Disusun Oleh :
AYANG SETIADINI
P27220017089
D IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2018
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir.
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah
bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan
usia kehamilan
4. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir
dengan BB tidak sesuai dengan tuanya kehamilan atau bayi dengan
gejala intrauterine malnutrition or wasting.
(Nurarif dan Hardhi Kusuma, 2015)
B. KLASIFIKASI
1. BBLR
Bayi dengan berat badan lahir 1500-2500 gram.
2. BBLSR
Bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gram.
3. BBLBR
Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram.
C. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran premature tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus), dan penyakit
jantung
3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
b. Ibu
1) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia
< 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
c. Keadaan sosial ekonomi
1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
2) Aktivitas fisik yang berlebihan
3) Perkawinan yang tidak sah.
2. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
3. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran
tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
(Proverawati dan Ismawati, 2010).
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan bayi berat lahir
rendah (Mitayani, 2009) :
1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala
kurang dari 33cm
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan
amat sedikit.
4. Osofikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.
5. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia
miyora.
6. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering mendapatkan serangan apnea.
7. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan
menelan belum sempurna.
E. PATHWAY
BBLR
Termoregulasi
Perubahan nutrisi tubuh tidak efektif
kurang dari
kebutuhan tubuh
F. PENATALAKSANAAN
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan
ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Reflek menelan BBLR belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan dilakukan dengan ketat
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat
6. Kepala bayi diberi topi, beri oksigen bila perlu
7. Tali pusat dalam keadaan bersih
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
(Nurarif dan Kusuma, 2015)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR (Mitayani, 2009) :
1. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12-24gr/dL), Ht
(normal: 33 -38% ) mungkin dibutuhkan.
2. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
3. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres
pernafasan bila ada
4. EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau komplikasi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Diri
a) Identitas Pasien
1) Umur
Umur kehamilan <37 minggu menyebabkan prematur.
2) Jenis kelamin
Bisa terjadi pada bayi perempuan maupun laki laki
b) Identitas Penanggung Jawab (ibu bayi)
1) Umur
Angka kejadian prematuritas tertinggi kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
2) Hubungan dengan pasien
Kondisi saat ibu hamil empengaruhi janin yang dikandungnya.
2. Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau suhu
tubuh rendah
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Lahir spontan atau SC, umur kehamilan 24 sampai 37 minggu, berat
badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu memiliki riwayat kelahiran premature, kehamilan ganda,
hidramnion
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, DM dll.
3. Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan umum, kesadaran pasien, TTV, dan pemeriksaan head
to toe.
a) Kulit : warna kulit merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru,
terdapat lanugo dan verniks.
b) Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum, ubun-ubun
besar ckung / cembung
c) Mata : warna konjungtiva anemis / tidak anmeis, warna sclera tidak
kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya
d) Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lender
e) Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lender atau tidak
f) Telinga : perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
g) Leher : perhatikan kebersihannya karena leher neonates pendek
h) Thorax : bentuk simetris, perhatikan suara wheezing dan ronchi,
frwekuensi bunyi jantung lebih dari 100x/menit
i) Abdomen : bentuk silindris, perut cekung adanya hernia diaphragm,
sering terdapat retensi karena GI tract belum sempurna
j) Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan adanya perdarahan atau tidak
k) Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan
l) Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja
m) Extremitas : warna biru, gerakan lemah, akral dingin
4. Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola nutrisi : kaji muntah, aspirasi, kelemahan menghisap.
b) Pola eliminasi : kaji BAB frekuensi, jumlah, konsisten, kaji BAK
frekuensi dan jumlah
5. Program Therapy
Berbagai terapi yang diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan
seperti perawatan dengan incubator, pemakaian fototerapi dan
kemungkinan terpasang infus untuk menggantikan cairan dan nutrisi
yang tidak adekuat.
6. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium seperti pemeriksaan bilirubin, hematrokit dan lain
lain.
7. Pengkajian Tumbuh Kembang
a. Pengkajian pertumbuhan yang meliputi BB, PB, LD, LK
b. Pengkajian perkembangan yang meliputi reflek berkedip,
menggenggam, menghisap, terkejut, plantar, tonik neck
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola pernapasan b.d pertumbuhan dinding dada belum
sempurna
2. Termoregulasi tubuh tidak efektif b.d sedikitnya lemak di bawah jaringan
kulit
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d organ pencernaan
imatur
4. Resiko infeksi b.d system imun yang belum matang
C. INTERVENSI
NO. TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DX KRITERIA HASIL
(NOC)
1. Setelah dilakukan 1. Monitor pola 1. Mengetahui
tindakan, diharapkan pernapasan jika terdapat
pasien mampu : tanda-tanda yang
1. Status Pernapasan: menyebabkan
Kepatenan jalan dispneu.
napas. 2. Monitor HR, Suhu, 2. Memantau
2.Status Pernapasan: dan RR Vital Sign
Ventilasi. 3. Berikan terapi oksigen 3. Perbaikan
3. Status tanda-tanda (atur peralatan oksigen, kadar oksigen
vital. monitor aliran oksigen, dan
Dengan kriteria hasil : pertahankan posisi karbondioksida
1. Menunjukkan jalan pasien) dapat
nafas yang paten (klien meningkatkan
tidak merasa tercekik, fungsi
irama nafas, frekuensi pernapasan.
nafas rentang normal, 4. Auskultasi suara 4. Untuk
tidak ada suara nafas napas, catat adanya suara mengetahui
abnormal) tambahan apakah ada suara
2. TTV dalam rentang tambahan
normal
D. IMPLEMENTASI
Melakukan intervensi seperti rencana keperawatan yang telah dibuat.
E. EVALUASI
Evaluasi perkembangan pasien :
1. Pola pernapasan membaik
2. Termoregulasi dalam batas normal
3. Nutrisi dari kebutuhan tubuh membaik
4. Terhindar dari resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA