Anda di halaman 1dari 13

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371

Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 277-290

ANALISIS KERENTANAN AIRTANAH TERHADAP PENCEMARAN DI


DATARAN ALLUVIAL KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE
GOD DENGAN MEMANFAATKAN DATA RESISTIVITAS DAN DATA
HIDROGEOLOGI

Dhana Hastuti1), Tony Yulianto1), Thomas Triadi Putranto2)


1)
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
2)
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
Email: hana@st.fisika.undip.ac.id

ABSTRACT
Groundwater is the water resources necessary for living things and the most desirable human. Groundwater
needs to increase as the population increase. One example is in the Alluvial Plain of Semarang. To supply water
necessary, the population use a tap of aquifer shallow wells. Shallow aquifer vulnerable to contamination due to the
effect of shallow depth and human activities. Therefore there is a needed to conduct for research on the groundwater
vulnerability due to contamination. GOD is the system to determine of value groundwater vulnerability due to
contamination. The parameters used are the type of aquifer (G), type of lithology aquitard (O), and the depth to
groundwater table (D). These three parameters derived from resistivity data and hydrogeology data. The results of
the analysis by this method has three levels of vulnerability of groundwater due to contamination the area of the
vulnerability of low, moderate, and high. So it is recommended that the analysis can be made of the green open area
to reduce contamination and groundwater catchment area is formed, and restrict the activities to achieve economic
gains and reduce the danger of environmental contamination.
Keywords: Groundwater, Groundwater vulnerability, GOD

ABSTRAK
Airtanah merupakan sumber daya air yang diperlukan bagi makhluk hidup dan paling diminati manusia.
Kebutuhan airtanah meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Salah satu contohnya berada di Dataran
Alluvial Kota Semarang. Untuk memenuhi kebutuhan air, penduduk masih menggunakan sumur gali yang menyadap
dari akuifer dangkal. Akuifer dangkal rentan terhadap pencemaran akibat pengaruh kedalaman yang dangkal dan
aktivitas manusia. Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai kerentanan airtanah terhadap pencemaran. Untuk
mengetahui nilai tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran di daerah penelitian menggunakan metode
pendekatan geospatial (GOD Rating System). Parameter yang digunakan yaitu jenis akuifer (G), jenis litologi akuitar
(O), dan kedalaman muka airtanah (D). Ketiga parameter tersebut diperoleh dari data resistivitas dan data
hidrogeologi. Hasil analisis dengan metode ini memiliki tiga tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yaitu
daerah kerentanan rendah, menengah, dan tinggi. Jadi analisis tersebut dapat direkomendasikan yaitu membuat
kawasan terbuka hijau untuk mengurangi pencemaran dan terbentuk ruang resapan airtanah, serta membatasi kegiatan
untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan mengurangi bahaya pencemaran lingkungan.
Kata kunci: Airtanah, Kerentanan airtanah, GOD

