yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Wakil Walikota dibuat di atas kertas ukuran folio dengan
menggunakan kop Naskah Dinas Bupati/Walikota dengan lambang
negara warna hitam;
b. Surat kuasa yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah atas
nama Buapti/Walikota atau atas wewenang Jabatannya dibuat di atas
kertas ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Perangkat Daerah yang bersangkutan.
c. Surat kuasa yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat daerah atas
wewenang Jabatannya dibuat di atas formulir ukuran folio dengan
menggunakan kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang
bersangkutan.
U. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
1. Pengertian
Surat pernyataan melaksanakan tugas adalah naskah dinas sebagai alat
pemberitahuan dan tanda bukti pejabat yang berwenang kepada
pejabat/pegawai lain yang menyatakan bahwa pejabat/pegawai tersebut
telah mulai menjalankan tugas.
2. Susunan surat pernyataan melaksanakan tugas terdiri atas :
a. Kepala surat pernyataan melaksanakan tugas;
b. Isi surat pernyataan melaksanakan tugas;
c. Bagian akhir surat pernyataan melaksanakan tugas;
Ad. 1). Kepala surat pernyataan melaksanakan tugas terdiri atas :
a. Tulisan “Pernyataan melaksanakan Tugas”;
b. Tulisan “Nomor dan Tahun”.
Ad. 2). Isi surat pernyataan melaksanakan tugas terdiri atas :
a. Nama pejabat, pangkat/golongan, ruang dan NIP dan jabatan/pegawai
yang memberikan pernyataan;
b. Nama pejabat, pangkat/golongan dan NIP jabatan/pegawai yang dibri
pernyataan;
53
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
54
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
55
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
56
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
3. Penandatanganan
a. Surat perintah perjalanan dinas yang ditandatangani oleh
Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota dibuat di atas kertas
ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas
Bupati/Walikota dengan lambang negara warna hitam;
b. Surat perintah perjalanan dinas yang ditandatangani oleh Pimpinan
Perangkat Daerah atas nama Bupati/Walikota atau atas wewenang
Jabatannya dibuat di atas kertas ukuran folio dengan menggunakan
kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang bersangkutan.
c. Surat perintah perjalanan dinas yang ditandatangani oleh Pimpinan
Perangkat daerah atas wewenang Jabatannya dibuat di atas formulir
ukuran folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas Perangkat
Daerah yang bersangkutan.
4. Susunan surat perintah perjalanan dinas terdiri atas:
a. Pengesahan, dengan tulisan berangkat dari, tempat kedudukan, ke,
pada tanggal, nama jabatan serta nama pejabat yang mengesahkan;
b. Keterangan yang menunjukkan tiba di tempat tujuan dinas, dan
kembali dari tempat tujuan, ditempatkan dikiri dan kanan secara
simetris, sebelah kiri dengan tulisan “Tiba di…..; pada tanggal…;
dan kepala… (maksudnya adalah pejabat yang menjadi tujuan,
sehingga dapat menunjukkan bahwa pejabat yang diberi perintah
benar telah tiba ditujuannya). Sebelah kanan dengan tulisan
“Berangkat dari…, ke…, pada tanggal… dan kepala….”.
c. Pengecekan yaitu nahwa pejabat atau pegawai yang diperintah telah
kembali ke tempat tugas yang bersangkutan sebagaimana contoh
pada halaman berikut :
57
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
58
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
EVALUASI
59
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
8. Naskah dinas dari Badan Kepegawaian tersebut pada nomor 2 oleh Dinas S
segera ditindak lanjuti, denganmembuat naskah dinas kepada satuan kerja di
lingkungannya, agar masing-masing satker segera menginventarisasi pegawai
pada satkernya yang akan melaksanakan kenaikan pangkat periode 1 Oktober
20120 dan menyerahkannya pada Bagian Mutasi dinas dimaksud.
Buatlah naskah dinas dimaksud dengan bentuk dan susunan sesuai dengan
peraturan yang berlaku (naskah dinas yang benar bernilai 20).
