Anda di halaman 1dari 26

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pada tahap awal pembangunan (Bulan Agustus 2019), terdapat kemungkinan aktivitas
pengunjung yang berada di lokasi masih berlangsung. Berkaitan dengan hal ini, maka kontraktor
harus melakukan koordinasi dan kerjasama dalam pengaturan kegiatan dengan pihak-pihak yang
terkait dengan aktivitas yang masih ada.
2. Dalam proses pembersihan lokasi ini harus memperhatikan ketentuan untuk pembongkaran
bangunan milik negara. Semua bahan-bahan material hasil bongkaran yang masih dapat
dimanfaatkan harus dapat diamankan dan dilindungi untuk diserahkan kepada pihak pemilik
proyek.
3. Mobilisasi Peralatan
Kontraktor harus mempersiapakan seluruh peralatan yang akan dipergunakan di tempat kerja
untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan biaya pengankutannya baik peralatan
tersebut milik Kontraktor maupun sewa.
4. Pembersihan halaman
Selama dan setelah proyek berlangsung (sebelum penyerahan pekerjaan kepada pemilik)
Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala kotoran-kotoran, puing-puing dan segala
macam peralatan yang sudah tidak digunakan lagi/dibuang/dikeluarkan dari Site.
5. Direksi Kit
Kontraktor membuat bangunan direksi Kit dan menyediakan peralatan/perlengkapan kantor yang
diperlukan pada Direksi Kit selama berlangsungnya proyek hingga selesai masa pemeliharaan
antara lain :
a. Menyediakan 1 (satu) set komputer dan menyediakan sarana penunjangnya selama
berlangsungnya proyek hingga selesainya masa pemeliharaan pekerjaaan.
b. Jamuan rapat / snack untuk para tamu peserta rapat selama berlangsunya proyek.
c. 1 (satu) buah filling cabinet dan white board.
d. Peralatan lapangan antara lain : sepatu lapangan, jas hujan, helm, meteran, untuk masing-
masing personil pengawasan.
e. Peralatan khusus yaitu berupa terpal guna melindungi panas atau hujan.
6. Gudang, Brak Kerja dan Los Kerja
Kontraktor diharuskan membuat Gudang yang diperlukan untuk melindungi material-material dan
peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (hujan dan lain-lain) serta menjamin terhadap adanya
pencurian. Untuk memudahkan pemeriksaan semua proses keluar masuknya barang
(material/peralatan) harus diatur dengan baik. Untuk pengeluaran barang harus mendapat ijin dari
Direksi Lapangan, kecuali hal-hal khusus, selain itu Kontraktor juga harus membuat Los Kerja,
brak kerja untuk keperluan para pekerja, sehingga tidak mengganggu aktivitas yang ada.
Los kerja
7. Pengukuran dan Pengujian Kualitas
Untuk pelaksanaan pengujian/pembuktian kualitas hasil pekerjaan Kontraktor dilakukan oleh
Badan-badan yang berwenang dan memiliki sertifikasi (Komite Akreditasi Nasional) KAN / ISO
dan telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan, termasuk biaya untuk mengirim contoh-
contoh atau mendatangkan pengujian ke lapangan, mengadakan pengukuran letak serta
ketinggian kontstruksi bangunan, jalan dan saluran, pembuatan patok patok beton/kayu untuk
keperluan pengukuran tersebut ditanggung Kontraktor dan harus sudah diperhitungkan.
Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan alat pendukung dan atau waterpass dan
kontraktor diharuskan menyediakan peralatan tersebut dengan Petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus menyerahkan hasil-hasil
pengukurannya tersebut kepada Pemberi Tugas melalui Direksi Lapangan.
8. Keamanan Proyek.
Kontraktor harus menjamin keamanan proyek untuk barang-barang milik Kontraktor dan
berpartisipasi aktif untuk keamanan tampak secara keseluruhan. Hal ini perlu benar-banar
diperhatikan pada tahap awal pembangunan, di mana kemungkinan aktivitas pengunjung yang
ada masih berlangsung , maka keamanan dan keutuhan bangunan harus diperhatikan oleh
kontraktor, sehingga tidak terjadi kerusakan atau kehilangan bagian-bagian bangunannya.
9. Asuransi pekerjaan
Kontraktor harus mengangsuransikan semua pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan terhadap
segala aspek kemungkinan yang tidak terduga asuransi jenis C.A.R (Contractors all Risk)

1
Spesifikasi Teknis

10. Jaminan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)


Kontraktor harus mengadakan jaminan untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) semua
pekerja proyek sesuai dengan peraturan Kepmen Pekerjaan Umum Nomor 09/PER/M/2008
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja buruh-buruhnya sesuai
dengan peraturan dan persyaratan tersebut yang diwajibkan untuk masing-masing bidang
pekerjaan. Untuk hal tersebut diatas, Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan,
obat-obatan (P3K) bagi keselematan kerja tersebut.
11. Fasilitas Pengadaan Air Kerja
Kontraktor harus menyediakan air kerja selama Proyek berlangsung. Air yang dimaksud adalah
air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumur pompa serta pemasangan dan pengadaan
pipa-pipa distribusi untuk supply air yang memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan. Karena adanya keterbatasan sumber air yang tersedia di lokasi tapak, maka kontraktor
harus mengadakan air dari luar bila diperlukan.
12. Fasilitas Penerangan (Listrik Kerja)
Kontraktor harus mengadakan listrik selama proyek berlangsung. Biaya-biaya yang timbul selama
jangka waktu pelaksanaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor. Penggunaan
sumber tenaga listrik tidak boleh mengganggu aktivitas yang ada dan harus dikoordinasikan
dengan pihak-pihak terkait.
13. Keamanan Terhadap Kebakaran.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran selama proyek berlangsung yaitu:
Tabung-tabung gas/zat kimia untuk pemadam api dengan kapasitas minimal 10 Kg keadaan
bagus secukupnya, penempatan akan diatur oleh Direksi Lapangan. Kontraktor diharuskan
mengamankan proyek terhadap segala kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran.
14. Dokumen Foto Proyek.
Atas petunjuk Perencana/Direksi Lapangan Kontraktor harus mengadakan foto-foto Dokumentasi
Proyek lengkap dengan albumnya, dan menyediakan sebuah kamera digital. Dokumen
/Pemotretan dilakukan oleh Kontraktor pada setiap tahap pekerjaan sejak dimulainya Proyek
hingga selesainya Proyek. Kontraktor harus menyerahkan dokumentasi tersebut kepada Pemberi
Tugas sebanyak 2 (dua) set setiap bulan untuk semua pemotretan lengkap dengan albumnya.
15. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek harus dipasang sedemikian rupa sehingga jelas terbaca dari luar batas
daerah kerja dan penempatannya atas persetujuan Direksi Lapangan.
16. PPPK
Penyediaan kotak obat lengkap beserta isinya, minimal kapas, pembalut cepat, perban, plester
dan obat-obat antara lain mercurochrom, revanol, tensoplast atau sejenisnya, obat gosok,
diaform, boorwater, cawan cuci mata, obat tetes mata dan lain-lain serta gunting kecil yang tajam
untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan selama berlangsungya Proyek.
17. Foto copy lichdruk (cetak)
Kontraktor harus menyediakan fasilitas biaya untuk keperluan fotocopy dan lichdruck
(cetak/blueprint) selama berlangsunya proyek.
18. Gangguan Lingkungan
Dengan memperhatikan fungsi lokasi sekitar proyek yang masih berfungsi sebagai bangunan
permukiman dan kantor, maka kontraktor harus mempersiapkan dan mengatur manajemen
proyek agar seminimal mungkin terjadi gangguan terhadap lingkungan dan tidak mengganggu
fungsi kegiatan lain di sekitar tempat kerja.
19. Kondisi jalur pencapaian yang sempit dan sulit perlu menddapat perhatian utama dari kontraktor,
sehingga aktivitas kendaraan proyek yang ada tidak menganggu sirkulasi warga di sekitarnya.

2
Spesifikasi Teknis

B. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN SIPIL

PASAL I : PEKERJAAN T ANAH

1. Penjelasan umum
Pekerjaan penimbunan/urugan kembali dan pemadatan tanah untuk halaman, serta penggalian
dan pemadatan lantai dasar atau pondasi sesuai dengan yang telah ditentukan.
2. Ruang lingkup
Penggalian tanah dan pengeluaran dari lokasi untuk persiapan lahan, penimbunan dan
pemadatan lapis perlapis dengan peil sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
3. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Sesuai dengan SNI 2835-2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Tanah Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan
b. Pembongkaran dan pemindahan semua benda yang mungkin akan menganggu pelaksanaan
pekerjaan.
c. Melindungi benda-benda berharga yang dilapangan dan benda-benda berfaedah lainnya.
d. Penyaluran dan pemeriksaan drainase
e. Penggalian, penimbunan dan pembuangan keluar lokasi
f. Pemadatan
g. Pindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing , keluar proyek.
h. Menyediakan material-material pengisi yang baik dan memenuhi syarat, jika diperlukan.
4. Syarat-syarat Umum
Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan/ pengukuran dan
pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-
bahan yang kelak akan dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan
mempengaruhi kelancaran pekerjaan.
5. Pembongkaran dan Pembersihan
a. Seluruh perintang yang berada dalam lapangan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari
lapangan, kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar harus dibiarkan tetap. Perlindungan
harus diberikan kepada hal-hal seperti itu. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut
haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di
lapangan tidak akan rusak.
b. Perbaikan kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, negara atau pribadi di
dalam atau di luar lapangan pekerjaan bukanlah tanggung jawab Pemberi Tugas dan
semuanya dipikul oleh Kontraktor.
c. Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran puing-puing dan semua yang
merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk pada peraturan-peraturan pemerintah
setempat.
d. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput dan tumbuh-tumbuhan harus
dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun, kecuali pohon-pohon yang
dinyatakan harus tetap berada disitu.
6. Perlindungan terhadap Benda-benda Berfaedah
a. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh mesin-mesin, pompa-pompa, alat listrik dan
barang-barang berharga lainnya harus dilindungi dari kerusakan dan bila sampai menderita
kerusakan direparasi/diganti oleh kontraktor dari tanggunggan biayanya sendiri. Bila suatu
alat/pekerjaan/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut
tidak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain dapat diketahui oleh Kontraktor dan
ternyata diperlukan perlindungan/pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak menganggu. Bila pekerjaan terganggu sebagai akibat pekerjaan
Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat
berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor, dan sama sekali bukan
tanggung jawab dari Pemberi tugas.
b. Sarana (utilities) eksisting yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan
pekerjaan harus dipindahkan ke luar lapangan ke tempat yang disetujui Pemberi Tugas.
7. Pekerjaan Galian Tanah
a. Semua galian tanah harus dilaksanakan sesuai gambar dan syarat-syarat yang sudah
ditentukan.