277
Dhana Hastuti, dkk Analisis Kerentanan Airtanah ...

PENDAHULUAN mampu mengelompokkan dengan cepat


Air merupakan salah satu komponen yang kerentanan airtanah terhadap pencemaran.
paling penting bagi makhluk hidup. Airtanah Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
merupakan sumber daya air yang diperlukan bertujuan untuk mengetahui persebaran daerah
dan paling banyak diminati oleh manusia. yang airtanahnya rentan terhadap pencemaran.
Menurut [1] seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan Kondisi Geologi
airtanah meningkat. Salah satu contohnya Berdasarkan susunan peta geologi lembar
berada di Kota Semarang. Berdasarkan data Magelang dan Semarang [3], susunan
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota stratigrafi Dataran Alluvial Kota Semarang
Semarang pada Tahun 2014 jumlah penduduk adalah sebagai berikut:
Kota Semarang mencapai 1.572.188 jiwa, a. Alluvium (Qa)
dibandingkan pada Tahun 2013 yang hanya Merupakan endapan aluvium pantai,
mencapai 1.572.105 jiwa. Hal ini menunjukkan sungai dan danau. Endapan pantai
terjadinya peningkatan jumlah penduduk litologinya terdiri dari lempung, lanau,
sebesar 11.083 jiwa [2]. Untuk memenuhi pasir dan campuran dengan ketebalan
kebutuhan air, penduduk masih menggunakan mencapai 50 m atau lebih. Endapan sungai
sumur gali yang menyadap dari akuifer dan danau terdiri dari kerikil, kerakal, pasir
dangkal. Akuifer dangkal mudah rentan dan lanau dengan tebal
terhadap pencemaran akibat pengaruh 1-3 m. Bongkah tersusun andesit, batu
kedalaman yang dangkal dan aktivitas manusia. lempung dan sedikit batu pasir.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu b. Formasi Damar (Qtd)
dilakukan penelitian mengenai tingkat Batuannya terdiri dari batupasir
kerentanan airtanah terhadap pencemaran yang tufan, kolongmerat, dan breksi vulkanik.
difokuskan di Dataran Alluvial Kota Semarang. Batupasir tufaan berwarna kuning
Hal ini dikarenakan di daerah tersebut terdapat kecoklatan berwarna berbutir halus-kasar,
formasi Alluvium (Qa) yang terdiri dari komposisi terdiri dari mineral mafik,
kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung dan felspar, dan kuarsa dengan massa dasar
formasi Damar (Qtd) yang terdiri dari batupasir tufan, porositas sedang. Konglomerat
tuffan, kolongmerat, dan breksi vulkanik [3]. berwarna kuning kecoklatan hingga
Formasi tersebut menyebabkan adanya potensi kehitamaan, komponen terdiri dari andesit,
pencemaran yang sangat tinggi. Hal ini basalt, batu apung, berukuran
disebabkan oleh permeabilitas material pasiran 0,5-5 cm, membundar tanggung hingga
yang tergolong cepat (15-45 m/hari) sehingga membundar baik, agak rapuh. Breksi
mengakibatkan polutan yang meresap ke dalam volkanik mungkin diendapkan sebagai
tanah menyebar dengan cepat [4]. lahar, berwarna abu-abu kehitamaan,
Permasalahan tersebut dapat diketahui komponen terdiri dari andesit dan basalt,
dengan menggunakan metode Groundwater berukuran 1-20 cm, menyudut-
occurance, Overall lithology of aquitard, and membundar tanggung agak keras.
Depth to groundwater table atau yang disingkat
(GOD). Ketiga parameter tersebut dapat Airtanah
diketahui dari hasil metode resistivitas dan Menurut [6] airtanah merupakan air yang
pemetaan hidrogeologi. Metode resistivitas terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
digunakan untuk mengetahui parameter G dan bawah permukaan tanah. Pembentukan airtanah
O, sedangkan pemetaan hidrogeologi untuk mengikuti siklus peredaran air di bumi yang
mengetahui parameter D. Menurut [5] metode disebut siklus hidrologi, yaitu proses alamiah
GOD memiliki struktur yang sederhana dan yang berlangsung pada air di alam, yang

278
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 277-290

mengalami perpindahan tempat secara lapisan pembatasnya tidak ada air yang
berurutan dan terus – menerus [7]. Berdasarkan mengalir.
sikap batuan terhadap air [8], karakteristik c. Akuifer semi tertekan (Semi-
batuan sebagai berikut: confined aquifer)
a. Akuifer Akuifer semi-tertekan merupakan
Akuifer adalah suatu lapisan air atau akuifer yang dibatasi oleh lapisan atas
formasi geologi dimana formasi tersebut berupa akuitar (aquitard) dan lapisan
mengandung air. Contoh: pasir, kerikil, bawahnya merupakan akuiklud.
batugamping yang berlubang-lubang, dan
lava yang retak-retak. Kerentanan Airtanah
b. Akuiklud Kerentanan airtanah adalah batas atau
Akuiklud adalah suatu lapisan atau tingkat ketahanan suatu airtanah terhadap
formasi geologi yang tidak dapat dilalui air kontaminan yang berasal dari permukaan
dalam jumlah yang berarti, walaupun maupun bawah permukaan. Kerentanan
formasi tersebut mengandung air. Contoh: airtanah tinggi jika faktor-faktor alam
lempung, serpih, tuf halus, lanau dan memberikan sedikit perlindungan sebagai
berbagai batuan yang berukuran lempung. perisai airtanah dari aktivitas kontaminasi pada
c. Akuitar permukaan tanah. Kerentanan airtanah rendah
Akuitar adalah suatu lapisan atau jika faktor-faktor alam memberikan
formasi geologi yang kurang kedap air bila perlindungan yang relatif baik sebagai perisai
dibandingkan dengan akuiklud, tetapi airtanah dari aktivitas kontaminasi [8].
masih dapat mentransmisikan atau Menurut [10] kerentanan air terhadap
meluluskan air walaupun dalam jumlah pencemaran terdiri dari dua macam yaitu:
yang sedikit. a. Kerentanan intrinsik
d. Akuifug Kerentanan airtanah secara intrinsik
Akuifug adalah suatu lapisan atau dipengaruhi oleh kondisi fisik daerahnya
formasi geologi yang kedap air dan tidak saja.
mengandung air. Contoh : granit, batuan- b. Kerentanan spesifik
batuan yang kompak, keras dan padat. Kerentanan airtanah secara spesifik
dipengaruhi oleh kondisi non fisik seperti
Berdasarkan kedudukan muka airtanah, aktivitas manusia sebagai sumber
menurut [9] dapat diklasifikasikan menjadi tiga pencemaran. Berbagai macam aktivitas
macam diantaranya: dari manusia yang menyebabkan
a. Akuifer bebas (Unconfined pencemaran misalnya penggunaan lahan
aquifer) seperti pemukiman, pertanian, bangunan,
Akuifer bebas merupakan akuifer dan sebagainya.
dimana lapisan pembatas pada bagian
bawah merupakan akuiklud (aquiclude) Metode GOD
dan lapisan pembatas di bagian atas berupa GOD merupakan singkatan dari parameter
muka airtanah. sebagai berikut G= Groundwater occurance, O
b. Akuifer tertekan (Confined = Overall lithology of aquifer or aquitard, dan
aquifer) D = Depth to groundwater table. Menurut [5]
Akuifer tertekan merupakan akuifer metode GOD adalah metode yang digunakan
yang dibatasi oleh akuiklud pada lapisan untuk menentukan kerentanan airtanah
atas dan bawahnya dan tekanan airnya terhadap pencemaran. Metode ini mampu
lebih besar dari tekanan atmosfer. Pada mengelompokkan dengan cepat kerentanan
suatu akuifer terhadap pencemaran [11].