60
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
DAFTAR PUSTAKA
61
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 1
Contoh Peraturan Daerah
TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME
PENYUSUNAN PERATURAN DESA
Dengan Persetujuan
62
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB 2
ASAS
Pasal 2
Dalam membentuk Peraturan Desa harus berdasarkan pada asas-asas
pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik meliputi:
1. kejelasan tujuan;
2. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
3. kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
4. dapat dilaksanakan;
BAB 3
PELAKSANAAN PERATURAN DESA
Pasal 3
1. Untuk melaksanakan Peraturan Desa, Kepala Desa dapat menetapkan
Peraturan Kepala Desa dan/atau Keputusan Kepala Desa.
2. Peraturan Kepala Desa dan/atau Keputusan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Desa,
kepentingan umum dan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
63
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
BAB 4
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang.
Ditetapkan di Sumedang
Pada tanggal 25 Februari 2012
BUPATI SUMEDANG
ttd
DON MURDONO
ttd
NANA SUHERMAN
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19712812 199812 1 001
64
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 2
Contoh Peraturan Bupati
BUPATI SUMEDANG
TENTANG
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN DAN ALOKASI DANA BANTUAN
LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) REHABILITASI
DAN REKONSTRUKSI NON PERUMAHAN
DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2012
BUPATI SUMEDANG
65
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pasal 2
Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Bupati ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun Anggaran 2012.
Pasal 3
Ditetapkan di Sumedang
Pada tanggal 2 Januari 2012
BUPATI SUMEDANG
ttd
DON MURDONO
66
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 3
Contoh Peraturan Bersama Bupati
PERATURAN BERSAMA
BUPATI KULON PROGO DAN BUPATI PURWOREJO
NOMOR 34 TAHUN 2006
NOMOR 34 TAHUN 2006
TENTANG
KERJASAMA PENANGANAN REKAHAN TANAH GUNUNG KELIR DI
PERBATASAN KABUPATEN KULON PROGO DAN KABUPATEN
PURWOREJO
67
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan:
Bupati adalah Bupati Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Bupati Purworejo Propinsi Jawa Tengah.
Gunung Kelir adalah pegunungan yang meliputi Gunung Beser dan Gunung
Branti terletak di Wilayah Desa Donorejo Kecamatan Kaligesing Kabupaten
Purworejo berbatasan dengan Wilayah Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo
Kabupaten Kulon Progo.
Rekahan tanah adalah permukaan tanah yang retak berbentuk memanjang dan
terbuka.
Daerah rawan adalah suatu daerah yang berbahaya, genting atau gawat.
Evakuasi adalah kegiatan pemindahan penduduk dari daerah-daerah yang
berbahaya.
Relokasi pemukiman adalah pemindahan pemukiman penduduk dari lokasi yang
rawan ke lokasi yang lebih aman.
Rehabilitasi adalah pemulihan pada kedudukan atau keadaan semula.
Konservasi lahan adalah pemeliharaan dan perlindungan lahan secara teratur
untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dari bahaya erosi.
Fasilitas umum adalah sarana pendukung yang meliputi jalan, gedung sekolah,
tempat ibadah yang terkena ancaman longsor.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Bersama ini adalah sebagai langkah penanganan
dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Pemerintah Kabupaten Purworejo
dalam rangka mengantisipasi timbulnya bahaya akibat rekahan tanah Gunung
Kelir.
Tujuan ditetapkannya Peraturan Bersama ini adalah agar dalam mengantisipasi
timbulnya bahaya akibat rekahan tanah Gunung Kelir dapat dilaksanakan secara
bersama-sama dan terpadu antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan
Pemerintah Kabupaten Purworejo dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
secara optimal.
68
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
BAB III
RUANG LINGKUP DAN BENTUK KEGIATAN
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Bersama ini meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dalam upaya mengantisipasi timbulnya bahaya akibat rekahan tanah
Gunung Kelir yang terletak di Wilayah Desa Donorejo Kecamatan Kaligesing
Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Desa
Jatimulyo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Ditetapkan di Wates
Pada 21 Januari 2012
69
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 4
Contoh Keputusan Bupati
BUPATI BUNGO
TENTANG
BUPATI BUNGO
70
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di Bungo
Pada tanggal 3 Maret 2012
BUPATI BUNGO
H. SUDIRMAN ZAINI
71
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 5
Contoh Instruksi Bupati
BUPATI BANTUL
TENTANG
PENATAAN DAN PEMERATAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
BUPATI BANTUL
MENGINSTRUKSIKAN
72
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Untuk :
KESATU : Melaksanakan langkah-langkah penataan dan pemerataan
Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :
a. menghitung kebutuhan Pegawai pada unit kerja yang
dipimpinnya;dan
b. menentukan katagori jumlah pegawai pada unit kerja yang
dipimpinnya dengan cara membandingkan antara hasil
perhitungan kebutuhan pegawai setiap jabatan dengan
jumlah pegawai yang ada, berupa katagori jumlah pegawai
kurang (K), sesuai (S), lebih (L).
KEDUA : Instruksi Bupati ini agar dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab dan melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Bupati.
KETIGA : Instruksi Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bantul
Pada Tanggal 3 Februari 2012
BUPATI BANTUL
73
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 6
Contoh Surat Edaran
74
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 7
Contoh Surat Biasa
BUPATI SUMEDANG
BUPATI/ SUMEDANG
ttd
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Yth. Bapak Gubernur Jawa Barat (sebagai laporan);
2. Yth., Para Camat Se-Kabupaten Sumedang.
75
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 7
Contoh Surat Keterangan
BUPATI SUMEDANG
SURAT KETERANGAN
NOMOR 0350/PD/2013
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Yth. Dinas Kependudukan Kabupaten Sumedang;
2. Yth. Para camat Se-Kabupaten Sumedang.
76
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 8
Contoh Surat Perintah
BUPATI SUMEDANG
SURAT PERINTAH
NOMOR 037/PEM.S/2011
MEMERINTAHKAN
Kepada :
Nama (yang memberikan perintah) : NANDANG SUPARMAN
Jabatan : CAMAT JATINANGOR
NIP : 19712721 197111 1 001
Pangkat Golongan Ruang : Penata Tk. I (IV/b)
Untuk :
Segera berkoordinasi persipan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah
Kabupaten Sumedang Periode 2013-2018.
Demikian, agar dapat dilaksanakan penuh rasa tanggung jawab.
Ditetapkan di Sumedang
Pada Tanggal 20 Desember 2012
BUPATI SUMEDANG
H. MISBAH
Tembusan :
1. Yth. Bapak Gubernur Jawa Barat;
2. Ketua DPRD Kabupaten Sumedang.
77
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 9
Contoh Surat Izin
BUPATI SUMEDANG
TENTANG
IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
MENGIZINKAN
Kepada :
Nama : Asep Jaelani
Alamat : Sumedang Kota
Untuk : Membangun rumah tinggal
Ditetapkan di Sumedang
Pada Tanggal 7 April 2011
BUPATI SUMEDANG
ttd
DON MURDONO
Tembusan :
1. Yth. Sdr. Camat Sumedang Kota;
2. Yth. Sdr. Lurah Mekarsari.
78
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 10
Contoh Surat Perjanjian
BUPATI SUMEDANG
SURAT PERJANJIAN
NOMOR 1871/CLN/1994
TENTANG
HIBAH SEBIDANG TANAH
Pada hari Selasa, Tanggal Delapan Belas, Bulan Desember dan Tahun
1994, bertempat di Kantor Kecamatan Jatinangor, kami yang bertanda tangan di
bawah ini :
1. H. Misbah, umur 49 tahun, pekerjaan Bupati Sumedang, alamat Komplek
Perumahan IPDN blok E 29 selanjutnya disebut PIHAK KE I
2. Asep, umur 20 tahun, pekerjaan mahasiswa, alamat Desa Cibeusi, selanjutnya
disebut PIHAK KE II
Telah sepakat pihak pertama telah menghibahkan sebidang tanah kepada
pihak kedua sesusi Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor … Tahun …. Tentang
…….