3
Spesifikasi Teknis

b. Dasar dari semua galian harus horizontal (waterpass) dan jika terdapat akar-akar pohon atau
bagian-bagian tanah yang gembur, maka bagian-bagian tersebut harus digali dan
disingkirkan. Selanjutnya lobang-lobang yang terjadi akibat penggalian tersebut diisi kembali
dengan pasir kemudian disiram dan dipadatkan sehingga didapat dasar galian yang padat
dan waterpass.
c. Untuk menjaga kemungkinan tergenangnya air di dalam galian, baik pada saat penggalian
maupun pada saat pekerjaan lainnya dilakukan, pemborong harus menyediakan pompa air
atau lumpur yang dapat bekerja secara terus menerus sesuai kebutuhan.
d. Kontraktor harus menyediakan pengaman dinding-dinding galian terhadap bahaya longsor,
dengan memasang suatu sistem dinding penahan tanah atau penunjang-penunjang
sementara.
e. Kontraktor harus mengambil tindakan pengamanan terhadap pondasi/bangunan-bangunan
yang lain yang letaknya cukup dengan lobang galian hingga bangunan-bangunan tersebut
dijamin tidak akan mengalami kerusakan (misalnya : terjadi retak-retak, miring, amblas dan
lain-lain.
f. Adanya kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor adalah tanggung jawab
Kontraktor untuk biaya perbaikannya.
g. Pemeriksaan permukaan tanah dari air, kontraktor diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di
bawah ini :
1) Tidak diperkenankan air tergenang didalam/diluar/disekitar lapangan pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan.
2) Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan air, juga oleh
sumur-sumur pompa, saluran pembuang dan hal-hal lain yang mungkin terjadi.
8. Pekerjaan Pembuangan atau Pengangkutan Tanah keluar Lokasi Pekerjaan
a. Sisa tanah galian yang tidak digunakan lagi harus dibuang ke luar lokasi. Lokasi pembuangan
tanah harus dipilih dan dipersiapkan oleh kontraktor dengan mempertimbangkan aspek
gangguan lingkungannya.
b. Kontraktor harus melakukan pengaturan sirkulasi kendaraan secara baik dan aman serta tidak
mengganggu sirkulasi lingkungan dan internal tapak. Rencana perubahan atau pengaturan
demi kelancaran pekerjaan harus selalu dikoordinasikan dengan owner dan konsultas
pengawas.
c. Pengaruh dan keamanan sirkulasi keluar masuk kendaraan proyek dari dan ke lokasi harus
diatur secara aman.
9. Bahan Pengisi (Tanah Urug)
Bahan pengisi harus baik dan disetujui oleh Perencana maupun Direksi Lapangan, yang diambil
dari daerah lapangan (setempat) dan bahan yang telah disetujui yang diambil dari daerah di luar
lapangan pekerjaan (didatangkan) dan merupakan bahan yang kaya dengan tanah berbatu kerikil
(granulat soils) dan bersih dari akar-akar tumbuhan dan humus, tanah urug didatangkan dari
quary terdekat dan kualitas baik dan tidak banyak mengandung lumpur.
10. Pekerjaan Pengurugan Kembali
a. Seluruh pengurugan harus dibawah Pengawasan Direksi Lapangan, yang harus menyetujui
seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pengurugan tanpa seijin dari Direksi Lapangan.
b. Alat pemadat yang digunakan sesuai dengan jenis tanah maupun lokasi pemadatan.
c. Urugan pasir dilakukan di daerah :
1) Di bawah semua lantai bangunan sesuai gambar.
2) Di bawah saluran pembuangan, trench kabel/pipa sesuai dengan gambar.
11. Penyelesaian akhir
a. Seluruh daerah lapangan dari proyek, termasuk penggalian dan penimbunan, haruslah
daerah yang betul-betul seragam dan halus butiran-butiran butirannya dan bebas dari
permukaan yang tak rata.
b. Seluruh lapisan akhir (finish grade) termasuk lapisan bawah (sub grade) harus digilas sampai
tercapai derajat kepadatan sebesar 90 % dari derajat kepadatan maksimum.
12. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat/kualitas sebagai tanah urugan/urugan
kembali atau kelebihan tanah dari yang diperlukan untuk urugan, juga seluruh sisa-sisa puing-
puing reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan,
mengikuti petunjuk Direksi Lapangan dan Pemberi Tugas. Seluruh biaya untuk ini adalah
tanggung jawab kontraktor.

4
Spesifikasi Teknis

PASAL II : PEKERJAAN PAPAN BANGUNAN (BOUW PLANK)

1. Sebelum pekerjaan Papan Bangunan dimulai, tanah harus diratakan dan bersih dari semak-
semak dan kotoran-kotoran lain dalam areal bangunan.
2. Papan Bangunan dipasang pada patok-patok dari Kayu kelas II, lurus dan kuat tertancap di tahan
sehingga tidak bisa digerakkan atau diubah-ubah.
3. Papan Bangunan dipakai kayu kelas II lurus dan diserut pada bagian atasnya (satu sisi).
Keseluruhan tinggi papan bangunan ini harus sama.
4. Papan Bangunan harus dipasang sedemikian rupa (jaraknya dari dinding keluar bangunan karena
tempat yang tidak memungkinkan) dimana as-as dari kolom-kolom bangunan ditandai dengan
jelas sehingga mudah untuk pengecekan
5. Penggunaan waterpas wajib digunakan (bila dituntut oleh pengawas lapangan) oleh kontraktor
pada saat pemasangan bouwplank.

PASAL III : PEKERJAAN PONDASI

1. Kriteria pondasi plat beton setempat.


a. Sesuai dengan SNI 2836-2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan
b. Pondasi utama kolom utama terdiri dari pondasi plat beton setempat dengan mutu beton K-
225
c. Baja tulangan yang digunakan sesuai spesifikasi ini dan gambar
d. Tanah dasar pondasi harus didapatkan sampai mencapai 90 % dari kepadatan maksimum
menurut standar AASHTA T 180 – 74 atau ASTM d 1557 – 70
e. Bahan Bekisting : Kayu, Logam, multiplex atau pasangan bata.
2. Pelaksanaan Pondasi Setempat
a. Penggalian harus dilakukan terlebih dahulu sampai elevasi tanah yang ditentukan/ditunjuk
sesuai dengan gambar, tanah dasar galian kemudian dipadatkan.
b. Setelah tanah dasar siap, maka dilakukan pengurugan pasir setebal 5 cm Setelah lantai kerja
dipasang dengan tebal 5 cm dengan persetujuan direksi dan Konsultan pengawas.
c. Setelah itu segera pengecoran pondasi dilaksanakan dalam keadaan kering atau aman dari
basahnya air, jika terdapat air di dalamnya harus di pompa keluar (dewatering). Pemborong
harus menyediakan pompa air yang siap pakai dalam jumlah yang cukup. Dewatering harus
terus dilakukan selama pengecoran sampai 5 jam setelah selesai pengecoran.
d. Mutu beton untuk pondasi adalah K-225.

PASAL IV : BEKIST ING DAN LANTAI KERJA

1. Sesuai dengan SNI 7395-2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup
Lantai dan Dinding untuk Konstruksi Bagunan Gedung dan Perumahan
2. Semua bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang langsung diatas tanah harus duduk diatas
lantai kerja, yang merupakan lapisan setebal 5 cm dari adukan beton dengan campuran 1 pc : 3ps
: 5 kr.
3. Pengadukan dari campuran untuk lantai kerja tersebut harus menggunakan mesin pengaduk
beton.
4. Pembuatan bekisting secara umum harus memenuhi syarat-syarat pada SKSNI 1989 mengenai
Konstruksi Beton.
5. Syarat tambahan untuk pembuatan bekisting :
a. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus dikontrol, yaitu supaya poer/sloof setelah
beton mengeras tidak melendut ke bawah.
b. Dudukan dari penunjang harus diperiksa, apakah sudah cukup padat/stabil untuk menahan
beban-beban tambahan waktu cor beton dilakukan.
c. Pelepasan bagian atau seluruhnya dari bekisting dan penunjang-penunjangnya harus ada
persetujuan dari Direksi Lapangan.

5
Spesifikasi Teknis

PASAL V : PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Sesuai dengan SNI 7394-2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton
untuk Konstruksi Bagunan Gedung dan Perumahan
2. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat seperti terperinci beton, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan dan disetujui oleh Konsultan Perencana sehubungan
dengan keadaan lapangan.
3. Seluruh pekerjaan beton harus mengikuti bentuk dan ukuran-ukuran seperti terdapat dalam
gambar-gambar rencana pelaksanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan, dan
disetujui oleh Konsultan Perencana.
4. Mutu beton ditentukan K-225 untuk beton struktur atas dan struktur bawah.
5. Mutu beton untuk pekerjaan sculpture menggunakan beon K-250 Untuk Struktur bawah
6. Mutu beton untuk pekerjaan lantai kerja menggunakan beon K-100 Untuk Non Struktur
7. Sebelum pengecoran semua bagian yang akan di cor dibersihkan dahulu dari kotoran-kotoran,
jika besi tulangan berkarat dibersihkan dan disiram sampai bersih.