279
Dhana Hastuti, dkk Analisis Kerentanan Airtanah ...

Metode ini dilakukan dengan cara parameter memiliki bobot yang spesifik, yang
mengelompokkan nilai bobot indeks ditunjukkan pada Gambar 1.
kerentanan dengan tiga parameter, setiap

Gambar 1. Sistem empiris GOD untuk penelitian kerentanan airtanah terhadap pencemaran [12]

Menurut [11] indeks GOD yang digunakan ke dalam bumi dan 2 buah elektroda untuk
untuk mengevaluasi dan memetakan mengukur beda potensial di permukaan akibat
kerentanan akuifer yang disebabkan oleh dari injeksi/pengiriman arus listrik. Jarak
pencemaran, dihitung dengan perkalian dari elektroda menentukan jangkauan kedalaman
pengaruh tiga parameter dengan menggunakan lapisan yang diukur, sehingga makin besar
persamaan (1). jarak elektroda tersebut maka makin dalam
Indeks GOD = Ca Cl Cd (1) lapisan batuan yang dapat diselidiki [14].
dengan Ca adalah tipe akuifer, Cl adalah jenis Menurut [15] hasil pengukuran resistivitas
litologi akuitar, dan Cd adalah kedalaman memberikan informasi tentang distribusi
akuifer. tahanan jenis bawah permukaan. Variasi nilai–
nilai resistivitas batuan dan mineral bumi
Metode Resistivitas ditunjukan dalam Tabel 1.
Metode resistivitas merupakan salah satu
metode geofisika yang memanfaatkan sifat Tabel 1. Nilai resistivitas batuan [15]
resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi dan Material Nilai resistivitas (Ωm)
memetakan formasi bawah permukaan. Metode Lempung 1–100
ini dilakukan melalui pengukuran beda Lanau 3-70
potensial yang ditimbulkan akibat injeksi arus Batupasir 1-6,4x108
listrik ke dalam bumi [13]. Limestone 50-107
Pengukuran resistivitas dilakukan dengan Konglomerat 2x103-104
2 buah elektroda sebagai pengirim arus listrik Lava 100-5x104
Andesit 1,7x102-4,5x104

280
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 277-290

Tabel 1. Lanjutan 𝐼 1 1 1 1
Nilai resistivitas (Ωm) ∆𝑉 = ( − − + )
Material 2 𝑟1 𝑟2 𝑟3 𝑟4
Breksi 102-105
Basalt 10-1,3x107 I 1 1 1 1
Tuff 2x103-105 ∆𝑉 = ( − − + )
2 𝐴𝑀 𝐵𝑀 𝐴𝑁 𝐵𝑁