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat tanpa ada tekanan maupun paksaan
dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
PIHAK KE II PIHAK I
ASEP BUPATI/ SUMEDANG
Materai
ASEP MISBAH
SAKSI-SAKSI
1.Qomar : (Tanda tangan)
2.Hadian : (Tanda tangan)
79
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 11
Contoh Surat Undangan
BUPATI SUMEDANG
Hari : Rabu
Tanggal : 17 Agustus 2011
Waktu : Pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai
Tempat : Lapangan Alun-alun Sumedang
Acara : Mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
BUPATI SUMEDANG
ttd
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Yth. Bapak Gubernur Jawa Barat;
2. Yth, Ketua DPRD Kabupaten Sumedang.
80
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 12
Contoh Surat Panggilan
BUPATI SUMEDANG
Hari : Selasa
Tanggal : 14 Januari 2010
Waktu : Pukul 08.00 WIB
Tempat : Kantor Buapti Sumedang.
Menghadap
Kepada : Bupati Sumedang
Alamat : Jalan Sumedang Km. 5.
Untuk : Melaporkan hasil studi banding.
BUPATI SUMEDANG
ttd
NAMA JELAS
81
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 13
Contoh Nota Dinas
BUPATI SUMEDANG
NOTA DINAS
BUPATI SUMEDANG
ttd
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Yth. Camat Se-Kabupaten Sumedang;
2. Para Kepala Desa Se-Kabupaten Sumedang.
82
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 14
Contoh Pengumuman
BUPATI SUMEDANG
PENGUMUMAN
NOMOR 03/XII/2012
TENTANG
PEMUNGUTAN SUARA PEMILUKADA JAWA BARAT
Ditetapkan di Sumedang
Pada Tanggal 22 Januari 2012
BUPATI SUMEDANG
ttd
NAMA JELAS
83
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 15
Contoh Surat Telegram
FORMULIR BERITA
Registrasi No………..
PANGGILAN JENIS NOMOR DERAJAT
KLARIFIKASI : SEGERA
Nomor :
84
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 16
Contoh Laporan
KOP NASKAH DINAS
DINAS/BADAN/SKPD……………………………..
LAPORAN
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan Surat Tugas Nomor 01/II/PD/2013 tentang Study Banding
di Pemerintah Daerah Kabupaten bandung Barat maka kami laporkan
sebagai berikut :.
Peserta Studi Banding :
1. Kepala Bagian Umum;
2. Kasubbag Kersipan;
3. Staf fungsional Umum/arsiparis.
Setelah kami tim melakukan orientasi dan studi dengan pejabat terkait
kersipan maka kami mendapatkan metode baru dlam mengarsipakan
dokumen Negara dengan cara Online melalui Website dengan teknologi
internet.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kami dari tim
menyarankan agar Pemerintah Daerah Sumedang dapat memfasilitasi Bagian
Kearsipan dalam menyiapkan sarana dan prasarana, sehingga dapat
mewujudkan dan mengarsipkan dokumen Negara khususnya di lingkungan
Pemerintah daerah Sumedang dengan baik dan aman.
Semoga hasil study banding ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandung, 07 Januari 2013
Kepala Dinas/Badan/SKPD…….
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
85
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 17
Contoh Surat Pengantar
Kepada
Yth. Camat Tanjungsari.
Di-
Tempat
SURAT PENGANTAR
NOMOR : 010/PD/2013
86
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 18
Contoh Lembar Disposisi
LEMBAR DISPOSISI
Catatan
Nama Jabatan
Nama Jelas
87
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 19
Contoh Berita Acara
BERITA ACARA
NOMOR 004/III/SKPD/2011
TENTANG
HIBAH KENDARAAN RODA EMPAT
88
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
PIHAK II PIHAK I
BUPATI/WALIKOTA
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
89
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 20
Contoh Rekomendasi
BUPATI SUMEDANG
REKOMENDASI
NOMOR 06/01/PD/2012
TENTANG
PEJABAT SEMENTARA CAMAT JATINANGOR
BUPATI SUMEDANG
ttd
DON MURDONO
90
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 21
Contoh Daftar Hadir
Hari : Jum’at
Tanggal : 11 Oktober 2011
Waktu : Pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB
Tempat : Kantaor bagian Kerjasama
Acara : Rapat Pembahasan Anggaran
TANDA
NO NAMA JABATAN/PANGKAT KET
TANGAN
Dst
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
91
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 22
Contoh Surat Tanda Taman Pendidikan dan Pelatihan
BUPATI SUMEDANG
SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Nomor : 3601041099/KDN
Gubernur ……… berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2012 dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2002 dan ketentuan-ketentuan yang menyatakan
bahwa :
Nama : Marzuki
Jabatan : Staf
LULUS
Kualifikasi : Baik
BUPATI SUMEDANG
ttd
NAMA JELAS
92
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 23
Contoh Memo
BUPATI SUMEDANG
MEMO
BUPATI SUMEDANG
93
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 24
Contoh Surat Kuasa
BUPATI SUMEDANG
SURAT KUASA
NOMOR 32/SUM/XI/2013
MEMBERI KUASA
Kepada :
a. Nama : Endang Suparman, S.Sos
b. Jabatan : Camat Jatinangor
c. NIP : 010196939
Untuk : Mentertibkan pedagang kaki lima disekitar kampus-
kampus yang ada di Kecamatan.
94
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 25
Contoh Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
BUPATI SUMEDANG
BUPATI SUMEDANG
DON MURDONO
95
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 26
Contoh Surat Tugas
BUPATI SUMEDANG
SURAT TUGAS
NOMOR 08-06 TAHUN 2013
2. Nama : Budi
Pangkat/gol : Peñata, III/d
NIP : 01234
Jabatan : Kepala Bagian Perencanaan
Dikeluarkan di Sumedang
Pada tanggal 29 Desember 2013
BUPATI SUMEDANG
ttd
DON MURDONO
Tembusan :
Yth. Kepala Dinas PU.
96
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 27
Contoh Surat Perintah perjalanan Dinas
BUPATI SUMEDANG
Lembar Ke :
Nomor :
SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS
(SPPD)
1 Pejabat berwenang yang member perintah Bupati Sumedang
2 Nama Pegawai yang diperintahkan Nandang Edi, S.Sos
3 a. Pangkat dan Golongan ruang gaji menurut PP No. 6 III/a
tahun 1997.
b. Jabatan/Instansi Staf
c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas
4 Maksud Perjalanan Dinas Survei lokasi
5 Alat angkutan yang dipergunakan Kendaraan dinas
6 a. Tempat berangkat Sumedang
b. Tempat kembali Sumedang
7 a. Lamanya perjalanan dinas 1 (satu) hari
b. Tanggal berangkat 12 Januari 2011
c. Tanggal harus kembali 12 januari 2011
8 Pengikut -
9 Pembebanan Anggaran
a. Instansi
b. Mata Anggaran
10 Keterangan Lain
Dikeluarkan di Sumedang
Pada tanggal 10 januari 2012
BUPATI SUMEDANG
ttd
DON MURDONO
97
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
DON MURDONO
BUPATI SUMEDANG
DON MURDONO
V. Catatan Lain-lain
VI. PERHATIAN
Pejabat yang berwenang menerbitkan SPPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas,
para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tibe serta bendaharawan bertanggung
jawab berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan Negara apabila menderita rugi akibat
kesalahan, kelalaian dan kealfaan (Lampiran surat edaran Menteri Keuangan) tanggal……..
No……………
98
Praktek Tata Naskah Dinas Dilingkungan Pemerintahan Daerah
Lampiran 28
Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas
99