PASAL VI : PEKERJAAN SLOOF DAN KOLOM

1. Sesuai dengan SNI 7394-2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton
untuk Konstruksi Bagunan Gedung dan Perumahan
2. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat seperti terperinci beton, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan dan disetujui oleh Konsultan Perencana sehubungan
dengan keadaan lapangan.
3. Seluruh pekerjaan beton harus mengikuti bentuk dan ukuran-ukuran seperti terdapat dalam
gambar-gambar rencana pelaksanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan dan disetujui
oleh Konsultan Perencana.
4. Mutu beton ditentukan (K-100,K-250) sesuai dengan yang tercantum pada rab yang ada.
5. Sebelum pengecoran semua bagian yang akan dicor dibersihkan dahulu dari kotoran-kotoran, jika
besi tulangan berkarat dibersihkan dan disiram sampai bersih.
6. Pekerjaan sloof dan kolom dalam pekerjaan ini meliputi pekerjaan struktur dimana bentuk ukuran-
ukurannya sesuai dengan gambar.
7. Sebelum pengecoran sloof, bagian atas pondasi harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, lumpur
dan disiram sampai bersih, serta disiram dengan air semen.

PASAL VII : PEKERJAAN PASANG BATU.

a. Pekerjaan Pasangan Batu Kali.


a. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi semua pekerjaan batu kali seperti tercantum pada gambar rencana.
b. Referensi :
Seluruh pekerjaan pasangan batu kali harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku.dan
atau sesuai dengan SNI 2836-2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan
c. Material :
1) Batu kali
Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik, ukuran minimum 20-30
cm dan berupa batu pecah (tidak bulat).
2) Adukan
Bahan yang dipergunakan untuk adukan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat ataupun kotoran lain.
 Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
 Air yang dipergunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-benda yang
merusak seperti : minyak, asam, basa, zat organik dan lain-lain.
d. Pemasangan
1) Semua bahan-bahan yang dipakai dan cara pengerjaannya harus atas persetujuan
Direksi Lapangan.
2) Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan bersih dari kotoran.
3) Air yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih dan air tawar.
4) Pekerjaan pasangan harus emmpunyai ikatan yang baik, lubang-lubang diantara batu-
batu besar harus diisi dengan adukan dan batu-batu pecahan kecil.

6
Spesifikasi Teknis

5) Tidak boleh sekali-sekali memukul batu kali dengan martil besar pada waktu
pemasangan.
6) Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 ps untuk pasangan batu kali kedap air,
serta 1 pc : 6 ps untuk pasangan tidak kedap air.
b. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.
a. Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan pasangan batu bata seperti tercantum dalam gambar rencana.
b. Referensi :
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan NI-8.
c. Material :
1) Batu Bata :
Batu bata harus berukuran sama dan mempunyai kualitas kelas 1, harus terbakar matang
dan tidak retak/pecah.
2) Adukan :
Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi syarat sebagai berikut :
 Pasir harus bersih, tajam, bebas dari tanah liat ataupun kotoran-kotorannya.
 Semua PC yang dipergunakan harus berasal dari satu merk.
 Air yang dipakai harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-benda asing yang
merusak.
 Campuran bahan spesi 1 pc : 3 psr untuk pasangan dinding kedap air, serta 1 pc : 5
ps untuk pasangan tidak kedap air
d. Pemasangan :
1) Bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan dibersihkan dari kotoran
dengan cara merendam dalam air hingga buihnya habis.
2) Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus diayak dengan ayakan kawat kasa dengan
ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan sudut paling kecil 50 0(lima puluh derajat)
terhadap bidang horizontal.
3) Pekerjaan dapat dimulai hanya bila aligment horizontal atau vertikal dari pondasi
mempunyai kesalahan tidak lebih dari 2,5 cm bila dijumlahkan. Bila lebih, cara
memperbaiki permukaan pondasi harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan
Perencana/Direksi Lapangan.
4) Tiap unit batu bata harus diletakkan secara benar, rata air, utuh, dan tertib.
5) Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapi, bila digunakan lubang untuk
saluransaluran plumbing, elektrikal dan lain-lain lubang ini nantinya harus ditutup dengan
rapi.
6) Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus disusun berselang-seling ke
atas hingga tidak membentuk satu garis vertikal.

PASAL VIII : BAHAN UMUM SEMEN

a. Penjelasan Umum
Semua semen harus semen portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam SNI 15-2049-
2004 tentang Portland Cement atau ASTM 150 Type 1 atau standar Inggris B.S 1,2 dan
diusahakan agar satu merk saja yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton.
b. Pemeriksaan dan Pengujian
a. Contoh pemeriksaan dan pengujian dari semua semen harus dilaksanakan oleh Kontraktor
dan contoh pemeriksaan dan pengujian demikian harus sesuai dengan SNI 15-2049-2004
atau ASTM 150 atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi Lapangan kapan dan dimana semen itu dihasilkan dan
Direksi Lapangan senantiasa berhak untuk memeriksa bahan-bahan, hasil pemeriksaan
analisa oleh Laboratorium dan pemeriksaan yang diadakan di tempat penimbunan semen
dan mengambil contoh-contoh dari semen untuk pemeriksaan. Kontraktor harus bersedia
untuk memberikan bantuan yang diperlukan bagi Direksi Lapangan untuk mengambil contoh.
b. Perencana/Direksi Lapangan dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang setiap
waktu sebelum digunakan. Semen yang tidka dapat diterima oleh pemeriksa harus tidak
dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuskan dan telah
dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi injeksi, maka spesi atau spesi injeksi demikian
harus diperintahkan untuk dibuang dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui
atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan tanpa pembebanan biaya pada Pemberi Tugas. Semen dapat

7
Spesifikasi Teknis

diafkir atas kebijaksanaan Perencana/Direksi Lapangan apabila tidak sesuai dengan


spesifikasi yang diperlukan. Semen dapat diterima berdasarkan hasil penyelidikan selama 7
(tujuh) hari, disertai riwayat kualitas dari penghasil semen selama 12 bulan yang terakhir atau
hasil penyelidikan selama 28 hari pada daftar penyelidikan biasa.
c. Tempat Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen pada tempat-
tempat yang baik, untuk memudahkan pada pekerjaan dan semen tiap saat harus dengan
cermat terlindung terhadap kelembaban dan angin.
b. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk benda uji kuat tekan
beton pada tempat-tempat yang baik, sejuk, tidak dibawah sinar matahari langsung.
c. Gudang-gudang semen harus tahan terhadap iklim, harus berlantai kuat dibuat dengan jarak
minimal 30 cm dari tanah, harus cukup untuk memuat semen dalam jumlah cukup besar untuk
mencegah kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dan harus mempunyai ruang lantai
yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-pisah dan memberi
jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
Hendaknya semen dalam zak jangan ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
d. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan. Kontraktor
hendaknya mempergunakannya menurut kronologis yang diterima di lapangan. Semua zak
kosong harus disimpan dengan rapi atau diberi tanda yang telah disetujui doleh
Perencana/Direksi Lapangan.
e. Untuk semen yang diragukanmutunya dan terjadi kerusakan akibat salah penyimpanan dan
dianggap sudah rusak/membantu dapat ditolak pemakaiannya tanpa melalui pengetesan lagi.
Bahan yang tidak dipakai harus dibunag dari lapangan dalam waktu paling lambat 2 x 24 jam.
f. Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi gudang-gudang
semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen
seluruhnya. Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan untuk direksi lapangan bila
dikehendaki yaitu jumlah dari semen yang dipergunakan selama hari itu ditiap bagian
pekerjaan.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Harga-harga satua yang ditawarkan Biil Of Quantity untuk jenis pekerjaan yang perlu , dimana
juga termasuk semen harus menurut harga pembelian dari pengangkutan, pembingkaran,
penyimpanan dan penempatan pada tempat-tempat dari pemakaian terakhir untuk beton, spesi
pasangan siaran atau jenis pekerjaan.

PASAL IX : BAHAN UMUM PASIR, BATU DAN AGREGAT

a. Agregat dan Bahan-bahan Bangunan Pasangan / Plesteran Umum


a. Lingkup Pekerjaan :
Semua bahan pasir, kerikil dan bahan-bahan bangunan pasangan / plesteran dinding yang
dipakai untuk semua bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam
dokumen kontrak, dan untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki
oleh Direksi Pelaksana harus sesuai dengan berkas permintaan yang diajukan dan berlaku
sebelumnya, kecuali ada perjanjian permintaan yang dirubah sendiri oleh Direksi Pelaksana
untuk jenis pekerjaan tertentu.
b. Penjelasan Umum :
Semua agregat yang terdiri dari bahan pasir, kerikil, batu dan bahan-bahan bangunan untuk
plesteran yang akan digunakan sesuai dengan SNI 03-3984-1995 tentang Spesifikasi Agregat
Ringan untuk Beton Isolasi, SNI 03-6820-2002 tentang Spesifikasi Agregat Halus untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran dengan Bahan Dasar Semen dan Dokumen Kontrak untuk
semua tujuan yang dikehendaki oleh Direksi Lapangan.
c. Pengangkutan Dan Penyimpanan :
1) Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua pasir,
kerikil dan bahan plesteran dan pasangan sebagaimana diminta untuk melaksanakan
pekerjaan bangunan yang terperinci di sini, dengan mendapatkan persetujuan dari
Pengawas / Direksi Lapangan.
2) Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
3) Kontraktor harus membersihkan dan memperbaiki saluran buangan dan semua tempat
untuk penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan bahan-bahan