Aliran Listrik dalam Bumi


(3)
Pengukuran metode geolistrik resistivitas
dalam prakteknya di lapangan bertujuan untuk
dengan r3 adalah jarak titik Q kesumber arus A
membandingkan potensial di suatu titik
(m) dan r4 adalah jarak titik Q ke sumber arus B
tertentu, sehingga diperlukan dua buah
(m).
elektroda arus dan dua elektroda potensial di
maka didapatkan nilai beda potensial pada
permukaan. Elektroda tersebut berfungsi untuk
persamaan (4):
menginjeksikan dan merespon arus, baik dari
I 1 1 1 1
sumber ke medium atau sebaliknya. Dalam [16] ∆𝑉 = ( − 𝐵𝑀 − 𝐴𝑁 + 𝐵𝑁) (4)
Hendrajaya menyatakan bahwa, besaran 2 𝐴𝑀
koreksi letak kedua elektroda potensial sehingga didapatkan nilai resistivitasnya (  )
terhadap kedua elektroda arus disebut faktor pada persamaan (5)
geometri. Jika pada permukaan bumi 2π ∆𝑉
𝜌= 1 1 1 1 (5)
diinjeksikan dua sumber arus seperti pada { − − + } 𝐼
𝐴𝑀 𝐵𝑀 𝐴𝑁 𝐵𝑁
Gambar 2, maka besarnya potensial disuatu
titik P dapat ditunjukkan pada persamaan (2). Pada persamaan (5) dapat ditulis juga seperti
pada persamaan (6)
∆𝑉
𝜌=𝑘 (6)
𝐼
dengan ∆𝑉 menyatakan potensial yang terukur
(mV), I adalah arus yang terukur (mA), 𝜌
adalah nilai resistivitas bahan/benda dalam
satuan Ohm.m, dan k merupakan faktor
geometri.
Gambar 2. Arah penjalaran arus dengan dua titik
injeksi di permukaan bumi [17]
Resistivitas Semu
Bumi terdiri dari lapisan–lapisan dengan
𝜌𝐼 𝜌𝐼 𝜌𝐼 1 1 resistivitas (𝜌) berbeda-beda, sehingga
𝑉 (𝑝 ) = − = ( − ) (2)
2𝜋𝑟1 2𝜋𝑟2 2𝜋 𝑟1 𝑟2 resistivitas terukur bukan merupakan
dengan r1 adalah jarak dari titik P ke sumber resistivitas sebenarnya melainkan resistivitas
arus A (m) dan r2 adalah jarak dari titk P ke semu (𝜌𝑎 ) dengan asumsi di bawah permukaan
sumber arus B (m). terdiri dari satu lapisan homogen. Persamaan
Jika ada dua titik yaitu P dan Q yang terletak yang menunjukkan nilai resisitivitas semu
didalam bumi tersebut, maka besarnya beda dapat dilihat pada persamaan (7) yang sama
potensial antara titik P dan titik Q dapat seperti pada persamaan (6) [18]:
∆𝑉
ditunjukkan pada persamaan (3). 𝜌𝑎 = 𝑘 (7)
𝑉𝑝−𝑞 = 𝑉𝑝 − 𝑉𝑞 = ∆𝑉 𝐼
dengan 𝜌𝑎 dalam satuan ohm merupakan
𝜌𝐼 1 1 𝜌𝐼 1 1
∆𝑉 = { ( − )} − { ( − )} tahanan jenis semu (apparent resistivity), k
2𝜋 𝑟1 𝑟2 2𝜋 𝑟3 𝑟4 merupakan faktor geometri yang bergantung

281
Dhana Hastuti, dkk Analisis Kerentanan Airtanah ...

pada susunan elektroda (konfigurasi), 𝐼 dalam 2𝜋


𝑘= 1 1 1 1 (8)
miliampere merupakan arus yang diinjeksikan (𝐴𝑀− 𝐵𝑀− 𝐴𝑁+ 𝐵𝑁)
dan 𝑉 dalam volt adalah beda potensial yang sehingga faktor geometri untuk konfigurasi
terukur. pada Schlumberger ditunjukkan pada
persamaan (9) dan (10).
Konfigurasi Schlumberger 2𝜋
Konfigurasi elektroda cara Schlumberger 𝑘= 1 1 1 1 (9)
(𝐿−𝑙− 𝐿+𝑙− 𝐿+𝑙+ 𝐿−𝑙)
dimana M, N digunakan sebagai elektroda
potensial dan A, B sebagai elektroda arus. (𝐿2 − 𝑙 2 )
Untuk konfigurasi elektroda Schlumberger, 𝑘= 𝜋 (10)
2𝑙
spasi elektroda arus jauh lebih besar dari spasi Dengan demikian persamaan resistivitas
elektroda potensial. Secara garis besar aturan semu untuk konfigurasi Schlumberger dapat
elektroda ini dapat dilihat pada Gambar , ditunjukkan pada persamaan (11) [20].
sehingga diketahui bahwa jarak spasi antar (𝐿2 − 𝑙 2 ) ∆𝑉
elektroda arus adalah 2L, sedangkan jarak spasi 𝜌𝑎 = 𝜋 2𝑙 𝐼
(11)
antar elektroda potensial adalah 2l. Aturan yang
harus dipenuhi bahwa (L) jauh lebih besar METODE PENELITIAN
daripada l [19]. Penelitian ini dilakukakan di Dataran
Faktor geometri untuk konfigurasi Alluvial Kota Semarang pada Bulan Mei-
Schlumberger dapat dirumuskan sebagai Agustus 2016. Daerah penelitian dapat
berikut yang ditunjukkan pada persamaan (8) ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Daerah penelitian