8
Spesifikasi Teknis

tersebut, agar sesedikit mungkin bahan yang tercampur tanah atau bahan lain pada
waktu banjir maupun air rembesan.
4) Kontraktor harus menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali pasir,
kerikil maupun bahan pasangan batu yang terpisah atau kotor karena penimbunan yang
tidak sempurna.
5) Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sehingga ketinggian
penimbunan tidak lebih dari 1,25 m. Semua bahan timbunan itu tidak boleh dipindahkan
dari timbunan, kecuali oleh truk untuk menempatkan lapisan-lapisan berikutnya.
6) Kontraktor harus menyediakan alat0alat yang efektif untuk mencegah pecahnya batu
yang disebabkan oleh truk-truk yang melalui timbunan.
b. Pasir
a. Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis pasir untuk pekerjaan bangunan yang
ditetapkan sebagai berikut :
1) Pasir Buatan : pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu.
2) Pasir Alam : pasir yang disediakan oleh Kontraktor yang berasal dari sungai atau pasir
alam yang didapat atas persetujuan Direksi Lapangan.
3) Pasir Paduan : paduan pasir dari buatan dan pasir alam dengan perbandingan campuran
tertentu sehingga didapat gradasi (susunan butiran) yang terperinci seperti dalam ayat 3.
b. Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh
Kontraktor dan dapat diperoleh dari Sungai atau dari tempat lain sumber alam yang disetujui.
Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai oleh
Kontraktor, maka Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu dengan pemiliknya
dan haryus membayar sewa / biaya lain yang bersangkjutan dengan hal tersebut.
c. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan
keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam tersebut, dan Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk kualitas satu demi satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam
pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk pemeriksaan
pendahuluan, contoh yang cukup, seberat 15 kg dari pasir alam yang disulkan untuk dipakai
paling sedikit 14 hari sebelum diperlukan.
d. Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan segala macam tanah yang dapat dipakai.
Bahannya harus diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan disini.
e. Kebersihan dan kualitas
Pasir harus bersih dan bebas dari lumpur atau tanah liat, dan hal-hal yang dapat merusak
substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
f. Gradasi untuk beton
Semua pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dalam spesifikasi ini harus pasir alam
dan bila terpaksa dikehendaki harus campuran dalam proporsi perbandingan yang tepat
antara pasir buatan dan pasir alam. Pasir harus mempunyai “ Modulus kehalusan butir” antara
2 sampai 3,2 atau jika diselidiki dengan saringan standar, sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton PBI 1971 pasal 3.5 dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
g. Pengukuran dan pembayaran
Harga satuan yang ditawarkan dalam Bill of Quantity untuk jenis pekerjaan dimana pasir,
kerikil, batu pasangan batu kosong maka harga tersebut meliputi harga pembelian,
pengolahan (processing), pengangkutan, penimbunan/penyimpanan, menyaring dan mencuci
kembali bila dikehendaki, dan menempatkan pada tempat-tempat dan pemakaian-pemakaian
terakhir. Semua biaya untuk menyediakan pasir, kerikil dan bahan-bahan pasangan harus
dimaksukkan dalam harga satuan, yang diajukan dalam daftar penawaran untuk jenis-jenis
pekerjaan yang dikehendaki, dimana bahan-bahan itu digunakan.
c. Agregat Kasar
a. Agregrat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui, yang terdiri dari batu pecah
atau bahanj pengisi bahan atau kombinasinya.
b. Kebersihan dan Mutu :
Agregrat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus dan mudah pecah, tipis
atau panjang-panjang serta bersih dari alkali dan bahan-bahan organis atau dari substannsi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya prosentase dari semua substansi
ynag tidak boleh mencapai 3 % dalam beratnya. Agregrat kasar harus berbentuk baik, keras,
padat, awet dan tidak berpori-pori.
c. Gradasi

9
Spesifikasi Teknis

Agregrat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada dalam batas-batas
sebagaimana terperinci untuk pekerjaan-pekerjaan khusus. Agregrat kasar harus mempunyai
modulus kehalusan butir antara 6 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standar
harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton SKSNI 1989.
d. Agregrat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi Lapangan
tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atas beban
sendiri, untuk menghasilkan agregrat sampai disetujui Direksi Lapangan.

SARINGAN PRESENTASE SATUAN TIMBANGAN TERTINGGAI DI


NO. SARINGAN
4 0 – 15
8 6 – 12
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

Jika prosentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah 20% (dua puluh persen) atau
kurang, batas maksimum untuk prosentase satuan dalam saringan No. 8 dapat naik sampai
20%.
e. Gradasi untuk Pasangan Batu
Pasir untuk spesi/mortar yang digunakan untuk lapisan batu atau batu bata, plesteran,
pasangan batu atau batu bata harus pasir alam, bila diselidiki dengan standar harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan berikut:

SARINGAN PRESENTASE SATUAN TIMBANGAN TERTINGGAI DI


NO. SARINGAN
8 100
100 15 (maksimum)

f. Segala pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan Direksi Lapangan
untuk ditetapkan apakah pasir yang dihasilkan sesuai dengan permintaan dalam spesifikasi
ini. Kontraktor harus menyediakan bantuan tersebut tanpa memungut biaya, buila Direksi
Lapangan memutuskan untuk melakukan percobaan.
d. Bahan Pasangan Batu
a. Batu harus didapat dari tempat pengambilan/gunung batu yang telah disetujui. Batu yang
akan dipergunakan adalah batu pecah berasal dari gunung batu atau batu-batu besar yang
bermutu baik, mempunyai berat jenis minimal 2,4. Kekuatan tekanan tidak boleh kurang dari
400 kg/cm2 (40 Mpa).
b. Kualitas
a. Untuk dipakai di dalam pekerjaan pasangan, pasangan batu kosong dan sebagai perkerasan
jalan, batu harus keras kekar, berisi (kompak), awet bebas dari cacat dan celah.
c. Batu untuk pasangan batu kosong (pitching) harus mempunyai berat antara 10 kg sampai 25
kg sebuah, dan dibelah paling tidak pada satu sisi.
d. Batu untuk pasangan batu harus dibuat menurut ukuran dan bentuk sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar atau sebagaimana disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan

PASAL X : BAHAN UMUM BETON UMUM

a. Lingkup Pekerjaan
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan pada semua bagian bangunan yang akan
dikerjakan dengan spesifikasi ini dan semua maksud yang berhubungan dan sebagimana diminta
oleh Direksi Lapangan harus terdiri dari bahan-bahan yang terperinci disini dan harus dicampur
dengan perbandingan yang sesuai, dicor dan dituang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tersebut disini.

10
Spesifikasi Teknis

b. Bahan
a. Semen portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam
Bahan Umum dan SNI 03-4433-1997 tentang Spesifikasi Beton Siap Pakai.
b. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam
Bahan Umum.
c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton spesi/mortar dan spesi injeksi
dalam spesifikasi ini, disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan
untuk pasir dan agregat kasar yang ditetapkan dalam Bahan Umum.
d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
sebelumnya untuk Bahan Umum.
c. Spesi Injeksi (Grout)
Semua spesi injeksi yang diperlukan digunakan untuk pengangkutan mesin-mesin/alat-alat lain
dan pekerjaan baja atau sebagai yang dikehendaki oleh Direksi Lapangan harus disediakan
Kontraktor. Kecuali bila ditentukan lain, semua bahan untuk grout harus seseuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terperinci untuk beton. Spesi injeksi terdiri dari campuran 1pc: 3psr
dengan air yang cukup untuk mendapatkan kekentalan yang tepat.
d. Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar beton Indonesia NI 2 – PBI 1971 menurut
tabel berikut ini:
 bm Kategori
 bk Pengawasan Pengawasan
dengan dari
Klas Mutu (kg/c terhadap Terhadap
S=46 Banguna
m2) 2 Kualitas Agregat Kekuatan Tekan
(kg/cm ) n (tujuan)
I B 0/100 -- -- Non Pemerikasaan Tidak ada
struktural dengan mata Pengujian
II B1 -- -- Struktural Pemeriksaan Tidak ada
dengan teliti Pengujian
K 125 125 200 Struktural Pengujian dengan Pengujian akan
mendetail dengan diadakan kontinyu
mengadakan
analisa
K 175 175 250 Struktural Pengujian dengan Pengujian akan
mendetail dengan diadakan kontinyu
mengadakan
analisa
K 250 250 300 Struktural Pengujian dengan Pengujian akan
mendetail dengan diadakan kontinyu
mengadakan
analisa
III K>125 > 125 > 300 Struktural Pengujian dengan Pengujian akan
mendetail dengan diadakan kontinyu
mengadakan
analisa
 bk adalah sejumlah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari hasil-hasil sejumlah besar
percobaan-percobaan benda-benda uji. Hanya 5% dari hasil percobaan yang diijinkan
berada di bawah harga tersebut.
 bk_adalah harga kekuatan tekan rata-rata. Bilamana tidak ditentukan lain kekuatan tekan dari
beton adalah selalu kekuatan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm diuji pada umur
28 hari.