Metode Resistivitas buah elektroda arus, 4 buah kabel, meteran,


Pengambilan data resistivitas yang palu, multimeter, GPS, dan Aki.
ditunjukkan warna hijau pada Gambar 3 Data lapangan yang diperoleh berupa
menggunakan konfigurasi Schlumberger koordinat, elevasi, arus listrik, beda potensial
dengan jarak bentangan 100 m. Data resistivitas yang terukur, dan resistivitas semu. Data
diambil untuk mengetahui parameter dari tersebut kemudian diolah menggunakan
metode GOD yaitu jenis akuifer (G) dan jenis matching curve dan software Progress 3.0.
litologi akuitar (O). Alat yang digunakan Hasil pengolahan data memperoleh nilai
resistivitymeter, 2 buah elektroda potensial, 2 resistivitas batuan, kedalaman, dan ketebalan
tiap lapisan.

282
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 277-290

Pemetaan Hidrogeologi litologi akuitar, dan kedalaman muka airtanah


Pengambilan data hidrogeologi ini untuk dangkal. Parameter jenis akuifer dan jenis
mengetahui salah satu parameter GOD yaitu litologi akuitar diperoleh dari hasil pengukuran
parameter D. Data hidrogeologi diambil dengan resistivitas dan parameter kedalaman muka
cara mengukur kedalaman sumur gali warga di airtanah diperoleh dari hasil pemetaan
daerah Dataran Alluvial Kota Semarang yang hidrogeologi.
ditunjukkan titik warna hitam pada Gambar 3.
Pengukuran kedalaman menggunakan meteran Jenis Akuifer
yang dimasukkan ke dalam sumur. Lokasi Jenis akuifer merupakan salah satu
pengambilan data diplot dengan menggunakan parameter yang digunakan dalam analisis
GPS. Hasil yang diperoleh dicatat pada lembar tingkat kerentanan airtanah terhadap
pencatatan. pencemaran. Jenis akuifer dapat diketahui
Data lapangan yang diperoleh berupa berdasarkan kondisi bawah permukaan yang
koordinat lokasi, elevasi, nilai kedalaman diperoleh dari hasil pengukuran resistivitas.
sumur dan nilai kedalaman muka airtanah. Data Jenis akuifer yang berada di Dataran Alluvial
lapangan tersebut dimasukkan ke dalam terdiri dari akuifer bebas dan akuifer semi
komputer menggunakan software Microsoft tertekan yang persebarannya dapat ditunjukkan
Excell, kemudian data tersebut diolah dengan pada Gambar 4.
software tersebut sehingga memperoleh nilai Penentuan nilai pada jenis akuifer dapat
muka airtanah. Nilai kedalaman yang disesuaikan dengan acuan klasifikasi GOD
digunakan sebagai parameter GOD yaitu yang dapat dilihat pada Gambar 1. Akuifer
kedalaman muka airtanah dangkal. bebas dalam klasifikasi GOD memiliki nilai 1,
lebih besar dari akuifer semi tertekan (Tabel 2).
Metode GOD Akuifer semi tertekan dalam klasifikasi GOD
Parameter yang telah diperoleh dari data memiliki nilai 0,4, lebih kecil dari akuifer bebas
resistivitas (G dan O) dan data hidrogeologi yang memiliki nilai 1 (Tabel 2).
(D). Tiap parameter diklasifikasikan sesuai
dengan indeks sesuai dengan Gambar 1 dan Tabel 2. Nilai parameter jenis akuifer
pembuatan peta. Ketiga parameter tersebut Jenis Nilai Litologi
dihitung perkalian melalui proses raster Akuifer
calculator yang berada dalam perangkat lunak Akuifer semi 0,4 Breksi, Lempung
ArcGis, kemudian dari hasil perhitungan tersebut tertekan
dilakukan pembobotan nilai dengan Akuifer bebas 1 Pasir, Lempung,
perbandingan didasarkan kelas yang telah Batupasir tufan
ditentukan dalam pembobotan berdasarkan
Gambar 1 yaitu dari 0-1, 0 merupakan sangat
rendah dan 1 untuk kerentanan yang sangat
Penentuan nilai untuk akuifer bebas
tinggi.
berdasarkan pada karakteristik akuifer bebas
HASIL DAN PEMBAHASAN yang memiliki kecenderungan lebih dekat
Tingkat kerentanan airtanah terhadap dengan permukaan dan tidak memiliki akuitar.
pencemaran di Dataran Alluvial Kota Penentuan untuk akuifer semi tertekan
Semarang, dapat diketahui dengan analisis berdasarkan karakteristik akuifer semi tertekan
menggunakan metode GOD [5]. Parameter yaitu lapisan atas dibatasi oleh akuitar dan
yang digunakan meliputi jenis akuifer, jenis lapisan bawah dibatasi oleh akuiklud.

283
Dhana Hastuti, dkk Analisis Kerentanan Airtanah ...

Gambar 4. Peta jenis akuifer

Jenis Litologi Akuitar yang dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan


Jenis litologi akuitar merupakan salah satu nilai klasifikasi GOD lempung dan breksi
parameter yang dapat digunakan untuk analisis memiliki nilai lebih rendah dari pasir, yaitu 0,5
tingkat kerentanan airtanah terhadap dan 0,6 (Tabel 3). Pasir memiliki nilai lebih
pencemaran. Jenis litologi dapat diketahui besar dibandingkan lempung dan breksi, yaitu
berdasarkan kondisi bawah permukaan yang 0,7 (Tabel 3).
diperoleh dari hasil pengukuran resistivitas.
Daerah penelitian memiliki jenis litologi Tabel 3. Nilai parameter jenis litologi akuitar
akuifer yang terdiri dari top soil, pasir, dan Jenis Litologi Akuifer Nilai
breksi yang dapat ditunjukkan pada Gambar 4. Top Soil 0,5
Penentuan nilai jenis litologi akuitar Breksi 0,6
disesuaikan dengan acuan klasifikasi GOD Pasir 0,7

Gambar 5. Peta jenis litologi akuitar

Kedalaman Muka Airtanah Dangkal Kedalaman muka airtanah dangkal


merupakan salah satu parameter yang

284
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 277-290

digunakan untuk analisis tingkat kerentanan Kulon, dan Kelurahan Wonodri. Nilai
airtanah terhadap pencemaran. Data kedalaman parameter kedalaman muka airtanah dangkal.
muka airtanah dangkal diperoleh dari hasil
pengukuran sumur gali di Dataran Alluvial Tabel 4 Nilai parameter kedalaman muka airtanah
Kota Semarang. Hasil akhir parameter ini dangkal
merupakan peta kedalaman muka airtanah Kedalaman Muka Airtanah Nilai
dangkal. Dangkal (m)
Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat 10,1-20 0,7
bahwa kedalaman muka airtanah dangkal yang 5,1-10 0,8
rendah tersebar di sebagian Utara dan Timur 2,1-5 0,9
daerah penelitian dan bagian Timur Laut daerah <2 1
penelitian. Daerah yang memiliki kedalaman
muka airtanah dangkal tinggi tersebar di bagian Tabel 4 menunjukkan bahwa semakin
Selatan yang meliputi Kelurahan Wonosari, dangkal muka airtanah, maka semakin besar
Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan nilai kerentanan terhadap pencemaran.
Kembangarum, Kelurahan Bojongsalaman, Penentuan nilai kedalaman muka airtanah
Kelurahan Randusari, Kelurahan Kalibanteng dangkal disesuaikan dengan acuan klasifikasi
GOD yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 6. Peta kedalaman muka airtanah dangkal

Analisis Kerentanan Airtanah Terhadap Berdasarkan peta kerentanan airtanah


Pencemaran terhadap pencemaran (Gambar 6) bisa menjadi
Berdasarkan hasil metode GOD Indeks Gambaran secara umum wilayah rentan terhadap
Dataran Alluvial Kota Semarang termasuk pencemaran. Metode ini melihat dari segi litologi
kedalam tingkat kerentanan rendah hingga dan hidrogeologi, sehingga tidak dapat
tingkat kerentanan tinggi. Pembagian tersebut menunjukkan zat-zat yang mengkontaminasi
didasarkan dari hasil penggabungan ketiga airtanah dangkal.
parameter GOD (Tabel 5).

Tabel 5. Tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran dan persebarannya

285
Dhana Hastuti, dkk Analisis Kerentanan Airtanah ...

Nilai Tingkat Sifat Persebaran (Kelurahan)


kerentanan
0,1-0,3 Rendah Hanya dapat tercemar Mugassari, Pleburan, Wonodri,
oleh polutan tertentu Kalipancur Tambakaji, Ngaliyan,
yang dibuang secara Gisikdrono, Manyaran, Kalibanteng
menerus dalam jangka Kidul, Kembangarum, Kalibanteng
waktu yang realtif lama. Kulon, Lempongsari, Petompon,
Bendungan, Sampangan, Gajah
Mungkur.

Tabel 5. Lanjutan
Nilai Tingkat Sifat Persebaran
kerentanan
0,31-0,5 Menengah/sedang Dapat tercemar oleh Gemah, Palebon Kalicari, Lamper
sebagian polutan yang Lor, Peterongan, Lamper Kidul,
dibuang secara menerus. Gayamsari, Tambakrejo, Pandean
Lamper, Karangtempel, Kebonagung,
Bugangan, Rejomulyo, Sarirejo,
Rejosari, Kemijen, Krapyak,
Purwoyoso, Mangkang Wetan,
Mangkang Kulon, Randugarut,
Trimulyo, Terboyo Kulon, Terboyo
Wetan, Banjardowo, Karangroto,
Kudu.
0,51-0,7 Tinggi Dapat tercemar oleh Genuksari, Gebangsari, Muktiharjo
semua polutan, kecuali Lor, Sembungharjo, Penggaron Lor,
yang memerlukan daya Bangetayu Wetan, Kranggan,
serap. Kembangsari, Sekayu, Pindrikan
Kidul, Miroto, Gabahan, Panggung
Lor, Panggung Kidul, Dadapsari,
Bulu Lor, Plombokan, Krobokan,
Karangayu, Cabean, Bojongsalaman,
salaman Mloyo, Barusari, Bulustalan,
Ngemplaksimongan, Bongsari.

286
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 277-290

Gambar7. Peta kerentanan airtanah terhadap pencemaran

KESIMPULAN Kalicari, Lamper Lor, Peterongan,


Berdasarkan hasil analisis tingkat Lamper Kidul, Gayamsari, Tambakrejo,
kerentanan airtanah terhadap pencemaran di Pandean Lamper, Karangtempel,
Dataran Alluvial Kota Semarang dapat
Rejosari, Sarirejo, Kudu, Kebonagung,
disimpulkan sebagai berikut:
1. Parameter yang digunakan dalam analisis Bugangan, Trimulyo, Kemijen,
kerentanan airtanah terhadap pencemaran Krapyak, Purwoyoso, Mankang Wetan,
yaitu jenis akuifer, jenis litologi akuitar, Randugarut, Mangkang Kulon, Terboyo
dan kedalaman muka airtanah dangkal. Kulon, Terboyo Wetan, Banjardowo,
2. Kerentanan airtanah terhadap pencemaran dan Kelurahan Karangroto
di Dataran Alluvial Kota Semarang
REKOMENDASI
memiliki tingkat kerentanan airtanah Rekomendasi yang dilakukan untuk
terhadap pencemaran termasuk dalam meminimalkan kerentanan airtanah terhadap
kategori kerentanan rendah hingga tinggi. pencemaran yaitu: (a). Membatasi adanya
Berikut ini adalah persebaran daerah yang kegiatan yang berisiko tinggi untuk memperoleh
rentan berdasarkan kategori rendah, keuntungan ekonomi dan mengurangi bahaya
pencemaran lingkungan; (b). Melakukan
menengah dan tinggi:
tindakan hukum bagi operator dan pemegang
a. Daerah kerentanan airtanah terhadap perusahaan suatu industri, apabila mendirikan
pencemaran rendah tersebar di maupun tidak menggunakan prosedur yang baik
Kelurahan Mugassari, Pleburan, dalam pengolahan limbah industri; (c).
Wonodri, Kalipancur Tambakaji, Melakukan pemantauan airtanah secara berkala
Ngaliyan, Gisikdrono, Manyaran, meliputi kualitas dan kuantitas airtanah; (d).
Kalibanteng Kidul, Kembangarum, Menambah kawasan terbuka hijau untuk
mengurangi pencemaran dan terbentuk ruang
Kalibanteng Kulon, Lempongsari,
resapan air tanah; (e). Melakukan proses
Petompon, Bendungan, Sampangan, pengawasan pembuangan air limbah; (f). Adanya
dan Kelurahan Gajah Mungkur. sosialisasi terkait pengelolaan air limbah rumah
b. Daerah kerentanan airtanah terhadap tangga; (g). Adanya kebijakan yang tepat
pencemaran menengah atau sedang (perencanaan kota dan daerah) terkait pemberian
tersebar di Kelurahan Gemah, Palebon izin penggunaan lahan sebagai kawasan industri.

287
Dhana Hastuti, dkk Analisis Kerentanan Airtanah ...

DAFTAR PUSTAKA [9]. Kruseman, G.P. dan de Ridder., N.A.


[1]. Pemerintah Kota Semarang (2015) (2000) Analysis and Evaluation of
Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Pumping Test Data, Second Edition,
Tahun 2015 tentang Rencana Kerja International Institute for Land
Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Reclamation and Improvement, The
Semarang Tahun 2016, Semarang. Netherlands.

[2]. Volentino, D. (2013) Kajian Pengawasan [10]. Widiastuti, A.P. dan Widyastuti (2012)
Pemanfaatan Sumberdaya Air Tanah di Zonasi Kerentanan Airtanah Bebas
Kawasan Industri Kota Semarang, Jurnal terhadap Pencemaran dengan Metode
Wilayah dan Lingkungan, Vol.1, No.3, APLIS di Kecamatan Wonosari Kabupaten
265-274. Gunung Kidul, Jurnal Bumi Indonesia,
Vol. 1, No. 2, 38-46.
[3]. Thanden, R.E., Sumadirdja, H., Richards,
P.W., Sutisna, K., dan Amin, T.C. (1996) [11]. Abdelmadjid, B. dan Omar, S. (2013)
Peta Geologi Lembar Magelang dan Assessment of groundwater pollution by
Semarang, Jawa, Edisi ke-2, Pusat nitrates using intrinsic vulnerability
Penelitian dan Pengembangan Geologi, methods: A case study of the Nil valley
Bandung. groundwater (Jijel, North-East Algeria),
African Journal of Environmental Science
[4] Wicaksono, D., dan Nurjani, E. (2013) and Technology, Vol. 7, No. 10, 949-960.
Kajian Kerentanan Airtanah Bebas
Terhadap Pencemaran di Kawasan Pesisir [12]. Foster, S.S.D dan Hirata, R. (1988)
Parangtritis Kabupaten Bantul Daerah Groundwater pollution risk assessment–a
Istimewa Yogyakarta, Jurnal Bumi methodology using available data, Lima,
Indonesia, Vol. 2, No.3, 37-46. WHO-PAHO-CEPIS Publication, Lima,
Peru.
[5]. Foster, S.S.D. (1987) Fundamental
Concepts in Aquifer Vulnerability, [13]. Prapitari, A. dan Yulianto, T. (2013)
Pollution Risk and Protection Penggunaan Metode Resistivitas
Strategy,Vulnerability of Soil and Resistivitas 3-Dimensi untuk Mengetahui
Groundwater to Pollutants; 38, TNO Sebaran Limbah di TPA Jatibarang Kota
Commission on Hydro Res, Proc. and Semarang, Youngster Physics Journal,
Inform., Hague, 69–86. Vol. 1, No. 4, 59-70.

[6]. UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber [14]. Salinita, S., Surachman, M., Nusantara, E.,
Daya Air. Bahtiar, A., Mulyadie, D., Sutisna,A.,dan
Satriya, B. (2010) Penelitian Penyebaran
[7]. Kodoatie, R.J. (2012) Tata Ruang Air Mineralisasi Marginal dengan
Tanah, Andi, Yogyakarta. Menggunakan Alat Geolistrik Supersting
R8/IP, Laporan Akhir, Kelompok Program
[8]. Putranto, T.T. dan Kuswoyo, B. (2008) Penerapan Teknologi Penambangan
Zona Kerentanan Airtanah terhadap Mineral dan Batubara, Pusat Penelitian dan
Kontaminan dengan Metode DRASTIC, Pengembangan Teknologi Mineral dan
TEKNIK, Vol. 29, No. 2, 110-120. Batubara, Bandung.

288
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 277-290

[15]. Telford, W.M., Geldart, L.P., dan Sheriff, Metode Schlumberger, Teknik, Vol. 29,
R.E. (1990) Applied Geophysics, Second No. 2, 120-128.
Edition, Cambridge University Press,
Cambridge. [18]. Loke, M.H. (2000) Electrical imaging
surveys for environmental and engineering
[16]. Nurhidayah (2013) Aplikasi Metode studies, A practical guide to 2-D and 3-D
Geolistrik untuk Mengetahui Pencemaran surveys,
Limbah Pabrik di Sekitar Sungai di Daerah www.geo.mtu.edu/~ctyoung/LOKENOTE
Genuk, Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas .PDF, Agustus 2000, diakses 19 April 2016
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang, Semarang. [19]. Wijaya, L., 2009, Identifikasi Pencemaran
Airtanah dengan Metode Resistivitas di
[17]. Broto, S. dan Afifah, R.S. (2008) Wilayah Ngringo Jaten Karanganyar,
Pengolahan Data Geolistrik dengan Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

289

Anda mungkin juga menyukai