Rumus untuk kalkulasi adalah sebagai berikut:

bk bk
bm1,64S

S (bbm)2
N

1 N 1

11
Spesifikasi Teknis

bm b
N

1 N
Dimana:
N = Jumlah contoh yang harus diuji minimum 20
 b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
 bm = (kg/cm2) kekuatan beton rata-rata
S = Standar deviasi (kg/cm2)

Kriteria yang umumnya diterima oleh Bureau of Reclamation USA untuk menentukan kelas
kekuatan ialah persyaratan bahwa 80% dari hasil pengujian sejumlah benda-benda uji harus lebih
besar dari kelas kekauatan tekan yang ditentukan benda tersebut.
Kelas kekuatan yang ditentukan adalah:
 Kelas I : 160 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28 hari
 Kelas II : 200 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28 hari
 Kelas III : 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28 hari

e. Komposisi/Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air yang ditentukan
sebelumnya. Semuanya dicampur dalam perbandingan yang tepat dan diubahsebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
b. Spesi injeksi (grout) harus terdiri dari semen portland, pasir, air dan suatu bahan pengisi yang
tidak susut yang disetujui oleh Direksi Lapangan semua dicampur dengan perbandingan yang
sesuai dan kekentalan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
f. Pengujian dari Konsistensi Beton dan Benda Uji Beton
a. Pengujian dari konsistensi beton dan benda uji beton, banyaknya air yang dipakai untuk beton
mempunyai konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan butir atau
gradasi dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk
mencairkan kembalai beton beku hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi
kering sebelum dipasang adalah tidak diperkenankan. Konsistensi beton untuk stiap kali
pengadukan haus seragam. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), untuk berbagai
pekerjaan beton harus sesuai SK SNI T-15-1991-03. Direksi Lapangan berhak menuntut nilai
slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan (praktis) dan akan menghasilkan
beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton ahrus ditetapkan Direksi Lapangan melalui engujian biasa dengan
silender diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, apabila digunakan kubus 15 x 15 cm hasil
ujinya harus dikonversikan dengan rumus:
  ' 
fc'  0,760,210log fckfck'
  vs 
fc’ = kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)
fck’ = kuat tekan beton (Mpa) yang didapat dari pengujian desak kubus beton dengan sisi 15
cm.
Dibuat dan diuji sesuai dengan SK SNI T-15 1991-03.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang baik yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-
contoh pemeriksaan/pengujian. Frekuensi pemeriksaan akan ditetapkan oleh Direksi
Lapangan berdasarkan tingkat pengecoran struktur untuk mendapatkan kepastian bahwa
beton yang dipasang adalah sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan perencanaan.
g. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
h. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer selama sedikitnya 1,5 menit sesudah semua
bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan
ditambah apabila mesin pengaduk berkasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi Lapangan
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk

12
Spesifikasi Teknis

mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang seragam/merata.
Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila
dimintakan adanya perubahan dalam komposisi. Air harus dituang lebih dulu selama
pekerjaan mencampur. Pengaduklan dengan waktu yang terlalu lama sehingga membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
diperkenankan.
b. Truk pengaduk (truck mixer) hanya diperkenankan jika tiap kali penagdukan mempunyai
konsistensi dan mutu yang merata dan sama. Beton yang tertinggal dalam truk pengaduk
sekian lama yang memerlukan tambahan air yang cukup untuk memungkinkan pemasangan
yang memuaskan harus atas tanggungan kontraktor. Jika penagdukan memproduksi hasil
yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (batching, mixing
plant) harus diatur sedemikian hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator. Mesin penagduk tidak boleh dibebani melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan kecuali telah nyata-nyata diperkenankan. Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan
alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
i. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dihitung tidak boleh kurang dari 32 0 Ctidak lebih dari 450 C. Bila suhu
dari beton yang ditaruh berada antara 27 0 C dan 320 C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan
untuk kemudian langsung dicor pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu dari beton melebihi
320 C, sebagai yang diatur oleh Direksi Lapangan, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah
yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu
malam hari, bila perlu mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di bawah 32 0 C.
j. Rencana Cetakan
Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari
hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan oleh
Direksi Lapangan. Bahan yang dipakai dan gambar rencana cetakan dimulai, tetapi persetujuan
yang demikian tidak akan mengurangi tanggungjawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi Lapangan dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang
tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus segera menagmbil bentuk yang
diafkir dan menggantinya atas beban biaya sendiri.
k. Konstruksi Cetakan
a. Cetakan untuk mencetak beton menurut model yang ditentukan harus digunakan cetakan
yang dibuat dari logam atau lembaran plywood atau papan kayu yang dipres atau dari papan
yang dipasah halus dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna.
b. Cetakan harus kuat dan kaku pada tempatnya serta tetap bentuknya selama pembebanan
dan selam berlangsungnya pekerjaan fibrasi pemadatan beton. Semua cetakan kayu pada
permukaan harus diketam rata/digosok dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda
bekas dari cetakan. Usaha-usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaan
cetakan untuk menguatkan bagian pinggir dan ujung, untuk menghindari terbentuknya
penggelembungan sisi-sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton
yang telah diselesaikan.
c. Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat yang sesuai dan cocok untukmembuka
cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah dicetak harus tersedia dan
digunakan hanya setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Sebelum beton dicor, permukaan
dari cetakan sebaiknya diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan. Penggunaan
minyak untuk cetakan harus berhati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat. Champer Strip harus ditempatkan di sudut dari
cetakan-cetakan untuk menghasilkan tepi-tepi yang melereng pada permukaan beton yang
selalu kelihatan.
d. Sambungan-sambungan cetakan harus rapat sehingga dapat mencegah kebocoran-
kebocoran adukan selama pengecoran.
e. Cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Cetakan dapat disangga selama
pengecoran beton pada pilar-pilar beton, kaki-kai logam (tetal pedestal) atau oleh cara-cara
laian yang disetujui. Penyangga cetakan (perancah) harus diberi jarak antara yang tepat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
f. Khusus unutk pondasi dibuatkan permanen terbuat dari pasangan batu-bata setengah batu
seperti yang terlihat pada gambar.

13
Spesifikasi Teknis

l. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan
instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokong, pengikat dan penyiapan permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah disetujui Direksi Lapangan. Beton
tidak boleh dicor dalam air tanap ijin tertulis dari Direksi Lapangan dan cara mengecor beton
harus menurut persetujuan. Beton tidak boleh berhubungan dengan air yang mengalir
sebelum beton tersebut cukup keras. Semua permukaan cetakan dan material tertanam yang
dilekati spesi/mortel adukan beton yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari adukan-
adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
b. Sesaat sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntukan atau bahan lepas,
permukaan dengan bahan yang menyerap pada tempat yang akan dicor, harus dibasahi
dengan rata sehingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
c. Semua bagian beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diberikan
pasir 5 cm dengan adukan 1:3:5 di bawah konstruksi tersebut. Lantai kerja harus
dihamparkan secara merata (univorm) di atas tanah dasar fondasi dan dibiarkan mengeras
selama sedikitnya 24 jam baru beton sebenarnya dicor.
d. Permukaan-permukaan construction joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan
beton atau adukan. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton yang
mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan construction
joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya
dengan penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru.
Pencucuian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua
genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan construction joints sebelum beton
baru dicor dan disiram air semen.
e. Semua construction joints atau expension joints (siar muai) seperti ditunjukkan pada gambar
harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton/material lain dengan penggaruk
(scraving), memahat atau cara lain yang disetujui Direksi Lapangan.
f. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan antara kerikil dan spesinya, yang menyebabkan
perubahan nilai slumps. Dalam segala hal, beton yang akan dicor harus melalui jarak yang
terendek ketempat terakhir.
g. Beton dicor hanya waktu Direksi Lapangan atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas
Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja. Setelah permukaan disiapkan, permukaan
construction joints yang akan dicor, harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari air semen
setelah itu ditutup dengan lapisan spasi/matel kira kira setebal 2 cm dan harus mempunyai
perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan
lain, demikian juga konsistensinya. Adukan harus dihamparkan merata dan juga pada
permukaan yang tidak teratur.
h. Penyampuran kembali beton yang sudah mengeras tidak diperkenankan. Dalamsemua hal,
beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ketempat posisi
terakhir sependek mungkin.
i. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi atau sudut yang cukup besar atau bertumbuk dengan baja tulangan,
baik diijinkan dan dimana pemisahan yang mungkin terjadi. Kontraktor harus mempersiapkan
drop chutes dan baffles atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
j. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton harus
selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi
Lapangan mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.
k. Dalam mengecor beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal, Kontraktor harus menjaga
agar daerah beton baru yang terbuka seminimum mungkin, dengan cara pertama-tama
menuang beton menurut lebar yang penuh dan sampai tinggi yan gpenuh pada daerah yang
terbatas pada ujung bangunan dan kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan cara yang
sama sampai seluruh daerah dari bangunan. Lereng yang terbentuk oleh pinggiran
pengecoran yang tidak dibatasi dengan cetakan (masih akan dilanjutkan) harus dijaga agar
berbentuk lereng yang terjal (securam mungkin) supaya luasnya tetap minim. Beton disekitar
tepi lereng ini tidak boleh digetar (dengan vibrator) sebelum beton yang berdampingan
terhadapnya dituang, kecuali jika kondisinya sedah mengeras sedemikian sehingga beton

14
Spesifikasi Teknis

berikutnya tidak sempurna penyatuannya dengan beton yang lebih dahulu dituang. Setiap
tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan vibrator atau alat lain)
seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
l. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan atau waktu lama berakibat spesi/mortel
terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan
pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang
dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu
bagian bangunan, tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
m. Ember-ember/broket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat slump yang
rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada waktu penuangan dan harus dibuat
dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk
diangkat/dilekatkan dengan alat lainnya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang
terbatas.
n. Keadaan construction joints harus mendekat horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang
ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi Lapangan, jika beton dicor menjadi
satu kesatuan (monolithically) di sekitar celah-celah yang mempunyai dimensi-dimensi vertikal
lebih dari 60 cm, beton pada deck, pelat lantai berbagai lantai, berbagai balok (beams,
girders) atau satu kesatuan suatu bangunan dicor setara dengan pendukungnya.
o. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin, sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat pada semua permukaan-permukaan dari
cetakan dan material yang dilekatkan.
m. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan pemindahan cetakan harus seperti petunjuk dari Direksi
Lapangan dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera
sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi
Lapangan.
b. Bagin struktur beton vertikal boleh dibongkar bekistingnya setelah 7 hari dengan syarat bahwa
betonnya sudah cukup keras. Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak
boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga
beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa
struktur beton tersebut. Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh
dibongkar sebelum berumur 21 hari, demikian juga bekisting yang dipakai untuk curing beton
tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.
n. Perawatan (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi Lapangan
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan.
b. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus
segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara penyiraman
mekanis, atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga permukaan selalu basah. Air yang
digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud spesifikasi air untukcampuran
beton.
o. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan
oleh Direksi Lapangan. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar
matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam ini
harus dilakukan secepatnya dapat dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau
sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
p. Penyempurnaan Permukaan Beton
a. Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan
disaksikan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus membersihkan semua permukaan beton
yang terbuka, dan kerak-kerak dan karat kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
b. Permukaan atap yang biasanya datar, harus dibuat miring untuk drainage. Permukaan yang
sempit, misalnya puncak tembok dan pinggiran trotoir, harus dimiringkan kira-kira 2 mm tiap
meter, lebar permukaan yang lebih luas seperti lantai dan atap, harus dimiringkan kira-kira 1
mm tiap meter.
q. Perbaikan Permukaan Beton
a. Pembukaan cetakan ada beton yang tidak terletak sesuai gambar atau diluar garis atau tidak
vertikal atau tidak waterpass dan ternyata ada permukaan yang rusak, maka hal itu dianggap

15
Spesifikasi Teknis

sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus diafkir/dibuang dan diganti oleh
Kontraktor atas bebannya sendiri kecualai bila Direksi Lapangan memberikan ijinnya untuk
menambah tempat yang rusak, dimana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan adalah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena kropos, lubang-lubang baut,
ketidakrataan kerena pengaruh sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok
dengan batu gerinda. Sarang kerikil harus dipahat dan dibuang. Lubang-lubang pahatan
harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian hingga pengisian akan terikat
(terkunci) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selam 24 jam sebelum
dicor dan seterusnya disempurnakan.
c. Cacat lubang baut angker dan tempat cungkilan dari sarang kerikil, diisi denga spesi/mortel
tambalan yang kering. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis
dan selalu dipadatkan dengan alat yang tepat. Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut
angker dan lubang-lubang pipa hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang
padat.
r. Additive
Penggunaan additive untuk campuran beton boleh dilakukan jika sudah disertai percobaan
laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik. Jenis additive digunakan POZZOLITH 300 R
atau yang setaraf. Dalam segala hal bahan additive harus memnuhi persyratan ASTM atau JIS.
s. Pengukuran dan pembayaran
Semua beton dan spesi injeksi yang diminta untuk pekerjaan dalam spesifikasi-spesifikasi ini
harus tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan. Dalam Bill of Quantities untuk bagian-
bagian yang sesuai dimana beton dan spesi injeksi dipergunakan. Harga satuan yang ditawarkan
untuk pekerjaan semacam itu kerikil/batu pecah, bahan penambah (admixture), non shrink
compound, cetakan-cetakan minyak, cetakan pengolaan, pemerliharaan temperature,
pengangkutan, persiapan untuk pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan, perawatan (curing)
perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan permukaan beton serta semua pekerjaan-pekerjaan
lainnya, sesuai persyaratan-persyaratan dan keperluan-keperluan yang termaktub disini.

PASAL XI : BAJA T ULANGAN BETON

a. Bahan (Material) dan Ukuran Batang


Semua baja tulangan beton harus baru dengan mutu baja U39 untuk tulangan balok, kolom dan
pondasi dengan  > 12 mm sedangkan untuk  < 12 mm dipergunakan U24 polos (BJTP 24),
ukuran sesuai standar Indonesia untuk Beton SNI 07-2052-2002 tentang Baja Tulangan Beton
atau ASTM Designation A.15 dan harus disetujui Direksi Lapangan. Kontraktor dapat diminta
untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan
beton yang disediakan untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Diameter baja tulangan beton harus
sesuai dengan gambar, bila kemungkinan karena keadaan lapangan harus diadakan
penggantian/penyesuaian diameter harus terlebih dahulu disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Direksi Lapangan.
b. Tulangan
Khusus untuk tulangan beton struktur yang sesuai dengan kebutuhan yang disyaratkan dalam
perhitunmgan dan disetujui oleh Konsultan Perencana dan Direksi Lapangan.
c. Pembongkaran/pembentukan dan Pembersihan
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan, karat, minyak, dan pelapisan
yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Baja tulangan beton harus
dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada
gambar konstruksi yang diberikan Kontraktor. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya. Baja tulangan dengan
bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemasangan dari besi beton hanya dapat diperkenankan
bila seluruh cara-cara pengerjaan disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Pemasangan
a. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan dan dipastikan
tidak terjadi pergeseran dengan pemakaian kawat pengikat tulangan beton atau alat klem
yang sesuai pada perpotongan/pertemuan tulangan. Rangka tulangan harus didukung oleh
ganjal blok beton, perenggang (specer) atau logam gantungan (metal hangers) sebagaimana

16
Spesifikasi Teknis

dibutuhkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat, sehingga tidak akan ada bagian yang turun.
b. Jarak terkecil antara batang yang pararel tidak boleh kurang dari diameter pengenal batang
terbesar dan tidak boleh kurang dari 4/3 kali ukuran terbesar agregat kasar.
c. Pada permukaan dari pondasi pelat, dinding penahan tanah dan lain bagian-bagian struktural
yang prinsip dimana beton dituang langsung pada tanah, tulangan harus diselubungi dengan
beton (semut beton) setebal paling sedikit 5 cm.

PASAL XII : AIR UNTUK BETON

a. Mutu air dapat diuji sesuai dengan SNI 03-6817-2002 tentang Metode Pengujian Mutu Air untuk
digunakan dalam Beton
b. Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortel dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur,
minyak, asam dan bahan organik basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat
merusak. Air tersebut harus diuji oleh Direksi Lapangan untuk menetapkan sesuai tidaknya
dengan ketentuan ini.
c. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh air itu ke
lembaga Pemeriksaan Bahan yang diakui, diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat
yang dapat merusak beton/tulangan.
d. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut diatas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya
keraguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel
semen+pasir dengan memakai air itu dibandingkan dengan air suling. Air tersebut dapat dipakai
apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air tersebut pada umur 7 dan 21 hari paling
sedikit 90% dari kekuatan mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.

PASAL XIII : PEKERJAAN FINISHING BETON

a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pekerjaan waterproofing untuk atap, dan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.
b. Referensi
Semua pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dari pabrik yang bersangkutan.

PASAL XIV : PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan tenaga, peralatan, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat struktural.
a. Syarat-syarat Umum
a. Semua material Kontraktor profil baja yang digunakan harus memenuhi Peraturan Baja yang
di persyaratan tegangan dasar 1600 kg/cm2 atau baja St.37 atau dengan peraturan lain yang
tekait. Ukuran baja profil/kolom baja H 350.350.12.19 mm dan baja profil siku sesuai yang ada
digambar perencanaan yaitu : 120.120.11 mm, 100.100.10 mm, 50.50.5 mm, dan 40.40.4 mm
b. Kontraktor dapat meminta untuk memberikan Surat Keterangan tentang pengujian dan
sertifikasi untuk konstruksi profil baja yang digunakan.
c. Perhitungan sistem, bentuk dan ukuran dan dimensi struktur harus dilakukan menggunakan
software dari produk profil baja yang digunakan, dan secara resmi dikeluarkan oleh produsen
dan distributornya dengan mendapat persetujuan dari pengawas dan Direksi Lapangan.
Pengawas dan direksi lapangan harus mendapatkan hasil dari analisis struktur ini sebelum
proses pemesanan dilakukan.
d. Bentuk dan dimensi batang kuda-kuda, gording, usuk, ikatan dll. harus ditetapkan
berdasarkan hasil perhitungan kekuatan struktur melalui software oleh produser.
e. Dimensi gording, kait angin dan trekstang harus memperhatikan ukuran dan jenis penutup
atap yang akan digunakan dengan persetujuan Pengawas/Direksi Lapangan.
f. Jumlah dan dimensi batang-batang profil baja di lapangan harus sesuai dengan spesifikasi
gambar dan tabel dimensi yang telah disetujui Pengawas dan direksi Lapangan.
g. Kontraktor dan produsen rangka atap baja ringan harus bertanggungjawab dan memberikan
garansi mengenai kekuatan struktur serta daya tahannya terhadap karat.
h. Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambung yaitu plat besi, mur/baut,
paku seng dan bahan lain untuk pengikat/penyambung sesuai dengan gambar konstruksi.

17
Spesifikasi Teknis

i. Kontraktor harus memeperhitungkan segala biaya pengangkutan dari sumber konstruksi baja
sampai di lokasi pekerjaan.
j. Kontraktor bertanggungjawab terhadap keamanan/kerusakan barang tersebut sampai ke
tempat tujuan. Segala kehilangan, kerusakan, adakn menjadi resiko Kontraktor.
k. Pekerjaan profil baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan yang tertera dalam
gambar lengkap dengan penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-
pelat siku dan sebagainya.
l. Pengerjaan harus bertaraf satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran,
tekukan dan hubungan terbuka.
m. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati-hati untuk
menghasilkan tampak yang rapi. Semua perlengkapan atau barang-barang/Pekerjaan laian
yang perlu demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika
diperlihatkan atau dipersyaratkan lain.
n. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak
hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang Pekerjaan pada tempatnya, terutama pada
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
o. Setiap bagian Pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan yang ada akan ditolak
dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan
sambungan yang menganga.
p. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh
udara, hujan dan lain-lain dengan cara yang memenuhi syarat harus dikerjakan di pabrik.
q. Sebelum bagian dari konstruksi dipasang dimana semua bagian yang perlu sudah diberi
lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam
keadaan tidak dicat.
b. Bahan-bahan
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk Pekerjaan profil baja harus diperoleh dari produsen rangka
atap profil baja yang dikenal dan disetujui dan yang tidak ada karatnya, bagian-bagian dan
lembaran-lembaran tidak bengkok atau cacat. Potongan-potongan (profil) yang tepat, bentuk,
tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus
disediakan.
b. Bahan profil baja ini kecuali ditunjukkan atau dipersyaratkan lain harus sesuai dengan Tata
Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002
c. Penyambungan dan Pemasangan
a. Baut-baut dan mur harus bermutu tinggi untuk keperluan bangunan. Ukuran-ukurannya harus
sesuai dengan yang tertera dalam gambar. Baut yang digunakan dari jenis yang sudah
ditetapkan sesui standard produsen yang telah bersertifikat.
b. Jarak antar baut adalah 2,5 D atau 2,5 diameter baut
c. Pemasangan di tempat pembangunan.
1) Kontraktor berkewajiban menjaga keadaan yang ada di lapangan. Agar tumpukan barang-
barang yang telah diserahkan kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk
menyokong bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut, diberi kayu penutup.
2) Bilamana menurut pertimbangan Pengawas Lapangan dianggap terlalu lama waktunya
antara waktu mengangkut bagian-bagian yang tertumpuk dengan waktu pemasangan,
maka harus dijaga dengan cara yang tepat supaya jangan rusak karena perubahan
udara.
3) Baut-baut, paku keling dan sebagainya, harus disimpang dalam los tertutup.
d. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan, masakan dan lain-lain:
1) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, tidak
diperbolehkan bekas jalur, beram-beram, dan lainnya.
2) Bila bekas potongan/pembakaran dengan mesin diperoleh pinggiran bekas irisan, maka
bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm, kecuali kalau
keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak nampak lagi jalur-jalur.
3) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu membuang bekas-bekas
potongan.
e. Menembus, mengebor, dan meluaskan lobang:
1) Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan tepat dan sebuah
baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm
daripada diameter batang baut-baut itu.
2) Semua lubang-lubang harus dibor

18
Spesifikasi Teknis

3) Untuk lubang-lubang bagian dalam konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan
satu dengan alat penyambung, dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan apabila
ternyata tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan
dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
4) Semua lobang-lobang harus benar-benar bulat berdiri siku-siku pada bidang-bidang dan
bagian-bagian konstruksi yang akan disambung
5) Semua lobang sebelum pemasangan harus diberam. Memberam tidak boleh dilakukan
dengan mempergunakan besi-besi penggarut.
f. Mur dan Baut
1) Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan
yang tercantum dalam spesifikasi Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung SNI 03-1729-2002
2) Kekuatan bahan baut minimal harus sama dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul,
3) Pemasangan mur atau baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang
merata antara satu dengan yang lainnya.

PASAL XV : PEKERJAAN CAT BESI

a. Cat besi dipakai untuk bagian-bagian bangunan yaitu pada bagian-bagian yang terbuat dari besi
(kecuali telah dilindungi dengan bahan anti karat), sesuai yang disebutkan/tertera dalam gambar
rencana.
b. Zinc chromate adalah cat dasar anti karat berkualitas yang terbuat dari bahan alkyd dan zinc
chromate, sangat efektif mencegah karat dan memiliki daya lekat sangat baik, sangat cocok
digunakan untuk pengecetan atap seng, konstruksi dari besi/baja.
c. Sebelum pengecatan, maka komponen-komponen dari besi yang akan di cat harus dibersihkan
dan dimeni dahulu dengan meni jenis alkyd atau zinc chromate yang setara atas persetujuan
Perencana/Direksi Lapangan.
d. Hasil akhir dari pekerjaan pengecatan besi, harus benar-benar rapi, tidak bergelombang, rata dan
tidak ada cacat-cacat. Apabila diketahui pekerjaan tidak mencapai sebagaimana yang disebutkan
dalam buku spesifikasi teknik, maka Kontraktor berkewajiban mengganti dan mengulangi
pekerjaan tersebut, sampai dinyatakan oleh Perencana/Direksi Lapangan diterima baik.

PASAL XVI : PEKERJAAN HALAMAN

a. Penjelasan
Pekerjaan pembuatan dan perbaikan halaman yang rusak akibat pelaksanaan pekerjaan, dimana
Kontraktor menerima keadaan level tanah sesuai dengan keadaan lapangan, serta pekerjaan
Kansteen sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
b. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan penggalian/pengurugan, pembuatan badan jalan, pemadatan
dan finishing untuk jalan pembuatan kanstin, sesuai gambar rencana atau yang ditunjukkan oleh
Perencana/Direksi Lapangan.
a. Pekerjaan Kansteen.
1) Kansteen sebagai pembatas antara pinggir jalan dengan jalur hijau dan antara pinggir
parkir dengan jalur hijau.
2) Kansteen dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1:2:3, dibuat expose dengan
model berbentuk huruf L.
3) Ukuran bentuk dan tulangannya sesuai dengan gambar rencana.
4) Pertemuan antara Kansteen dengan pinggir jalan maupun pinggir parkir, elevasinya harus
sama/rata sesuai gambar.
5) Pada daerah-daerah tikungan, kansteen dibuat sesuai keadaan setempat.
6) Kansteen yang retak, gompal, permukaannya kasar, tidak rata dan kotor terkena bahan
lain, tidak boleh dipasang dan harus dikeluarkan dari site.
b. Seluruh pekerjaan jalan, pedestrian, dan kansteen serta bagian-bagian lain yang menunjang
harus dikerjakan sesuai dengan prosedur dan standar-standar pelaksanaan untuk pekerjaan
dimaksud. Hasil akhir dari Pekerjaan tersebut harus benar-benar dapat berfungsi dengan
baik, tidak cacat dan dapat diterima dengan baik oleh Perencana/Direksi Lapangan.

19
Spesifikasi Teknis

C. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL I : PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pemasangan batu kali meliputi seluruh detail yang dinyatakan/disebutkan dalam
gambar rencana atau sesuai petunjuk Pengawas/Direksi Lapangan.
2. Referensi/Persyaratan Bahan
a. Batu kali
Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik ukuran minimum  20-30 cm
dan berupa batu pecah (bukan bulat)
b. Adukan
Bahan yang digunakan untuk adukan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun kotoran lainnya.
2) Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
3) Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-benda yang
merusak (minyak, asam, basa, dan zat organik lainnya)
4) Perbandingan bahan dalam adukan harus 1PC : 6 PS, untuk semua pasangan batu kali.
3. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh pekerjaan pasangan pondasi batu kali haarus mengikuti ketentuan-ketentuan yang
berlaku
b. Semua bahan yang dipakai cara pengerjaannya harus atas persetujuan Perencana/Direksi
Lapangan
c. Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan dibersihkan dari kotoran.
d. Pekerjaan pasangan harus mempunyai ikatan yang baik, kokoh, sehingga tidak retak ataupun
turun. Jika terjadi keretakan/penurunan dinding yang diakibatkan oleh penurunan pondasi,
harus diperbaiki/diganti atas biaya Kontraktor.
e. Tidak boleh memukuli batu kali dengan martil besar di tempat pemasangan.

PASAL II : PEKERJAAN PEMASANGAN BATU BAT A

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pemasangan batu bata meliputi seluruh detail yang dinyatakan/disebutkan dalam
gambar rencana atau sesuai petunjuk Pengawas/Direksi Lapangan.
2. Referensi/Persyaratan Bahan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan:
1) Batu bata harus memenuhi N-10
2) Semen Portland harus memenuhi NI-8
3) Pasir harus memenuhi NI-3
4) Air harus memenuhi PVB-1-1982
b. Batu bata harus berukuran sama (110x220x50 mm) dan mempunyai kualitas kelas 1 (ex
ortl), harus terbakar matang dan tidak retak/pecah
c. Adukan
Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi sayarat sebgai berikut:
1) Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun kotoran lainnya.
2) Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
3) Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-benda yang
merusak (minyak, asam, basa, dan zat ortlan lainnya)
4) Perbandingan bahan dalam adukan harus 1PC : 5 PS, untuk pasangan batu bata merah
pada dinding biasa, untuk pasangan dinding batu bata merah kamar mandi 1PC : 3 PS.
3. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata dengan menggunakan asukan campuran 1PC:3PS untuk semua
pasangan mulai dari sloof sampai dengan 20 cm di atas permukaan lantai 0.00 dan dinding di
sekeliling toilet dan daerah-daerah basah sampai  240 cm di atas permukaan lantai 0.00.

20
Spesifikasi Teknis

b. Bahan-bahan perekat sebelum adukan harus diayak dengan ayakan kawat kasaa dengan
ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan sudut paling kecil 50 derajat dengan bidang
ortland l.
c. Stegger tempat berpijak tidak boelh menembus tembok.
d. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
ketinggian  30cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah sampai ketinggian
 200 cm dari permukaan lantai serta semua dinding yang menggunakan ortla/aduk
trasram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1PC:3PS
e. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air hingga jenuh sehingga buihnya
habis
f. Setelah batu bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air
g. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
h. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
i. Bidang dinding 0.5 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 tambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12x12 cm, dengan tulangan pokok  4-10 mm, begel
 6 mm jarak 20 cm
j. Pembuatan lubang pada pemasangan untuk perancah/stiger sama sekali tidak dibenarkan.
k. Pembuatan lubang pada pemasangan batu bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton  6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik ada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan batu batu sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain ats persetujuan
Perencana/Direksi Lapangan.
l. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua melebihi 5%. Batu bata yang
patah dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
m. Pasangan batu bata untuk dinding ½ bataharus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm
dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm, pelaksanaan pasangan harus cermat, ortland
benar-benar tegak lurus.
n. Pekerjaan dapat dimulai hanya bila aligment ortland l atau ortland dari pondasi
mempunyai kesalahan tidak melebihi 2,5 cm bila dijumlahkan, bila melebihi cara memperbaiki
permukaan pondasi harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi
Lapangan.
o. Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapih, bila dipergunakan lubang untuk saluran
plumbing, elektrikal dan lainnya lubang ini nantinya harus ditutup kembali dengan rapih.
p. Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus disusn berselang-selang dari
bawah ke atas hingga tidak membentuk satu garis ortland.
q. Tebal dinding. Hasil akhir pasangan dinding bata dengan ketebalan 15 cm, rata dan tidak
bergelombang, dengan sudut yang membentuk siku.

PASAL III : PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

a. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.
b. Material/Persyaratan Bahan.
a. Semen ortland harus memenuhi NI-8 (dipilih untuk satu product untuk seluruh pekerjaan)
b. Pasir harus memenuhi NI-3
c. Air harus memenuhi NI-3
d. Penggunaan adukan plesteran:
c. Adukan 1PC:3PS dipakai untuk plesteran rapat air.
d. Adukan 1:3:5 dipakai untuk seluruh plesteran didnding lainnya.
e. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
f. Pemasangan/Persyaratan Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Perencana/Direksi Lapangan, dan persyaratan tertulis dalam uraian
dan syarat pekerjaan ini.

21
Spesifikasi Teknis

b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
batu bata telah disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan sesuai suraian dan syarat
pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam Gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gamabr potongan mengenai ukuran tebal/peil dan
bentuk profilnya.
d. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
g. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batau bata yang berhubungan dengan udara
luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian  30 cm dari
permukaan lantai dan 200 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC/toilet dan daerah
basah lainnya dipakai aduk plesteran 1PC:3PS.
h. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
i. Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikan rupa sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
a. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
b. Untuk beton sebelum dipleter permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lebung-lubang bekas pengikat
bekesting atau form tie harus ditutup aduk plester.
c. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
d. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberaben dengan memakai spesi kedap air
e. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur
garis horisontal atau dikorek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali yang menerima cat.
f. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping
plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.
g. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gamabr. Tebal plesteran minimum 2,5 cm,
jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat
daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan oleh Perencana/Direksi
Lapangan.
h. Ketebalan setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila
ada petunjuk lain di dalam gambar.
i. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mecegah penguapan air lebih
cepat
k. Jika terjadi keretakan akibat pengeringan yang tidak baik plesteran harus dibongkar kembali
sampai dinyatakan diterima oleh Perencana/Direksi Lapangan dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor. Selama 7 hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air sampai jenuh selurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
l. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lainnya.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggungjawab Kontraktor dan wajib diperbaiki dengan
biaya dari Kontraktor sendiri.
m. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih
dari 2 (dua) minggu.

22
Spesifikasi Teknis

PASAL IV : PEKERJAAN PENUTUP ATAP

a. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Ruang dimaksud dengan pekerjaan penutup atap meliputi seluruh detail yang disebutkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.
c. Jenis penutup atap yang digunakan yaitu atap galvalum tebal 0,35 mm dengan kualitas baik.
d. Ukuran arap galvalum 0,35 mm dengan lebar 0,7 m dan panjang 12 m dengan kemiringan 30
˚ – 90˚ sesuai standar yang disyaratkan.
e. Warna yang digunakan adalah, Kontraktor harus memberikan beberapa contoh warna atau
referensi bahan kepada konsultan pengaws guna mendapatkan persetujuan.
f. Untuk gording berukuran C.125.50.20 (2,3) mm, sesuai SNI yang disyaratkan
g. Untuk Trekstang  10 mm dan Kait angina  19 mm, sesuai SNI yang disyaratkan
b. Referensi/Persyaratan Bahan
atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
c. Syarat-syarat pelaksanan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Direksi Lapangan
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
b. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan dan detail-
detail.
c. Pemasangan
1) Semua pengikat berupa paku, baut dan lainnya harus berkualitas baik.
2) Setelah pemasangan kud-kuda baja kemudian dipasang gording berukuran C.125.50.20
(2,3) mm, pastikan pemasangan sesuai jarak dan terpasangan dengan kuat
3) Pemasangan trekstang  10 mm guna mengikat gording satu dengan yang lainnya, perlu
diperhatikan penyambungan atau pengencangan baut guna mendapatkan pengikatan
yang baik.
4) Pemasangan kait angin  19 mm sesuai yang ada di gambar rencana, perhatikan
penyambungan atau pengencangan baut guna mendapatkan pengikatan yang baik.
5) Pemasangan penutup atap galvalum tebal 0,35 mm, secara rapi dan tidak menimbulkan
kebocoran saat hujan.
6) Flashing gunungan dipasang dengan rapi agar tidak bocor atau kemasukan air,
menggunakan bahan galvalum 0,40 mm ukuran panjang 90 meter, dengan warna yang
seragam dengan penutup atap galvalum tebal 0,35 mm.
7) Setiap tahapan pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan mendapat
persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.

PASAL V : PENGECATAN

a. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Yang dimaksud dengan pekerjaan pengecatan adalah seluruh pekerjaan cat tembik, kayu,
besi/logam, lengkap dengan persiapan dan cat dasarnya. Pengecatan semua permukaan dan
area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.
b. Standard Pengerjaan (Mock Up)
a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mock-up (standart pengerjaan) ini akan ditentukan oleh Perencana/Direksi Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan, bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

23
Spesifikasi Teknis

c. Contoh Bahan Untuk Perawatan


a. Kontaktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2 dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jelas warna, formula cat, jumlah lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Perencana/Direksi Lapangan,
barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock-up seperti tercantum pada gambar.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian akan diteruskan
kepada pemberi tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng
cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di
dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas.
d. Persyaratan Bahan
a. Cat harus masih tersimpan baik di dalam kaleng yang tersegel dan keadaan segel baik.
Sebelum dipergunakan harus jelas terlihat: Merk, Formula atau spesifikasi teknik, warna,
tanggal pembuatan, nama pabrik.
b. Cat yang dipergunakan harus buatan satu pabrik, dengan jenis dan mutu yang sama untuk
jenis pekerjaan yang sama. Cat dasar harus menggunakan bahan yang sesuai dengan
spesifikasi teknik bahan yang digunakan.
1) Cat tembok / dinding:
- Harus tahan terhadap jamur dan dapat dicuci
- Menggunakan cat yang setara dengan Cathylac untuk Interior dan setara Kem Tone
Exterior untuk eksterior
- type dan warna cat (white 500) setara cathylac / ditentukan kemudian oleh Perencana.
2) Cat besi/logam:
- Jenis cat kering udara yang tahan terhadap karat, air bersih dan bahan-bahan
pembersih
- Zinc chromate adalah cat dasar anti karat berkualitas yang terbuat dari bahan alkyd dan
zinc chromate, sangat efektif mencegah karat dan memiliki daya lekat sangat baik,
sangat cocok digunakan untuk pengecetan atap seng, konstruksi dari besi/baja.
- Sebelum pengecatan, maka komponen-komponen dari besi yang akan di cat harus
dibersihkan dan dimeni dahulu dengan meni jenis alkyd atau zinc chromate yang setara
atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
3) Cat kayu:
- Jenis cat kering udara yang tahan terhadap air dan bahan-bahan pembersih
- Menggunakan cat yang setara Catylac Gloss
c. Semua jenis, type dan warna cat ditentukan kemudian oleh Perencana.
e. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan cat dinding
1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan tembok, beton dan
bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
2) Untuk dinding-dinding luar bangunan (exterior) digunakan cat khusus luar jenis water
shield. Pekerjaan pengecatan ekterior tidak boleh menggunakan dempul atau plamur.
3) Untuk dinding-dinding dalam bangunan (inetrior) digunakan cat jenis emulsi acrylic
dengan lapisan dasar.
4) Plamur yang digunakan adalah plamur tembok.
5) Sebelum dinding diplamur, plesteran harus sudah betul-betul kering, tidak ada retak-retak
dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Perencana/Direksi.
6) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
7) Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan kering betul, lalu diamplas hingga halus, licin
dan rata, kemudian dibersihkan debunya dengan bulu ayam sampai bersih betul,
selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
8) Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari satu lapisan alkali emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut:
- Lapisan satu encer (tambahan 20 % air)
- Lapisan dua kental
- Lapisan tiga encer
- Pengecatan lapis perlapis tersebut (3 lapis) dilakukan dengan selang waktu minimal 24
jam.
9) Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor campuran (batch number) yang sama dengan merek yang sama pula.

24
Spesifikasi Teknis

10) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
11) Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat, harus diperbaiki dengan plamur, kemudian
dicat kembali sampai mendapat hasil yang baik.
b. Pekerjaan cat besi/logam:
1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi railling
tangga yang telah ditentukan dalam gambar.
2) Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan
bebas dari debu, oli, minyak, karat dan kotoran-kotoran lain.
3) Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang sudah dibersihkan tersebut harus diberi
lapisan cat dasar sesuai spesifikasi teknik dari bahan yang digunakan.
4) Pengecatan baru boleh dilakukan setelah lapisan dasar benar-benar telah kering, minimal
dengan selang waktu 24 jam.
5) Pengecatan dilakukan harus dengan menggunakan semprot dengan compressor atau
rool minimal 3 lapis. Dilakukan lapis per lapis dengan selang waktu minimal 24 jam.
6) Hasil akhir dari pengecatan, bidang cat harus rata, licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
c. Pekerjaan meni kayu/residu kayu:
1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh rangka plafond rangka-rangka
pintu dan bagian-bagian lain yang termasuk pekerjaan kayu.
2) Semua kayu hanya boleh dimeni di dalam proyek dan mendapat persetujuan dari
Perencana/Direksi Lapangan.
3) Sebelum pekerjaan meni dilakukan, bidang kayu kasar harus diampelas dengan ampelas
kayu kasar dan dilanjutkan dengan ampelas kayu halus sampai permukaan bidang licin
dan rata.
4) Pekerjaan meni dilakukan dengan menggunakan kuwas dilakukan lapis demi lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan meni.

25
Spesifikasi Teknis

D. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Selain pesyaratan teknis yang tercantum diatas, pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain :
2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan
semua yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpanan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin.
4. Semala masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala
cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II dilaksanakan, pekerjaan benar-benar
telah sempurna.
5. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam Rapat
Penjelasan (Aawijzing).

26

Anda mungkin juga menyukai